Formulasi Tablet
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Tablet
B. Tujuan Praktikum
Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang formulasi sediaan tablet / Tablet dan
kontrol kualitasnya.
C. Tinjauan Pustaka
Salah satu bentuk sediaan farmasi yang sering dijumpai adalah tablet. Tablet merupakan salah
satu sediaan yang banyak mengalami perkembangan dari segi formulasi. Beberapa keuntungan
sediaan tablet diantaranya sediaan lebih kompak, biaya pembuatannya lebih murah, dosisnya tepat,
pengemasannya mudah, sehingga penggunaannya lebih praktis jika dibandingkan dengan sediaan
lain. (Lachmanet al, 1994).
Metode pembuatan tablet dapat dilakukan dengan cara kempa langsung dangranulasi.Pada
metode granulasi basah dilakukan penambahan cairan pengikat. Cairan pengikat yang digunakan
harus bersifat non toksik dan mudah menguap sehingga mudah diuapkan dalam pengeringan. Cairan
yang digunakan dapat berupa air, etanol, turunan selulosa, larutan gelatin, mucilage amili dan
lainnya.(Armstrong, 1994)
Pada proses pembuatan tablet diperlukan bahan tambahan yang meliputi bahan pengisi,
bahan pengikat, bahan pelicin, dan bahan penghancur. Zat tambahan diperlukan untuk
mendapatkan kualitas sediaan yang memenuhi persyaratan formulasi.
Salah satu zat tambahan yang memiliki peran khusus dalam formulasi sediaan tablet yaitu
bahan pengikat. Bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah
granulat. Kekompakan tablet selain dipengaruhi oleh tekanan pada saat kompresi juga dipengaruhi
oleh bahan pengikat. Pemilihan bahan pengikat bergantung kepada sifat fisika dan kimia dari bahan
obat, daya ikat yang diperlukan dan tujuan pemakaian obatnya (DepkesRI,1979).
Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan eksipien atau bahan penolong.
Salah satu bahan tambahan yang penting dalam pembuatan tablet adalah bahan pengikat. Bahan
pengikat ini dimaksudkan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet, sehingga bahan
pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam sebuah butir granulat. Dalam
penelitian ini digunakan gelatin dengan kadar 5%, 7,5%, 10% sebagai bahan pengikat, Karena
dibandingkandenganpengikatlain sepertitragakan ,gomarab,polivinil pirolidon, gelatin bersifat lebih
baik karena tidak mudah terkontaminasi seperti tragakan dan gomarab sementara polivinil pirolidon
bersifat hidroskopis. Kelebihan dari gelatin adalah dapat meningkatkan warna,bau, rasa sediaan
serta lebih ekonomis dan tidak bereaksi dengan hamper semua obat
Penggunaan bahan pengikat yang berpengaruh terhadap sifat fisik tablet dilihat berdasarkan
hasil pemeriksaan sifat fisik geranul tablet .Pemeriksaan sifat fisik granul terdiri dari uji sifa talir.Uji
sifat alir dilakukan dengan metode tidak langsung meliputi uji sudut diam, pengetapan dan
kompresibilitas. Pada uji sudut diam, ditimbang 100g granul, dimasukkan kedalam corong alat uji
yang bagian bawahnya tertutup. Dibuka penutupnya dan dibiarkan seluruh granu lmengalir
.Selanjutnya dihitung sudut diam granul (Lachman, 1994).
Sedangkan pemeriksaan sifat fisik tablet dilakukan dengan mengamati penampilan fisik tablet
yang dihasilkan, dimana tidak terjadi capping, cracking, picking dan karakteristik lain yang
menandakan adanyakerusakan tablet (Siregar, 2010).
Pemeriksaan sifat fisik tablet terdiri dari pengujian organoleptis, keseragaman ukuran,
keseragaman bobot, kekerasan tablet,kerapuhan tablet,dan waktu hancur. Pengujian organol eptis
yang dilakukan meliputi pemeriksaan terhadap keseragaman warna,bentuk permukaan, bau, rasa,
dan adatidaknya kerusakan fisik.
