Dokumen:
Laboratorium Farmasetika
Fakultas Farmasi
OINTMENT
Universitas Hasanuddin
Disusun Oleh
Diseujui Oleh
4 Kekuatan Sediaan 1%
Paraf &
Inisial Halaman2dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Paraf &
Inisial Halaman3dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Atropin Sulfat 1%
Lanolin Anhidat 10%
Parafin Cair 10%
Klorobutanol 0,5%
Alfa-tokoferol 0,001%
Air Steril untuk Injeksi 0,07 ml
Vaselin Putih ad 100%
Paraf &
Inisial Halaman4dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
aktivitas dilator simpatis dan midriasis, kemudian peran penting kedua dari obat
antimuskarinik adalah melemahkan kontraksi dari otot siliaris atau sikloplegia (4: 15010, 9:
118)
3. Tidak digunakan atropin base karena kelarutan atropin dalam air yang sangat buruk yaitu
sangat sukar larut dalam air sehingga digunakan dalam bentuk garamnya yaitu atropin
sulfat yang menjadi sangat mudah larut dalam air (6: 1219)
4. Atropin sulfat dalam formulasi sediaan mata digunakan pada konsentrasi 0,5-1% yang
dapat digunakan baik untuk anak-anak berusia hingga 12 tahun dan untuk orang dewasa,
sebagai pengobatan mata yang mengalami inflamasi (6: 1220)
5. Atropin biasanya dipakai dengan kekuatan 0,5-1% yang cukup untuk menyebabkan
midriasis selama beberapa hari sampai seminggu (24: 59)
Parafin cair
1. Parafin cair digunakan sebagai bahan tambahan utama dalam sediaan farmasetik topikal
karena sifat emoliennya dimanfaatkan sebagai basis salep. Pada sediaan optalmik, parafin
digunakan karena efeknya yang melembabkan serta cocok untuk disterilkan dengan
metode panas kering (7: 445-446)
2. Basis suatu salep tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata dan harus memungkinkan
difusi zat obat melalui sekresi yang membasahi mata. Basis salep untuk sediaan optalmik
harus memilki titik leleh yang mendekati temperatur tubuh, baik untuk kenyamanan
pasien maupun pelepasan obat. Basis berupa campuran vaselin dan parafin cair sangat
sering digunakan sebagai basis salep mata baik untuk tujuan pengobatan maupun bukan
tujuan pengobatan (5: 285-286)
3. Salep yang mengandung campuran vaselin dan parafin cair banyak digunakan karena
memiliki banyak keuntungan seperti efek emolien yang sangat baik untuk pengobatan
mata kering dan mencegah meningkatnya penguapan air mata. Keuntungan lain dari
Vaselin putih dan parafin cair yang dikombinasikan adalah untuk meningkatkan/mencapai
viskositas salep yang diinginkan (2: 866, 1: 79)
Paraf &
Inisial Halaman5dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Lanolin anhidrat
1. Sediaan salep yang mengandung vaseline dan parafin sebagai basis utama biasanya
ditambahkan lanolin agar basis dapat bercampur dengan air. Perbandingan dari basis-basis
ini dapat divariasikan untuk mencapai konsistensi dan suhu lebur yang diinginkan. Lanoline
juga dapat meningkatkan absorpsi bahan aktif dan konsistensi yang seragam walaupun
dibawah kondisi klimatik (2: 866, 1078)
2. Lanolin yang digunakan dalam konsentrasi 5-10% pada formulasi sediaan topikal berperan
sebagai pembawa hidrofobik. Saat dikombinasikan dengan minyak nabati atau vaseline,
akan dihasilkan efek emolien yang dapat berpenetrasi ke dalam kulit dan membantu
absorpsi dari bahan aktif (1: 80-81, 7: 378-380)
3. Basis serap seperti lanolin anhidrat berguna sebagai bahan tambahan dalam formulasi
untuk menggabungkan sedikit volume dari bahan obat bentuk larutan ke dalam basis
hidrokarbon (vaseline). Hal ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mencampurkan
larutan tersebut ke dalam basis serap lalu kemudian campuran ini ditambahkan lagi ke
dalam basis hidrokarbon. Lanolin anhidrat mengandung air tidak lebih dari 0,25% (5: 273)
Klorobutanol
1. Pengawet pada suatu sediaan mata harus memiliki efek mengiritasi yang sangat rendah,
contohnya yaitu klorobutanol, benzalkonium klorida yang sangat sering digunakan pada
sediaan mata (5: 141)
