Anda di halaman 1dari 11

JURNAL II

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


SEDIAAN INJEKSI

DISUSUN OLEH:

HAIRULLAH (22484011210)
JUMAIDIANSYAH (2248401119)
KARTINI (22484011193)
M. DEDY RIZALDI AKBAR (22484011194)
MASRANSYAH NOOR (22484011195)
MEGAWATI (22484011195)

DOSEN PENGAMPU:
apt. Hayatus Sa’adah, M. Sc

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA
TAHUN 2022/2023
PERTEMUAN II

INJEKSI AMINOPHYLLINUM

I. TUJUAN PRAKTIKUM
 Mahasiswa mengetahui dan memahami teori dan cara pembuatan
injeksi.
 Mahasiswa mampu membuat sediaan Injeksi

II. DASAR TEORI


Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau di suspensikan lebih dahulu sebelum di
gunakan secara parenteral, suntikan dengancara menembus, atau
merobek ke dalam atau melalui kulit atau selaput lendir. (DEPKES,
1979)
Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau
mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah pelarut atau dengan
mengisikan sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal atau wadah
dosis

Penggolongan injeksi (DEPKES,1979) :


a. Injeksi intrakutan ( i.k / i.c ) atau intradermal
Dimasukkan ke dalam kulit yang sebenarnya, digunakan untuk
diagnosa. Volume yangdisuntikkan antara 0,1 - 0,2 ml, berupa larutan
atau suspensi dalam air
b. Injeksi subkutan ( s.k / s.c ) atau hipodermik
Disuntikkan ke dalam jaringan di bawah kulit ke dalam alveolar,
volume
yang disuntikkantidak lebih dari 1 ml. Umumnya larutan bersifat
isotonik, pH netral, bersifat depo(absorpsinya lambat). Dapat
diberikan dalam jumlah besar (volume 3-4 liter/hari dengan
penambahan enzym hialuronidase), bila pasien tersebut tidak dapat
diberikan infus intravena.Cara ini disebut “Hipodermoklisa".
c. Injeksi intramuskuler ( i.m )
Disuntikkan ke dalam atau diantara lapisan jaringan / otot. Injeksi
dalam bentuk larutan,suspensi atau emulsi dapat diberikan secara ini.
Yang berupa larutan dapat diserap dengancepat, yang berupa emulsi
atau suspensi diserap lambat dengan maksud untuk mendapatkanefek
yang lama. Volume penyuntikan antra 4 - 20 ml, disuntikkan perlahan-
lahan untukmencegah rasa sakit.
d. Injeksi intravenus ( i.v )
Disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena. Bentuknya
berupa larutan, sedangkan bentuk suspensi atau emulsi tidak boleh,
sebab akan menyumbat pemb uluh darah venatersebut. Dibuat isitonis,
kalau terpaksa dapat sedikit hipertonis (disuntikkannya lambat /
perlahan-lahan dan tidak mempengaruhi sel darah); volume antara 1-
10 ml. Injeksi i.v yang diberikan dalam dosis tunggal dengan volume
lebih dari 10 ml, disebut infus itravena/infusi/infuundabilia. Infusi
harus bebas pirogen dan tidak boleh mengandung bakterisida, jernih,
isotonis. Injeksi i.v dengan volume 15 ml atau lebih tidak boleh
megandung bakterisida.
e. Injeksi intraarterium ( i.a )
Disuntikkan ke dalam pembuluh darah arteri / perifer / tepi, volume
antara 1 - 10 ml, tidak boleh mengandung bakterisida
f. Injeksi intrakor / intrakardial ( i.kd )
Disuntikkan langsung ke dalam otot jantung atau ventriculus, tidak
boleh mengandung bakterisida, disuntikkan hanya dalam keadaan
gawat
g. Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intrasisternal (i.s), intradural ( i.d ),
subaraknoid.
Disuntikkan langsung ke dalam saluran sumsum tulang belakang
pada dasar otak ( antara 3-4atau 5-6 lumbra vertebrata ) yang ada
cairan cerebrospinalnya. Larutan harus isotonis karenasirkulasi cairan
cerebrospinal adalah lambat, meskipun larutan anestetika sumsum
tulang belakang sering hipertonis. Jaringan syaraf di daerah anatomi
disini sangat peka
h. Intraartikulus
Disuntikkan ke dalam cairan sendi di dalam rongga sendi. Bentuk
suspensi / larutan dalam air.
i. Injeksi subkonjuntiva
Disuntikkan ke dalam selaput lendir di bawah mata. Berupa suspensi /
larutan, tidak lebihdari 1 ml.
j. Injeksi intrabursa
Disuntikkan ke dalam bursa subcromillis atau bursa olecranon dalam
bentuk larutan suspensidalam air.

