UJI AKTIFITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH MELUR
(Brucea javanica (L.) Merr) TERHADAP Shigella dysenteriae
SECARA IN VITRO
Eri Widiyawati, Nur Laili Dwi Hidayati M.Si. Prodi Farmasi STIKes BTH, Tasikmalaya
ABSTRAK
Buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) secara empirik banyak digunakan sebagai bahan obat karena mempunyai kandungan quasinoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, salah satunya Shigella dysenteriae. Shigella menimbulkan polemik dalam kebijakan terapi diare di Indonesia, karena banyak ditemukan resistensi Shigella yang bersifat multi resisten terhadap 4 jenis antibiotik yaitu terhadap kloramfenikol, tetrasiklin, kanamisin dan ampisilin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L) Merr) sebagai antibakteri terhadap Shigella dysenteriae. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) dengan menggunakan Shigella dysenteriae sebagai bakteri uji dan siprofloksasin HCl sebagai pembanding dan metode yang digunakan adalah difusi agar dengan perforasi. Hasil menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) pada konsentrasi 20mg/mL ekstrak yang setara dengan konsentrasi 3,55 g/mL baku siprofloksasin HCl terhadap Shigella dysenteriae. Kata kunci : buah melur, antibakteri, Shigella dysenteriae, Konsentrasi Hambat Minimum
ABSTRACT
Empirically fruit jessamine (Brucea javanica (L.) Merr) has many used as medicine material, because fruit jessamine have quasinoid content which can inhibition bacterial growth which can be used to inhibition Shigella dysenteriae bacterial. Shigella causes diarrhea therapy polemic in policy in Indonesia, because there are many found Shigella resistance are met that are multi resistance against 4 types of antibiotics, they are chloraphenicol, tetracycline, kanamycin and ampicillin. This research is to know blocked power ethanol extract from fruit jessamine are as antibacterial toward Shigella dysenteriae. Determined of ethanol extract antibacterial from fruit jessamine by using Shigella dysenteriae is a bacterial determined and Siprofloksasin HCl are as compare and method that is used difusion with perporation. The result shows there is antibacterial activity with Minimum Inhibitory Concentration (MIC) in 20 mg/mL concentration, the extract equal with 3,55 g/mL Siprofloksasin HCl towards Shigella dysenteriae.
Keywords : Fruit jessamine, antibacterial, Shigella dysenteriae, minimum impede concentration
PENDAHULUAN Penyakit disentri dan diare persisten merupakan penyakit diare yang disebabkan oleh infeksi Shigella sp. dan lebih sering terjadi di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Shigella dysenteriae adalah bakteri yang sering menyebabkan disentri. Shigella menimbulkan polemik dalam kebijakan terapi diare di Indonesia, karena banyak ditemukan resistensi Shigella bersifat multi resisten terhadap 4 jenis antibiotik yaitu terhadap kloramfenikol, tetrasiklin, kanamisin dan ampisilin. Banyak dari masyarakat Indonesia menggunakan bahan alam sebagai terapi untuk berbagai penyakit karena bahan yang mudah didapat dan dengan efek samping yang lebih minimal dibandingkan obat sintetis (Santoso et al, 2007). Salah satu contoh tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional adalah buah melur (Brucea javanica). Tumbuhan ini memiliki khasiat sebagai anti malaria, anti amoeba, dan sitotoksik (anti kanker) karena mempunyai senyawa quasionid (Zamar, 2011). Kandungan senyawa kimia pada tanaman B. javanica adalah golongan quasinoid, triterpenoid, alkaloida dan steroid. Senyawa kimia yang telah diidentifikasi sebanyak 73 senyawa kimia, antara lain javanicolid, javanicosid, yadanziosid, yadanziolid, bruceolid, bruceantinol, brucein, brusatol, bruceacantinoside, bruceosid, dan bruceajavanon A, B, C, A-7-asetat serta bruceajavaninon A (Zamar, 2011). Khasiat buah melur secara medis belum dibuktikan, tetapi secara empirik sudah banyak digunakan sebagai bahan obat. Untuk itu penelitian dilakukan karena buah melur mempunyai kandungan quasionid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut sebagai alternatif obat atau antibakteri yang bisa digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri shigella dysenteriae.
