Dokumen:
Laboratorium Farmasetika
Fakultas Farmasi
MATA
Universitas Hasanuddin
Disusun Oleh
Diseujui Oleh
Paraf &
Inisial Halaman 2 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Pemerian
Bau
Atribut Warna
1
Fisik Rasa
Bobot
Dimensi
2 Identifikasi
3 Assay
Keseragaman
4
Kandungan
5 Impurities
6 pH
7 Viskositas
8 Volume Terpindahkan
9 Sterilitas
10 Endotoksin
11 Partikel Sub-visibel
12 Osmolaritas
13 Kerapatan
14 Integritas Wadah
Paraf &
Inisial Halaman 3 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
* Konsentrasi bahan aktif oral ditulis dalam mg, konsentrasi bahan tambahan/bahan aktif topikal dalam %
**Bahan pengisi/pembawa/basis ditulis paling akhir, add 100%
Paraf &
Inisial Halaman 4 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
konsentrasi yang digunakan. Di antara pengawet antimikroba yang digunakan dalam larutan dan
suspensi oftalmik dan konsentrasi efektifnya adalah benzalkonium klorida, 0,004%-0,01% (Ansel :
608-609)
2. Benzalkonium klorida merupakan pengawet pilihan yang telah lama digunakan untuk sediaan-
sediaan opthalmologist. Benzalkonium klorida 1:5000 lebih efektif, tidak mengiritasi dan merupakan
self sterilizing agent untuk larutan mata. Selain itu benzalkonium klorida dilaporkan sangat efektif
terhadap bakteri pseudomonas aeruginosa dan tidak mengiritasi pada mata. Selain itu,
Benzalkonium klorida lebih efektif terhadap Pseudomonas dan Protcus dibandingkan fenilmerkuri
nitrat, fenol, klorobutanol, golongan paraben, thimerosal dan fenil etil alkohol (Scoville : 235,236)
3. Benzalkonium klorida merupakan pengawet spektrum luas yang efektif terhadap bakteri Gram
negatif dan Gram positif. Benzalkonium klorida dapat digunakan sebagai pengawet pada sediaan
obat mata pada konsentrasi 0,01%-0,02% (Excipient : 56)
Metil Selulosa
1. Metil selulosa dapat digunakan sebagai agen pemviskos pada sediaan mata dengan konsentrasi 0,5-
1%. Selain itu metil selulosa stabil pada rentang pH yang luas yaitu pH 3-11. (Eksipient : 438-439)
2. Metil selulosa adalah salah satu agen pemviskositas yang digunakan untuk mengontrol laju
penurunan tetes mata dari wadah sehingga memudahkan penggunaan (Fastrack : 142)
3. Keuntungan penggunaan Metil selulosa sebagai agen pemviskositas yaitu karena metil selulosa
tidak mengiritasi pada jaringan okular dan dapat digunakan untuk waktu yang lama tanpa
menyebabkan kerusakan pada mata. (AMA Drug evaluation : 992)
4. Metil selulosa dengan konsentrasi yang rendah sudah cukup untuk menghasilkan sediaan yang
viskos dan penggunaan metil selulosa juga dapat meningkatkan waktu kontak dengan mata.
Dibandingkan dengan penggunaan HPMC dapat menurunkan tegangan permukaan air mata selain
itu, HPMC mempengaruhi aktivitas pengawet yang digunakan yaitu benzalkonium klorida walaupun
hanya sedikit. (Practical Pharmaceutics : 173)
Natrium Klorida
1. Larutan natrium klorida 0,9% atau juga dikenal sebagai garam fisiologis tubuh, dapat berfungsi
sebagai larutan isotonis karena sifatnya yang bersifat isotonis. Selain itu dapat berguna untuk irigasi
steril, misalnya pada mata, kandung kemih, dam pembersihan kulit atau luka (Martindale : 1687)
2. Larutan injeksi untuk aplikasi pada membran mukosa dan larutan volume besar untuk penggunaan
optalmik harus dibuat isoosmotik dengan cairan jaringan utama menghindari rasa sakit dan iritasi.
Pemodifikasi isotonisitas yang paling banyak digunakan adalah dekstrosa dan natrium klorida dan
hanya dapat dilakukan setelah penambahan semua bahan lain karena masing-masing bahan akan
berkontribusi terhadap tekanan osmotik keseluruhan dari suatu larutan (Aulton : 317)
3. Natrium klorida dapat digunakan secara luas dalam formulasi sediaan terutama sediaan parenteral
maupun nonparenteral dimana penggunaan utamanya ialah sebagai larutan pengisotonis (Excipient :
637)
Paraf &
Inisial Halaman 5 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
5. Asam borat adalah asam yang cocok untuk digunakan sebagai sistem penyangga dalam produk
farmasi (Encyclopedia : 388)
6. Asam borat digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam tetes mata, produk kosmetik, salep, dan
krim topikal dan juga pada makanan. Selain itu, asam borat dan golongan borat memiliki kapasitas
buffer yang baik dan digunakan untuk mengontrol pH dan telah digunakan dalam sediaan eksternal
seperti tetes mata (Excipient : 68)
Purified Water
1. Sebagian besar pembawa yang digunakan dalam formulasi bentuk sediaan larutan mata adalah
purified water USP. WFI (Water for Injection) bukanlah persyaratan formulasi yang spesfik (Fasttrack
: 141)
2. Air banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam pengolahan, formulasi dan
pembuatan produk farmasi, bahan farmasi aktif (API) dan zat antara, dan reagen analitis (Excipient :
766)
3. Ketika zat obat ditambahkan langsung ke larutan isotonik, maka larutan akan menjadi sedikit
hipertonik. Umumnya, ini tidak memberikan ketidaknyamanan kepada pasien. Namun, jika larutan
seperti itu tidak diinginkan, penyesuaian yang tepat dapat dilakukan dengan penambahan pembawa
purified water (Ansel : 615)
Dinatrium Edetat
1. Disodium edetate digunakan sebagai agen pengkelat dalam berbagai sediaan farmasi, termasuk obat
kumur, sediaan oftalmik, dan sediaan topikal, (1-3) biasanya pada konsentrasi antara 0,005 dan 0,1%
(Excipient : 243)
2. Benzalkonium klorida tidak efektif terhadap beberapa strain Pseudomonas aeruginosa,
Mycobacterium tuberculosis, Trichophyton interdigitale, dan T. rubrum. Namun, dikombinasikan
dengan disodium edetate (0,01-0,1% b/v), benzyl alkohol, phenylethanol, atau phenylpropanol,
aktivitas dalam menghambat Pseudomonas aeruginosa meningkat (Excipient : 56)
3. Benzalkonium ristensi terhadap mikroorganisme tertentu yang merupakan bakteri patogen pada
mata (terutama Pseudomonas aeruginosa). Oleh karena itu, penambahan 0,1% b / v disodium
edetate dalam formulasi okular untuk meningkatkan aktivitas antimikroba benzalkonium klorida
dengan mengkelat kation divalen dalam membran luar sel bakteri, sehingga membuat bakteri lebih
permeabel terhadap difusi zat antimikroba (Fasttrack : 144)
Natrium Tiosulfat
1. Jika terpapar ke udara atau disterilkan dengan panas, larutan natrium sulfacetamide dapat
mengalami hidrolisis membentuk endapan sulfanilamide; mengalami oksidasi yaitu terjadi
perubahan warna coklat kekuningan menjadi coklat kemerahan. Larutan dari natrium sulfacetamide
yang telah berubah warna sebaiknya tidak digunakan. Oleh karena itu, digunakan antioksidan untuk
meminimalkan perubahan warna (AHFS :14 670)
2. Natriu tiosulfat merupakan antioksidan yang digunakan pada sediaan optalmik dan memiliki rentang
pH yang sesuai dengan 6,5-8,0 (Excipient : 671)
3. Natrium tiosulfat adalah stabilizer yang baik untuk foodegradasi sulfasetamid. Larutan sulfasetamid
30% dengan naterium tiosulfat 0,5% pada sterilisasi 100oC menyebabkan sediaan stabil selama 1
tahun. Dibandingkan dengan natrium metabisulfit yang dapat bereaksi menjadi katalis pada reaksi
hidrolisis terutama dengan adanya oksigen (Iqbal Ahmad et al. : 502, 498-499)
Paraf &
Inisial Halaman 6 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
308)
5. Natrium hidroksida merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai agen pembasaan atau
menaikkan pH sediaan untuk mencapai kestabilan sediaan atau produk farmasi yang diinginkan
(Excipients : 308)
6. Untuk sediaan yang langsung bersentuhan dengan jaringan perlu memiliki pH fisiologis oleh sebab itu
perlu ditambahkan adjust pH, Natrium hidroksida dan asam klorida umumnya digunakan sebagai
adjust pH untuk mencapai pH yang diinginkan dalam produk akhir, juga digunakan untuk
menyesuaikan pH akhir dalam produk (Encyclopedia : 2212)
Spesifikasi 2
Paraf &
Inisial Halaman 7 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Spesifikasi 3
Spesifikasi 4
Paraf &
Inisial Halaman 8 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
A. Uraian Farmakologi
Warna Putih
5 Pemerian
Bau Tidak berbau
Rasa -
Paraf &
Inisial Halaman 9 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Suhu Dekomposisi -
11 Log P -
12 Polimorfisme -
13 Bentuk Kristal -
14 Higroskopisitas -
15 Ukuran Partikel -
Nyata -
-
16 Kerapatan Ruah
Mampat -
17 Rumus Bangun
Paraf &
Inisial Halaman 10 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Paraf &
Inisial Halaman 11 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
C. Uraian Stabilitas
2 Pengaruh Cahaya
3 Pengaruh Kelembaban
B Dalam Larutan
1 Pengaruh Pelarut
2 Pengaruh pH
3 Pengaruh Cahaya
C Inkompatibilitas
1 Gugus Fungsi
2 Ion Logam
3 Senyawa Tertentu
D Saran Penyimpanan
Paraf &
Inisial Halaman 12 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
A. Bahan Tambahan 1
Warna putih
5 Pemerian
Bau -
6 Titik Lebur -
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas Garam EDTA lebih stabil dari bentuk asam bebasnya.
Tidak bercampur dengan pengoksidasi kuat, basa kuat, ion logam
12 Inkompatibilitas
polivalen seperti besi.
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering
16 Konsentrasi 0,1%
B. Bahan Tambahan 2
Paraf &
Inisial Halaman 13 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
C. Bahan Tambahan 3
Paraf &
Inisial Halaman 14 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Warna Putih
Bau -
10 Higroskopisitas Higroskopik
Asam borat merupakan senyawa yang higroskopik dan harus
11 Stabilitas
disimpan dalam wadah yang terlindung dari air.
12 Inkompatibilitas -
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
Disarankan untuk disimpan dalam wadah yang terlindung dari air
15 Saran Penyimpanan dan pada wadah diberikan etiket “Tidak Untuk Penggunaan
Dalam”
16 Konsentrasi 1,9%
D. Bahan Tambahan 4
Bentuk Kristal
Warna putih
5 Pemerian
Bau tidak berbau
Rasa rasa garam dan asin
Paraf &
Inisial Halaman 15 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
10 Higroskopisitas -
Larutan NaCl sangat stabil namun dapat menyebabkan terjadinya
11 Stabilitas peruraian pada wadah gelas. Proses sterilisasi larutan NaCl dapat
dilakukan dengan menggunakan autoklaf atau dengan filtrasi
Tidak dapat berkontak langsung dengan besi, serta dapat bereaksi
12 Inkompatibilitas dengan timbal dan garam merkuri. Oksidator kuat dapat pula
menyebabkan terlepasnya Cl dari NaCl
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering
16 Konsentrasi 0,9%
E. Bahan Tambahan 5
Rasa -
6 Titik Lebur -
9 pH (Dalam Larutan) 1
10 Higroskopisitas -
Paraf &
Inisial Halaman 16 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
11 Stabilitas -
Incompabilitas dengan bahan yang mengandung logam dan
12 Inkompatibilitas
banyak unsur hidrogen.