III. URAIAN BAHAN


1. Aminofilin (DEPKES, 1979)
 Nama lain : AMINOPHYLLINUM

 Rumus molekul : C16H24N10O4


 Pemerian : Butir atau serbuk putih atau agak kekuningan; bau
amonia lemah, rasa pahit. Jika dibiarkan diudara terbuka, perlahan-lahan
kehilangan etilena diamina dan menyerap karbondioksida, dengan
melepaskan teofilin. Larutan bersifat basa terhadap kertas lakmus.
 Kelarutan : Larut ddalam lebih kurang 5 bagian air; praktis tidak
larut dalam etanol (95%) p dan dalam eter p.
 Titik Leleh : 169 – 170,5° C

 Titik Lebur :-

 Stabilitas : Pada pH 3.5-8.6, stabilitas dalam suhu kamar


pada konsentrasi tidak kurang dari 40 mg/mL dapat dijaga hingga 48
jam. Stabilitas Aminofilin dalam plastic syringes ± 5 jam. Aminofilin
bersifat basa (pH sekitar 8.8) sehingga memiliki kecenderungan untuk
meluluhkan plastik dan karet, oleh karena itu
tidakdirekomendasikan penyimpanan dalam plastic syringes dalam
waktu lama.
 Ph Stabil : 8,6 – 9,0
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya; tube steril.
 Penandaan : Pada etiket harus tertera daluwarsa.
 Khasiat : Bronkodilator, antispasmodikum, diuretikum.

Dosis Aminophylin (DEPKES RI, 1979)


 Untuk anak cara pemakaian i.v :
1 x sehari :3,5 mg/kg (diberikan tiap 6 - 8 jam) 3x sehari : 10,5 mg/kg
 Untuk dewasa cara pakai i.v :
DL 1x : 240 mg DM 1x : 500 mg
DL 1H : 720 mg DM 1H : 1,5 g

 Untuk dewasa cara pakai i.m :


DL 1x : - DM 1x : 500 mg
DL 1H : - DM 1H : 1,5 mg

Daftar Obat
 Aminofilin : Keras
2. Aqua Pro Injeksi (DEPKES, 1979)
 Nama resmi : AQUA PRO INJECTIONE
 Pemerian : Cairan,jernih,tidak berwarna; tidak berbau
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polan dan
elektrolit
 Sterilitas : Memenuhi syarat.
 Piragon : Memenuhi uji piragonitas
 Sisa Penguapan : Tidak lebih dari 0,003% b/v
 Syarat Lain : Memenuhi uji pH, Sulfat, Kalsium, Karbon
dioksida dan Logam berat seperti tertera pada Air Murni.
 Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal, dari kaca atau
plastik, tidak lebih besar dari 1 liter. Wadah kaca sebaiknya dari kaca
Tipe I atau Tipe II.

3. Karbon Adsorben (DEPKES, 1979)


 Nama Senyawa : CARBO ADSORBENS.
 Pemerian : serbuk sangat halus, bebas dari butiran, hitam,
tidak berbau dan tidak berasa.
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
95% p.
 Penyimpanan : tempat kering,dan wadah tetutup baik
 Khasiat : sebagai adsorben ,sebagai penarik pyrogen

4. NaCL (DEPKES, 1979)


 Nama Senyawa : NATRII CHLORIDUM
 Pemerian : Hablur heksahedral tida berwarna atau serbuk hablur
putih; tidak berbau; rasa asin
 Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih, dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, Larut dalam 250
bagian etanol 95%.
 Titik Lebur : 8010C
 Ph : 6,7-7,3
 Khasiat : sumber ion klorida dan ion natriu.
IV. FORMULA LENGKAP
Formulasi sediaan salep mata :

Formula Standar Aminofilin (FORNAS, 1978) Komposisi :

Tiap ml mengandung Aminophylinum 24 mg Aqua pro injeksi


hingga1 ml

Penyimpanan : dalam wadah dosis tunggal atau waadah dosis


ganda, terlindung dari cahaya

Dosis: i.m, i.v, sekali 1 ml sampai 5 ml Catatan :


1. Ph 5,0 sampai 6.0
2. Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C
3. Sediaan berkekuatan lain 50 mg
V. PERHITUNGAN TONISITAS/OSMOLARITAS DAN DAPAR

Aminofilin (DEPKES, 1979)

Buat sebanyak 5 vial @10 ml, TB = 0,0980C


 Untuk volume sediaan steril @ vial + 2 %
=10 ml + 2% = 10,2 ml
 Jumlah Vial + 1
=5+1=6
 Volume total yang dibuat
= 6 x 10.2 ml = 61.2 ml
 Konsentrasi aminofilin dalam bentuk % b/v : 24 mg/ml
= 2,4 gr/100ml = 2,4%

Menghitung tonisitas dengan metode PTB dan Ekivalensi NaCl :

 Metode PTB
Aminofilin 2,4% b/v t.b = 0,0980C
0 ,52−b 1 x c 0 ,52−0,098 x 2 , 4 % 0 ,52−0,2848
B= = = =0,494 %
0,576 0,576 0,576
Hipotonis
0,484 g
Nacl yang ditambahkan = x 61 ,2 ml=0.302 g=302 mg
100 ml

Ekivalen NaCL

t . b zat 0,098
 E = = =0,170
t . b NaCL 0,576
2,4
 Zat Aktif = 24 % = x 61 ,2=1,4688
100
 Kesetaraan zat NaCL = 1,468 x 0,170
= 0,2495
0,9%
 NaCL 0,9 % = x 61 , 2ml=0,5508
100
 Perbandingan = 0,2495 > 0,5508 (hipertonis)
VI. PENIMBANGAN BAHAN

1) Aminofilin
24/5 ml x 61,2 ml = 1,468,8 mg

2) NaCL
0,2495 g = 249,5 mg

3) Aquadest
Ad 61,2 ml

VII. PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN YANG DIGUNAKAN


 Alat

CARA
NO. NAMA ALAT WAKTU
STERILISASI
1. Gelas Ukur Autoklaf 1210C selama 15 Menit
2. Batang pengaduk Oven 1800C selama 30 menit
3. Spatula Oven 1800C selama 30 menit
4. Corong + kertas saring Autoklaf 1800C selama 30 menit

5. Beaker glass Oven 1800C selama 30 menit

6. Erlenmeyer Oven 1800C selama 30 menit


7. Pipet Volume Autoklaf 1210C selama 15 Menit
8. Cawan Porselin Oven 1800C selama 30 menit
9. Kaca Arloji Oven 1800C selama 30 menit

 Wadah

No. Nama alat Jumlah Cara sterilisasi (lengkap)

Oven 1800 C selama 30


1 Vial 3
menit
 Bahan

No. Nama bahan Cara sterilisasi (lengkap)

1 Aminophillin Sterilisasi Akhir (Autoklaf dan Filtrasi)

2 Natrium Klorida Sterilisasi Akhir (Autoklaf dan Filtrasi)

3 Aqua Pro Injeksi Sterilisasi Akhir (Autoklaf dan Filtrasi)

4 Karbon adsorbens Sterilisasi Akhir (Autoklaf dan Filtrasi)

VIII. PROSEDUR PEMBUATAN

RUANG PROSEDUR
Sterilisasi Alat

1. Bersihkan alat-alat yang akan digunakan sesuai daftar alat.

2. Alat-alat yang akan digunakan dibungkus menggunakan


Grade C
aluminium foil atau kertas perkamen.
3. Alat-alat disterilisasi sesuai dengan kompatibel alat-alat
tersebut: a.Autoklaf 1210C selama 15 menit
b.Oven 1800 C selama 30 jam
Penimbangan

Grade C
1.Timbang bahan-bahan yang akan digunakan dalam
(Ruang
pembuatan injeksi sesuai dengan perhitungan dan diletakkan
penimbang
diatas kaca arloji, sebelumnya kaca arloji diberi label yang
an dan
menjelaskan nama bahan:
evaluasi)
a.Aminophilin=1.468mg b.NaCl = 249,5 mg
c. Karbon Adsorbens = mg
d.Air untuk injeksi = ad 61,2 ml
Pencampuran Bahan

1. Siapkan seluruh bahan yang telah ditimbang dan diukur.


2. Bersihkan meja kerja dan sarung tangan dengan alkahol 70%.
3. Dimasukan karbon adsorben kedalam cawan porselin
kemudian pijarkan diatas lampu spiritus
4. Dimasukan aminofilin kedalam erlenmeyer tambahkan aqua
Grade C p.i aduk ad larut, masukan NaCl aduk ad larut dan homogen
5. Dimasukan karbon adsorben kedalam erlenmeyer yang berisi
larutan aminofilin, kemudian aduk ad homogen
6. Disaring larutan dengan kertas saring kemudian ukur Ph
larutan
7. Larutan dimasukan kedalam vial dengan menggunakan spuit
10 ml, lalu sterilkan dengan autoklaf
(Tambah keterngan ph)
Sterilisasi Akhir
1. Siapkan autoklaf ,atur suhu pada 1210C selama 15,
masukkan sediaan aminophillin injeksi kedalam autoklaf.
2. Keluarkan sediaan dari autoklaf .
Grade C
(Ruang
Penandaan dan Pengemasan
penimbangan
1. Siapkan sediaan injeksi aminophillin yang telah
dan evaluasi)
dimasukkan kedalam vial.
2. Beri etiket pada tiap vial. Kemudian masukkan ke dalam
dus dan beri brosur ke dalam dus.
Lakukan evaluasi sediaan.

Anda mungkin juga menyukai