PERCOBAAN I
PEMBUATAN SEDIAAN DALAM AMPUL
(SEDIAAN VOLUME KECIL DOSIS TUNGGAL)
Disusun oleh:
1. Amida Urfa M. (1041511010)
2. Andhika Septian N. (1041511011)
3. Anisa Nanta P (1041511013)
4. Annisah Mega S. (1041511015)
5. Arum (1041511022)
6. Bernanda Edza Z. (1041511028)
I. PRAFORMULASI
Efek sampingnya yang penting pada dosis tinggi adalah necrosis jari-jari
akibat vasokontriksi dan adanya kolaps.
Dosis : ) Pada asma akut s.c. 0,2 – 0,5 mg, bila perlu diulang 2x setiap 20 menit
maks. 1mg tiap kali.
) Pada henti jantung atau bradycardia i.v. / intra cardial, syok anafilaktik
i.m. 0,5 mg, disusul dengan iv. 0,5 – 1,0 mg, bila perlu diulang setiap 2-
5 menit.
) Glaukoma terbuka 1 tetes 2-5 mg/ml dalam tetes mata / hidung 0,05 –
0,2 %.
(Obat-obat penting ed 7, hal : 491)
) BM 219,7
) Pemerian : Serbuk kristal atau granul, putih atau praktis putih, sedikit
berbau, perlahan-lahan warnanya menjadi gelap jika terpapar
cahaya dan udara
) Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam
alcohol, eter dan kloroform. Akan cepat mengalami perubahan
warna menjadi merah dengan adanya larutan alkalis dan
larutan netral.
( Martindale, hal 852 )
) pH 2,2 – 5,0
) Stabilitas : Epinefrin HCl sensitive terhadap udara dan cahaya, dimana
teroksidasi menjadi warna pink
) Sterilisasi : Autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit.
) Kegunaan : Syok anafilaktik dan edema.
) Penggunaan : Epinefrin HCl digunakan melalui injeksi sub cutan,
intramuskular, intravena, ataupun intrakardiak. Injeksi
intramuskular lebih diutamakan
) Titik didih : 147 C - 152 C
) OTT : Golongan anestetik umum (misalnya : kloroform,
trikloroetilen, siklopropan, anestetik hidrokarbon yang
mengandung halogen dan digitalis glikosida)
) Penyimpanan: Dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, simpan di
tempat yang terlindung cahaya dan tertutup rapat.
(Drug Information, 2003 : hal. 2688)
) pH : 6,7 – 7,3
) Titik didih : 1413 C
) Titik leleh : 804 C
) Fungsi : Diluen tablet dan kapsul, agen pengisotonis. Untuk membuat
isotania larutan intravera atau sediaan optalmik, konsentrasi
NaCl ≤ 0,9%.
) Stabilitas : NaCl larutan stabil, tapi kemudian menyebabkan pemisahan
partikel gelas dari beberapa tipe wadah gelas.
) Inkompatibilitas: Larutan NaCl korosif terhadap besi, NaCl juga bereaksi
dengan perak, timbal dan garam merkuri.
) Sterilisasi : Larutan dapat disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi.
c) Natrium Metabisulfit
) Cara Sterilisasi : Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dimasukkan
dalam wadah dimana udara telah diganti dengan gas inert,
seperti nitrogen.
(Handbook of Excipient6th edition, hal: 654).
II. FORMULASI
2. Formula.
► Formula Sediaan Ampul Epinefrin, Berdasarkan Martindale vol 28 : 6
R/ Epinefrin Bitatras 180 mg
Natrii Chloridum 800 mg
Natrii Metabisulfit 100 mg
Aqua Pro Injection ad 100 ml
= 0,8042(Hipotonis)
b. Ekivalen
V = 111,1 X [ (W1 . E1) + (W2 . E2) + (W3 . 1,00) ]
100 ml = 111,1 X [ (W1 . 1) + (0,18 . 0,3) + (0,1 . 0,7) ]
0,9 ml = W1 + [ 0,054 + 0,07 ]
0,9136 ml = W1 + 0,124
W1 = 0,7761 g/100ml
NaOH 5% 25 ml
NaOH = 5 x 25 ml
100
= 1,25 g
► Perhitungan Bahan :
No. NAMA BAHAN PERHITUNGAN JUMLAH
1 Epinefrin HCL 118,65 mg/100 ml x 30ml 35,60 mg
2 Natrii Chloridum 800 mg/100 ml x 30ml 240 mg
3 Natrii Metabisulfit 100 mg/100 ml x 30ml 30 mg
4 Aqua Pro Injectionaan ad 100ml/100 ml x 30ml ad 30 ml
Ditimbang dan diukur semua bahan, Epinefrin HCl 18 ml, NaCl 55 mg dan Na
metabisulfit 6 ml
Di cek pH sediaan
Dilakukan evaluasi sediaan, meliputi : Uji sterilitas, uji kebocoran, uji kejernihan,
uji pH dan uji keseragaman volume
Pada media FTM, baik kontrol maupun yang mengandung larutan yang diuji
disimpan dalam incubator pada suhu 37 C selama 7 hari
Pada media TSB, baik kontrol maupun yang mengandung larutan yang diuji
disimpan pada suhu kamar selama 7 hari
Media Sterilisasi
a) Tryptone Soya Broth (TSB)
Komposisi serbuk gram per liter :
Pancreatic digest of Casein 17,0
NaCl 5,0
Pancreatic digest of Soybean meal 3,0
K2HPO4 2,5
Glucose 2,5
pH 7,3 2,2; suhu 25 C
cara membuat : 30 gram untuk 1 liter aquadest, dicampur disterilkan
dengan autoklaf suhu 121 C selama 15 menit pada
tekanan 15psi.
digunakan untuk : kultivasi bakteri aerobic dan fakultatif aerobic
termasuk fungi (jamur). Pengamatan setelah 24 – 48
jam, suhu inkubasi 55 C.
