Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Monica (PO.71.39.1.18.020)
2. Nabila Putri Rizqi (PO.71.39.1.18.022)
3. Nurlaila Hadiyaningsih (PO.71.39.1.18.023)
4. Oka Selviana (PO.71.39.1.18.024)
5. Oktarisa (PO.71.39.1.18.025)
6. Picky Pernanda (PO.71.39.1.18.026)
Kelas :
Reguler II A
Dosen Pembimbing :
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes
Nilai Paraf
II. PRINSIP
Prinsip pembuatan sediaan tablet dengan cara granulasi basah
C. Kriteria Tablet
1. Harus mengandung zat aktif dan nonaktif yang memenuhi
persyaratan.
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau
mekanik
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
7. Bebas dari kerusakan fisik
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu
tertentu
10. Tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku
2. Kerugian
a. Beberapa pasien tidak dapat menelan tablet
b. Formulasi tablet cukup rumit
c. Zat aktif yang hidroskopis mudah untuk rusak
d. Kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa
pahit/ tidak enak dari obat
3. Kempa Langsung
Metode cetak langsung ini digunakan untuk bahan-bahan
yang memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat
kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam
mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering (Ansel,
1985).
Kempa langsung digunakan untuk memperkenalkan
pengempaan senyawa kristalin tunggal yang mempunyai sifat
aliran dan kompresibilitas baik seperti natrium klorida, natrium
bromida, atau kalium bromida, menjadi satu padatan tanpa
penambahan zat-zat lain. Kempa langsung dapat menghindari
banyak masalah yang timbul pada granulasi basah maupun kering.
(Siregar, 2010).
5. Filming
Adanya kelembaban yang tinggi dan suhu tinggi akan melelehkan
bahan dengan titik lebur rendah seperti lemak/ wax. Bisa juga
karena punch kehilangan pelican. Hal ini dapat diatasi dengan
mengencerkan bahan yang bertitik leleh rendah dengan bahan yang
titik lelehnya tinggi sehingga mengurangi penempelan.
6. Chipping dan Cracking
Pecahnya tablet disebabkan karena alat dan tablet retak di bagian
atas karena tekanan yang berlebih.
7. Binding
Kesulitan mengeluarkan tablet karena lubrikan yang tidak cukup.
8. Mottling
Distribusi za warna yang tidak homogeny. Penyebabnya adalah
migrasi zat warna yang tidak seragam (atas kering duluan yang
bawah masih basah).
2. Pengikat
Zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam
formulasi tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel–
partikel serbuk dalam masa tablet yang diperlukan untuk
pembentukkan granul dan kemudian untuk pembentukan massa
menjadi kompak dan padat yang disebut tablet, pengikat dapat
dibagi dua :
a. Pengikat kering (binder), pengikat kering ditambahkan
kedalam massa kering. Contoh, bahan kering yang sering
digunakan:
1) Acasia 2-5 %
2) Derivat selulosa 1-5 %
3) Sukrosa 2-25 %
b. Pengikat Basah ( Adhesive), ditambahkan dalam bentuk
larutan atau suspensi, contoh pengikat basah yang sering
digunakan:
1) Derivat selulosa 1-5 %
2) Gelatin 1-5 %
3) Pasta amylum 1-5 %
4) Natrium Alginat 2-5 %
3. Penghancur
Zat inert secar farmakologi yang ditambahkan pada massa
untuk membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran
cerna, zat disintegran dapat ditambahkan sebagai fasa dalam yang
disebut sebagai fasa dalam yang disebut sebagai bahan internal dan
sebagai fasa luar yang disebut bahan eksternal.