METODE PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat maserasi (maserator), alumunium foil, autoklaf (M- 300), beaker glass (PYREX), batang pengaduk, cawan petri (PYREX), Erlenmeyer (HERMA), gelas ukur (PYREX), jangka sorong, oven (Memmert), inkubator (Memmert type BE 400), kawat ose bulat, kertas saring, klem, lemari es, mikro pipet, perforator, penangas air, rak tabung, rotary evavorator, lampu spirtus, statif, timbangan analitik (Metleder), tabung reaksi (IWAKI). Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah melur (Brucea javanica (L.) Merr), aquadest, asam sulfat pekat, etanol 70%, eter, kloroform, larutan FeCl 3 , larutan gelatin 1%, larutan HCl 0,1 N dan 2 N, larutan NaOH, larutan NaCl 0,85%, larutan vanillin 10%, reagen Mayer, reagen Dragendorff, kristal violet, lugol, alkohol 96%, safranin, minyak imersi, xylol, aquadest steril dan serbuk magnesium. Media Medium pembenihan yang digunakan adalah Muller Hinton Broth (oxoid, seri CM0337), Mac Conkey agar, Nutrient Agar Plate (NAP), Triple Sugar Iron (TSI) agar.
Proses Ekstraksi Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi, dimana simplisia buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) direndam dengan larutan penyari hingga terendam sempurna dalam evavorator sambil sekali- kali diaduk. Proses maserasi dilakukan selama 3 kali 24 jam. Maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan menggunakan rotary evavorator hingga ekstrak kental (Ditjen POM, 1986). Identifikasi Shigella dysenteriae 1. Pewarnaan Gram Bersihkan gelas obyek dengan kapas steril, kemudian lewatkan di atas api untuk menghilangkan lemak, biarkan dingin. Satu tetes aquades steril diteteskan pada gelas obyek. Dengan ose jarum yang steril, diambil sedikit koloni Shigella dysentriae yang tumbuh pada medium padat kemudian disuspensikan dengan satu tetes aquades steril yang sudah diteteskan terlebih dahulu pada gelas obyek. Hapusan sebaiknya dibuat tipis, hapusan dibiarkan kering di udara. Setelah kering, fiksasi dengan cara melewatkan sediaan sebanyak 3x diatas api. Sediaan siap diwarnai. Tuangi sediaan dengan kristal violet selama 1 menit, kemudian buang sisa Kristal violet dan bilas dengan air. Tuangi sediaan dengan lugol selama 1 menit, kemudian buang sisa Lugol dan bilas dengan air. Tuangi sediaan dengan alkohol 96% selama 5-10 detik atau sampai warna cat luntur, kemudian buang sisa alkohol dan bilas dengan air. Tuangi sediaan dengan safranin selama 30 detik, kemudian buang sisa safranin dan bilas dengan air. Keringkan. Lihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 100x. 2. Mac Conkey Agar Dilakukan inokulasi bakteri Shigella dysentriae dengan metode streaking pada medium Mac Conkey agar. Inkubasikan pada inkubator dengan suhu 37C selama 18 - 24 jam dan diamati hasilnya. 3. Triple Sugar Iron (TSI) Agar Slant Dengan menggunakan ose, Shigella dysentriae ditanam dengan cara menusuk sampai dekat dasar tabung, kemudian menggoreskan ose tersebut secara zig-zag pada permukaan media, tabung tidak boleh ditutup rapat. Kemudian inkubasi pada inkubator dengan suhu 37C selama 18- 24 jam dan diamati hasilnya. Pengujian aktifitas antibakteri ektrak etanol buah melur 1. Pengujian aktifitas antibakteri ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) dengan dilusi tabung a. Siapkan 8 tabung steril, beri tanda 0%v/v, 10%v/v, 15%v/v, 20%v/v, 25%v/v, 30%v/v, 35%v/v dan OI (Original Inokulum). Kontrol bahan adalah ekstrak buah melur. Konsentrasi 0%v/v adalah biakan bakteri Shigella dysentriae dengan konsentrasi 106 CFU/ml. b. Masukkan 0,80 ml aquades steril ke dalam tabung bertanda 10%v/v lalu tambahkan 0,20 ml ekstrak buah melur. c. Masukkan 0,70 ml aquades steril ke dalam tabung bertanda 15%v/v lalu tambahkan 0,30 ml ekstrak buah melur. d. Masukkan 0,60 ml aquades steril ke dalam tabung bertanda 20%v/v lalu tambahkan 0,40 ml ekstrak buah melur. e. Masukkan 0,50 ml aquades steril ke dalam tabung bertanda 25%v/v lalu tambahkan 0,50 ml ekstrak buah melur. f. Masukkan 0,40 ml aquades steril ke dalam tabung bertanda 30%v/v lalu tambahkan 0,60 ml ekstrak buah melur. g. Masukkan 0,30 ml aquades steril ke dalam tabung bertanda 35%v/v lalu tambahkan 0,70 ml ekstrak buah melur. h. Masukkan 1 ml aquades steril ke dalam tabung bertanda konsentrasi 0 %v/v. i. Tambahkan 1 ml biakan cair bakteri Shigella dysentriae kedalam setiap tabung kecuali tabung kontrol bahan. j. Semua tabung diinkubasikan pada suhu 37 o - 37,5 o C selama 18-24 jam. 2. Pengujian aktifitas antibakteri ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) dengan difusi agar a. Mempipet 0,1 mL suspensi bakteri, kemudian dimasukkan kedalam cawan petri steril, lalu dimasukkan medium agar nutrien steril ke dalam cawan, cawan digerakkan dengan cara memutarnya hingga bakteri dan medium tercampur homogen. b. Membuat 4 lubang pada masing- masing cawan petri dengan menggunakan perforator, kemudian isi lubang tersebut dengan ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) sebanyak 50l menggunakan mikropipet dengan konsentrasi berbeda-beda pada setiap cawan, pengujian dilakukan duplo. c. Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 37 o C, kemudian ukur diameter zona hambatnya dengan menggunakan jangka sorong. Penetapan kesetaraan ekstrak etanol buah melur dengan antibiotik pembanding Penetapan kesetaraan aktivitas ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) untuk aktivitas antibakterinya dengan suatu baku pembanding diperoleh dengan membandingkan respon berupa hambatan pertumbuhan bakteri dari zat uji terhadap respon dari baku pembanding (Siprofloksasin HCl) pada kondisi yang sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Shigella dysenteriae Bakteri Shigella dysenteriae yang digunakan di dalam penelitian ini adalah satu isolat bakteri Shigella dysenteriae yang diperoleh dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi Politeknik kesehatan Analis Kesehatan Bandung. Bakteri tersebut terlebih dahulu diidentifikasi dengan pembiakan koloni pada media Triple Sugar Iron (TSI) Agar Slant, Mac conkey agar serta dilakukan pewarnaan Gram. Hasil identifikasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Hasil Identifikasi Shigella dysenteriae : Pewarnaan Gram Bakteri bentuk batang, Gram negatif Mac Conkey Koloni berwarna pucat (non lactose fermenter) TSI Agar Slant Alkali / asam; Gas (-) H 2 S (-)
Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Melur (Brucea javanica (L.)Merr) Pengujian aktivitas ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.)Merr) dilakukan dengan dua tahapan. Tahap pertama yang dilakukan adalah metode dilusi tabung, yaitu Shigella dysenteriae ditumbuhkan dalam media cair MH broth yang dicampur dengan ekstrak buah melur dan diinkubasi selama 18-24 jam untuk diamati kekeruhannya, untuk menentukan KHM. Tahap kedua adalah melakukan uji ekstrak etanol dari buah melur dengan metode difusi agar yang kemudian diinkubasi selama 18-24 jam untuk mengetahui zona hambat dari ekstrak buah melur ini. Berdasarkan hasil tahap uji dilusi tabung, perbedaan tingkat kekeruhan tidak dapat diamati sehingga KHM tidak dapat ditentukan. Oleh karena itu perlu dilakukan difusi agar. Dari hasil pengujian dengan metode difusi agar menunjukkan ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.)Merr) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Shigella dysenteriae. Ditandai dengan adanya zona hambat yang terbentuk menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antibakteri. Gambar Pewarnaan Gram (batang gram negatif) Gambar koloni Shigella dysenteriae pada TSI Agar slant Gambar Koloni Shigella dysenteriae pada medium Mac Conkey
Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol buah melur seperti alkaloid, saponin, dan falvonoid dapat bersifat antimikroba. Mekanisme antimikroba flavonoid diperkirakan dengan cara merusak membran bakteri. Aktivitas flavonoid kemungkinan disebabkan oleh kemampuannya untuk mengikat adhesin, membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut, dan juga membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri, serta sifat lipofilik flavonoid juga mungkin dapat merusak membran bakteri. Alkaloid dapat menghambat pada saat mikroba melakukan replikasi DNA (Santoso, 2007). Tanin memiliki aktivitas antibakteri dengan merusak komponen membran sel, dinding sel, enzim, materi genetik, maupun komponen berprotein lainnya. Saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel akan rusak dan lisis. Terpenoid yang bersifat lipofilik memiliki aktivitas antibakteri dengan cara merusak membran sel bakteri, senyawa ini akan bereaksi dengan sisi aktif membran, melarutkan konstituen lipid dan meningkatkan permeabilitasnya (Sepdahlia, 2013). Ekstrak etanol dibuat dalam beberapa konsentrasi mulai dari 0, 20, 40, 60, 80, 100, 200, 300, 400 dan 500 mg/mL. Berikut hasil penentuan aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah melur : Tabel Hasil penentuan aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah melur : Konsentrasi (mg/mL) Diameter hambat (mm) Terhadap Shigella dysenteriae 500 400 300 200 100 80 60 40 20 Blanko etanol 12,35 0,07 12,5 0, 21 11,65 0,07 11,25 0,35 10,6 0,42 10,3 0,28 10,3 0,42 9,95 0,35 9,8 0,28 -
Dari data yang ada pada tabel diatas menunjukkan pada konsentrasi minimal 20 mg/mL ekstrak etanol buah melur masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Dari hasil tersebut menunjukkan ekstrak etanol buah melur memiliki potensi antibakteri yang baik terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Hal ini disebabkan karena ekstrak buah melur dapat membentuk kompleks dengan dinding sel bakteri Shigella dysenteriae yang termasuk kedalam gram negatif yang mempunyai dinding sel kompleks yang terdiri dari lapisan peptidoglikan, yang dikelilingi lapisan lipoprotein, lipopolisakarida, fosfolipid, dan beberapa protein. Penentuan Kesetaraan Ekstrak Etanol Buah Melur (Brucea javanica (L.)Merr) Terhadap Siprofloksasin Antibiotik pembanding yang digunakan dalam penentuan kesetaraan ini adalah Siprofloksasin. Antibiotik pembanding diencerkan dalam berbagai variasi konsentrasi. Variasi konsentrasi siprofloksasin yang digunakan adalah 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 g/mL. Berikut hasil pengujian aktivitas antibakteri siprofloksasin HCl terhadap Shigella dysenteriae: Tabel Hasil pengujian aktivitas antibakteri siprofloksasin HCl terhadap Shigella dysenteriae : konsentrasi Siprofloksasin Diameter hambat g/mL Log konsentrasi (mm) 0 2 4 6 8 10 0 0,30 0,60 0,78 0,90 1 0 12,5 0,21 21,4 0,35 28,2 0,92 32,5 1,27 35,2 1,2
Dari data-data yang didapat kemudian dibuat kurva baku siprofloksasin terhadap Shigella dysenteriae. Konsentrasi hambat minimal (KHM) dari Shigella dysenteriae sebesar 20 mg/mL sehingga didapat x = 0,55 dan antilog x = 3,55. Konsentrasi ekstrak etanol buah melur sebesar 20 mg/mL memiliki aktivitas kesetaraan dengan 3,55 g/mL siproflosasin HCl. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian pada bab IV menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) dapat digunakan sebagai antibakteri terhadap Shigella dysenteriae diperoleh pada konsentrasi 20 mg/mL yang setara dengan 3,55 g/mL siproflosasin HCl. Saran Penelitian ini disarankan untuk dilakukan optimasi terhadap penggunaan buah melur (Brucea javanica (L.) Merr) sebagai antibakteri terhadap Shigella dysenteriae serta dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri terhadap bakteri lain yang dapat merugikan manusia. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Tanaman Herbal. [Online]. Tersedia : http://Pusat Penelitian Biologi LIPI/sehat.dengan.herba.(diakse s pada tanggal : 14 Februari 2014). Anonim. 2011. Klasifikasi Buah Melur. [Online]. Tersedia : http://www. plantamor.com. (diakses pada tanggal : 21 februari 2014). Bonang, G., dan Enggar S.K. 1982, Mikroniologi Kedokteran Untuk Laboratorium dan Klinik. Jakarta : Gramedia. H : 174,182, 188, 189, 190. 30
Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Zawetz, Melnick, Adelbergs. 2004. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta : EGC. Departemen Kesehatan RI.1977. Materia Medika Indonesia, Jilid 1. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama. Jakarta : Depkes RI. Farnsworth,N.R.1996. Biological and Phytochemical Screening of Plants. J.Pharms Sci.,Vol 53, New York. Lay, Bibiana W, 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Jakarta : Raja Grafindo Persada, h : 167 Liana, Ida.2010. Aktivitas Antimikroba Fraksi Dari Ekstrak Metanol Daun Senggani (Melastoma candidum D. Don) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Salmonella typhimurium Serta Profil Kromatografi Lapis Tipis Fraksi Teraktif. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Meillisa. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri dan Formulasi dalam Sediaan Kapsul dari Ekstrak Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak Terhadap Beberapa Bakteri. Skripsi. http://library.usu.ac.id. Mulyono HAM. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta : Bumi Aksara. H : 43,108. Nathania Devi. 2008. Shigella dysentriae. [Online]. Tersedia : http://library.usu. ac.id/download/fkm/fkmhiswani 7. pdf. (diakses pada tanggal : 21 Februari 2014). Safitri, Ratu., Novel, Sinta Sasika.2010.Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi dan Kultur), Cetakan Pertama. Jakarta : Trans Info Media. Santoso Andreas, Noorhamdani, Sidharta Bambang. 2007. Uji Ekstrak Bunga Kamboja (Plumeria acuminatae, Ait) Sebagai Antimikroba Terhadap Shigella dysenteriae Secara In Vitro. pdf. Program Studi Farmasi FKUB. Sepdahlia Fransiska. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Langsat (Lansium Domesticum Cor.) Terhadap Shigella flexneri. Naskah publikasi. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran : Universitas Tanjungpura. Soemarno. 1987. Penuntun Praktikum Bacteriologi. Yogyakarta : CV.Karyono. Syachrurachman, A., dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi revisi. Jakarta : Binarupa Aksara. H ; 45,103-111, 123- 124. The Department Of Health. 2009. British Pharmacopoeia. London : The Stationery Office. Utami, Ning Wikan.2008. Fekunditas Brucea javanica (L) Merr. di Kawasan Wisata Ilmiah Cimanggu, Bogor. Pusat Penelitian Biologi LIPI. Majalah Obat Tradisional Vol. 13 No. 45 : Bogor. Zamar,Febrina.2011. Isolasi Alkaloid Dari Fraksi Aktif Ekstrak Buah Melur (Brucea Javanica (L.) Merr) Sebagai Antibakteri. Skripsi. Padang : Universitas Andalas.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK METANOL RUMPUT LAUT (Eucheuma SP) PADA BERBAGAI TINGKAT KONSENTRASI TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia Coli DAN Staphylococcus Aureus PDF