( Ronald M. Atlas. 2006 : 367)
b) Fluid Thioglycolate medium (FTM)
Mengandung sodium Thioglycolate
Komposisi serbuk gram per liter :
Pancreatic digest of Casein 15,0
D (+) glukosa 5,5
Yeast extract 5,0
Sodium Chloride 2,5
Agar-agar 0,75
L – Cystine 0,5
Sodium Thyoglycolate 0,5
Resazurin sodium 0,001
pH 7,1 0,2 ; suhu 25 C.
cara membuat : 30 gram untuk 1 liter aquadest, dicampur disterilkan
dengan autoklaf suhu 121 C selama 15 menit pada
tekanan 15psi.
digunakan dalam:bakteriologikal kultur media untuk mikroorganisme
yang berpotensi rendah dalam proses oksidasi – reduksi dan
menetralisir merkuri presentatif.
(Ronald M. Atlas. 2006: 143)
b) Media FTM
Jumlah sampel = 10 ml x 1 ml = 0,66 ml 0,7 ml
15 ml
2. UJI KEBOCORAN
Disiapkan beaker glass yang telah berisi larutan metilien blue
0,0025% b/v dalam larutan phenol 0,0025% b/v
Diamati apakah volume dalam ampul ada yang berubah atau tidak. Jika
ampul berwarna biru, maka ampul bocor.
4. UJI pH
Keterangan : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadahnya,
bila diuji satu per satu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml,
tidak kurang darijumlah volume wadah yang tertera pada etiket
bila diisi gabung.
(Farmakope Indonesia ed.V, 2014:1570)
V. WADAH
ETIKET : Lampiran
BROSUR : Lampiran.
KEMASAN : Lampiran
VI. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1976. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lachman, L., Schwartz, J, B., and Lieberman H.A. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms.
Tablets, 2nd Ed, 492, Marcell Dekker Inc, New York.
Reynolds.1992. Martindale The Extra Pharmacopeia, 28th ed. London : The
Pharmaceutical Press.
Ronald M, Atlas, 2006. Handbook of Microbiological Media for The Examination of
Food Second Edition. USA : CRC Press
Tjay, Tan Hoan. 2007. Obat – Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Trissel,LA. 2007. Handbook On Injectable Drugs Ed 15th ed, ASHP. USA : United States
Pharmacopeia.
LAMPIRAN
Epidin
Injeksi
ETIKET
PEMERIAN:
Larutan jernih,steril,tidak berwarna dalam ampul amber 1ml yang memiliki break color
berwarna putih
KOMPOSISI :
Tiap ml berisi:
Epinephrine bitartrat setra dengan epinephrine 1mg
INDIKASI :
-Untuk mengatasi anafilaksis akut pada keadaan darurat
-Pada penghambatan saluran pernapasan yang reversibel.
KONTRA INDIKASI :
-Kongestif glaukoma.
-Selama/bersama anestesi hidrokarbon.
-Penggunaan bersama lokal anestesi pada ujung syaraf bagian ujung tubuh(misalnya:ujung-
ujung jari).
-Hipertensi,hioertiroid,iskemia karena penyakit jantung atau insuffiensi serebrovaskuler.
-Syok,anginapektoris.
-Penderita psikoneurotik
-Wanita hamil
POSOLOGI:
Secara i.m. atau s.k. : 0,2 – 1 ml
Bila perlu dosis dapat diulang.
Asma pada anak : 0,01 mg/kg berat badan maksimum 0,5 mh s.k.
EFEK SAMPING :
-Tremor,takikardia,aritmia,mulut kering,kaki tangan menjadi dingin.
-Ansietas,palpitasi,sakit kepala,muka pucat,gelisah,pusing,perasaan lemah,kesulitan
bermafas.
INTERAKSI OBAT:
Propanolol menghambat pengaruh adrenaline adrenoreseptor,sehingga efek adrenaline pada
adrenoreseptor dominan(menyebabkan hipertensi),adrenalin mempengaruhi
kerja obat-obat antidiabetik,karena adrenalin meningkatkan glukosa darah
menghambat pengambilan glukosa oleh jaringan dan meningkatkan
glikogenolisis.
-Jangan diberikan bersama MAO inhibitor
PENYIMPANAN:
Simpan dalam ruang ber AC (suhu dibawah 250 C),dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari
cahaya dan kelembaban.
KEMASAN:
EPINEPHRINE injeksi,dos 10 ampul @2ml
Reg. No.GKL 8919910143 A1
Diproduksi oleh :
PT.SAMIZA PHARMA
Semarang, Indonesia
Semarang, 7 Maret 2018
Mengetahui Praktikan
Dosen Pembimbing
Arum
(1041511022)