BAB II
CARA KERJA
Perhitungan :
1. Theophylin : 200 tab = 100 mg x 200 = 20.000 mg/ 20 g
2. Laktosa : 500 mg – (100mg + 100 mg + 10 mg + 18 mg + 2 mg)
: 1 tab = 500 mg -230 mg =270 mg
: 200 tab = 270 mg x 200 = 54.000 mg/54g
3. avicel 102 : 200 tab = 100 mg x 200 = 20.000 mg/20g
4. Amylum : 10/100 x 100 ml = 10 mg untuk 200 tablet maka 10 mg x 200 = 2.000 mg/ 2g
5. talk : 1 tab = 9/10 x 20 mg = 18 mg
: 200 tab = 18mg x 200 = 3.600 mg/ 3,6 g
6. Mg stearat : 1 tab = 1/10 x 20 mg = 2 mg
: 200 tab = 2 mg x 200 = 400 mg /0,4g
H. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengukuran waktu alir
Penimbangan granul 20 mg
Perhitungan :
Rerata waktu alir = (7,03 + 7,25 + 7,13) : 3 = 7,13 dt.
1. Berat granul = 20gram
Waktu alir = 7,03 dt
Kecepatan alir = 20gram/7,03 dt = 2,84 g/dt
Interpretasi hasil :
Syarat Keterangan
10 g/dt memenuhi
b. Hasil pengukuran sudut diam
c. Penimbangan granul : 20
gram
Perhitungan :
Rerata tinggi kerucut = (3,5+3,6+3,5):3 = 3,53
Rerata diameter unggun granul (d) = (11,6+11,5+11,65): 3 = 11,6
Rerata diameter unggun granul (r) = (5,8 + 5,775 + 5,825 ):3 = 5,79
Interpretasi hasil :
Syarat Keterangan
syarat 30-40 Sedang
d. Hasil pengukuran tap density
Nilai Kompresibilitas
Uji Vo (mL) M Vk rk ro C%
(Massa)
Hasil Uji 100 68,50 89 0,76 0.68 10,25%
Perhitungan :
1. T% = (Vo-Vt)/ Vo x 100%
= (100 ml – 89 ml)/ 100 ml x 100% = 11%
2. Nilai rk = M/ Vk =68,50/ 89 = 0,76
3. Nilai r0 = M/V0 = 68,50 /100 = 0,68
4. Nilai C = rk – r0 / rk x 100% = 0,76- 0, 68/ 0,76 X 100% = 10, 52%
Interpretasi hasil :
Syarat Keterangan
5-15 Sangat baik
2. EvaluasiTablet
a. Organoleptis
b. KeseragamanBobot
Perhitungan :
x́ =
∑x
n
10529,9mg
=
20
= 526,49mg
SD = 111,43
SD
CV (%) = 100 %
x́
111,43
= 100 %
526,49
= 21,164%
c. Ujikekerasan
Perhitungan :
x́ = 11,648
SD = 0,685
SD
CV = x 100%
x́
0,685
= x 100%
11,648
= 5,88%
Kekerasan tablet = ( x́ ± SD)
= (11,648 ± 0,685)
= 10,963 atau 12,333
d. UjiKerapuhan
Perhitungan :
x́ = 1,91%
SD = 0,02
SD
CV (%) =
x
0,02
= x 100%
1,91
= 1,047 %
( Bobot Sebelum )−(Bobot Sesudah)
Kerapuhan = X 100%
(Bobot Sebelum)
( 10,97 g )−(10,88 g)
a. Kerapuhan = X 100%
(10,97 g)
= 0,82%
( 11,03 g )−(10,57 g)
b. Kerapuhan = X 100%
(11,03 g)
= 4,17%
( 11,14 g ) −(11,05 g)
c. Kerapuhan = X 100%
(11,14 g)
= 0,80%
e. Uji Waktu Hancur
Perhitungan :
x́ =1,23
SD = 0,026
SD
CV = 100 %
x́
0,026
= = 2,11 %
1,23
BAB III
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah Theophyllin sebagai
zat aktif. Theophyllin juga dikenal sebagai dimethylxanthine, Sebagai anggota
keluarga xanthine, yang mempunyai kesamaan struktural dan farmakologis
terhadap kafein. Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma
dan penyakit paru obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut
pada penyakit paru obstruktif kronik.
