“INJEKSI PYRIDOXINE”
Disusun Oleh:
Stefanye 20482011175
II. Injeksi
Obat suntik (injeksi) adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk
dimasukkan kedalam tubuh secara langsung atau melalui kulit, mukosa atau
selaput. Umumnya berbentuk larutan dalam air, tapi dapat juga berbentuk
suspensi dalam air/minyak, emulsi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian obat suntik dipilih
karena alasan-alasan sebagai berikut:
1. Bila pasien dalam keadaan tidak bisa menelan atau muntah-muntah.
2. Bila dipindahkan kerja obat/ aksi obat yang cepat.
3. Bila obat dirusak enzim pencernaan.
Beberapa caramenghitung tonisitas:
1. Konsentrasi molekuler.
2. Konsentrasi ion.
3. Faktor disosiasi.
4. Penurunan titik beku.
5. Ekivalensi NaCl.
Syarat-syarat untuk obat suntik:
1. Steril.
2. Jernih.
3. Bebas Pyrogen.
4. Tidak iritasi atau sakit pada waktu penyuntikan.
5. Sedapat mungkin isotonis tapi tidak boleh hipotonis.
6. Stabil pada penyimpanan.
Pyrogen adalah hasil metabolisme dari mikroorganisme berupa
polisakarida yang mengandung N dan P yang dalam jumlah tertentu
bila disuntikan kedalam tubuh akan menimbulkan demam. Pyrogen
bisa berasal dari pelarut (terutama air), alat-alat yang digunakan,
bahan obat (terutama NaCl dan dektrose) dan udara. Macam-
macam Cara Penyuntikan, Yaitu:
1. Injeksi Intrakutan/Intradermal.
2. Injeksi Subkutan.
3. Injeksi Intramuskular
4. Injeksi Intravena.
5. Injeksi Intraarterium.
6. Injeksi Intrakardiak.
7. Injeksi Intraspinal.
8. Injeksi Intraartikular.
9. Injeksi Subkonjungtiva.
10. Injeksi Intraperitoneal.
11. Injeksi peridural
III. Pemerian zat aktif dan eksipien (Preformulasi zat aktif dan eksipien)
a) Pyridoxin HCL (FI edisi III )
Titik leleh: Jarak lebur antara 204⁰ dan 208⁰, disertai peruraian
1h = 50-150 mg
Daftar obat
B = - 0,833 % = Hipertonis
Metode ekivalensi NaCl
a. Ekivalensi NaCl
tb zat 0,20
E = tb NaCl = 0,576 = 0,347
b. Zat Aktif
5g
5% = 100 mL x 53 mL = 2.65 g
c. Kesetaraan NaCl
2,65 x 0,347 = 0,919 g
d. NaCl 0,9 %
0,9
= 100 mL X 53 mL = 0,477 g
b. Karbon adsorben
0,1 g
= 100 mL x 53 mL=0,053 g=53 mg~ 0,053 g
Wadah
No. Nama Alat Jumlah Cara sterilisasi
(lengkap)
1. Vial 5 Oven 180°C 30 Menit
Bahan
No. Nama Bahan Cara Sterilisasi (lengkap)
Sterilisasi Alat
1. Bersihkan alat-alat yang akan digunakan sesuai daftar alat.
2. Alat-alat yang akan digunakan dibungkus menggunakan aluminium
foil atau kertas perkamen.
Grade C 3. Alat-alat disterilisasi sesuai dengan kompatibel alat-alat tersebut:
a. Autoklaf 1210C selama 15 menit
b. Oven 1800 C selama 30 jam
Evaluasi sediaan :
1. uji organoleptis
Uji organoleptis dilakukkan dengan mengamati bau, warna, bentuk,
dan konsistensi.
Parameter : sediaan injeksi yang dihasilkan yaitu tidak berbau, bentuk
larutan dengan warna bening atau jernih dan konsistensi cair yang
dapat menetes.
2. uji Kejernihan
Diletakkan wadah sediaan yang berisi cairan injeksi didalam kotak
berlatar hitam dan putih dibagian dalamnya. Lalu, disinari dengan
lampu pada kedua latar.
Parameter : sediaan injeksi dapat dikatakan jernih jika kejernihannya
sama dengan air atau pelarut yang digunakan
3. evaluasi pH
Penetapan pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH meter.
Dengan cara kertas pH meter dicelupkan ke dalam sediaan injeksi
kemudian dicocokkan kertas pH meter dengan indikatornya sehingga
diperoleh pH akhir.
Parameter : Sediaan injeksi yang dihasilkan akan memiliki pH 7
4. uji kebocoran
Di balik botol vial dalam keadaan terbalik hingga mulut botol
menghadap kebawah, diamati ada atau cairan yang keluar dan menetes
dari botol vial.
Parameter : tidak ada cairan yang menetes dari dalam botol.
F. ETIKET
G. LABEL