Anda di halaman 1dari 22

No.

Dokumen:

DOKUMEN RANCANGAN 19DRP.SM.A1-16022

PENGEMBANGAN PRODUK Tanggal Pengesahan:

Laboratorium Farmasetika ANTROSFAT® Salep Mata


Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

Disusun Oleh

ForDev Scientist PackDev Scientist

Darwis N11116022 Ade Christie Lawerissa


Sitti Ipatimah Idrus D. N11116546 N11115313

ProsDev Scientist AnDev Scientist

Nurafni Annisa Achmad Nurdaliah


N11116057 N11116019

Diseujui Oleh

Asisten Dosen Instruktur Laboratorium

Windi Andarias Achmad Himawan

PT. Faset Laboratories


Makassar-Indonesia
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 1 Identitas Produk

No. Item Uraian

1 Nama Produsen PT. Ut Bene

2 Nama Produk ANTROSFAT® Salep Mata


3 Kandungan Bahan Aktif Atropin Sulfat

4 Kekuatan Sediaan 3 gram

5 Nomor Registrasi DKL 1900100130A1

6 Indikasi Sediaan Midriatik dan sicloplegik

7 Golongan Obat Antimuskarinik

Bagian 2 Quality Target Product Profile (QTPP)

No. Elemen QTPP Target Justifikasi

1 Bentuk Sediaan Semi padat Berdasarkan sediaan yang diinginkan.

2 Desain sediaan Salep Mata Berdasarkan khasiat dari zat aktif.


Berdasarkan jenis sediaan yang
3 Rute Pemberian Topikal diinginkan dan sediaan yang beredar di
pasaran.
Berdasarkan kekuatan sediaan yang
4 Kekuatan Sediaan 3 gram
dinginkan.
5 Farmakokinetika Berdasarkan Farmakokinetika zat aktif.
Berdasarkan sediaan yang beredar di
6 Stabilitas Selama 2 tahun
pasaran.
Berdasarkan sediaan salep mata yang
7 Wadah Primer Tube Aluminium
beredar di pasaran.

Paraf &
Inisial Halaman 2 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 3 Quality Attribute (Drug Product)

No. Quality Attribute Target Justifikasi

Pemerian Berdasarkan sediaan yang di inginkan

Bau Tidak berbau Berdasarkan sediaan yang di inginkan

Warna Kuning Berdasarkan sediaan yang di inginkan


Atribut
1
Fisik Rasa - -

Bobot 3 gram Berdasarkan sediaan yang di inginkan

Dimensi 13,5x75 mm Berdasarkan sediaan yang di inginkan

Berdasarkan pustaka USP 32, zat aktif


2 Identifikasi Memenuhi Persyaratan Atropin dapat di teridentifikasi pada
sediaan salep.
Berdasarkan pustaka USP 32, zat aktif
Atropin sulfat memiliki kadar 90-110%
3 Assay 90.0%–110.0%
sehingga sediaan yang diinginkan adalah
95%.
Berdasarkan sediaan yang di inginkan,
Keseragaman
4 100% salep atropin mengandung zat aktif
Kandungan
dengan jumlah yang seragam.
5 Impurities - -
Berdasarkan “Journal atropin sulphate in
general and GMP regulation” pH sediaan
6 pH 60,5 adalah 6.2-6.8 sehingga dipilih pH 60,5
untuk meminimalisir ketidaksesuaian
pada pustaka.
Berdasarkan “PDF disperse system : 504”
Visikositas sediaan salep adalah 300.000-
7 Viskositas 300.000-1.000.000 cps 1000.000 sehingga dipilih nilai
visikositasnya 300.000, untuk bisa masuk
mapa range tersebut.
8 Volume Terpindahkan -
Berdasarkan pustaka “Sterile drug product
: 4” nilai sterilititas adalah -106 sehingga
sediaan yang di inginkan memiliki tingkat
9 Sterilitas -106
sterilitas -106, untuk mengontrol bahwa
sediaan yang di buat merupakan sediaan
steril.
Berdasarkan pustaka “Japanese
pharmacopeia : 16” ukuran partikel dari
10 Partikel Sub-visibel 75 𝜇𝑚 sediaan salep adalah 75 𝜇𝑚 , sehingga
sediaan yang di inginkan memiliki ukuran
partikel yang sama dengan pustaka.
Berdasarkan pustaka “USP 32’ bahwa
sediaan salep yang baik memiliki wadah
Tabung Salep yang dapat
11 Integritas Wadah yang dapat dilipat, sehingga hal ini
dilipat
mendasari pembuatan sediaan dengan
wadah tube.

Paraf &
Inisial Halaman 3 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 4 Rancangan Formula

Tiap 3 gram ANTROSFAT® mengandung

Atropin Sulfat 1% (Zat Aktif)


Klorobutanol 0,5 % (pengawet)
Alfa tekoferol 0,05% (Anti Oksidan)
Purified Water 1%

Basis Salep: add 100%


Vaselin Kuning 10%
Parafin cair 90%

Bagian 5 Dasar Formulasi

A. Dasar Pembuatan Sediaan


1. Obat dalam sediaan berbentuk salep mudah di sebar ataupun tersebar pada kulit,
bertahan sebagai lapisan oklusif pada lokasi pengaplikasian, sehingga mencegah kulit
kehilangan kelembaban (fastrack: 76).
2. Sediaan salep steril dibuat untuk penggunaan pada kelopak mata. Secara perlahan bahan
aktif steril secara aseptik dimasukkan dalam basis steril, menggunakan alat steril dan di
bagi dalam tube steril untuk memperkecil kontaminasi ( Encyclo: 962).
3. Salep mata merupakan sediaan topikal. sediaan topikal atropine digunalkan sebagai
mydriatic dan cycloplegic dalam oftalmologi (martindale: 1220).

B. Dasar Pemilihan Bahan Aktif dan Kekuatan Sediaan

1. Atropin merupakan alkaloid antimuskarinat amina tersier dengan aksi sentral dan perifer.
Biasanya diberikan dalam bentuk sulfat. Atropin digunakan secara topikal sebagai
midriatik dan sycloplegik dalam oftalmologi dalam bentuk salep mata dengan konsentrasi
1% ( Martindale; 1220-1221)
2. Sediaan topikal atropin mengaktivasi kolinokeptor muskarinik pada konstriktor otot pupil
yang menghasilkan aktivitas dilator simpatis dan midriasis. Pada sediaan salep untuk
optalmik digunakan konsentrasi 1% (katzung: 154;167).
3. Agen-agen ini juga disebut sebagai antagonis muskarinik, obat antimuskarinik, dan
antikolinergik. Alkaloid belladonna, seperti atropin, adalah muskarinik tertua yang
merupakan senyawa yang memblokir kontraksi iris otot sfingter dan ciliary mata
diproduksi oleh Asetilkolin. Atropin dan produk skopolamin tanggapan yang berlangsung
beberapa hari bila diterapkan langsung ke mata (lipincott: 134; 136).
C. Dasar Pemilihan Bahan Tambahan
ALFA TEKOFEROL (Antioksidan)
1. Menunjukkan sifat anti oksidan, tekoferol alfa, beta, delta, dan gamma yang dianggap
lebih efektif sebagai antioksidan, dan dapat di gunakan pada sediaan topikal (excipt:
31).
2. Untuk mencegah reaksi oksidatif dari sediaan atau antar bahan dalam sediaan,
diperlukan penambahan antioksidan seperti alfa tekoferol (Ansel:116).
3. Alfa tokoferol merupakan antioksidan pemecah rantai yang mempropogasi membran

Paraf &
Inisial Halaman 4 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

hidrofobik dan reaksi berantai yang ditentukan oleh ketersediaan reaktan


(encyclopedia : 142).
4. Asam Askorbat tidak dapat digunkaan karena mudah teroksidasi oleh cahaya, sehingga
akan mengalami kesulitan pada saat produksi. (Excipt: 43)

Klorobutanol (Pengawet)
1. Klorobutanol merupakan pengawet yang biasa digunakan dalam sediaan farmasi dengan
konsentrasi 0,5% (Ansel:141).
2. Memiliki sifat antibakteri dan antijamur dengan konsentrasi 0,5% sebagai pengawet
(Martindale: 1639).
3. Klorobutanol memiliki dua sifat yaitu antibakteri dan antifungi. Utamanya klorobutamol
digunakan sebagai pengawet antimikroba pada sediaan optalmik dengan konsentrasi
diatas 0,5% b/v. Umumnya digunakan sebagai antibakteri untuk preparasi optalmik yang di
rancang untuk pengobatan miosis, terutama digunakan untuk formulasi yang bukan cairan
(non-Cair). Klorobutamul efektif terhadap bakteri gram positif dan negatif, serta beberapa
fungi seperti Candida albicans, Pseudomonas aureginosa, dan Staphylococcus. (excipt: 166)
4. Klorobutanol digunakan dalam formulasi okular pada konsentrasi sekitar 0,5% b / v.
Penggunaan chlorobutanol dicadangkan untuk sediaan oftalmik asam (Fastrack: 157).
5. Benthonium clorida memiliki inkompatibilitas dengan wadah aluminium, sehingga lebih
baik menggunakan klrobutanol (Excipt: 166).
6. Pengawet lain seperti Benzalkonium klorida, memiliki inkompatibilitas pada aluminium,
sehingga tidak dapat digunakan pada wadah tube aluminium (excipt: 56).

Vaselin Kuning (Basis)


1. Petrolatum merupakan campuran murni hidrokarbon petroleum, meleleh pada suhu 38-
60C dapat digunakan secara tunggal maupun dikombinasikan dengan agen lain sebagai
dasar salep ( Ansel: 273).
2. Petrolatum secara luas digunakaan dalam formulasi sediaan topikal sebagai emolien-basis
salep. Penggunaan petrolatum sebagai basis salep pada sediaan topikal, bisa digunakan
hingga konsentrasi 100% (excipt: 482).
3. Petrolatum dapat digunakan sebagai basis salep mata, karena memiliki tingkat iritasi yang
rendah (Ansel: 273).
4. Salep mata, umumnya menggunakan kombinasi basis dari petrolatum putih dan
pertrolatum cair (Minyak mineral) atau menggunakan modifikasi dari formula dasar
petrolatum ( Pharmaceutical formulation and preformulation: 437).
5. Petrolatum putih bukan merupakan bahan murni dari petrolatum, tetapi petrolatum
kuning yang di tambahkan asam sitrat, di takutkan hal ini menyebabkan iritasi pada bagian
mata (Fastrack: 79).

