Anda di halaman 1dari 17

POTENSI DAUN LEMPENI (Ardisia humilis Vahl)

TERHADAP BAKTERI Multidrug – resistant Escherichia coli

Artikel

Andhika Septian Nugroho


1041511011

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI SEMARANG”
2021

1
2

Artikel

POTENSI DAUN LEMPENI (Ardisia humilis Vahl)


TERHADAP BAKTERI Multidrug – resistant Escherichia coli

Andhika Septian Nugroho


1041511011

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

apt. M. Ryan Radix R, M.Sc.

Pembimbing II

Lia Kusmita, M.Si.


POTENSI DAUN LEMPENI (Ardisia humilis Vahl)
TERHADAP BAKTERI Multidrug – resistant Escherichia coli

THE POTENCY OF LEMPENI (Ardisia humilis Vahl) LEAVES AS AN


ANTIBACTERIAL AGENT AGAINST Multidrug – resistant Escherichia coli

Andhika Septian Nugroho1 apt. M. Ryan Radix R, M.Sc 2), Lia Kusmita, M.Si.3)
Sekolah Tinggi Ilmu farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang”

ABSTRAK
Daun lempeni (Ardisia humilis Vahl) merupakan salah satu tanaman banyak
tumbuh di wilayah Indonesia khususnya di daerah Sumatr ayang secara empiris di
gunakan masyarakat untuk mengobati diare. Tujuan penelitian ini untuk
menetukan aktifitas antibakterti pada ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil
asetat, dan fraksi air daun lempeni (ardisia humilis vahl) terhadap multidrug –
resistant Escherichia coli sebagai diare. Proses ekstraksi dilakukan dengan
metode maserasi.Proses pemisahan lanjutan menggunakan air, n-heksan dan etil
asetat dengan menggunakan corong pisah yang menggunakan perbadingan eluen
air : n-heksan : etil asetat. Uji bioautografi kontak bertujuan untuk mengetahui
senyawa aktif sebagai antibakteri. Golongan senyawa alkaloid, flavonoid,
saponin, tanin, dan triterpenoid yang teridentifikasi dalam ekstrak etanol, fraksi n-
heksan, fraksi etil asetat daun lempeni mempunyai aktivitas antibakteri secara
metode bioautografi kontak. Hasil uji kandungan kimia dan kromatografi lapis
tipis ekstrak etanol, n-heksana, dan etil asetat masing-masing menujukkan positif
senyawa alkaloid,flavonoid,tanin,saponin,triterpenoid. Hasil fraksi ekstrak etanol,
fraksi n-heksana, dan fraksi etil asetat pada konsentrasi 10% terhadap multidrug –
resistant Escherichia coli didapatkan masing-masing rata-rata diameter zona
hambat yakni sebesar 1,355; 0,352; 0,857.

Kata kunci : daun lempeni, ekstrak, multidrug – resistant Escherichia coli

ABSTRACT
Lempeni leaf (Ardisia humilis Vahl) is one of the many plants grown in
Indonesia, especially in the Sumatra area which is empirically used by the
community to treat diarrhea. The purpose of this study was to determine the
antibacterial activity of ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction,
and water fraction of the leaves of lempeni (ardisia humilis vahl) against
multidrug-resistant Escherichia coli as diarrhea. The extraction process is carried
out by the maceration method. The advanced separation process uses water, n-
2

hexane and ethyl acetate using a separating funnel using the water: n-hexane:
ethyl acetate eluent comparison. Contact bioautography test aims to determine the
active compound as antibacterial. The alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, and
triterpenoid compounds identified in the ethanol extract, n-hexane fraction, and
the ethyl acetate fraction of the leaves of lempeni have antibacterial activity using
the contact bioautography method. The results of the chemical content test and
thin layer chromatography of ethanol, n-hexane, and ethyl acetate extracts
respectively showed positive alkaloid compounds, flavonoids, tannins, saponins,
triterpenoids. The results of the ethanol extract fraction, n-hexane fraction, and
ethyl acetate fraction at a concentration of 10% against multidrug - resistant
Escherichia coli obtained an average diameter of the inhibition zone, namely
1.355; 0.352; 0.857.

