KEPANCASILAAN
OLEH :
ISABELLA ROMU
20117210110
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas cinta kasihNya
sehingga saya bisa bisa menyelesaikan Makalah Kepancasilaan dengan Topik “
Mahasiswa Dan Aplikasi Lima Sila Dalam Pancasila Difakultas Farmasi
Universitas Pancasila” ini dengan baik serta tepat waktu.
Makalah ini saya dengan tujuar agar Implementasi dari sila-sila yang terdapat
dalam Pancasila selalu menjadi pedoman terutama dalam kehidupa kampus dalam
hal fakultas Farmasi Universitas Pancasila. Saya menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan
guna kesempurnaan makalah ini.Saya i mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dosen Pengampu matakuliah Kepancasilaan, juga kepada pihak yang sudah turut
dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, saya
sampaikan banyak terima kasih.
Isabella Romu
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar negara dan idiologi bangsa yang berintikan nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan
dirasa tepat jika dijadikan sebagai dasar membangun karakter mahasiswa sehingga
patut ditanyakan implementasi sila sila dalam kehidupan kampus. Pancasila
mengandung nilai-nilai yang sesuai dengan kondisi kebangsaan dalam menghadapi
tantangan dan mencerminkan karakteristik bangsa. Dengan demikian, nilai-nilai
Pancasila dijadikan sebagai norma dalam mengatasi segala persoalan dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara
PEMBAHASAN
Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai dasar negara dan “way of
life” bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Hal ini menurut catatan sejarah
Pancasila dulunya adalah suatu ajaran yang sudah ada sejak jaman Majapahit, hal
ini dibukukan dalam kitab Sutasoma karangan Empu Tantular serta kitab
Negarakertagama karangan Empu Prapanca. Dalam kitab Negarakertagama
terdapat ketentuan yang harus dipatuhi seorang raja, yaitu “Raja menjalankan
dengan setia kelima pantangan begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan”.
Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut pada kitab Sutasoma, adanya istilah “Pancasila
Krama”, yaitu lima dasar tingkah laku atau perintah kesusilaan. Dalam kitab itu
terdapat lima larangan yakni:
a). jangan mencabut nyawa makhluk hidup;
b). jangan mengambil barang yang tidak diberika;
.c). jangan berbuat zina;
d). jangan berkata bohong;
e). janganlah minum-minuman yang memabukkan.
Jika pada era Majapahit Pancasila adalah merupakan suatu ajaran yang
berkaitan dengan larangan.
Pancasila yang dipahami sebagai pedoman hidup Bangsa Indonesia sekarang
maknanya lebih luas, yaitu merupakan nilai-nilai luhur yang wajib dipahami dan
dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila yang
dikukuhkan dalam sidang I dari BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 serta pada
sidang BPUPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara
Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18
Agustus 1945 Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat tertutup dan kaku, tetapi
bersifat dinamis dan terbuka. Hal ini berarti ideologi Pancasila besifat aktual,
dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan
zaman, iptek, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keluwesan dan
fleksibelitas serta keterbukaan yang dimiliki oleh ideologi Pancasila menjadikan
Pancasila tidak ketinggalan zaman dalam tatanan sosial, namun sifatnya yang
terbuka bukan berarti nilai-nilai dasar Pancasila dapat dirubah atau diganti dengan
nilai dasar yang lain.
Implementasi dari sila-sila yang terdapat dalam Pancasila pasca gerakan
reformasi 1998 hingga sekarang mengalami degradasi yang serius.
Nilai-nilai pancasila yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila
pancasila dimana antara sila-sila tersebut saling berkaitan dan secara utuh tidak
dapat dipisahkan yang dijadikan suatu ukuran, patokan anggapan dan
keyakinan yang menjadi panutan orang dan kelompok atau masyarakat bangsa
Indonesia. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya
merupakan kesatuan moral bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah
negara berarti bahwa moral bangsa telah menjadi moral negara yaitu mengikat
negara sekaligus mengandung arti telah menjadi sumber tertib negara dan sumber
tertib hukum serta jiwa seluruh kegiatan negara dalam segala aspek kehidupan
negara.
Pancasila sebagai norma terdiri dari lima norma sebagai tercantum pada lima
sila pancasila:
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan
hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
Persatuan Indonesia
Sila ketiga yang memiliki pengertia yaitu satu, bulat tidak terpecah-pecah.
Sila ini ditujukan untuk menciptakan rasa mencintai tanah air, bangsa, dan negara.
Jika persatuan Indonesia dikaitkan dengan pengertian modern sekarang ini, maka
disebut juga dengan nasionalisme. Nasionalisme merupakan perasaan mencintai
suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Dengan
begitu diharapkan warga negara juga turut memperjuangkan kepentingan negara
dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama warga negara Indonesia.
Bila dikaitkan dalam kehidupan kempus adalah sebagai contoh :
1. Melalui organisasi kemahasiswaan membentuk suatu jaringan perkumpulan
mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Hal tersebut merupakan salah satu bukti ada sikap dan upaya untuk memjalin rasa
kebersamaan diantara para mahasiswa sebagai bagian dari pemuda Indonesia.
Sila ini mengandung makna yaitu adil atau dapat saya katakan sesuai porsi
masing-masing. Sebagai warga negara kita harus menjunjung tinggi nilai keadilan.
Karena demi kepentingan bersama dan banyak orang rasa keadilan perlu kita
hadirkan dalam proses pembangunan supaya nantinya tidak ada ketimpangan
social yang terjadi dalam pembangunan. Dalam kehidupan kampus nilai ini sangat
kita perlukan supaya proses pembelajaran dan pengembangan ilmu tidak terjadi
ketimpangan antara disiplin ilmu satu dengan yang lain. Dengan begitu akan
tercipta keharmonisan dalam proses pengembangan ilmu.
Penjabaran nilai-nilai sila Pancasila di kehidupan kampus diatas merupakan
salah satu contoh apa yang dapat kita lakukan untuk mengimplementasikan
Pancasila. Nilai-nilai Pancasila antara sila satu dengan yang saling berkaitan dan
memiliki prioritas bedasarkan urutan silanya. Mungkin kita masih belum
tersadarkan betapa pentingnya kita harus mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila. Mungkin kita juga berpikir “ah, gak penting” justru malah sebaliknya
Pancasila itu penting dalam kehidupan kampus, tanpa adanya nilai-nilai Pancasila
dalam diri kita keharmonisan tidak akan tercipta terlebih tujuan kita bersama bisa
jadi tidak akan tercapai.
Contoh :
Sebagai dasar Negara dan falsafah bangsa, Pancasila seharusnya tidak hanya
berhenti pada tataran konsep mati dan abstrak yang seolah-olah secara dogmatis
harus dipatuhi dan ditaati tanpa metode dan pemahaman yang gamblang diterima
oleh seluruh komponen bangsa. Nilai-nilaiPancasila harus terimplikasi dan
terealisasi dalam seluruh gerak langkah.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan