I. Judul
II. Pendahuluan
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau
serbuk
yang halus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau
selaput
sejumlah obat kedalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat
kedalam
wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. (Farmakope Indonesia ed. III hal.
13-
14)
- Sesuainya kandungan bahan obat yang dinyatakan didalam etiket dan yang
ada
dinding wadah.
- Tersatukan tanpa terjadinya reaksi. Untuk itu beberapa faktor yang paling
- Penggunaan injeksi iv tidak boleh mengandung bakterisida dan jika lebih dari
10
Injeksi oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut yang sesuai, bahan
yang
mengandung hormon polipeptida yang dibuat dengan sintesis atau diperoleh dari
globus
posterior kelenjar pituitaria hewan peliharaan sehat yang biasa dimakan. Obat-
obat dapat
disuntikkan ke dalam hampir seluruh organ atau bagian tubuh. Rute pemberian
untuk
injeksi oksitosin dapat melalui intravena (IV) dan intramuskular (IM), namun
pemberian
IM tidak disarankan karena efeknya tidak dapat diprediksikan dan sulit untuk
dikontrol.
Tetapi biasanya efek berlangsung lebih cepat dari yang dihasilkan oleh pemberian
lewat
hewan mamalia. Sekarang ini oxytocin telah banyak dibuat dalam bentuk sintetis
nya.
Oxytocin dapat berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding
Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan untuk mewadahi
serbuk
bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5 mL atau lebih
besar. Bila
diperdagangan, botol ini ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau
ditembus oleh jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (R. Voight hal.
464).
Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran
ganda) :
2. Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus dihitung
isotonis
3. Zat pengawet (FI IV hal. 17) keculai dinyatakan lain, adalah zat pengawet
yang
cocok yang dapat ditambahkan ke dalam injeksi yang diisikan dalam wadah
ganda/injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk zat yang mepunyai
bakterisida
yaitu mekanisme kerja obatnya yang cepat pada pemakaian jalur intravena.
Melalui
injeksi, beberapa bahan obat juga dapat memberikan efek yang cepat karena
tidak
saat keadaan pasien yang tidak sadar. Dan dapat menghasilkan suatu efek obat
yang
1. Zat Aktif
Nama Oxytocin
Bahan
mengeluarkan
Metode Sterilisasi Dosis Khasiat
mia Stabilitas mengeluarkan
Pemerian : Hablur putih atau
penguraian (Farmakope
(1:10-30).
hal. 981)
1863) Pharma-ceutical
on Injectable
Drugs hal
1268)
Aqua pi
mata dan iritasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik
diantara
bentuk obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau
pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien, yakni membran kulit
dan
mukosa, sediaan tersebut harud bebas dari kontaminasi mikroba dan dari
komponen toksis, dan harus mempunyai tingkat kemurnian tinggi atau luar
biasa.
Semua komponen dan proses yang terlibat dalam penyediaan produk ini
harus
yang cepat karena tidak dipengaruhi dan tidak mengalami hidrolisis oleh
enzim
(d) Farmakologi
Efek klinis penting dari oxytocin adalah menyebabkan kontraksi otot polos
uterus
selama masa kehamilan dan nifas. Oxytocin bekerja selektif pada otot polos
uterus
yang telah ada, dan meningkatkan tonus otot-otot uterus. Obat ini dipilih bila
janin atau ketuban pecah dini. (Drug Information 88th Edition, hal.
1863)
(e) Farmakokinetik
(f) Indikasi
(g) Kontraindikasi
membahayakan janin atau ibu seperti placenta praevia atau vasa praevia,
prolaps,
uterus ruptur pada multi kehamilan atau multi paritas, polihidramnion, adanya
keloid
hipotensi, hipertensi mual, muntah, penurunan aliran darah uterus, ruam kulit,
dan
ventrikel premature, dan aritmia lain, dan sangat jarang kematian janin, nilai
Apgar
rendah, ikterik, dan pendarahan retina telah dilaporkan terjadi pda neonates.
spasme
gawat janin, kerusakan jaringan lunak atau ruptur uterus); keracunan cairan
dan
aritmia; reaksi anafilaksis; ruam kulit; ablasio plasenta; emboli amnion. (Drug
Information 88th Edition, hal. 1865)
(j) Perhatian
Monitor denyut jantung bayi dengan ketat; pada CPD ringan. Peringatan
khusus;
(k) Stabilitas
Injeksi oksitosin harus disimpan pada suhu dibawah 25 C, tetapi tidak boleh di
IV. Formula
A. Formula Rujukan
Tiap mL mengandung :
Oxytocin 10 UI
Klorbutanol 0.5 %
Asam Asetat qs
Tiap mL mengandung :
Oxytocin 10 UI
Alkohol 0,61 %
Klorbutanol
Tiap mL mengandung :
Oksitosin 10 UI
Rancangan Formula
Tiap mL mengandung:
Oxytocin 10 UI
Klorbutanol 0.5 %
a. Beaker glass
b. Corong glass
c. Erlenmeyer
d. Vial 10 ml
e. Gelas ukur
f. Batang pengaduk
g. Spatula
h. Pinset
i. Kaca arloji
k. Pipet tetes
2. BAHAN
a. Oxytocin
b. Klorobutanol
c. Dapar asetat
d. Air pro injeksi
3. CARA STERILISASI
Alat/Bahan yang
Cara Sterilisasi Pustaka
digunakan Beaker, erlenmeyer, vial, corong glass, pipet tetes
Oven 150°C selama 1 jam
Farmakope Indonesia ed V h. 1663
Gelas ukur, Kertas saring
Autoklaf 121°C selama 15 menit
Farmakope Indoonesia ed V h. 1662 Batang pengaduk, spatula, pinset, gelas arloji,
penjepit besi
Direndam dalam alkohol 70% selama 30 menit.