Parafin cair (Basis)


1. Parafin cair utama digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi sediaan topikal,
dimana digunakan sebagai basis salep. Dalam salep, dapat digunakan untuk meningkatkan
titik leleh dalam formulasi atau menambah kekakuan sediaan (excipt: 474).
2. Merupakan basis hidrokarbon yang secara luas digunakan dalam salep mata, dan memiliki
potensi yang rendah terhadap iritasi okuler ( Fastrack: 148).
3. parafin membentuk lapisan berminyak pada kulit, menghambat hilangnya kelembaban dan
meningkatkan hidrasi lapisan terangsang dalam kondisi bersisik kering. hidrasi ini juga
merupakan alasan utama mengapa salep sangat efektif dalam mendorong penyerapan
obat secara perkutan dari suatu obat (Aulton; 529).
4. Parafin biasanya digunakan untuk menambah ketebalan dan kekerasan preparasi dalam
sediaan salep (Ansel: 130).

Paraf &
Inisial Halaman 5 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Purified Water (pelarut)


1. Air dalam konsentrasi rendah (<5%) dapat bergabung dengan basis hidrokarbon,
seperti paraffi (Fastrack: 79).
2. Padal formulasi sediaan, dibutuhkan air sebagai pelarut utama, sehingga beberapa
jenis air, seperti air murni biasa digunakan dalam sediaan farmasi (Ansel: 337).
3. Pada produk farmasi yang paling sering digunakan sebagai larutan pembawa adalah air
murni karena fisiologis kompatibilitas dan kurangnya toksisitas (excipt: 766).

D. Dasar Pemilihan Bahan Kemas Primer


1. Menurut USP salep mata harus dikemas dalam tube salep yang dapat dilipat. Tabung jenis
ini memiliki ujung sempit yang panjang untuk memudahkan penerapan salep ke mata.
(Ansel: 287)
2. Sediaan topikal dikemas dalam botol plastik, kaca dan logam. Pada umumnya kebanyakan
sediaan topical di kemas dalam toples plastik, tabung logam, botol kaca atau kombinasi
bahan-bahan ini. (Encyclo: 2545)
3. Tube aluminium memiliki harga yang lebih terjangkau dengan kualitas seperti tube timah
tetapi dengan biaya yang lebih rendah. ( Lachman edisi 3 : 1436 ).

E. Dasar Pemilihan Metode Sterilisasi


1. Bahan-bahan dengan karakteristik fisiknya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi
dalam udara panas (oven) yang termasuk dalam bahan ini adalah lemak, paraffin,
petrolatum cair, gliserin, dan propilenglikol. ( Scoville’s: 404)
2. Metode pemanasan lebih baik jika dibandingkan dengan metode radiasi yang
menggunakan peralatan khusus sehingga, memerlukan biaya yang mahal apabila
menggunakan metode radiasi. ( Fastrack: 128)
3. Metode pengerjaan secara aseptik dilakukan secara ketat karena masing-masing bahan
dikerjakan secara steril kemudian ditimbang secara aseptik lalu digabungkan dalam
produk yang memenuhi persyaratan sterilitas (Ansel: 286)
4. Salep mata harus dipreparasi dengan menggunakan teknik aseptis. (Scoville’s:357)
5. Untuk beberapa alasan, sterilisasi akhir dengan metode standar pada salep dpat
menyebabkan masalah, sama halnya dengan sterilisasi uap atau merode etilen oksida tidak
efektif karena kedua metode tersebut tidak mampu berpenetrasi pada basis
salep.meskipun sterilisasi dasar panas kering dapat menempus dasar salep, panas tinggi
yang dibutuhkan dapat menimbulkan ancaman terhadap stabilitas zat obat dan
memungkinkan pemisahan dasar salep dari komponen lainnya, karena kesilitan ini
sterilisasi akhir umumnya tidak dilakukan. Sebaliknya, metode pengolahan aseptik yang
ketat digunakan karena masing-masing komponen obat dan yang bahan tambahan
diberikan secara steril dan kemudian secara aseptik di timbang secara aseptik di timbang
dan digabungkan dalam produk akhir yang memenuhi persyaratan sterilisasi. ( Ansel: 286)

C. Dasar Penentuan Spesifikasi Sediaan


Spesifikasi 1 (Visikositas)
viskositas merupakan suatu sifat dari sediaan untuk mempertahankan aliran, semakin tinggi
viskositas maka semakin rendah laju alirnya. viskositas yang baik pada salep mata dapat menahan
obat pada jaringan sehingga dapat menambah efektivitas terapinya (pengantar bentuk sediaan
farmasi : 551). Berdasarkan hal tersebut, Visikositas yang di inginkan adalah 500 cps.

Spesifikasi 2 (Partikel Logam)


Penentuan partikel logam bertujuan untuk membatasi jumlah dan ukuran partikel logam yang

Paraf &
Inisial Halaman 6 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

diperbolehkan dalam salep mata (FI V : 1563).

Spesifikasi 3 (PH)
Penentuan pH bertujuan untuk menjaga kestabilan sediaan karena perubahan pH dapat
mempengaruhi kelarutan dan stabilitas obat (jurnal quality control test for opthalmic
pharmaceutical). Berdasarkan hal tersebut, pH yang di inginkan adalah 60.5

Spesifikasi 4 (Kadar)
Persyaratan kadar atropin sulfate untuk sediaan salep mata adalah tidak kurang dari 90% dan tidak
lebih dari 100% (USP 32 :314).

Spesifikasi 5 (Sterilitas )
Salep mata merupakan sediaan steril sehingga pada proses pembuatan salep mata harus diberikan
perhatian khusus dan harus memenuhi uji sterilitas (FI V : 53)

Spesifikasi 6 (Nilai SAL/ sterility assurance level)


kemungkinan kontaminasi mikroba, nilai SAL 10-6 berarti kemungkinan 1 produk dari 1 juta produk
yang terkontaminasi (sterile drug product : 4).

Spesifikasi 7 (Bakteri endotoksin)


Uji cemaran bakteri endotoksin dimaksudkan untuk menguji kemungkinan adanya bakteri
endotoksin pada sediaan salep mata (FI IV : 905)

Spesifikasi 8 (Uji kebocoran )


wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan, selain
itu wadah salep harus tertutup rapat untuk menjamin sterilitas pada pemakaian sehingga perlu
dilakukan uji kebocoran (FI V: 53). Berdasarkan hal tersebut, Uji kebocoran yang di inginkan adalah
Tidak ada satupun kebocoran dari 10 tube uji.

Bagian 6 Informasi Bahan Aktif

A. Uraian Farmakologi

No. Item Uraian


1 Nama Atropin Sulfat
2 Kelas farmakologi Antimuskarinik
Menghasilkan midriasis dan siklopegia untuk pengujian retina dan
3 Indikasi
disk optik, dan untuk pengukuran akurat dari kesalahan bias.
Menghalangi aksi asetilkolin sehingga menghasilkan relaksasi
secara kolinergik otot sphincter iris.Rangsangan kolinergik juga
4 Mekanisme kerja membantu memblok lensa otot siliaris. Efek antikolinergik Atropin
sulfat di mata menghasilkan pembesaran pupil dan melumpuhkan
akomodasinya (siklopegia).
Dikontraindikasikan pada pasien dengan glaukoma angle-closure.
5 Kontraindikasi Juga dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitivitas pada
obat ini.
Menyebabkan peningkatan tekanan intraokular. Pemberian
6 Efek samping berkepanjangan mengakibatkan iritasi lokal, hiperemia, edema,
konjungtivitas folikel, atau dermatitis.

Paraf &
Inisial Halaman 7 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

No. Item Uraian


Toksisitas atropin dinyatakan seperti menguras dan mengeringkan
7 Toksisitas kulit, penglihatan kabur, denyut cepat dan tidak teratur, kelainan
mental, dan kehilangan koordinasi neuromuscular.
Atropin dapat menghasilkan midriasis dan siklopegia selama bias
pada orang dewasa, 0,3-0,5 cm dari 1% salep mata ditempatkan 1-
8 Dosis dan pemberian 3 kali sehari. Pada anak-anak, biasanya untuk refraksi siklopegik
yaitu 0,3 cm dari 1% salep ditempatkan 3 kali sehari selama 1-3
hari.
Interaksi dengan antimuskarinik lain akan meningkat, seperti
amantadin, beberapa antihistamin, dan antidepresan.
9 Interaksi obat
Antimuskarinik juga melawan efek GI dari cisaprid, domperidon,
dan metoklorpramid.
Dengan cepat terabsorpsi secara transkonjungtiva. Pada pengujian
dengan kelinci, Atropin didistribusikan di seluruh mata dengan
10 Farmakokinetika
konsentrasi tinggi pada kornea dimana 95% dosis diekskresikan di
urin dalam 5 jam.

B. Data Fisikokimia Bahan Aktif

No. Item Uraian

1 Nama Atropine Sulfate


Atrop. Sulph.; Atropiinisulfaatti; Atropin Sülfat; Atropina, sulfato
2 Nama IUPAC
de; Atropine, sulfate d’
3 Rumus Molekul (C17H23NO3)2,H2SO4,H2O
694.82
4 Berat Molekul
Bentuk Kristal putih atau hampir putih

Warna Hampir Putih


5 Pemerian
Bau Tidak berbau

Rasa -
Titik Lebur 190 sampai 194C
Profil Termal (Dalam -
6 Titik Didih
Keadaan Padat)
Suhu Dekomposisi 188-194 C
Sangat larut dalam air
Dalam Air
7 Kelarutan
Dalam Pelarut Lain Bebas larut dalam alkohol

8 pKa 9.8
4.5- 6.2
9 pH (Dalam Larutan)

10 Koefisien Partisi -

Paraf &
Inisial Halaman 8 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

No. Item Uraian

11 Log P 1,83

12 Polimorfisme -

13 Bentuk Kristal -
14 Higroskopisitas -

15 Ukuran Partikel 300-500 nm


Nyata 1,1172 g/cm3

16 Kerapatan Ruah 0,484±0,01 g/cm3

Mampat 0,555±0,01 g/cm3

17 Rumus Bangun

B. Data Fisikokimia Bahan Aktif (Lanjutan)

Spektrum, Termogram dan Fotomikrograf


17 Spektrum Serapan UV-Visible 18 Spektrum Inframerah

Paraf &
Inisial Halaman 9 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

19 Termogram (DSC) 20 Termogram (TGA)

- -

21 Difraktogram Sinar-X 22 Fotomikrograf (SEM)

C. Uraian Stabilitas

No. Item Uraian

A Dalam Keadaan Padat


Stabil pada suhu 45±2oC, jika dipanaskan hingga terurai dapat
1 Pengaruh Suhu
mengeluarkan asap beracun dati nitrogen dan sulfida.
Atropin sulfat mengembang ketika terpapar udara kering dan
2 Pengaruh Cahaya
dipengaruhi oleh cahaya

3 Pengaruh Kelembaban Stabil pada 70±5% RH

Paraf &
Inisial Halaman 10 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

No. Item Uraian

B Dalam Larutan

1 Pengaruh Pelarut -

2 Pengaruh pH Larutan atropin sulfat 0,2% dalam air memiliki pH 4,5-6,2

3 Pengaruh Cahaya -

C Inkompatibilitas

1 Gugus Fungsi -

2 Ion Logam Atropin sulfat inkompatibel dengan merkuri dan emas


Atropin sulfat inkompatibel dengan pengawet hidroksibenzoat

3 Senyawa Tertentu yang mengakibatkan hilangnya atropin total dalam 2 sampai 3


minggu.

D Saran Penyimpanan Simpan dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya

Paraf &
Inisial Halaman 11 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 7 Informasi Bahan Tambahan

A. Bahan Tambahan 1

No. Item Uraian

1 Nama Chlorobutanol

Acetone chloroform; chlorbutanol; chlorbutol; trichloro-


2 Nama IUPAC
tertbutanol; b,b,b-trichloro-tert-butyl alcohol
3 Rumus Molekul C4H7Cl3O

4 Berat Molekul 177,46

Bentuk Kristal

Warna tak berwarna atau putih


5 Pemerian
Bau seperti kamfer

Rasa -
6 Titik Lebur 76-78°C
Dalam Air Larut dalam dalam 125 bagian air
7 Kelarutan sangat mudah larut dalam alkohol, eter,
Dalam Pelarut Lain
metanol, dan minyak atsiri
8 pKa -

9 pH (Dalam Larutan) -
Dalam larutan klorbutanol cair 0,5 % b/v pada suhu ruangan,
10 Higroskopisitas
hampir jenuh dan mungkin mengkristal jika suhu diturunkan.
Stabilitas baik pada pH 3 tetapi menjadi buruk dengan
11 Stabilitas
peningkatan pH.
Inkom dengan vial plastik, karet sumbat, bentonit, magnesium
trisilat, polietilen, yang digunakan pada lensa kontak lunak. Pada
12 Inkompatibilitas
derajat yang lebih kecil, CMC dan Polisorbat 80 menurunkan
aktivitas antimikroba dengan sorpsi atau formasi kompleks.
Amati pencegahan normal yang layak pada keadaan dan kuantitas
bahan yang ditangani. Bahan ini mungkin mengiritasi pada kulit,
mata, dan membran mukus. Proteksi mata dan sarung tangan
13 Penanganan
direkomendasikan bersama dengan alat bantu pernapasan pada
lingkungan ventilasi yang kurang baik. Bahaya api kecil pada
keadaan terbuka untuk panas dan nyala api.
LD50 (anjing, oral): 0.24 g/kg
14 Toksisitas LD50 (tikus, oral): 0.99 g/kg
LD50 (kelinci, oral): 0.21 g/kg
15 Saran Penyimpanan Sebaiknya disimpan pada wadah tertutup baik pada suhu 8-15°C.
16 Konsentrasi <0,5%

B. Bahan Tambahan 2

Paraf &
Inisial Halaman 12 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

No. Item Uraian

1 Nama Alpha Tocopherol


Copherol F1300; Eastman
2 Nama IUPAC
Vitamin E TPGS; synthetic alpha tocopherol; all-rac-atocopherol.
3 Rumus Molekul C29H50O2

4 Berat Molekul 430,72

Bentuk cairan kental

Warna tak berwarna atau kuning kecoklatan


5 Pemerian
Bau -

Rasa -

6 Titik Lebur -
Dalam Air praktis tidak larut
7 Kelarutan sangat mudah larut dalam aseton,
Dalam Pelarut Lain
etanol dan eter.
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -
10 Higroskopisitas -
Teroksidasi secara pelan dengan oksigen atmosfer dan secara
cepat dengan garam perak atau besi. Tokoferol ester lebih stabil
11 Stabilitas
pada oksidasi dari yang bebas namun kurang efektif sebagai
antioksidan.
Ion logam dan peroksida, terutama besi, tembaga, dan perak.
12 Inkompatibilitas
Mungkin terserap dalam plastik.
Amati pencegahan normal yang layak pada keadaan dan kuantitas
13 Penanganan bahan yang ditangani. Proteksi mata dan sarung tangan
direkomendasikan.
Dapat ditolerir dengan baik, meskipun ambilan oral terlalu banyak
mungkin menyebabkan sakit kepala, kelelahan, kelemahan,
14 Toksisitas
gangguan pencernaan, dan mual. Kontak kulit yang intensif dan
berkepanjangan mungkin membawa pada eritema dan dermatitis.
Seharusnya disimpan di bawah gas inert, dalam wadah kedap
15 Saran Penyimpanan udara pada keadaan dingin, tempat kering dan terlindung dari
cahaya.
16 Konsentrasi 0,001 – 0,05 % v/v

C. Bahan Tambahan 3

No. Item Uraian

1 Nama Petrolatum, Yellow Soft Paraffin

2 Nama IUPAC Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow white;

Paraf &
Inisial Halaman 13 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

No. Item Uraian


Soft white; yellow petrolatum; yellow petroleum jelly

3 Rumus Molekul -

4 Berat Molekul -
Bentuk Cairan

Warna Kuning pucat sampai kuning berwarna


5 Pemerian
Bau -

Rasa -

6 Titik Lebur 38-60°C

Dalam Air praktis tidak larut


7 Kelarutan praktis tidak larut dalam aseton, etanol,
Dalam Pelarut Lain dan gliserin, larut dalam benzen,
kloroform, eter dan heksan.
8 pKa -
9 pH (Dalam Larutan) -

10 Higroskopisitas -
Pada keadaan terbuka di cahaya, pencemar mengoksidasi pada
perubahan warna Petrolatum dan menghasilkan bau yang kurang
11 Stabilitas
sedap. Oksidasi mungkin dapat dicegah dengan penyertaan
antioksidan seperti alpa tokoferol.
12 Inkompatibilitas Memiliki Inkompatibilitas dengan bahan yang sedikit lembab.
Amati pencegahan normal yang layak pada keadaan dan kuantitas
13 Penanganan
bahan yang ditangani.
Secara umum non-iritan pada manusia mengikuti penggunaan
topikal, jarang semisal reaksi hipersensitivitas alergi dilaporkan,
14 Toksisitas
seperti kasus acne, pada individu yang mudah terjangkit mengikuti
penggunaan berulang pada kulit wajah.
Disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di
15 Saran Penyimpanan
kondisi dingin, dan tempat kering.
16 Konsentrasi >100%

D. Bahan Tambahan 4

No. Item Uraian

1 Nama Mineral Oil, Light


905 (mineral hydrocarbons); Citation; light liquid petrolatum;
2 Nama IUPAC
light white mineral oil
3 Rumus Molekul -
4 Berat Molekul -

Paraf &
Inisial Halaman 14 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

No. Item Uraian

Bentuk cairan minyak

Warna transparan, tak berwarna


5 Pemerian bau lemah ketika panas
Bau

Rasa -

6 Titik Lebur -
Dalam Air praktis tidak larut

7 Kelarutan larut dalam kloroform, eter, dan


Dalam Pelarut Lain
hidrokarbon, kurang larut dalam etanol.

8 pKa -

9 pH (Dalam Larutan) -

10 Higroskopisitas -
Mengalami oksidasi ketika terbuka pada cahaya dan panas.
Oksidasi dimulai dengan susunan peroksida, menunjukkan
11 Stabilitas
"periode induksi". Di bawah kondisi penyimpanan biasa, periode
induksi mungkin memakan bulanan atau tahunan.
12 Inkompatibilitas Senyawa oksidasi kuat
Amati pencegahan normal yang layak pada keadaan dan kuantitas
13 Penanganan bahan yang ditangani.Karena mudah terbakar, harus tidak
ditangani atau disimpan dekat panas, percikan, atau nyala api.
Ingesti oral dosis besar parafin cair atau konsumsi kronik mungkin
14 Toksisitas berbahaya. Kronik mungkin melemahkan nafsu makan dan
mengganggu absorpsi vitamin larut lemak.
Disimpan pada wadah kedap udara di kondisi dingin, tempat
15 Saran Penyimpanan
kering, dan terlindung dari cahaya.
16 Konsentrasi 15%

Bagian 8 Peralatan, CPPs dan Sterilisasi

A. Peralatan
No. ID Alat Nama Alat/Tipe Merek Jumlah No.SOP
1 AG-CT-00-00 Cawan Porselen - 5 SOP-LABFAR-A1-013
SE-SP-00-00 Spatel plastik 1
2 - SOP-LABFAR-A1-024
Spatel besi 1
3 - Sudip - 2 -
SE-SE-00-00 Sendok Tanduk Stainless & SOP-LABFAR-A1-024
4 - 2
Plastik
5 AG-BP-00-00 Batang Pengaduk - 2 SOP-LABFAR-A1-016
6 - Pinset - 2 -
7 - Kertas Perkamen - 10 -

Paraf &
Inisial Halaman 15 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

8 AP-LU-00-00 Lumpang - 1 SOP-LABFAR-A1-009


9 AP-AL-00-00 Alu - 1 SOP-LABFAR-A1-009
10 - Tube Salep - 3 -
11 - Kertas Saring - 3 -
13 AG-PT-00-00 Pipet - 1 SOP-LABFAR-A1-
14 - Enkas - 1 -

B. Critical Process Parameters (CPPs)


Parameter QA* yang
Tahap Bahan Alat Syarat
Kritis Berhubungan
Atropin sulfat,
Alat gelas, lumpang
alfatokoferol,
dan alu, alat dari
Prep klorobutanol, parafin Sterilitas steril Steril
bahan karet, bahan
cair, dan vaselin
logam
kuning
Atropin sulfat,
Alat gelas, lumpang
alfatokoferol,
dan alu, alat dari Homogenitas atribut fisik
Mix klorobutanol, parafin Homogen
bahan karet, bahan dan viskositas (pemerian)
cair, dan vaselin
logam
kuning
Kemasan primer, Homogen dan
Homogenitas atribut fisik
Fill-Seal Sediaan salep kertas perkamen, dan volume 60
dan volume (pemerian)
pinset. gram
PostSter Sediaan salep oven Sterilitas steril Steril
Kemasan primer, Homogen dan
Homogenitas atribut fisik
Pack Sediaan salep kertas perkamen, dan volume 60
dan volume (pemerian)
pinset. gram
Catatan:
*QA: Quality Attribute
Prep: Preparasi/Sterilisasi; Mix: Mixing; Filtr: Filtrasi; Fill-Seal: Filling dan Sealing; PostSter: Sterilisasi Akhir; Pack: Pengemasan Primer

C. Sterilisasi
ID Alat/
No. Nama Alat/Bahan Metode Sterilisasi Ref.
Bahan
Alat gelas
AG-CT-00-00 Panas Kering (Oven) Scoville
1 (Cawan Porselen, Batang
AG-BP-00-00 suhu 180OC selama 30 menit Hal: 406
Pengaduk)
- Uap panas (autoklaf)
Alat dari bahan karet Scoville
2 AG-PT-00-00 Suhu 121oC selama 15 menit
(Gunting plastik, pipet, sudip) Hal: 411
- dengan tekanan 1 atm
AP-LU-00-00 Panas Kering (Oven) SDF
3 Lumpang & Alu
AP-AL-00-00 suhu 180OC selama 30 menit Hal: 612
-
Bahan Logam
- Panas Kering (Oven) SDF
4 (Tube, Pinset, spatel, Sendok
SE-SP-00-00 suhu 180OC selama 30 menit Hal: 617
Tanduk Stainless)
SE-SE-00-00
- Basis
Panas Kering (Oven) Ansel
5. Vaselin Kuning
suhu 210OC selama 1 jam Hal: 286
Parafin Cair

Paraf &
Inisial Halaman 16 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 9 Rancangan Spesifikasi Sediaan dan Rujukan Metode Pemeriksaan

Rujukan
No. Kriteria Ref Spesifikasi Ref
Metode
FISIKA
1. Journal 6,2-6,8 Journal -
atropin atropin
sulphate in sulphate in
pH
general and general and
GMP GMP
regulation regulation
2. PDF disperse 300.000- PDF disperse -
Viskositas
system : 504 1.000.000 cps system : 504
3. Japanese 75 𝜇𝑚 Japanese -
Ukuran partikel pharmacopeia pharmacopeia
: 16 : 16
4. FI V : 1613 Tidak ada FI V : 1613 FI V : 1563
satupun
kebocoran dari
10 tube uji
pertama, atau
Kebocoran
kebocoran yang
diamati tidak
lebih dari satu
dari 30 tube
yang diuji
5. FI V : 1563 Jumlah partikel FI V : 1563 FI V : 1563
logam yang
berukuran 50
𝜇𝑚 atau lebih
besar ada tiap
dimensi dari 30
Partikel logam tube tidak lebih
dari 150 partikel
dan jika tidak
lebih dari 3 tube
masing-masing
mengandung 8
partikel
KIMIA
1. Kadar USP 32 : 314 90%-110.0% USP 32 : 314 -
MIKROBIOLOGI
1. Sterile drug 106 Sterile drug -
Nilai SAL
product : 4 product : 4
2. Kesterilan Ansel : 169 Steril Ansel : 169

Paraf &
Inisial Halaman 17 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 10 Rancangan Pengemasan

No. Rincian
Kemasan Primer (No. Rancangan: 19BKP.A1.001-15313)
Jenis : Tube
1 Bahan : Alumunium
Ketebalan : 0,3 mm
Dimensi : 13,5x75 mm
Bobot : 8 gram
Kemasan Sekunder (No. Rancangan: 19BKS.A1.001-15313)
Jenis : Individual Folding Box
2 Bahan : Kertas Formika
Dimensi : 190 Gsm
Volume : 14x78 mm
Bobot : 7 gram
Leaflet (No. Rancangan: 19LFT.A1.001-15313)
Jenis : Kertas
3 Bahan : Kertas Hvs
Ketebalan : 70 Gsm
Dimensi : 14x16 cm
Bobot : 2.5 gram
Label (No. Rancangan: 19LBL.A1.001-15313)

4 Jenis : Stiker
Bahan : Kertas Stiker
Dimensi : 12x72

Paraf &
Inisial Halaman 18 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 11 Perhitungan dan BoM