Key words: Lempeni leaf, extract, multidrug - resistant Escherichia coli

PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama angka kesakitan
(mordibity) dan angka kematian (mortality) yang tinggi terutama pada negara
berkembang seperti Indonesia. Infeksi dapat ditularkan dari satu orang ke orang
lain, dari hewan ke manusia. Salah satu mikroorganisme penyebab infeksi adalah
bakteri (Radji, 2011). Diare merupakan salah satu penyakit simptomatik yang
disebabkan infeksi pada saluran pencernaan oleh bakteri. Diare merupakan suatu
gejala klinis dan gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi, disertai dengan perubahan konsistensi feses
menjadi lebih cair/lembek. Salah satu dari efek samping terjadinya diare adalah
dehidrasi yang biasanya terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit. Jika
keadaan ini tidak tertanggulangi dengan segera, dapat menyebabkan kematian
(Fajrin, 2012).
Escherichia coli (E .coli) adalah patogen umum terkait dengan masyarakat
terkait serta infeksi nosocomial. Dalam beberapa tahun terakhir penyebaran luas
E. coli menunjukan resistensi tehadap spektrum luas agen antimikroba.
Munculnya resistensi terhadap agen antimikroba beberapa bakteri patogen telah
menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang signifikan. MDR didefinisikan
sebagai non-kerentanan terhadap sedikitnya satu zat dalam tiga atau lebih
antimikroba. Bakteri MDR adalah penyebab utama kegagalan dalam pengobatan
3

penyakit infeksi, mengakibatkan peningkatan dalam besarnya morbiditas, tingkat


yang lebih tinggi dari kematian, dan besarnya beban biaya (Ibrahim, 2012).
Peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotik memberikan peluang
besar untuk mendapatkan senyawa antibakteri dengan memanfaatkan senyawa
bioaktif dari kekayaan keanekaragaman hayati. (Windy, 2013). Salah satu
tanaman yang dimanfaatkan adalah daun lempeni yang mempunyai aktivitas
antikanker, aktivitas antiviral, aktivitas antiplatelet, aktivitas antiplasmodial,dan
aktivitas antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia
coli (Lim,2012). Hasil pengujian screening kandungan fitokimia yang dilakukan
oleh Khatun dkk (2013) menunjukkan kandungan senyawa fitokimia yang
dimiliki oleh daun lempeni yaitu alkaloid, karbohidrat, steroid, tanin, antosianin,
dan karotenoid.
Fraksinasi bertujuan utuk memisahkan senyawa kimia daun lempeni
berdasarkan tingkat kepolarannya (Djamal, 2010). Berdasarkan latar belakang
tersebut dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi
etil asetat, dan fraksi air dari daun Lempeni terhadap pertumbuhan bakteri
Multidrug – resistant Escherichia coli.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Soxhlet, batang pengaduk,
cawan porselen, waterbath, rotary evaporator, vial, gelas ukur, beakerglass, tabung
reaksi, cawan petri, erlenmeyer, jangka sorong, ose bulat, cylinder cup, spuit,
mikropipet, autoklaf, bunsen, timbangan analitik, inkubator, Spektrofotometer
UV-Vis (Shimadzu Series 1700), dan Laminar Air Flow (LAF). Bahan penelitian
yang digunakan adalah daun daun lempeni. Bahan pelarut yang digunakan untuk
ekstraksi remaserasi adalah etanol 70%. Bahan yang digunakan untuk fraksinasi
adalah n-heksan (p.a), etil asetat (p.a) dan air. Bahan untuk uji identifikasi dengan
reaksi warna: NaOH, HCl 10%, aquadest, pereaksi dragendroff, FeCl3 1%, asam
asetat anhidrat, asam sulfat pekat, serbuk Mg, amyl alkohol, etanol, HCl 2 N.
Bahan untuk uji mikrobiologi: bakteri Multidrug Resistant Escherichia coli,
4

nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), Mac Conkey(MCA), dimethyl sulfoxide
(DMSO), aquadest, ciprofloksasin, larutan ½ Mc Farland.

Ekstraksi
Daun lempeni yang masih segar dilakukan sortasi basah untuk
menghilangkan pengotor yang ikut terbawa selama proses pengeringan kemudian
dikeringkan (tidak dikenakan sinar matahari langsung) di bawah sinar matahari
langsung dengan ditutup kain hitam. Kain hitam berfungsi untuk mencegah
kontak simplisia dengan sinar UV secara langsung yang dapat merusak senyawa
aktif di dalamnya. Kain hitam juga digunakan untuk menghindari masuknya
serangga dan debu yang dapat merusak simplisia. Pengeringan ini bertujuan
mengurangi kadar air dan mencegah pertumbuhan kapang dan jamur serta untuk
mencegah terjadinya reaksi enzimatis yang dapat menurunkan kualitas dari
senyawa aktif yang terkandung (Depkes RI, 1986) dilanjutkan dengan sortasi
kering kemudian dihaluskan dengan blender. Proses penghalusan ini untuk
memperkecil ukuran partikel dan memperluas permukaannya, sehingga
permukaan yang kontak dengan cairan penyari semakin luas, dan bahan aktif yang
terkandung dalam daun alpukat dapat tersari secara maksimal.
Serbuk daun lempeni sebanyak 300 gram diekstraksi dengan cara dingin
menggunakan metode remaserasi menggunakan pelarut etanol 70% dengan
perbandingan 1:7,5. Pelarut juga berperan dalam menghasilkan rendemen yang
tinggi karena pelarut yang digunakan (etanol 70%) memiliki sifat kepolaran yang
sama dengan sebagian besar komponen yang terdapat pada biomassa sel
Tetraselmis chuii seperti protein, karbohidrat dan klorofil.
Serbuk direndam selama 4 hari sambil sesekali dilakukan pengadukan
dengan penggantian pelarut tiap 24 jam. Maserat dipisahkan dan filtrat (ekstrak
etanol) dipekatkan diatas penangas air dengan suhu 78o C sampai larutan penyari
hilang atau jumlahnya berkurang. Suhu 70oC dipilih karena titik didih penyari
etanol pada suhu 78oC (Depkes RI, 1979).
5

Fraksinasi
Ekstrak kental daun lempeni ditimbang sebanyak 10 gram, dilarutkan dalam

100 ml aquadest diaduk homogen kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah

dan difraksinasi dengan 100 ml n-heksan. Didiamkan hingga campuran terpisah,

kemudian dipisahkan antara fraksi air dan fraksi n-heksan. Diulangi penambahan

100 ml n-heksan pada fraksi air hingga didapatkan fraksi n-heksan yang jernih.

Fraksi air difraksinasi dengan 100 ml etil asetat, diaduk homogen kemudian

dimasukkan ke dalam corong pisah dan didiamkan hingga larutan terpisah,

kemudian dipisahkan antara fraksi air dan fraksi etil asetat. Diulangi penambahan

100 ml etil asetat pada fraksi air hingga didapatkan fraksi etil asetat yang jernih.

Kedua langkah tersebut diulangi sebanyak lima kali. Fraksi n-heksan, fraksi etil
asetat, dan fraksi air diuapkan menggunakan rotary evaporator dan dipekatkan
dengan waterbath hingga diperoleh fraksi kental.
Identifikasi Kandungan Kimia Dalam Ekstrak Daun Ara
Uji pendahuluan dan identifikasi KLT ekstrak daun lempeni dilakukan
terhadap senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, triterpenoid dan saponin. Uji
pendahuluan dan identifikasi KLT menggunakan reagen, eluen, dan penampak
bercak yang sesuai yang disajikan pada tabel 1 dan 2.

Uji Aktivitas Antibakteri Dengan Metode Difusi Sumuran


Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui kemampuan
ekstrak, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air sebagai antibakteri
terhadap multidrug resistent Escherichia coli. Metode yang digunakan dalam
pengujian aktivitas antibakteri yaitu metode sumuran. Media yang digunakan
untuk uji aktivitas antibakteri adalah media mac conkey karena bersifat selektif
untuk isolasi dan identifikasi bakteri gram negatif seperti multidrug resistent
Escherichia coli. Media ini mengandung laktosa sehingga dapat memicu
6

Escherichia coli memfermentasi laktosa. Koloni multidrug resistent Escherichia


coli berwarna merah dengan gambaran mukoid.
Analisis data berupa diameter zona bening dari ekstrak, fraksi n-heksan,
fraksi etil asetat, dan fraksi air daun lempeni (Ardisia humilis Vahl) diuji secara
statistika menggunakan SPSS versi 25.0. Data terdistribusi normal dan homogen
dianalisis secara statistika parametrik ANOVA 1 jalan, jika hasilnya ada perbedaan
dari kelompok dilanjutkan uji pos hock.
Larutan Mc. Farland
Standar Mc. Farland dapat digunakan untuk memperkirakan konsentrasi sel
bakteri dengan mengukur kekeruhan suspensi bakteri. Suspensi bakteri diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 625 nm dan disetarakan dengan nilai
absorbansi standar ½ Mc Farland yang mempunyai kekeruhan setara dengan 1,5 x
108 CFU/mL (Soraya et al., 2018).
Tabel 2. Standar Mc. Farland

Standar CFU 1% BaCl2 (mL) 1% H2SO4 (mL) Absorbansi


McFarland (x108 mL)
0.5 1.5 0.05 9.95 0.08 – 0.1
1.0 3.0 0.1 9.9 0.257
2.0 6.0 0.2 9.8 0.451
3.0 9.0 0.3 9.7 0.582
4.0 12.0 0.4 9.6 0.669

Uji Aktivitas Antibakteri dengan Metode Bioautografi Kontak


Ekstrak dan fraksi daun lempeni dilakukan uji bioautografi kontak. Fraksi
ditotolkan pada lempeng KLT silika gel GF 254 nm dan dielusi menggunakan
eluen yang sesuai dengan masing-masing identifikasi senyawa. Lempeng silika
dikeringkan, dan ditempelkan selama 30 menit pada 40 ml media MCA yang telah
diinokulasikan 1,00 ml suspensi bakteri, kemudian diambil lempeng silika gel.
Media MCA diikubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dan dihitung Rf dari zona
hambat yang terbentuk. Zona hambat yang terbentuk dibandingkan dengan hasil
KLT.
7

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ekstraksi serbuk daun cengkodok dengan rendemen yang didapat yaitu pada
ekstrak ETANOL 28,35 %, fraksi n-heksan 4,0514%, fraksi etil asetat 6,0529 %, fraksi
air 60,2171%. Ekstrak yang didapat kemudian dilakukan uji pendahuluan
kandungan kimia dan dipertegas dengan uji kromatografi lapis tipis. Hasil uji
pendahuluan kandungan kimia dan uji kromatografi lapis tipis disajikan pada tabel
1 dan 2.

Tabel 1: Uji Pendahuluan dan KLT


Hasil Penelitian
Hasil Positif Fraksi
Senyawa Reagen Ekstrak Fraksi Fraksi
(Pustaka) Serbuk Etil
Etanol n-Heksan Air
Asetat
Larutan amil
alkohol + + + +
Sampel +
berwarna Amil Amil Amil Amil
serbuk Mg + -
Flavonoid kuning, merah alkohol alkohol alkohol alkohol
amil alkohol Bening
atau jingga warna warna warna berwarna
+ HCl pekat
(Fransworth, jingga jingga jingga kuning
1996)
Sampel +
Endapan
HCl 2%, + + + + +
jingga
dipanaskan, + Endapan Endapan Endapan Endapan Endapan
(Indrayani et
reagen coklat coklat coklat coklat coklat
al., 2006)
Dragendroff
Alkaloid Sampel + 2
gr Endapan
+ + + +
iodium+4gr coklat sampai +
Endapan Endapan Endapan Endapan
KI dalam 100 hitam Endapan
coklat coklat coklat coklat
aq.dest (Indrayani et coklat
kehitaman kehitaman kehitaman kehitaman
Reagen al., 2006)
Bouchardat
Warna biru
tinta atau -
Sampel + + + + +
hitam Kuning
FeCl 1% Hitam Hitam Hitam Hitam
(Sa’adah, jernih
Tanin 2010)
Sampel + + + + - +
Endapan putih
NaCl 10 % + Endapan Endapan Endapan Tidak ada Endapan
(Lilies, 2014)
gelatin 5% putih putih putih endapan putih
Sampel +
aquadest, Busa stabil - +
+ + +
Saponin dipanaskan, (Majumdar, Tidak Busa
Busa stabil Busa stabil Busa stabil
dikocok, + 2005) berbusa stabil
HCl 2N
Triterpenoid Sampel + Warna merah, + + + + -
asam asetat ungu, biru, Hijau Hijau Hijau Merah Coklat
anhidrat + hijau
8

asam sulfat (Majumdar,


pekat 2005)
Keterangan : (+) : positif ; (-) : negatif

Tabel 2. Uji Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Daun Cengkodok


Hasil positif
Nilai Rf
Golongan Penampak pustaka
Fase Gerak
Senyawa Bercak Fraksi Fraksi Etil Fraksi
Ekstrak
n-heksan asetat Air
Flavonoid Kloroform : Uap Amonia 0,34 0,86 0,20 - Warna Kuning
metanol : air (+) Noda (+) Noda (+) Noda kuning kecoklatan
(80:18:2) kuning kuning 0,30 (Hanani, 2015).
0,96 (+) Noda kuning
(+) Noda 0,35
kuning (+) Noda kuning
0,85
(+) Noda kuning
0,93
(+) Noda kuning
0,98
(+) Noda kuning
Alkaloid Etil asetat : Drgendorff 0,51 0,96 0,79 - Warna jingga
Metanol (+) jingga (+) jingga (+) jingga kecoklatan
(60:20) kecoklata kecoklatan kecoklatan (Wagner dan
0,93 Sabine.,1984)
(+) jingga
kecoklatan
0,95
(+) jingga
kecoklatan
Tanin Etil Asetat : Fecl3 0,29 0,94 0,60 - warna kuning,
metanol : air (+) Biru (+) Biru (+) Biru biru kehitaman,
(100:13,5:10) kehitaman kehitaman kehitaman hijau, atau coklat
0,73 (Robinson,
(+) Biru 1995 : 87).
kehitaman
0,86
(+) Biru
kehitaman
0,91
(+) Biru
kehitaman
Saponin Etil asetat : Anisaldehid- 0,48 0,81 0,43 - Noda biru volet
asam asetat asam sulfat (+) Biru (+) Biru (+) Biru violet (Wagner dan
glasial: asam violet violet Sabine,1984)
format : air 0,65 0,91 0,75
(100:11:11 : (+) Biru (+) Biru (+) Biru violet
26) violet violet

Triterpenoid n-Heksan : Liebermann 0,35 1,03 0,71 - Warna ungu


/ Steroid etil asetat Burchard (+) Noda (+) Noda (+) Noda ungu kebiruan
(17:3) ungu ungu kebiruan (Harborne,
kebiruan kebiruan 0,85 1987).
0,49 (+) Noda ungu
(+) Noda kebiruan
ungu 0,98
kebiruan (+) Noda ungu
kebiruan
9

1,03
(+) Noda ungu
kebiruan
Keterangan : (+) : positif
(-) : negatif
Setelah dilakukan uji pendahuluan dengan pereaksi warna kemudian proses
identifikasi kandungan kimia dipertegas dengan melakukan uji KLT. Berdasarkan
hasil uji KLT pada tabel 2, menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi n-heksan,
fraksi etil asetat, fraksi air positif mengandung senyawa alkaloid, flavonoid. tanin,
saponin, triterpenoid. Berdasarkan dengan hasil KLT ini menunjukkan bahwa
perbedaan pelarut pada proses penyarian dapat mempengaruhi senyawa yang
tersari (Setyaningtyas, 2017).
Konsentrasi uji ekstrak dan fraksi yang digunakan adalah 10%. Uji aktivitas
antibakteri ekstrak dan fraksi dilakukan 5 kali replikasi. Hasil yang diperoleh
berupa zona hambat disekitar lubang sumuran. Pengukuran zona hambat
dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat yang terbentuk dikurangi
diameter cylinder cup. Data rerata diameter zona hambat disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi daun lempeni Terhadap
Bakteri multidrug resistant Escherichia coli

Diameter Zona Hambat (cm)


Bakteri Sampel
10% 10% 10% K+ K-
Ekstrak Etanol 1.370 1.346 1.349 2.926 0
Fraksi N-Heksan 0.352 0.347 0.356 2.993 0
Eschericia coli
Fraksi Etil Asetat 0.800 0.860 0.911 3.001 0
Fraksi Air 0.0 0.0 0.0 2.988 0
Keterangan : Diameter zona bening merupakan rerata dari 5x replikasi. Kontrol
positif (K+) Siprofloksasin 0,005%, kontrol negatif (K-) DMSO

Berdasarkan pada tabel 5 menunjukkan bahwa dengan konsentrasi yang


sama yaitu ekstrak, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat yang digunakan
memberikan hasil dengan rerata yang hampir sama. Hal ini dapat membuktikan
apabila semakin tinggi konsentrasinya, semakin banyak zat aktif yang terkandung
di dalam ekstrak maupun fraksi tersebut sehingga semakin banyak kandungan
senyawa aktif yang berdifusi melalui media yang dapat menghambat aktivitas dari
bakteri multidrug resistant Escherichia coli. Penelitian dilanjutkan dengan uji
10

bioautografi kontak yang bertujuan untuk mengetahui senyawa tertentu yang


berpotensi sebagai antibakteri yang dapat menimbulkan zona hambat. Hasil uji
bioautografi kontak disajikan pada tabel 6 dan lampiran.
Tabel 6. Hasil Uji Bioautografi Kontak Ekstrak dan Fraksi Daun Lempeni Terhadap
Bakteri multidrug resistant Escherichia coli

Fraksi Fraksi
Senyawa Ekstrak Fraksi Air
n-Heksan Etil Asetat
Alkaloid + + + -
Flavonoid + + + -
Saponin + + + -
Tanin + + + -
Triterpenoid/Steroid + + + -
Keterangan: ada zona bening, senyawa memiliki aktivitas antibakteri (+); tidak
ada zona bening, senyawa tidak memiliki aktivitas antibakteri (-)

Golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid yang


teridentifikasi dalam ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat daun
lempeni mempunyai aktivitas antibakteri secara metode bioautografi kontak.
Data diameter zona bening antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi

etil asetat, fraksi air daun lempeni yaitu berdistribusi normal dan homogen karena

nilai signifikannya lebih dari >0,05 sehingga dilakukan pengujian parametrik

ANAVA satu jalan untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan. Hasil uji

ANAVA satu jalan dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% didapatkan hasil

signifikasi 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan. Data disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji Post Hoc Ekstrak Etanol Fraksi n-heksan, Fraksi Etil Asetat dan Fraksi
Air Daun Lempeni (Ardisia humilis).

ekstrak Fraksi Fraksi etil


Konsentrasi Fraksi air K+
etanol n-heksan asetat
Ekstrak etanol - BS TBS TBS BS
Fraksi n-heksan BS - BS BS BS
Fraksi etil asetat TBS BS - TBS BS
11

Fraksi air TBS BS TBS - BS


K+ BS BS BS BS -
Keterangan
EE : Ekstrak Etanol Kulit Salak
FNH : Fraksi n-Heksan Kulit Salak
FEA : Fraksi Etil Asetat daun lempeni
FA : Fraksi Air daun lempeni
K+ : Kontrol Positif (Siproflosaksin 0,005%)
BS : Berbeda Signifikan
TBS : Tidak Berbeda Signifikan

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa pada uji post hoc semua data pada tiap
kelompok menunjukkan hasil perbedaan signifikan artinya tiap kelompok
memiliki efek yang berbeda nyata dalam mematikan bakteri multidrug resistant
Escherichia coli.kecuali pada ekstrak etanol 10% dengan fraksi etil asetat 10%
dan fraksi air 10%;fraksi etil asetat 10% dengan ekstrak etanol 10% dan fraksi air
10%;fraksi air 10% dengan ekstrak etanol 10% dan fraksi etil asetat 10%; K+
menunjukkan hasil yang berbeda signifikan yang artinya memiliki daya
antibakteri yang hampir sama atau memberikan pengaruh yang sama.

KESIMPULAN
Ada aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksan dan fraksi etil asetat daun
lempeni (Ardisia humilis Vahl) terhadap pertumbuhan bakteri multidrug resistant
Escherichia coli. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri terhadap bakteri
multidrug resistant Escherichia coli kecuali pada ekstrak etanol 10% dengan
fraksi etil asetat 10% dan fraksi air 10%;fraksi etil asetat 10% dengan ekstrak
etanol 10% dan fraksi air 10%; fraksi air 10% dengan ekstrak etanol 10% dan
fraksi etil asetat 10%; K+ menunjukkan hasil yang berbeda signifikan yang
artinya memiliki daya antibakteri yang hampir sama atau memberikan pengaruh
yang sama. Golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan
triterpenoid yang teridentifikasi dalam ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil
asetat daun lempeni mempunyai aktivitas antibakteri secara metode bioautografi
kontak.

DAFTAR PUSTAKA
12

Andayani D., Nugrahani R. 2018. Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan


Ekstrak Etanol Daun Katang-Katang (Ipomoea Pescaprae. L) dari Pulau
Lombok Nusa Tenggara Barat.

Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas


Indonesia Press.

Ashok, P.K. dan Upadhyaya, K. 2012. Tanins are Astrigent. Journal of


Pharmacognosy and Phytochemistry. 3. (1).

Departemen Kesehatan RI. 1986. Sediaan Galenika. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan


Obat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Djamal, Rusjdi. 2010. Kimia Bahan Alam: Prinsip-Prinsip Dasar Isolasi Dan
Identifikasi. Padang: Universitas Baiturrahman.

Entjang, I. 2001. Mikrobiologi dan Parasitologi Untuk Akademi Keperawatan.


Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Fajrin, F.A. 2012. Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium
graveolens L) Pada Mencit Jantan. Jurnal Publikasi Universitas Jember

Gritter, R.J. 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi ke-1. Bandung : ITB.

Handajani, Sri, dkk., 2006. The Queen of Seeds: Potensi Agribisnis Komoditas
Wijen. Yogyakarta : Andi.

Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Sujatmi. Edisi 2. Bandung : ITB Press.

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Diterjemahkan oleh Padmawinata, K.


Bandung : Penerbit ITB.

Harmawan A., Ridho A, Pringgenies D. 2012. Uji Fitokimia dan Aktifitas Anti
Bakteri Ekstrak Media Supernatan Bakteri Simbion Vibrio sp. Gastropoda
Oliva vidua Terhadap Bakteri Multi Drug Resistant. Semarang :Jurnal
Publikasi Universitas Diponegoro Kampus Tembalang.

Hart, Tony dan Paul Shears. 1997. Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta : Hipokrates.

Hayati E.K., Jannah A., Ningsih R. 2012. Elok Kamilah Hayati, Akyunul Jannah,
Rachmawati Ningsih. Malang : UIN.
13

Helmi, A., et al. 2006. Standarisasi Ekstrak Etanol Daun Eugenia Cumini Merr.
Jurnal Sains Tek. Far. 11(2).

Ibrahim M.E., Bilal N.E., Hamid M.E..2012. Increased multi-drug resistant


Escherichia coli from hospitals in Khartoum state, Sudan. Sudan : African
Health Sciences

Jawetz M; Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. Alih Bahasa:


Huriwati Hartanto dkk. Jakarta : Buku Kedokteran ECG.

Khatun, A., Rahman M., Kabir S., Akter M.N., and Chowdhury S.A. 2013.
Phytochemical and pharmacological properties of methanolic extract of
Ardisia humilis VAHL. (Myrsinaceae). IJRAP. 4(1): 38-41.

Lay, Bibiana W. dan Hastowo, Sugyo. 1992. Mikrobiologi. Jakarta : Rajawali


Press.

Lim T.K. 2012. Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants Volume 4, Fruits.
Springer eBook. USA.

Makalalag A.K., Sangi M., Kumaunang M. 2011. Skrining Fitokimia dan Uji
Toksisitas Ekstrak Etanol Dari Daun Turi (Sesbania grandiflora Pers).
Manado : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sam Ratulangi.

Mulja, M. dan Suharman, 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga


University Press.

Purnama, W.B. 2013. Aktivitas Antibakteri Glukosa terhadap Bakteri


Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis dan
Escherichia coli. Naskah Publikasi. Surakarta : Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Pratiwi, S.T. 2008. Aktivitas Antibakteri Tepung Daun Jarak (Jatropha curcas L.)
pada berbagai Bakteri Saluran Pencernaan Ayam Broiler secara in Vitro.
Skripsi. Bogor : Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan


Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Rangari, V.D. 2007. Pharmacognosy: Tanin Containing Drugs. Nagpur: J.L.


Chaturvedi College of Pharmacy.

Robinson, T., 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi.


Diterjemahkan oleh Padmawinata, K. Edisi VI. Bandung : ITB Press.

Rohman, A. 2009. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakartan : UGM Press.


14

Sani R.N., Nisa F.C., Andriani R.D., Maligan J.M. 2014. Analisis Rendemen Dan
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii.
Malang: Jurnal Pangan dan Agroindustri.

Sangi, M., Runtuwene, M.R.J., Simbala, H.E.I., dan Makang, V.M.A.2008.


Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem.
Prog. 1. (1): 47-53.

Sarker, SD., Latif, Z., & Gray, AI. 2006. Natural products isolation. In: Sarker
SD, Latif Z, & Gray AI, editors. Natural Products Isolation. 2nd ed.
Totowa (New Jersey). Humana Press Inc.

Schoorl. 1998. Materi Pelengkap Kemurnian Cara Pemisahan Obat. Yogyakarta:


Gajah Mada University Press.

Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung : Penerbit ITB

Soetarno, S dan Soediro. 1997. Standarisasi Mutu Simplisia san Ekstrak Bahan
Obat Tradisional. Laporan Penelitian : Presidium Temu Ilmiah Bidang
Farmasi.

Sulistyani, N., K.W Lilies. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat
Daun Binahong (Anredera scandence (L.) Moq.) Terhadap Shigella
flexneri Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipis.Jurnal Ilmiah
Kefarmasian. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
2(1): 1-16.

Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara kromatografi dan Mikroskopi,


diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro. Bandung :
ITB.

Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Kanisius.

Sumarmo. 2001. Kromatografi Teori Dasar dan Petunjuk Praktikum. Yogyakarta:


Fakultas Farmasi UGM.

[USDA] United States Department of Agriculture. 2015. Ardisia humilis Vahl.


[internet] http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=ARHU8 [26 Oktober
2015].

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi 5. Yogyakarta : Gadjah


Mada University Press.

Volk and Weller. 1990. Mikrobiologi Dasar. Diterjemahkan oleh Adisoemarto, S.


edisi V. Jakarta : Erlangga.
15

Watson, David G. 2009. Analisis Farmasi : Buku Ajar untuk Mahasiswa Farmasi
dan Praktisi Kimia Farmasi Edisi 2. Diterjemahkan oleh Winny R. Syarif.
Jakarta : EGC

Windy, T. R. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Ekstrak Etanol Batang Inggu
(Ruta angustifolia (L.) Pers) Terhadap Mencit Yang Diinfeksi
Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus. Skripsi. Surakarta :
Fakultas Farmas Universitas Muhammadiyah Surakarta

Wulandari, S. 2008. Pengaruh Pemberian Curcuma domestica Terhadap


Gambaran Histologi Hepar Mencit BALB/C Yang Diberi Parasetamol.
KTI. Semarang: Universitas Diponegoro.

Yusuf, S. 2010. Isolasi dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Triterpenoid


Dari Kulit Batang Kayu Api-Api Betina. Jurnal Penelitian Sains. 13. 2C:
12205.

Yuliani, R., et al. 2011. Aktivitas Antibakteri Minyak atsiri Daun Jeruk Purut
(Citrus hystrix) terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli.
PHARMACON. 12 (2). 51.

Yuliani, R., et al. 2011. Aktivitas Antibakteri Minyak atsiri Daun Jeruk Purut
(Citrus hystrix) terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli.
Pharmacon. 12 (2). 51.

Anda mungkin juga menyukai