Farmakope Indonesia ed III h. 18
Aqua pro injeksi Didihkan tidak kurang dari 30 menit
Farmakope Indonesia ed III h.4 Karet pipet tetes Rebus dalam air mendidih selama 30
menit
Farmakope Indonesia ed III h. 18
Sterilisasi sediaan vial (sterilisasi akhir)
Autoklaf 121°C, 15 menit (Farmakope Indonesia Ed V h. 1662)
Farmakope Indonesia ed V h. 1662
Oksitosin Larutan Oxytocin
disterilkan dengan
filtrasi
Handbook on injectable drug hal. 1268
VI. Pembuatan
(a) Perhitungan
Rumus = {(n × v) + ((10% - 30%) × v)}ml
Keterangan :
n = jumlah vial yang akan dibuat
v = vol. Injeksi tiap vial (ml)
Volume per vial = Volume vial + (kelebihan volume) (FI IV hal. 1044)
= 1 mL + 0,3 mL
= 1,3 mL
Volume Total 5 vial = ( n x v ) + [( 30%) (n x v )]
= (5 x 1,3 mL) + [(0,3) (5 x 1,3mL)]
= 6,5 mL + 1,95 mL
= 8,45 mL ~ 10 mL
➢ Total Oxytocin = 1 U.I ~ 2 - 2,2 μg oxytocin
= 10 U.I / 1 × 2 μg
= 20 μg
= 10 mL / 1 mL × 20 μg
= 200 μg = 0,20 mg
Pengenceran oksitosin :
1. Timbang 20 mg Oksitosin lalu larutkan dalam 10 mL aqua P.I.
2. Ambil 1 mL, tambahkan aqua p.i. ad. 10 mL.
3.. Ambil 1 ml, tambah aqua p.i ad 10 ml.
➢ Dapar Asetat :
a) Pembuatan Dapar Asetat pH 3,5
Larutkan 25 gram Ammonium Asetat P dalam 25 mL air, tambahkan 38 mL
HCl 7 M. Atur pH hingga 3,5 dengan penambahan HCl 2 M atau Ammonium
Hidroksida 5 M dan encerkan dengan aqua pro injection hingga 100 mL.
b) Perhitungan
Akan dibuat 25 mL dapar asetat, maka :
25 g
Ammonium Asetat = 100 mL
x 25 mL = 6,25 g
38
HCl = 100
mL
mL
x 25 mL = 9,5 mL
Bahan Teori Oksitosin 20 mg Klorobutanol 0,05 g Dapar
Asetat ph 3,5 : Ammonium asetat 6,25 gr : HCL 9,5 mL Aqua
Pro Injection ad 10 mL
Klorobutanol = 10 ml x 0,5 %
= 0,05 gram
(b) Penimbangan
o Oksitosin
o HCl 7 M = 9,5 ml
o Klorobutanol = 0,05 g
(C) Cara Pembuatan:
Prinsip sterilisasi
Aseptis :
4. Aqua p.i dibuat dengan cara didihkan diatas kompor selama kurang lebih
30
menit
11. Larutan obat dimasukkan ke dalam vial hingga tanda kalibrasi 1,3
ml.
12. Vial yang telah diisi lalu ditutup dengan kap karet-
aluminium
13. Vial-vial yang telah diisi dan disterilkan dilakukan uji IPC yang meliputi :
uji
14. Dilakukan pula uji QC (Quality Control) (Uji kejernihan, uji keseragaman
VII. Evaluasi
a. In Process Control
baik dan berlatar belakang hitam putih, Partikel yang bergerak lebih
mudah
dilihat daripada partikel yang diam tetapi harus berhati hati untuk
mencegah
Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang
terlihat
dibuang dari wadah, batas 50 partikel 10ųm dan lebih besar 5 partikel ≥25
ųm/ml
2. Uji pH (FI edisiIV,1995 : 1039)
Menggunakan pH universal , teteskan sampel pada pita indikator
pH
pH berdasarkan warna.
a. Pilih 1 atau lebih wadah, baik volume 10 mL atau lebih, 3 wadah atau
lebih
bila volume lebih dari 3 mL dan kurang dari 10 mL, atau 5 wadah atau
lebih
b. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodemik kering berukuran
tidak
lebih dari 3 kali volume, yang diukur dan dilengkapi dengan jarum
suntik
c. Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum suntik dan alat suntik,
Syarat: Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah
bila
diuji satu persatu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang
dari
Syarat : Steril dengan batas mikroba yang boleh pada sediaan ≤10−6
2. Uji Kejernihan (Lachman, 1994 : 1356)
hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi
memutar.
Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan bahan tiap partikel
yang
terlihat dibuat. Batas 50 partikel 10 μm dan lebih besar, serta lima partikel
lebih
Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih, 3 wadah atau
lebih
bila volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml, atau 5 wadah atau lebih
bila
volume 3 ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik
hipodermik
kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan
dilengkapi
dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm.
Keluarkan
gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dalam
alat
Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila
diuji
satu persatu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
jumlah
VIII. PENGEMASAN
1. Wadah : Vial 5 ml
2. Kotak : Dus
Hospital Pharmacist.
5. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Edisi
Pharmaceutical Press
London: PhP..
Press.