DISUSUN OLEH :
Ilham Nur Kholiq (170801006)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan yang semakin
pesat, menuntut farmasis untuk selalu mengembangkan cara pembuatan obat dan
formulasi sediaan obat. Peningkatan kualitas obat dan efisiensi dalam pembuatan
merupakan hasil yang ingin dicapai dari pengembangan cara pembuatan dan formulasi
untuk hidung berdasarkan adanya gangguan pada hidung yakni berupa penyumbatan
akibat kotoran hidung, infeksi dan lain-lain. Sediaan hidung kadang-kadang dikenal
sebagai sediaan otic. Sediaan-sediaan yang digunakan pada permukaan luar telinga,
hidung, rongga mulut termasuk macam-macam dari sediaan farmasi dalam bentuk
larutan, suspensi dan salep yang semuanya dibuat dalam keadaan steril sehingga disebut
dengan sediaan steril. Tujuannya untuk memperlihatkan lebih dekat tipe-tipe bentuk
sediaan yang digunakan dengan tempat pemakaiannya dan untuk menentukan dari
Guttae atau obat tetes merupakan salah satu dari bagian sediaan farmasi yang
termasuk kedalam sediaan steril. Guttae nasales adalah obat yang digunakan untuk
hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung zat
Guttae nasales adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan
obat kedalam rongga hidung, dapat mengandung zat suspensi, pendapar dan pengawet.
Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa
mungkin antara 5,5-7,5 dengan kapasitas dapar sedang, isotonis atau hampir isotonis.
Tidak boleh menggunakan minyak mineral atau minyak lemak (Anief, 1987).
Obat tetes hidung adalah larutan dalam air atau dalam pembawa minyak yang
Guttae nasales (obat tetes hidung) adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung
1. Zat pensuspensi
Zat pensuspensi yang umumnya digunakan adalah sorbiton, polisorbat, atau surfaktan
lain yang cocok, dengan kadar tidak boleh lebih dari 0,01% b/v.
2. Zat pendapar
Zat pendapar yang dapat digunakan adalah pendapar yang cocok dengan pH 6,5 dan
3. Zat pengawet
Zat pengawet yang dapat digunakan adalah benzalkonium klorida 0,01%-0,1% b/v.
mempunyai pH 5,5-7,5, kapasitas dapar sedang, isotonis atau hamper isotonis. Minyak
lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa karena dapat
1. Viskositas
2. Isotonis
Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis atau sedikit
hipertonis. Namun, larutan yang sangat encer atau sangat pekat akan menyebabkan
iritasi mukosa hidung. Untuk tonisitas, kita dapat menambahkan NaCL atau
Dekstrosa.
3. Isohidris
Keasaman (pH) sekresi hidung orang dewasa antara 5,5-5,6, sedangkan anak
5. Duduk dan tengadalah atau berbaring dngan menggunakan bantal dibawah punggung,
9. Bersihkan ujung alat tetes hidung dengan air hangat. dan tutup kembali untuk
mencegah kontaminasi.
2) Sulfonamida
3) Vasokonstriktor
b) Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut getar epitel
c) pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar pH tersebut stabil hendaknya
ditambahkan dapar (buffer)
d) Usahakan agar larutan isotoni
e) Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan
penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret lendir
hidung
f) Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali
g) Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang mengandung
menthol, karena dapat menyebabkan karam (kejang) pada jalan pernafasan
h) Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien
i) Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri selama dan
pada saat obat diteteskan.
BAB II
PREFORMULASI
A. Monografi
1. CETIRIZINE HCl
2. NATRIUM CHLORIDA
3. KALIUM KLORIDA
B. FARMAKOLOGI
1. Cetirizine HCl
a. Indikasi : Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria; dan urtikaria
kronik idiopatik.
b. KontraIndikasi : Hipersensitif
c. Farmakodinamik : Cetirizine adalah antihistamin dengan efek sedative yang
rendah pada dosis aktif farmakologi dan mempunyai sifat tambahan sebagai anti
alergi. Merupakan antagonis selektif reseptor H1, efeknya terhadap reseptor lain
dapat diabaikan sehingga cetirizine hampir bebas dari efek anti kolinergik dan
anti serotonin. Cetirizine menghambat pelepasan histamin pada fase awal dari
reaksi alergi, mengurangi migrasi dari sel inflamasi dan melepaskan mediator
yang berhubungan dengan “late allergic response”.