a. Amylum/Kanji
b. Mikrokristalin Selulosa
c. Explotab
d. Kombinasi Asam (Tablet Effervesescent)
4. Pelincir
Zat yang memungkinkan aliran bahkan memasuki cetakan
tablet dan mencegah melekat nya bahan pada punch dan die
membuat tablet menjadi bagus dan mengkilap. (Ansel hal 246-247)
a. Talcum
b. PEG
c. Asam Stearat
d. Mg Stearat
5. Pewarna
Pemberi rasa dan pemanis , penggunaan zat warna dan
pemanis digunakan untuk menutupi warna obat yang kurang baik ,
(dentifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi
lebih menarik). Dibentuknya rasa , agar dapat mengurangi rasa
pahit , khusus yang sulit menelan tablet dan member rasa untuk
tablet kunyah. (Lachman hal 679-704)
H. Kontrol Kualitas
Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum,
selama dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan (in
process control/IPC), meliputi antara lain :
1. Pemeriksaan Sediaan Sebelum Tabletting
a. Kualitas formulasi bahan yang dipakai
b. Homogenitas campuran obat dengan bahan tambahan setelah
proses pencampuran
c. Kualitas granul : fluiditas, moisture content (MC), distribusi
ukuran partikel dan kompressibilitas
c. Keseragaman Bobot
Dilakukan pemeriksaan 20 tablet, dihitung rata-rata dan
standard deviasi relatif (RSD).
Syarat :
1) Tablet dengan bobot < 130 mg, max RSD 10 %
2) Tablet dengan bobot 130 – 324 mg, max RSD 7,5 %
3) Tablet dengan bobot > 324 mg, max RSD 5%
d. Kekerasan Tablet
Diperiksa dengan alat Hardness Tester, yang prinsipnya
mengatur tekanan yang dibutuhkan untuk memecah satu tablet
yang diletakkan dalam alat tersebut. Gunanya untuk
mengetahui ketahanan tablet bila mengalami benturan selama
proses pengemasan dan transportasi. Tablet yang baik
kekerasan : min 4 kg
e. Kerapuhan Tablet
Diperiksa dengan alat Friabilator Tester, prinsipnya
dengan mengukur prosentase susut berat tablet setelah diputar
dalam alat tersebut selama 4 menit (rpm 25) atau 100 putaran.
f. Waktu Hancur
Ditentukan dengan alat Disintegration tester, prinsipnya
sejumlah tablet (6 tablet) dimasukkan dalam air atau medium
lain dengan suhu 37o C, dinaik-turunkan, diukur waktunya
sampai semua tablet hancur. Syarat : jika tidak disebutkan lain,
tidak boleh lebih dari 15 menit.
2) Alat 2
Sama dengan alat 1, hanya keranjangnya diganti dengan
pedal/dayung (paddle) yang berbentuk pisau dan tongkat
sebagai elemen pengaduk.
IV. PREFORMULASI
A. Formulasi Acuan
Sumber : Musa, H., Gambo, A., Bhatia, P.G., Gwarzo, M.S. 2011.
Evaluation of Tablets Binding Properties of Digitaria Iburua Starch in
Paracetamol Tablets Formulaton. Intenational Journal of Current
Pharmaeutical Research ISSN-0975-7066. Vol 3 Issue 2.
B. Formulasi Modifikasi
I. Formulasi Usulan
No Nama Bahan Jumlah/ tablet Fungsi
3 Gelatin 5% Pengikat
2. Gelatin
Pada sediaan ini Gelatin berfungsi sebagai pengikat. Digunakan
dalam konsentrasi 5%.
3. Mg stearate
Pada formula ini digunakan sebagai lubrikan . Mg stearate
dipilih karena merupakan lubrikan yang paling efektif dan digunakan
secara luas dan memiliki daya lubrikan yang baik, telebih jika
dikombinasikan dengan talk (Agoes, 2008).
4. Talkum
Talkum adalah bahan pelincir yang sangat menonjol. Talkum
memiliki keunggulan antara lain berfungsi sebagai bahan pengatur
aliran, bahan pelincir dan bahan pemisah cetakan (Voight, 1995).
Talc berfungsi sebagai glidan yang memperbaiki masa granul dan
sebagai anti adheran untuk mencegah melekatnya masa tablet pada
cetakan. Sebagai glidan digunakan talc dengan kadar 1 % dan
sebagai anti adheran dengan kadar 1 %. Talc merupakan material
yang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.
b. Farmakodinamik
Efek analgesic Paracetamol serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang
diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat. Efek
antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu Paracetamol
tidak digunakan sebagai antireumatik.
Paracetamol merupakan penghambat biosintesis
prostaglandin yang lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarahan
lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian juga gangguan
pernafasan dan keseimbangan asam basa.
c. Farmakokinetik
Paracetamol mudah diserap melalui saluran pencernaan.
Paracetamol didistribusikan ke hampir seluruh cairan tubuh
melintasi plasenta dan keluar melalui ASI. Ikatan protein plasma
dapat diabaikan pada konsentrasi terapeutik normal, namun
dapat meningkat dengan peningkatan konsentrasi. Waktu paruh
eliminasi dari Paracetamol bervariasi antara satu sampai tiga
jam. Kadar maksimum paracetamol dalam plasma dicapai dalam
waktu 30 menit setelah pemberian.
Paracetamol dimetabolisme terutama di hati, dan
dieksresikan dalam urine terutama sebagai glukuronida dan
sulfat konjugat. Kurang dari 5% diekskresikan dan masih dalam
bentuk paracetamol. Sebuah metabolit dihiroksilasi kecil (N-
acetyl-p benzokuinoneimine), biasanya diproduksi dalam jumlah
sangat kecil oleh sitrokom P450 isoenzim (terutama CYP2E1
dan CYP3A4) di hati dan ginjal. Hal ini biasanya didetoksifikasi
oleh konjugasi dengan glukation tetapi mungkin menumpuk
setelah over dosis paracetamol dan menyebabkan kerusakan
jaringan.
Nama : Paracetamol
Nama Lain : Acetaminophen
Nama Kimia : n-acetil-4-aminofenol
Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak bau, rasa pahit
(FI ed III hal 32)
Suhu Lebur : 1690 C – 1720 C
pH : 5,3 – 6,5 (Codek hal 988)
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, 7 bagian etanol,
13 bagian aseton, 40 bagian gliserol, 9
bagian propilen glikol, larut dalam larutan
alkali hidroksida
Stabilitas :
Terhidrolisis pada pH minimal 5-7
Stabil pada temperatur 450 C (dalam
bentuk serbuk)
Dapat terdegradasi oleh quinominim
dan terbentuk warna pink, cokelat dan
hitam
Relatif stabil terhadap oksidasi
Menyerap uap air dalam jumlah tidak
signifikan pada suhu 250 C dan
kelembaban 90%
Tablet yang dibuat granulasi basah
menggunakan pasta gelatin tidak
dipengaruhi oleh kelembaban tinggi
dibandingkan menggunakan povidon
(Codek hal 988)
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon
dan rayon (Codek hal 988)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya (FI ed IV hal 650)
b. Amylum
Nama : Amylum
Sinonim : Pati
Nama Kimia : Starch (9005-25-8)
Pemerian : serbuk halus warna putih sampai putih tua,
tidak bau, tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol 96% dan
dalam air dingin. Pati mengembang
seketika dalam air sekitar 5-10% pada suhu
3780 C. Pati menjadi larut dalam air panas
pada suhu di atas suhu gelatinasi
Stabilitas : pati kering stabil jika dilindungi dari
kelembaban tinggi. Pati dianggap sebagai
bahan kimia dan mikrobiologi pada kondisi
penyimpanan di bawah normal. Larutan
amylum atau pasta amylum tidak stabil dan
mudah dimetabolisme oleh
mikroorganisme, karena itu untuk granulasi
basah harus selalu dibuat baru. Pati harus
disimpan dalam wadah kedap udara di
tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas : pati tidak kompatibel dengan zat
pengoksidasi kuat
Penyimpanan : dalam tempat sejuk dan kering
Kegunaan : desintegran 3-25%
c. Gelatin
Nama : Gelatin
Sinonim : Gelatinum
Pemerian : lembaran, kepingan, serbuk atau butiran,
tidak berwarna atau kekuningan pucat, bau
dan rasa lemah.
Kelarutan : jika direndam dalam air mengembang dan
menjadi lunak, berangsur-angsur menyerap
air 5 sampai 10 kali bobotnya, larut dalam
air panas dan jika didinginkan terbentuk
gudir, praktis tidak larut dalam etanol 95%
P, dalam kloroform P dan dalam eter P, larut
dalam campuran gliserol P dan air, jika
dipanaskan lebih mudah larut, larut dalam
asam asetat P
Stabilitas : gelatin serbuk stabil di udara, gelatin berair
juga stabil jika disimpan dibawah kondisi
dingin dan steril. Pada suhu 7500 C, larutan
gelatin berair dapat mengalami depolarisasi
perlahan dan pengurangan kekuatan gel
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan asam atau basa,
gelatin juga merupakan protein yang dapat
dihidrolisa oleh sistem proteulitis. Gelatin
juga bereaksi dengan aldehida dan gula
aldehida, polimer anion dan kation
elektrolit, ion logam, plastizizier, pengawet
dan surfaktan. Diendapkan oleh alkohol,
kloroform, eter, garam merkuri, dan asam
fenat
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pengikat
d. Talcum
Nama : Talk
Sinonim : Talcum Venetum
Nama Kimia : Talk (14807-96-6)
Pemerian : sangat halus, warna putih sampai putih
keabu-abuan, tidak berbau, berkilat mudah
melekat pada kulit dan bebas dari butiran
Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut
Stabilitas : talk merupakan bahan yang stabil, dapat
disterilisasi dengan pemanasan sampai 1600
C tidak kurang dari 1 jam. Dapat juga
disterilkan dengan gas etilen oxide atau
gama radiasi
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan kandungan
ammonium kwartener
Penyimpanan : talk harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan tempat kering
Kegunaan : Glidan (1,0%-10%)
Struktur kimia : .
Dilebihkan 20% =
= 120 tablet
3. Bobot seluruh = 600 mg x 120 tab = 72000 mg
a) Acetaminophen = 500 mg x 120 tab = 60000 mg
b) Gelatin = 5/100 x 72000 = 3600 mg
Pasta Gelatin yang akan dibuat = 100/5 x 3600 mg=
= 72000 mg
Air = 72000 – 3600 = 68400 mg
= 68,4 gram = 68,4 ml = 68 ml + 8 tts
c) Amylum Oryzae = 10/100 x 72000 = 7200 mg
d) Mg Stearat = 0,2/100 x 72000 = 144 mg
e) Talcum = 2/100 x 78000 = 1440 mg
b. Penimbangan Bahan
1. Acetaminophen = 60000 mg
2. Gelatin = 3600 mg
3. Air = 68 ml + 8 Tetes
4. Amylum Oryzae = 7200 mg
5. Mg Stearat = 144 mg→150 mg
6. Talcum = 1440 mg→1450 mg
Alat Bahan
1. Mortir 14. Acetaminophenum
2. Stamper 15. Mg stearat
3. Gelas ukur 16. Gelatin
4. Erlenmeyer 17. Amylum Oryzae
5. Baker glass 18. Talc
6. Corong gelas 19. Aquadest
7. Botol warna coklat
(beserta tutup)
8. Neraca analitik gram
9. Neraca analitik
miligram
10. Anak timbangan
11. Sendok spatula
12. Perkamen
13. Pemanas air ( kompor
gas dan tabung gas )
d. Uji Kompresibilitas
Timbang 100 gr granul masukkan kedalam gelas ukur
dan dicatat volumenya, kemudian granul dimampatkan
sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji
seblum dimampatkan (Vo) dan volume setelah dimampatkan
dengan pengetukan sebanyak 500 kali (V).
Perhitungan I = Vo - V/Vo x 100% (Aulton, 1988;
Liebermann & Lachman, 1986)
2. Evaluasi Tablet
a. Keseragaman Ukuran
Ukuran tab meliputi diameter dan ketebalan. Ketebalan harus
terkontrol sampai perbedaan 5% dari nilai rata-rata
b. Keseragaman bobot
Timbang 20 tab, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang
satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tab yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A
dan tidak boleh satu tablet pun yang boleh menyimpang dari bobot
rata-rata pada kolom B, jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan
tidak boleh menyimpang dari bobot rata-rata pada kolom A ataupun
B
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata (%)
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26-150 mg 10% 20%
151-300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
c. Kekerasan tablet
Tablet harus mempunyai kekerasan tertentu serta dapat
bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat
pembuatan, pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa
digunakan adalah hardness tester (Banker and anderson, 1984)
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Lampiran
1. Desain Kotak
2. Desain Etiket
3. Desain Etiket