A. Perhitungan Bahan

Untuk 1 batch, 20 Tube = 60 gram

a. Atropin sulfat 1%
1
= 100 x 60 gram = 0,6 gram

b. Klorobutanol 0,5%
0,5
= 100 x 60 gram = 0,3 gram

c. Alfa tokoferol 0,05%


0,05
= 100 x 60 gram = 0,03 gram

d. Basis salep ad 100%


= 60 gram – (0,6 gram + 0,3 gram+ 0,03 gram)
= 60 gram – 0,93 gram
= 59,07 gram

e. Vaselin kuning 10%


10
= 100 x 59,07 gram = 5,907 gram

f. Parafin cair 90%


90
= x 59,07 gram = 53,163 gram
100

Untuk 20 Tube 60 gram, basis dilebihkan 10%

a. Atropin sulfat 1%

= 0,6 gram + 10% = 0,66 gram

b. Klorobutanol 0,5%
= 0,3 gram + 10% = 0,33 gram

c. Alfa tokoferol 0,05%


= 0,03 gram + 10% = 0,033 gram

d. Vaselin kuning 10%


= 5,907 gram + 10% = 6,4977 gram

e. Parafin cair 90%


= 53,163 gram + 10% = 58,4793 gra

Paraf &
Inisial Halaman 19 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

B. Rincian Perhitungan Kapasitas Dapar


-
C. Perhitungan Bahan
-
D. Bill of Material
Besar Bets = 60 gram
Item Per Butir Per Bets
Nama Bahan Fungsi
No Jumlah UoM Jumlah UoM
1 Atropin sulfat Zat aktif 0,03 gram 0,66 gram
2 Klorobutanol Pengawet 0,015 gram 0,33 gram
3 Alfa tokoferol Anti oksidan 0,0015 gram 0,033 gram
4 Vaselin kuning Basis salep 0,29535 gram 6,4977 gram
5 Parafin cair Basis salep 2,65815 gram 58,4793 gram
6 Tube BKP 1 buah 3 buah
7 Tutup Tube BKP 1 buah 3 buah
8 Label BKS 1 buah 3 buah
9 Brosur BKS 1 buah 3 buah
10 Folding Box BKS 1 buah 3 buah
BKP = Bahan Kemas Primer; BKS = Bahan Kemas Sekunder
Rincian Perhitungan:

Bagian 12 Rancangan Proses Produksi

Tahap A Penyiapan Bahan Baku dan Bahan Kemas

a. Siapkan bahan baku dan bahan kemas yang akan digunakan.

Tahap B Penyiapan dan Sterilisasi Bahan Kemas Primer

a. Siapkan bahan kemas primer yang akan digunakan, serta lakukan sterilisasi dengan
dimasukkan kedalam oven pada suhu suhu 180OC selama 30 menit

Tahap C Preparasi dan Sterilisasi Alat/Bahan

a. Lakukan sterilisasi dengan memasukkan basis parafin dan vaselin masing-masing


ke dalam cawan porselen kemudian tutup dengan kertas saring
b. Masukkan kedalam oven pada suhu 180OC selama 30 menit
c. Lakukan sterilisasi alat logam menggunakan oven pada suhu 180OC selama 30
menit Lakukan sterilisasi alat kaca atau gelas serta bahan karet pada autoklaf suhu
Suhu 121oC selama 15 menit

Tahap D Pencampuran

a. Pembuatan basis dilakukan secara aseptis dalam enkas


b. Campurkan Parafin dan Vaselin kedalam cawan porselen yang telah steril

Paraf &
Inisial Halaman 20 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

kemudian homogenkan
c. Produksi dilakukan secara aseptis di dalam enkas
d. Buat basis dengan mencampurkan Vaselin dan Parafin kemudian dihomogenkan
e. Masukkan Atropin Sulfat dan basis dengan perbandingan 1:1 kedalam lumpang
kemudian gerus hingga homogen
f. Tambahakan klorobutanol kedalam lumpang dan homogenkan
g. Tambahkan sisa basis kedalam lumpang kemudian gerus hingga homogen
h. Tambahkan Antioksidan bagian akhir pencampuran dan gerus hingga homogen.

Tahap E Pengisian dan Penyegelan

a. Lakukan pengisian tube almunium secara aseptis

Tahap H Pemberian Label

a. Diberi label dan etiket

Tahap I Pengemasan Sekunder

a. Kemas dalam kemasan skunder (box)

Paraf &
Inisial Halaman 21 dari 22
ANTROSFAT® Salep Mata 3 g , 19DRP.SM.A1-16022

Bagian 13 Referensi

1. David, Jones. 2008. Pharmaceutics Dosage form and Design. Fasstrack;. Chicago:
Pharmaceutical Press London. P10.60,67,97.
2. Ansel, H.C., 1989 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Asmanizar, lis Aisyah, Edisi keempat, jakarta UI Press.
3. Rowe, Raymon C dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Sixth Edition. London :
Pharmaceutical Press.
4. Sweatman, Sean. 2009. Martindale. Thrirty-sixth edition. Pharmaceutical press. London.
5. AFHS Drung Information. Bethesda: American Society of Health System Pharmacists.
6. Lachman, leon, dkk. . Teori dan Praktek Farmasi Industri Vol.3.
7. Swarbrick, James. 2007. Encyclopedia Of Pharmaceutical Technology Third Edition Volume 1.
By: Informa Healthcare USA
8. USP XXXII . 2009. USP 32: United States Pharmacopeia. Rocville: United States
Pharmacopeial Convention. 1209-1210.
9. Scovill”s.1975. The Art Compounding.London: The Blakiston Division.
10. Ditjen POM.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
11. Ditjen POM.2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
th
12. Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3 , Burgess

Publishing Company, Minneapolis. 76–82.

Paraf &
Inisial Halaman 22 dari 22

Anda mungkin juga menyukai