Gunakan pelindung seperti sarung tangan masker dengan baik dan
13 Penanganan kaca mata dengan baik karena HCl dapat mengiritasi kulit dan
mata
LD50 (tikus, IP): 1.4 g/kg
14 Toksisitas
LD50 (kelinci, oral): 0.9 g/kg
15 Saran Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terhindar cahaya.
16 Konsentrasi 35-38%
F. Bahan Tambahan 6
Rasa -
604°F
6 Titik Lebur
318° C
Larut dalam 0.9 air dan 0.3 pada air 100
Dalam Air
°C
7 Kelarutan larut dalam 7.2 etanol, praktis tidak larut
Dalam Pelarut Lain dalam eter, dan dapat bercampur
dengan glikol
8 pKa -
11 Stabilitas -
Akan bereaksi dengan eter atau ester, dan dapat beraksi dengan
12 Inkompatibilitas
zat penoksidasi
Gunakan pelindung seperti sarung tangan masker dengan baik dan
13 Penanganan kaca mata dengan baik karena HCl dapat mengiritasi kulit dan
mata
Paraf &
Inisial Halaman 17 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
16 Konsentrasi 5%
G. Bahan Tambahan 7
Rasa hambar.
Mulai coklat pada 190–200°C; mulai char di
6 Titik Lebur
225–230°C.
Praktis tidak larut dalam air panas.
Dalam air dingin, metilselulosa
Dalam Air membengkak dan menyebar perlahan
untuk membentuk dispersi koloid yang
jernih, kental, koloid.
7 Kelarutan Praktis tidak larut dalam aseton,
metanol, kloroform, etanol (95%), eter,
larutan garam jenuh, toluena. Larut
Dalam Pelarut Lain
dalam asam asetat glasial dan dalam
campuran etanol dan kloroform dengan
volume yang sama.
8 pKa -
Paraf &
Inisial Halaman 18 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
H. Bahan Tambahan 8
Rasa -
75°C saat dipanaskan dengan cepat. Pada 100°C kehilangan 5H2O;
pada 150°C kehilangan 9H2O; dan pada 320°C menjadi anhidrat.
6 Titik Lebur
Pada sekitar 880°C, zat ini meleleh ke dalam kondisi seperti kaca:
'manik-manik boraks'
Dalam Air 1 in 1 air mendidih; 1 dari 16 air
7 Kelarutan 1 in 1 gliserin; praktis tidak larut dalam
Dalam Pelarut Lain
etanol (95%), etanol (99,5%), dan dietil
Paraf &
Inisial Halaman 19 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
8 pKa -
11 Stabilitas -
Sodium borate tidak kompatibel dengan asam dan dengan garam
12 Inkompatibilitas
logam dan alkaloid.
Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai dengan keadaan
13 Penanganan dan jumlah bahan yang ditangani; jangan bergabung dengan
asam.
LD50 (guinea pig, oral): 5.33 g/kg
LD50 (mouse, IP): 2.711 g/kg
14 Toksisitas LD50 (mouse, IV): 1.320 g/kg
LD50 (mouse, oral): 2.0 g/kg
LD50 (rat, oral): 2.66 g/kg
Natrium borat harus disimpan dalam wadah tertutup di tempat
15 Saran Penyimpanan
yang sejuk dan kering.