Dalam pembuatan tablet ini metode yang digunakan adalah metode granulasi
basah karena theophyllin memiliki sifat tahan pemanasan dan stabil terhadap
lembab. Selain itu, dengan menggunakan metode granulasi basah, akan dihasilkan
tablet yang lebih baik dan dapat disimpan lebih lama dibanding dengan cara
granulasi kering. Metode granulasi basah dilakukan terlebih dahulu dengan
penambahan zat pengisi laktosa dan penambahan bahan pengikat mucilago amili
10% serta penambahan bahan pengisi Avicel 102 sampai menjadi massa granul
yang baik baru kemudian diayak. Massa granul yang sudah diayak kemudian
dikeringkan dengan alat FBD (Fluid Bed Dryer) untuk mencegah terjadinya
binding dan sticking yang disebabkan masih adanya kandungan air di dalam
granul. Setelah kering granul diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran
yang sama rata dan ditambahkan bahan pelicin Talk : Mg stearat (9:1) 4% yang
berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga untuk
mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Kemudian dicetak menjadi tablet
dengan mesin pencetak.
Untuk evaluasi granul hasil pengukuran waktu alir granul dengan
menimbang 20 gram, waktu alir didapatkan data 1. 7,03, 2. 7,25, 3. 7,13 dengan
rerata 7,13 kemudian kecepatan alir didapat data 1. 2,84, 2. 2,75, 3. 2,80 dengan
rerata 2,79 (g/dt) interpretasi hasil dengan syarat 10 g/dt hasil rerata kecepatan alir
2,70 g/dt jadi kurang dari 10 g/dt maka hasilnya memenuhi kemudian hasil
pengukuran sudut diam dengan menimbang granul sebanyak 20 gram. Uji sudut
diam rerata tinggi kerucut didapatkan hasil 3,53, rerata diameter unggun granul(d)
dengan hasil 11,6 dan rerata diameter unggun granul (r) 5,79, kemudian untuk
Tinggi kerucut (h) = 3,5cm dengan Diameter unggungranul = 5,8cm hasilnya
ß=31,089o, Tinggi kerucut (h) = 3,6cm dengan Diameter unggungranul = 5,775cm
hasilnya ß=31,922o, Tinggi kerucut (h) = 3,5cm dengan Diameter unggungranul =
5,825cm hasilnya ß= 31,005o, dan Tinggi kerucut (h) = 3,53 cm dengan Diameter
unggungranul = 5,8 cm hasilnya ß= 31,299o, dengan syarat 30-40 hasil 31,
299omaka interperetasi hasil sedang. Kemuadian Hasilpengukurantap
densitydengan Volume awal 100 mL, beratawal 68,5 gram didapt hasil T% =
11%, nilai rk 0,76, nilai r0 0,68 dan nilai C 10,52%, dengan syarat 5-15 dengan
hasil 10,52% maka interperetasi hasil sangat baik.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tablet memiliki kecepatan waktu alir
granul 2,70 g/dt dapat dikatakan memenuhi syarat. kemudian hasil pengukuran
sudut diam dengan menimbang granul sebanyak 20 gram, dengan sayarat 30-40
hasil 31, 299omaka interperetasi hasil sedang. Hasil pengukuran tap density
dengan Volume awal 100 mL, dengan syarat 5-15 dengan hasil 10,52% maka
interperetasi hasil sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia .Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Nur Fadhilah Ira,Saryanti Dwi. 2019. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan
Tablet Ekstrak Buah Pare (MomordicacharantiaL.) Secara Granulasi
Basah. SMART MEDICAL JOURNAL (2019)Vol.2No.1.eISSN:2621-0916.