2. Pengawet pertama yang direkomendasikan pada sediaan salep mata adalah klorobutanol.
Klorobutanol dinyatakan memiliki spektrum luas karena mampu menghambat bakteri gram
positif dan gram negatif khususnya mikroba P.aeruginosa yang sama sekali tidak boleh ada
dalam sediaan mata. (2: 864-866)
3. Tidak digunakan pengawet benzalkonium klorida karena beberapa bakteri khususnya
bakteri patogen terhadap mata yaitu P.aeruginosa ditemukan telah resisten terhadap
pengawet ini (1:144)
Alfa-tokoferol
1. Beberapa bahan tambahan yang mudah teroksidasi seperti parafin membutuhkan
antioksidan yang sesuai untuk mengatasi terjadinya oksidasi seperti BHT, BHA, dan alfa
tokoferol (7: 446)
2. Adanya bahan petrolatum (vaseline) yang merupakan basis hidrokarbon dapat distabilisasi
menggunakan alfa tokoferol (11: 341-342)
3. Alfa tokoferol adalah zat yang bersifat sangat lipofilik sehingga cocok untuk basis
hidrokarbon seperti vaselin. Dibandingkan dengan antioksidan lainnya, tidak digunakan
antioksidan BHA maupun BHT karena dapat mengiritasi mata sehingga tidak cocok untuk
sediaan optalmik (7: 31, 74, 76)
Paraf &
Inisial Halaman6dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
4. Tube aluminium lebih sering digunakan dibandingkan dengan timah bukan hanya karena
harganya yang lebih murah, tetapi juga karena mampu bertahan pada suhu panah (2:
1036)
Paraf &
Inisial Halaman7dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Spesifikasi 2
1. Berdasarkan hasil dari BPOM, bahwa cemaran mikroba ALT/AKK/ Staphiloccoccus aureus
dan Pseudomonas aerugenosa pada salep yaitu negatif (15 :18)
2. Sediaan optalmik harus dalam keadaan steril (1:135)
3. Pengujian sterilitas dilaksanakan pada kondisi aseptik (8: 1359)
Spesifikasi 3
pH
1. pH sediaan yaitu 7,4 dibuat sama dengan pH pada cairan mata (11: 224)
2. PH obat-obatan ophthalmic sangat penting. Air mata normal memiliki pH sekitar 7,4 dan
memiliki beberapa kapasitas buffer. Banyak obat mata, seperti garam alkaloid, asam
lemah dan hanya memiliki kapasitas buffer yang lemah (22: 3)
3. Air mata (isotonic to eyes) memiliki pH sekitar 6,2-6,8 (23 :5 )
4. PH cairan lakrimal adalah 7,4 dan cairan ini memiliki kapasitas buffer yang baik (karena
adanya asam karbonat, asam organik lemah dan protein), mampu menetralkan formulasi
yang tidak diserap secara efektif pada rentang pH yang luas nilai (3.5-10.0) (1:138).
Kadar
1. Persyararatan kadar Atropin sulfat tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,0 % (8 :
184).
2. Persyaratan kadar Salep mata Atropin sulfat berdasarkan USP adalah 90-110% (USP : 309)
3. Atropin sulfat salep optalmik adalah atropin sulfat dalam basis salep oftalmik yang cocok,
mengandung tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% (23)
Partikel Logam
1. Sediaan salep mata harus melalui uji sterilitas dan uji partikel logam (3 : 3259)
2. Uji partikel logam dalam salep mata dirancang untuk membatasi jumlah dan ukuran
partikel logam yang diperbolehkan yaitu dengan syarat jika 1 jumlah partikel dari 10 tube
tidak lebih dari 50 partikel dan jika tidak lebih dari 1 tube maka mengandung 8 partikel
(8:1563)
3. Salep mata harus bebas dari partiel kasar dan harus memenuhi syarat partikel logam pada
uji salep mata. Hal ini ditujukan untuk membatasi jumlah partikel logam yang
diperbolehkan dalam salep mata (17 :1039)
Spesifikasi 4
Viskositas
1. Viskositas merupakan sifat cairan yang terkait dengan ketahanan terhadap aliran.
Menentukan suhu penting karena perubahan viskositas dengan suhu; umumnya, viskositas
cairan berkurang dengan peningkatan suhu ( 5 :539).