16 Konsentrasi 0.03–1.0%
I. Bahan Tambahan 9
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) 6,5-8
Paraf &
Inisial Halaman 20 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
10 Higroskopisitas -
J. Bahan Tambahan 10
Dalam Air -
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Larut dalam beberapa pelarut polar.
8 pKa -
Paraf &
Inisial Halaman 21 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Paraf &
Inisial Halaman 22 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Paraf &
Inisial Halaman 23 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Prep: Preparasi/Sterilisasi; Mix: Mixing; Filtr: Filtrasi; Fill-Seal: Filling dan Sealing; PostSter: Sterilisasi Akhir; Pack: Pengemasan Primer
C. Sterilisasi
ID Alat/
No. Nama Alat/Bahan Metode Sterilisasi Ref.
Bahan
Panas basah (Autoklaf 121°C, 2 Fasttrack
1 AG-UK-00-00 Gelas ukur
atm, 15 menit) : 127
Panas kering (Oven 180°C selama Scoville :
2 SE-SE-00-00 Sendok tanduk besi
30 menit) 407
Panas basah (Autoklaf 121°C, 2 Scoville :
3 SE-SE-00-00 Sendok tanduk plastik
atm, 15 menit) 407
Panas kering (Oven 180°C selama Fasttrack
4 AG-CO-00-00 Corong
30 menit) : 127
Panas basah (Autoklaf 121°C, 2 Fasttrack
5 AG-ER-00-00 Erlenmeyer
atm, 15 menit) : 127
Panas kering (Oven 180°C selama Fasttrack
6 AG-AR-00-00 Kaca arloji
30 menit) : 127
Panas kering (Oven 180°C selama Fasttrack
7 AG-PT-00-00 Pipet tetes
30 menit) : 127
Panas kering (Oven 180°C selama Scoville :
8 - Kertas perkamen
30 menit) 406
Panas kering (Oven 180°C selama Fasttrack
9 - Wadah tetes mata
30 menit) : 127
Scoville
Panas basah (Autoklaf 121°C, 2
10 - Karet pipet tetes 3rd Ed :
atm, 15 menit)
258
Panas kering (Oven 180°C selama Scoville :
11 AP-LU-00-00 Lumpang
30 menit) 407
Panas kering (Oven 180°C selama Scoville :
12 AP-AL-00-00 Alu
30 menit) 407
Masker, Hair cover, lap kasar, lap Panas basah (Autoklaf 121°C, 2 Fasttrack
12 -
halus atm, 15 menit) : 127
Panas basah (Autoklaf 121°C, 2 Fasttrack
13 AG-BE-00-00 Beaker
atm, 15 menit) : 127
Panas kering (Oven 180°C selama Scoville :
14 - Kertas saring
30 menit) 406
Panas basah (Autoklaf 121°C, 2 Ansel :
10 - Produk Akhir
atm, 15 menit) 533
Paraf &
Inisial Halaman 24 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
KIMIA
MIKROBIOLOGI
Paraf &
Inisial Halaman 25 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
No. Rincian
Kemasan Primer (No. Rancangan: 17BKP.A1.001-XXXXX)
Jenis :
1 Bahan :
Ketebalan :
Dimensi :
Bobot : per luas area
Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 17BKS.A1.001-XXXXX)
Jenis :
2 Bahan :
Dimensi :
Volume :
Bobot : per luas area
Leaflet (No. Rancangan: 17LFT.A1.001-XXXXX)
Jenis :
3 Bahan :
Ketebalan :
Dimensi :
Bobot : per luas area
Label (No. Rancangan: 17LBL.A1.001-XXXXX)
4 Jenis :
Bahan :
Dimensi :
Paraf &
Inisial Halaman 26 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Metode Belanda
h = [0,28-((CA x fA) + (CB x fB))]Mh
MA MB fh
100 5 0,1 1,6 0,1 19 0,5
h = [0,28-((236,221 x 1,8+ 412,432 x 1 + 372,24
+ 158,097 x 1,8 448,008
x 1,8 + 58,807 x 1,8 381,363 x
1,8)] x 32
Paraf &
Inisial Halaman 27 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
D. Bill of Material
Besar Bets = 100 ml
Item Per Butir Per Bets
Nama Bahan Fungsi
No Jumlah UoM Jumlah UoM
1 Natrium Sulfasetamid Zat aktif 1 g 10 g
2 Benzalkonium Klorida Pengawet 0,001 g 0,01 g
3 Dinatrium EDTA Penghelat 0,01 g 0,1 g
4 Natrium tiosulfat Antioksidan 0,016 g 0,16 g
5 Metil Selulosa Agen Viskositas 0,05 g 0,5 g
6 Asam Borat Buffer 0,19 g 1,9 g
7 Natrium Borat Buffer 0,005 g 0,05
8 NaCl Pengisotonis - - - -
9 WFI Pembawa 8,728 87,28
10 Botol Kaca BKP 1 pcs 5 pcs
11 Label BKS 1 pcs 5 pcs
12 Brosur BKS 1 pcs 5 pcs
13 Folding Box BKS 1 pcs 5 pcs
BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder
Rincian Perhitungan:
Paraf &
Inisial Halaman 28 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Paraf &
Inisial Halaman 29 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Tahap D Pencampuran
1. Gerus metil Selulosa dengan air dingin hingga membentuk mucilago
2. Larutkan natrium sulfasetamid, benzakonium klorida, dan disodium EDTA dengan WFI sebanyak 20 ml,
gojog selama 2 menit kemudian tambahkan NaCl
3. Campur hasil larutan ke mucilago, aduk hingga bercampur dengan merata
4. Pindahkan ke beaker yang telah terkalibrasi
5. Ukur pH
6. Cukupkan dengan water for injeksi hingga batas kalibrasi
7. Simpan untuk proses selanjutnya
Tahap E Filtrasi
1. Saring hasil pencampuran dengan kertas saring
Paraf &
Inisial Halaman 30 dari 31
Ophthalmide® Tetes Mata, 0,1 g/ml, 19DRP.TM.D9-16304
Bagian 13 Referensi
1. Ansel’s. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, 9th. The University of Georgia.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta; Depkes RI.
3. Gennaro, A.R.,1998. ”Remington’s Pharmaceutical Science 18th Edition”, Mack Publishing Company,
Easton
4. Swarbick, James. 2007. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Third Edition.USA; Pharmaceutical
Inc.
5. USP, 2015. The United States Pharmacopeia, 38th ed, Elektronic Version, United States.
6. Sweetman, Sean C .2009. Martindale thirty sixth edition. London : Pharmaceutical Press.
7. Rowe, Raymod C dkk. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th. London, Pharmaceutical Press.
8. Scoville. 1957. The Art of Compounding. In McGraw-Hill Book Company second edition, New York,
9. Parrot, E.L.. 1970. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, Third Ed., 82. Burgess Pub.
6, Mineapolis.
10. Aulton, M. E. 2002. Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design Second Edition 530, ELBS Fonded
by British Government
11. Jones, David. 2008. Pharmaceutics Dosage Form and Design - FASTtrack. UK: RPS Publishing.
12. AHFS. 2011. AHFS Drug Information, Bethesda: American Society of Health System Pharmacists.
13. American Medical Association. 1997. Drug Evaluation. Ney York: Publishing Sciences Group.
14. Boer, Y., May, V, dan Brun, P. Practical Pharmaceutics: an International Guideline for The preparation
Care and Use of medicinal Products. New York: Springer.
15. Iqbal, A., Ahmad, T., dan Usmangham, K. 1994. Sulfacetamide. Pakistan : Academic Press Inc.
Paraf &
Inisial Halaman 31 dari 31