BAB III
FORMULA
A. Rancangan Formula
Nama produk : C – RIZIN DROP
Jumlah produk :1
Tanggal produksi : 9 Febuari 2019
Tanggal kadaluwarsa : Febuari 2021
No. Registrasi : DKL040442338A
No. batch : D08312530
Komposisi
Tiap ml mengandung :
R/ KCL 0,2%
Cetirizine HCL 0,2%
NaCl qs
Aqua pro injeksi qs
Mf Gtt Nasales isotonis da in fl 10ml no.II
BAB IV
PEMBUATAN
A. Formula
Tiap ml mengandung :
R/ KCL 0,2%
Cetirizine HCL 0,2%
NaCl qs
Aqua pro injeksi qs
Mf Gtt Nasales isotonis da in fl 10ml no.II
B. Perhitungan
0,52−0,0105
=
0,576
= 0,7
Ektapolasi PTB
300,83
x 0,081=0,057 0,06
425,35
No Bahan Jumlah
1 Cetirizine HCl 0,02 g
2 NaCl 0,5 g
3 KCl 0,02 g
4 Aqua pro injeksi Ad 100ml
D. Prosedur Kerja
1) Sterilisasi ruangan dengan bantuan karbol dan alkohol 70%
2) Sterilisasi alat
3) Timbang bahan 1/1
4) Larutkan cetirizine , NaCl , & KCl dengan aqua pro injeksi didalam Erlenmeyer
5) Saring dengan kertas saring dalam beaker glass
6) Saring kembali dengan filter bakteri didalam botol dengan menggunakan spuit 5 cc
7) Tutup botol
8) Lakukan uji- uji terhadap produk
9) Kemas, masukkan kedalam dus beri brosur
BAB V
EVALUASI
A. Evaluasi
1. In Process Control (IPC)
Pengawasan selama berlangsungnya proses produksi bertujuan untuk
mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Pengawasan
dilakukan dengan cara mengambil contoh dan mengadakan pemeriksaan dan
pengujian terhadap produk yang dihasilkan langkah-langkah tertentu dari proses
pengolahan. Pada pengawasan dalam In Process Control (IPC) ada beberapa hal yang
dilakukan yaitu :
a) Uji penetapan pH
Uji pH larutan tetes hidung dengan menggunakan pH meter atau indikator
universal. Tujuan dari uji penetapan pH adalah untuk mengetahui sifat keasam-
basaan dari sediaan larutan irigasi yang telah dibuat. Larutan tetes hidung normal
pHnya 6.
1) Uji dengan pH meter kertas : Ambil pH meter kertas , lalu celupkan ke dalam
sampel, kemudian amati.
Gambar :
Hasil : pHnya 6
b) Uji Kejernihan
Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh seseorang
yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik,
terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam dan putih,
dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar
bebas dari partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata. Tujuan dari uji
kejernihan adalah untuk memastikan keberadaan pirogen dalam larutan steril
secara kasat mata. Hasil uji kejernihan larutan tetes mata steril menunjukkan
bahwa tidak terdapat partikel kecil melayang-layang. Hal ini sesuai dengan
kriteria dari uji kejernihan sediaan larutan.
1) Cara uji menggunakan mikroskop : Ambil sampel menggunakan pipet lalu
letakkan di kaca objek, amati dibawah mikroskop apakah terlihat partikel atau
tidak.
Gambar :
A. Dus
B. Brosur
C – RIZIN DROP
TETES HIDUNG
KOMPOSISI
Tiap 10ml mengandung
Cetirizine 0,02%
NaCl 0,5%
KCl 0,02%
Aqua pro injeksi ad 10ml
INDIKASI
Obat Tetes Hidung di indikasikan untuk:
Membantu meringankan ketidak nyamanan pada hidung yang disebabkan oleh gejala
influenza dan alergi.
CARA PEMAKAIAN
Sesuai anjuran dokter atau apoteker.
Dosis anak-anak : 2 – 6 tahun : 2 – 3 tetes, 2 kali sehari, pagi dan malam, diteteskan
kedalam masing-masing lubang hidung.
Dosis dewasa : sebanyak 2 – 6 kali tetes. Tetes pada lubang hidung yang tersumbat.
MEKANISME KERJA
Mekanisme kerja dari tetes hidung Cetirizinie adalah sebagai berikut:
Cetirizinie bekerja menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi
migrasi sel inflamasi.
EFEK SAMPING
- Iritasi hidung
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif
CARA PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar
Diproduksi Oleh:
PT.JAYA
Langkah – Langkah Praktek
1) Sebelum masuk ruang steril harus memakai baju antistatic
2) Timbang bahan 1/1
3) Larutkan cetirizine, NaCl + Kcl dengan aqua pro injeksi didalam Erlenmeyer
4) Saring dengan kertas saring sebanyak 1 kali didalam beakerglass
5) Ambil larutan dengan spuit 5 cc @ 5 ml ,kemudian saring dengan menggunakanfilter
bakteri .
6) Lalu, tutup botol
7) Lakukan uji – uji terhadap produk.
Strerilisasi ruangan
Siapkan dan sterilisasi
dengan bantuan karbol dan Timbang bahan 1/1
alat
alkohol 70%