2. Viskositas salep mata yaitu 300.000-1.000.000. Hal ini perlu diuji karena sediaan farmasi
memiliki berbagai macam viskositas (21: 504).
Paraf &
Inisial Halaman8dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Uji Kebocoran
1. Dilakukan dengan memilih 10 tube,uji ini dikatakan memenuhi syarat jika tidak ada
satupun kebocoran dari 10 tube yang diuji pertama (5: 1613)
Ukuran Partikel
1. Tujuan dari analisis ukuran partikel dalam farmasi adalah untuk memperoleh data
kuantitatif tentang ukuran, distribusi, dan bentuk obat dan komponen lain yang akan
digunakan dalam formulasi farmasi. Mungkin ada perbedaan besar dalam ukuran partikel,
morfologi kristal, dan karakter amorf di dalam dan di antara zat. Ukuran partikel yang
diperkiran terdapat dalam salep diperkirakan berkisar 50-100 µm (5:185).
A. Uraian Farmakologi
9 Interaksi obat -
10 Farmakokinetika Efek maksimum midriatik terjadi 30-40 menit setelah pemberian
Paraf &
Inisial Halaman9dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
12 Polimorfisme -
15 Ukuran Partikel -
Nyata -
16 Kerapatan
Ruah -
Paraf &
Inisial Halaman10dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Mampat -
17 Rumus Bangun
Paraf &
Inisial Halaman11dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
C. Uraian Stabilitas
A. Bahan Tambahan 1
Paraf &
Inisial Halaman12dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Bau -
Rasa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
Tokoferol dioksidasi perlahan oleh oksigen atmosfer dancepat
dengan garam besi dan perak. Produk oksidasi
termasuktocopheroxide, tocopherylquinone, dan
tocopherylhydroquinone,
11 Stabilitas serta dimer dan trimer. Tocopherol ester lebih stabiloksidasi dari
tokoferol bebas tetapi akibatnya kurangantioksidan yang efektif.
Tokoferol harus disimpan di bawah gas lembam, dalam kedap
udarawadah di tempat yang sejuk, kering dan terlindung dari
cahaya.
Tokoferol tidak sesuai dengan peroksida dan ion logam,terutama
12 Inkompatibilitas
besi, tembaga, dan perak. Tokoferol dapat diserapmenjadi plastik.
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
B. Bahan Tambahan 2
1 Nama Petroleum
Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow White;
SoftWhite; vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow
2 Nama IUPAC
petroleum
jelly.
3 Rumus Molekul -
4 Berat Molekul -
Paraf &
Inisial Halaman13dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas Vaselin tidak boleh dipanaskan untuk waktu yang lama
12 Inkompatibilitas Bersifat inert dan hanya memiliki sedikit inkompatibilitas
Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai dengan keadaan
13 Penanganan danjumlah material yang ditangani Untuk tempat kerja yang
direkomendasikanbatas pemaparan
14 Toksisitas -
Petrolatum harus disimpan dalam wadah tertutup baik,
15 Saran Penyimpanan
dilindungidari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
16 Konsentrasi Hingga 100%
C. Bahan Tambahan 3
1 Nama Parafin
2 Nama IUPAC Hard wax; paraffinum durum; paraffinum solidum; paraffin wax
4 Berat Molekul -
Paraf &
Inisial Halaman14dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas Parafin bersifat stabil
12 Inkompatibilitas -
13 Penanganan -
D. Bahan Tambahan 4
1 Nama Klorobutanol
Acetone chloroform; anhydrous chlorbutol; chlorbutanol;
chlorobutanolumanhydricum; chlorbutol; chloretone; Coliquifilm;
2 Nama IUPAC
Methaform; Sedaform; trichloro-tert-butanol; b,b,b-trichloro-
tertbutylalcohol; trichloro-t-butyl alcohol.
3 Rumus Molekul C4H7Cl3O
4 Berat Molekul 177,46
Bentuk Mudah menguap, kristal
Rasa -
6 Titik Lebur 76-78o C
Larut dalam air, sangat mudah larut
Dalam Air
dalam air panas
7 Kelarutan
Sangat mudah larut dalam aseton, asam
Dalam Pelarut Lain
asetat, kloroform dan eter
Paraf &
Inisial Halaman15dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
11 Stabilitas Bersifat volatile
Inkom terhadap Magnesium trisilikat, polyethylene, and
12 Inkompatibilitas
polyhydroxyethylmethacrylate dan polysorbate 80
13 Penanganan -
14 Toksisitas -
E. Bahan Tambahan 5
1 Nama Lanolin
Anhydrous lanolin, Adeps lanae; cera lanae; E913; lanolina;
2 Nama IUPAC
lanolin anhydrous; Protalan anhydrous; purified lanolin;
3 Rumus Molekul -
4 Berat Molekul -
Bentuk Zat padat lunak
Warna Pucat kuning
5 Pemerian
Bau Tidak berbau
Rasa manis
6 Titik Lebur -
Dalam Air Praktis tidak larut dalam air
7 Kelarutan Larut dalam kloroform, ether, minyak,
Dalam Pelarut Lain
benzene,
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
13 Penanganan -
Paraf &
Inisial Halaman16dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
16 Konsentrasi -
A. Peralatan
No. ID Alat Nama Alat/Tipe Merek Jumlah No.SOP
1 TB-OH-PA-O1 Timbangan - 1 SOP-LABFAR-A1-012
OV-MM-UN- Oven - 1 SOP-LABFAR-A1-007
2
01
3 AV-AA-X2-01 Autoklaf - 1 SOP-LABFAR-A1-009
4 PO-LU-OO-00 Lumpang dan Alu - 1 SOP-LABFAR-A1-006
5 AG-CP-00-00 Cawan porselen - 6 SOP-LABFAR-A1-015
6 AB-PI-00-00 Pinset - 2 -
7 AP-SP-00-00 Spatel - 2 SOP-LABFAR-A1-025
8 AL-TS-00-00 Tube salep - 6 -
9 AP-SU-00-00 Sudip - 1 SOP-LABFAR-A1-025
10 AG-BP-00-00 Batang pengaduk - 1 SOP-LABFAR-A1-016
11 AG-PV-00-00 Pipet Skala - 2 SOP-LABFAR-A1-005
12 AG-BE-00-00 Kain Kasa - 2 SOP-LABFAR-A1-002
13 SE-SE-00-00 Sendok Tanduk - 2 SOP-LABFAR-A1-024
14 - Enkas - 1 SOP-LABFAR-A1-009
15 - Kertas Perkamen - 30 SOP-LABFAR-A1-015
16 - Benang godam - 1 SOP-LABFAR-A1-012
17 - Aluminium Foil - 1 SOP-LABFAR-A1-007
19 - Bunsen - 1 SOP-LABFAR-A1-009
20 - Gunting - 1 -
21 AG-GU-00-00 Gelas ukur 5 ml - 1 -
22 AG-ER-00-00 Erlenmeyer 25 ml - 1 -
B. Critical Process Parameters (CPPs)
Parameter QA* yang
Tahap Bahan Alat Syarat
Kritis Berhubungan
Suhu, waktu
Alat dan bahan yang
Prep Autoklaf dan Oven loading pattern yang digunakan, Steril
digunakan
tekanan
Ketidakmurnian,
Homogenitas, Viskositas
pH, Batas
Kecepatan 300.000-
mikroorganisme,
Basis, Atropin pencampuran, Suhu
Densitas,Viskosit 1.000.000 cps,
Mix Sulfat, Klorobutanol Lumpang dan alu pada saat proses
as, Ukuran pH 7,4, Steril,
dan Alfatokoferol pengerjaan,dan
partikel dan syarat kadar
ukuran filter
Distribusi 90%-120%
saringan
partikel
Fill-Seal Hasil Mix Kertas Perkamen, Kecepatan pH, Densitas, Viskositas
Paraf &
Inisial Halaman17dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
C. Sterilisasi
ID Alat/
No. Nama Alat/Bahan Metode Sterilisasi Ref.
Bahan
- Vaseline Putih Panas kering (oven) 160oC selama Ansel :
1
1 jam 446
- Lanolin Panas kering (oven) 160oC selama Ansel :
2
1 jam 446
- Parafin Cair Panas kering (oven) 160oC selama Ansel :
3
1 jam 446
- Tube Panas kering (oven) 160oC selama FI III : 20
4
1 jam
PO-LU-OO-00 Lumpang dan Alu Panas kering (oven) 150˚C selama Scoville :
5
1 jam 405
AB-PI-00-00 Pinset Panas kering (oven) 150oC selama Parrot :
6
1 jam 286
AG-CP-00-00 Cawan porselen Panas kering (oven) 150˚C selama Scoville :
7
1 jam 405
AB-PI-00-00 Spatel Autoklaf 121o selam 30 menit Scoville :
8
405
AP-SP-00-00 Pipet Autoklaf 121o selam 30 menit Parrot :
9
286
Karet pipet Panas kering (oven) 121oC selama Parrot :
10
30 menit 286
- Perkamen Panas kering (oven) 150˚C selama Scoville :
11
1 jam 405
AP-SU-00-00 Batang pengaduk Panas kering (oven) 150˚C selama Scoville :
12
1 jam 405
AG-BP-00-00 Sudip Autoklaf 121o selama 30 menit Parrot :
13
286
AG-BE-00-00 Kertas saring Autoklaf 121o selama 30 menit Parrot :
14
286
- Gunting Panas kering (oven) 150˚C selama Parrot :
15
1 jam 286
AG-GU-00-00 Erlenmeyer 25 ml Autoklaf 121o selama 30 menit Parrot :
16
286
AG-ER-00-00 Gelas Ukur 5 ml Autoklaf 121o selama 30 menit Parrot :
17
286
Paraf &
Inisial Halaman18dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Paraf &
Inisial Halaman19dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Paraf &
Inisial Halaman20dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
No. Rincian
Kemasan Primer (No. Rancangan: 19 BKP.A7.001-16332)
Jenis : Tube
1 Bahan : Aluminium
Ketebalan : 0,5 mm
Dimensi : 7 x 1,4 x 2 cm
Bobot : 1,882 g per luas area
Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 19 BKS.A7.001-16332)
Jenis : Folding Box
2 Bahan : Formika
Dimensi : 7,1 x 1,5 x 2,1 cm
Volume : 3,5 g
Bobot : 1,417 g per luas area
Leaflet (No. Rancangan: 19 LFT.A7.001-16332)
Jenis : Kertas
Bahan : Hvs 70 gsm
3 Ketebalan : 70,05 mm
Volume : 15 x 7 cm
Dimensi : 15 x 7 cm
Bobot : 0,777 g per luas area
Label (No. Rancangan: 19 LBL.A7.001-16332)
Paraf &
Inisial Halaman21dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
A. Perhitungan Bahan
Perhitungan Tiap 1 Tube
1
Atropin Sulfat = x 3,5 g = 0,035 g
100
10
Parafin = x 3,5 g = 0,35 g
100
10
Lanolin anhidrat = x 3,5 g = 0,35 g
100
0,5
Klorobutanol = x 3,5 g = 0,0175 g
100
0,001
Alphatokoferol = x 3,5 g = 0,000035 g
100
Basis Vaselin = 3,5 g – (0,035 g + 0,35 g + 0,35 g + 0,0175 g + 0,000035 g) = 3,5 g – 0,7525 g
=2,748 g
10
Atropin Sulfat = x 0,035 g = 0,0035 + 0,035 g = 0,0385 g
100
10
Parafin = x 0,35 g =0,035 g + 0,35 g = 0,385 g
100
10
Lanolin = x 0,35 g =0,035 g + 0,35 g = 0,385 g
100
10
Klorobutanol = x 0,0175 g = 0,00175 g + 0,0175 g = 0,01925 g
100
10
Alphatokoferol = x 0,000035 g = 0,0000035 g + 0,000035 g = 0,0000385 g
100
10
Basis Vaselin = x 2,748 g = 0,2748 g + 2,748 g = 3,0228 g
100
Perhitungan Batch
Paraf &
Inisial Halaman22dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Perhitungan 70 g
1
Atropin Sulfat = x 70 g = 0,7 g
100
10
Parafin = x 70 g = 7 g
100
10
Lanolin = x 70 g = 7 g
100
0,5
Klorobutanol = x 70 g = 0,35 g
100
0,001
Alphatokoferol = x 70 g = 0,0007 g = 1 kapsul Nature- E (Sediaan Nature- E
100
mengandung 100 IU perkapsul, 1 IU = 0,667 mg. 1 kapsul Nature- E mengandung 66,7
alfatocoferol
Air Steril = 1 ml
B. Bill of Material
Besar Bets = 7 gram
Item Per Butir Per Bets
Nama Bahan Fungsi
No Jumlah UoM Jumlah UoM
1 Atropin Sulfat Bahan Aktif 0,0385 g 0,231 g
2 Klorobutanol Pengawet 0,01925 g 0,1155 g
3 Parafin Basis 0,385 g 2,1 g
4 Lanolin Basis 0,385 g 2,1 g
5 Alphatokoferol Antioksidan 0,00003 g 0,00023 g
85 1
6 Vaselin Putih Basis 3,62 g 18,137 g
7 Air Steril Pelarut 0,07 ml 1 ml
8 Tube BKP 1 Buah 6 Buah
9 Tutup Tube BKP 1 Buah 6 Buah
10 Label BKS 1 Buah 6 Buah
11 Brosur BKS 1 Buah 6 Buah
12 Folding Box BKS 1 Buah 6 Buah
BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder
Rincian Perhitungan:
Paraf &
Inisial Halaman23dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
1. Vaselin putih,lanolin anhidrat dan Parafin cair disaring cair terlebih dahulu diwadah terpisah
2. Setelah disaring, basis disterilkan menggunakan uap panas oven suhu 150o C
3. Disterilkan bahan dan alat menggunakan metode yang telah ditentukan
Tahap C Pencampuran
Paraf &
Inisial Halaman24dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Bagian 13 Referensi
1. Jones. 2008. D. FASTtrack: Pharmaceutics – Dosage Form and Design. London. Pharmaceutical
Press.
2. Osol, A. and J.E. Hoover, et al. (eds.). 1975. Remington's Pharmaceutical Sciences. 15th ed. Easton,
Pennsylvania: Mack Publishing Co.
3. Swarbrick, James. 2007. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology. Third edition Volume 1. USA.
Informa Health Care.
4. AHFS. 2004. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health System Pharmacists.
5. Ansel, Howard, C. 2005. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System 9th Edition. China:
The Point.
6. Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. Thirty-sixht edition. London.
Pharmaceutical press.
7. Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition. London: Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association.
9. Katzung, Bertram G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. EGC, Jakarta
10. Alfred G dan Louis SG. 2011. Goodman and Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics.
Edisi 12. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
11. Scoville. 1957. The Art of Compounding, In McGraw-Hill Book Company second edition: New York.
12. Lachman, Leon, dkk.2012. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press.
13. Prescription
14. Aulton, M., E. 2002. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. London: Churchill Living
Stone.
16. Cox, Shayne. 2008. Pharmaceutical Manufacturing Handbook. Canada: Wiley Interscience
17. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI..
18. Eynold, James. E., F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia, 36th Edition. London: The
Pharmaceutical Press.
Paraf &
Inisial Halaman25dari26
Atrofat® Ophthalmic Ointment, 1%/3,5 g, 19DRP.SM.A7-16516
Paraf &
Inisial Halaman26dari26