Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Photon Vol. 9. No.

1, Oktober 2018

UJI AKTIVITAS TOKSISITAS DARI EKSTRAK TANAMAN MIANA MERAH


(Coleus hybridus) MENGGUNAKAN METODE BSLT ( Brine Shrimp Lethality Test)

Dede Indra Syari 1,2, Rhida Aini1, Wiza Septia1, Rudi Hendra Sy 1, Hilwan Yuda
Teruna1
1) Mahasiswa Program Studi Pasca Sarjana Kimia dan
Mahasiswa Program Sarjana Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293. Riau, Indonesia
2) Penulis Korespondensi. Email : dede.indrasyari@grad.unri.ac.id

Abstrak
Kanker merupakan penyakit yang menakutkan bagi banyk orang. Coleus merupakan
satu spesies tanaman dari famili lamiaceae, yang berpotensi sebagai tanaman obat tradisional.
Dalam studi berikut ini mempelajari identifikasi aktivitas tosisitas tanaman Coleus hybridus
dari fraksi ekstrak n-heksan dan faksi ekstrak etilasetat. Aktivitas toksisitas dilakukan dengan
metode BSLT. Hasil dari identifikasi toksisitas dari ekstrak fraksi n-heksan dan fraksi ekstrak
etilasetat. Ekstrak n-heksan dan ekstrak etil asetat menunjukan bahwa aktivitas toksisitas
untuk LC50 n-heksan >1000 ppm dan ekstrak etil asetat >1000ppm. Ekstrak etil asetat
menunjukan aktivitas kedua senyawa negatif sebagai toksisitas.

Kata kunci: Coleus hybridus, Toxicity, Lamiaceae, BSLT

Abstract
Cancer is a frightening disease for many people. Coleus is one of plant species belong
to family Lamiaceae have potential source of traditional medicine plant, and this study is to
identify activity toxicity of Coleus hybridus plant fraction n-heksana extract and ethyl acetat
extract toxicity tested by method BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). The result is toxicity
activity the extract of n-hexane and ethyl acetate extract showed that the toxicity activity for
LC50 n-hexane> 1000 ppm and ethyl acetate extract> 1000 ppm. both the extract negative for
toxicity.

Keywords: Coleus hybridus, Toxicity, Lamiaceae, BSLT

PENDAHULUAN atau radiasi ataupun pembedahan


Kanker merupakan penyakit yang (Nafrinaldi & Gan, 1995), metode tersebut
menakutkan bagi banyak orang. Hal ini sering kali kurang efektif ataupun tidak
dikarenakan penyakit kanker penyebab aman untuk sel-sel yang normal. Sehingga
kematian kedua di dunia (Tjay & Raharja, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
2007). Kanker payudara menjadi penyebab menemukan obat baru dari alam. (Pamilih,
utama kematian pada wanita diberbagai 2009; Tjay & Rahardja, 2007).
belahan dunia, kanker payudara banyak Tanaman Coleus dari beberapa
diderita oleh kaum wanita di Indonesia penelitian merupakan satu spesies tanaman
setelah kanker servik ( leher rahim). dari famili lamiaceae yang berpotensi
Metode terapi yang lazim dilakukan untuk sebagai tanaman obat tradisional. Tanaman
mengatasi kanker adalah kemoterapi, sinar Miana (Coleus) memiliki khasiat

164 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

mengobati batuk, asma, diare dan Miana Merah memiliki sedikit literatur
membantu pemilihan setelah melahirkan penelitian tentang metabolit sekunder,
(Kusumawati, et al., 2014), dan beberapa bioaktivitas, atau potensi berkhasiat obat.
penelitian juga dilaporkan tanaman Coleus Tanaman Coleus merupakan tanaman
berpotensi sebagai obat cancer (Nugraheni herba yang memiliki batang tegak atau
et al. 2011). Tanamanan Miana Marah herba baring yang berakar banyak, harum
(Coleus hybridus) merupakan genus serta memiliki tinggi umunya 0,5-1 meter
Coleus sinonimnya piladang (Coleus namun beeberapa tanaman bisa memiliki
scutellarioides) (Borek, et al, 2016) atau tinggi hingga 2 meter (Suva, et al,. 2016).
Plectranthus scutellarioides. Tanaman

Gambar 1. Tanaman Miana Merah (Coleus hybridus)

Klasifikasi tanaman Miana Merah (Coleus hybridus L. Hort) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Solanales
Famili : Lamiaceae
Suku : Labiatae
Marga : Coleus
Spesies : Coleus hybridus (L.) Hort.
Nama Daerah : Miana Merah , Piladang, Ati-ati

Beberapa daerah di Indonesia timbangan analitik, kertas saring,


tanaman Miana digunakan sebagai obat aluminium foil, labu ukur, corong pisah,
tradisional dan perlu dilakukan penelitian beaker glass, rotary evaporator, pipet
tetes,pipet mikro. Bahan yang digunakan
lebih lanjut, pada penelitian ini akan
tanaman Coleus hybridus kecuali akar,
dilakukan uji aktivitas toksisitas terhadap metanol, n-heksana, etil asetat, larva udang
ekstrak n-heksana dan etil asetat dari Artemia salina
tanaman Miana Merah (Coleus hybridus).
Preparasi Bahan Baku
METODOLOGI Daun dan batang tanaman coleus
Alat yang digunakan pada penelitian hybridus yang telah dipetik sebanyak 13
ini yaitu, lumpang dan alu besar,

FMIPA-UMRI 165
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

kg, dihaluskan dengan menggunakan ditambahkan lagi beberapa tetes sampai


lumpang dan alu besar, batas kalibrasi, kemudian kematian larva
udang diamati setelah 24 jam. Data yang
Ekstraksi Tanaman Coleus hybridus diperoleh dihitung LC50 dengan membuat
Sampel tanaman yang sudah halus kurva hubungan antara persen penghambat
kemudian di maserasi dengan metanol 10 dengan dosis.Nilai LC50 dihitung dengan
L. Proses maserasi dilakukan di dalam perumusan regresi sebagai berikut:
wadah yang tertutup selama 3 x 24 jam. Perumusan Regresi
maserat yang didapat disaring dengan 𝛾 = 𝑎𝑥 + 𝑏
kertas saring hingga didapat filtrat 1, LC50 = anti log x
kemudian di rotari evaporator untuk Keterangan;
memisahkan pelarut dengan ekstrak x = Log konsentrasi
metanol, residu metanol kemudian 𝛾= Nilai Probit
diekstrak kembali dengan n-heksan dengan a = Slope (kemiringan dari garid
perbandingan 1:1, dimana ressidu metanol regresi linear)
sebanyak 200 mL dimasukkan kedalam b = Intercept (garis potong)
corong pisah dan ditambahkan 200 mL
pelarut n-heksan, kemudian digoyang dan HASIL DAN PEMBAHASAN
didiamkan sebentar sehingga terlihat batas Tanaman Miana merah dipercaya
pemisahan kemudian dipisahkan antara masyarakat Sumatera sebagai obat batuk,
filtrat 2 dan residu metanol, residu metanol penyembuhan setelah melahirkan dan
tidak dilanjutkan karena mengandung mengurangi rasa nyeri menstruasi
banyak air, filtrat 2 di rotari evaporator (Kusumawati et al. 2014). Penelitian
untuk memisahkan pelarut sehingga dilakukan dengan menggunakan ekstrasi
didapat ekstrak fraksi n-heksan, fraksi cara basa karena menurut penelitian
ekstrak n-heksan kemudian diekstraksi Rifkowati dan Wardanu, (2016). ekstraksi
dengan pelarut etil asetat dengan cara basah menghasilkan hasil ekstrak
perbandingan 1:1 masing-masing 200 mL mengandung senyawa kimia yang lebih
fraksi ekstrak n-heksan dan 200 mL banyak terekstraksi dibandingkan dengan
pelarut etilasetat, untuk mendapatkan cara ekstraksi kering, pada ekstraksi kering
ekstrak etilasetat. mengalami proses pengeringan sehingga
banyak materi yang teruapkan.
Uji Toksisitas
Maserasi dilakukan dengan
Ekstrak total n-heksana, matanol,
menggunakan Metanol, hal ini bertujuan
dikloro metana seperlunnya untuk
menarik komponen senyawa berdasarkan
membuat ekstrak uji dengan konsentrasi
kepolarannya. Pada maserat metanol yang
1000 μg/mL, 100 μg/mL, 10 μg/mL.
diperoleh, dilakukan fraksinasi berturut-
Masing-masing ekstrak di dalam vial uji di
turut menggunakkan pelarut n-heksan dan
biarkan menguap kemudian dilarutkan
etil asetat. Aktivitas toksisitas dengan
kembali dengan 50 μl DMSO, selanjutnya
menggunakan metode BSLT (Brine
air laut ditambahkan hampir mencapai
Shrimp Lethality Test) merupakan metode
batas kalibrasi. Larva udang dimasukkan
yang sederhana dan mudah untuk
sebanyak 10 ekor kedalam masing-masing
mendapatkan data analisa dalam waktu
vial yang telah berisi air laut. Air laut
yang tidak lama (Lestari, et al., 2015).

166 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

Tabel 1. Hasil uji aktivitas toksisitas dari ekstrak tanaman Miana Merah (Coleus hybridus)
Jumlah Jumlah Larva Udang mati Nilai
%
Sampel Konsentrasi Larva LC50
1 2 3 Kematian
Udang (ppm)
Control
0 10 0 0 0 - -
negative
Ekstrak 10 10 0 1 0 3.33
n- 100 10 2 1 2 16.67
>1000
heksana 1000 10 3 5 2 33
Ekstrak 10 10 1 0 1 6.67
etil 100 10 2 0 2 13.33 > 1000
asetat 1000 10 1 2 2 16.67

Berdasarkan analisa yang telah Saran


dilakukan untuk ekstrak n-heksana dan etil Tanaman Miana merah (C. hybridus)
asetat, untuk aktivitas toksisitas ekstrak n- dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
heksan adalah LC50 > 1000 ppm dan etil melihat metabolit sekunder dan
asetat adalah LC50 > 1000 ppm dapat bioaktivitas lainnya.
dilihat pada Tabel 1. Suatu senyawa
toksisitas dikatakan aktif jika LC50 ≤ 250 DAFAR PUSTAKA
μg/mL dan maksimal kosentrasi 500 Borek, M., R. Bączek-Kwinta, and M.
μg/mL, namun pada kedua ekstrak yang di Rapacz. 2016. “Photosynthetic
analisa toksisitasnya nilai LC50 > 1000 Activity of Variegated Leaves of
ppm yang menunjukkan bahwa ekstrak n- Coleus × Hybridus Hort. Cultivars
heksan dan ekstrak etil asetat tanaman Characterised by Chlorophyll
Miana Merah (C. hyridus) tidak aktif Fluorescence Techniques.”
sebagai toksisitas. tersebut menunjukkan Photosynthetica 54(3):331–39.
bahwa hasil analisa kedua ekstrak aktif
sebagai antioksidan dan kedua ekstrak Kusumawati, Dwi Endah, Fachriyan
tidak aktif sebagai toksisitas. Hasmi Pasaribu, and Maria Bintang.
2014. “Aktivitas Antibakteri Isolat
PENUTUP Bakt Eri Endofit Dari Tanaman Mian
Kesimpulan a ( Coleus Scutellariodes [ L .] Benth
Tanaman Miana Merah (C. hybridus) .) Terhadap Staphylococcus Aureus
merupakan famili Lamiaceae yang Dan Escherichia Coli.” Current
diidentifikasi aktivitas antioksidan dan Biochemistry 1(1):45–50.
toksisitasnya dari ekstrak n-heksan dan Lestari, M. .., T. Himawan, A. .. Abadi,
ekstrak etil asetat, dimana kedua ekstrak and R. Retnowati. 2015. “Toxicity
menunjukkan hasil aktivitas antioksidan and Phytochemistry Test of
yang aktif dan menunjukkan hasil kedua Methanol Extract of Several Plants
ekstrak tidak aktif sebagai aktivitas from Papua Using Brine Shrimp
toksisitas. Lethality Test (BSLT).” Journal of

FMIPA-UMRI 167
Jurnal Photon Vol. 9. No. 1, Oktober 2018

Chemical and Pharmaceutical Agent.” International Food Research


Research 7(4):866–72. Journal 18(4):1471–80.
Molyneux, Philip. 2004. “The Use of the Pamilih, H. (2009). Uji Sitotoksik Ekstrak
Stable Free Radical Diphenylpicryl- Etil Asetat Herba Bandotan
Hydrazyl (DPPH) for Estimating (Ageratum conyzoides L.) Terhadap
Antioxidant Activity.” Sel Kanker Payudara (T47D) dan
Songklanakarin Journal of Science Profil Kromatografi Lapis Tipis.
and Technology 26(December (S1), Universitas Muhammadiyah
2003):211–19. Surakarta, Surakarta.
Nafrinaldi, & Gan, S. (1995). Antikanker Suva, Manoj A., Ankita M. Patel, and
dan Imunosupresan. In G. G. Sulistia Neeraj Sharma. 2016. “Coleus
(Ed.), Farmakologi dan Terapi (4 Species : Solenostemon
ed.). Jakarta: Bagian Farmakologi Scutellarioides.” Inventi Journals
FKUI. (P) 2015(2):1–5.
Nugraheni, M., U. Santoso, Suparmo, and Tjay, T.H., & Rahardja, K. (2007). Obat-
H. Wuryastuti. 2011. “Potential of Obat Penting: Khasiat, Penggunaan
Coleus Tuberosus as an Antioxidant dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta:
and Cancer Chemoprevention Elex Media Komputindo

168 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai