Anda di halaman 1dari 29

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
BIANTIS HERBAL
Binahong Antiseptic Mastitis
Inovasi Ekstrak Daun Binahong Anredera Cordifolia (Ten) Steenis Sebagai
Antiseptik Teat Dipping Terhadap Streptococcus agalactiae Penyebab
Mastitis Pada Sapi Perah Secara In Vitro dan In Vivo
BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN

Diusulkan oleh
Rifai
Taufik Hidayatulah
Siti Umairoh
Roddy Hawiannto Rupel
Dzikria Shoimah

(135050100111037/2013)
(135050100111051/2013)
(135050100111045/2013)
(135130100111013/2013)
(125130100111024/2012)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

PENGESAHAAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..
Halaman Pengesahan
Daftar Isi ..
Daftar Tabel..
Ringkasan..
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .....
1.2.Perumusan Masalah .........
1.3.Tujuan........................
1.4.Luaran Yang Diharapkan......................................................................
1.5.Kegunaan...............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Binahong...............................................................
2.2. Flavonoid..........................................................
2.3. Bakteri Streptococcus agalactiae..................................
2.4. Uji Aktivitas Antibakteri... ...............
2.5. Uji California Mastitis Test (CMT)......................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian......................................
3.2. Materi Penelitian.......................................................
3.3. Metode Penelitian......................................
3.4. Prosedur Ekstraksi Daun Binahong..................................................
3.5. Prosedur Metode Uji CMT....................................................................
3.6. Uji Penghambatan Pertumbuhan Bakteri..............................................
3.7. Pengukuran Diameter Zona Bening......................................................
3.8. Variabel Pengamatan............................................................................
3.7. Analisis Data.........................................................................................
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya ................................................
4.2. Jadwal Kegiatan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................
L

iii

i
ii
iii
iv
v

1
2
2
2
2
3
3
4
5
5
6
6
6
6
7
8
8
8
8
10
10
10
13

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Cara Menghitung Skor CMT...

Tabel 2. Ringkasan Anggaran Biaya.

10

Tabel 3. Jadwal Kegiatan Program

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1Kerangka Berfikir Penelitian BIANTIS


HERBAL........................................................

iv

RINGKASAN
BIANTIS HERBAL : Binahong Antiseptic Mastitis Inovasi Ekstrak Daun
inahong Anredera Cordifolia (Ten) Steenis Sebagai Antiseptik Teat Dipping
Terhadap Streptococcus agalactiae Penyebab Mastitis Pada Sapi Perah
Secara In Vitro dan In Vivo
Rifai, Taufiq Hidayatulah, Siti Umairoh, Roddy H. R., Dzikria Shoimah
Universitas Brawijaya.
Penyakit radang ambing yang dikenal sebagai mastitis masih tetap merupakan
masalah utama dalam peternakan sapi perah karena menyebabkan kerugian yang
cukup besar yang berhubungan dengan penurunan produksi susu, penurunan
kualitas susu, penyingkiran susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup
tinggi, serta pengafkiran ternak lebih awal. Dari hasil penelitian secara intensif
yang dilakukan di beberapa peternakan di daerah pengembangan ternak perah
seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur prevalensi mastitis sub klinis
berkisar antara 37 sampai 67% dan mastitis klinis antara 5 sampai 30%. Dilain
sisi, bakteri penyebab mastitis seperti Streptococcus agalactiae semakin sulit
ditangani dengan antibiotik karena banyak yang resisten terhadap berbagai jenis
antibiotik, dan pemakaian antibiotik akan menimbulkan masalah baru, yaitu
adanya residu antibiotik di dalam susu atau pada olahannya. Sehingga, diperlukan
suatu inovasi antiseptik teat dipping atau pencelupan puting pada sapi perah dari
bahan alami berupa ekstrak daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Stenis)
yang mempunyai kandungan Senyawa antibakteri mampu menghambat bakteri
Streptococcus agalactiae. Penelitian ini menggunakan metode RAL untuk uji in
vitro dan RAK untuk untuk uji invivo dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, dengan
variasi konsentrasi larutan uji dan Perlakuan yang dicobakan, yaitu ekstrak
aquades daun binahong 20%, 40%, 60%, 80%, 100% aquades dan 10% iodip.
Parameter uji yang diamati adalah diameter zona hambat (mm) dari masingmasing perlakuan. Penentuan diameter zona hambat dilakukan dengan cara
mengamati zona terang yang berada di zona terluar disekeliling lubang sumuran.
Sedangkan untuk uji in vivo parameter uji yang diamati adalah skor California
Mastitis Test (CMT). Materi penelitian ini adalah menggunakan bakteri
Streptococcus agalactiae diperoleh dari isolasi susu mastitis di peternakan
Pasuruan. Daun binahong yang digunakan sebanyak 500 gram bahan kering yang
digunakan untuk ekstrak aquades daun binahong dibuat dengan konsentrasi 20%,
40% , 60%, 80% serta larutan Iodips sebagai kontrol. Untuk uji CMT secara in
vivo menggunakan 16 ekor sapi perah yang sedang dalam masa laktasi. Tujuan
penelitian ini yaitu mengetahui keefektifan ekstrak daun binahong (Anredera
Cordifolia (Ten) Stenis) terhadap Streptococcus agalactiae penyebab mastitis
pada sapi perah secara in-vitro dan Mengetahui keefektifan ekstrak daun binahong
(Anredera Cordifolia (Ten) Stenis) sebagai antiseptik teat dipping pada sapi perah
secara in-vivo. Sehingga, inovasi ini dapat dijadikan pertimbangan bagi
perusahaan industri, dinas peternakan maupun peternak untuk menciptakan suatu
alternatif baru pembuatan bahan antiseptik seperti iodine, chlorhexidine, dan
chlorine dalam mencegah mastitis pada sapi perah dengan menggunakan daun
binahong yang alami dan mudah didapatkan.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi ambing yang dikenal sebagai mastitis merupakan masalah utama
dalam peternakan sapi perah karena menyebabkan kerugian yang cukup besar
yang langsung berhubungan dengan penurunan produksi susu, penurunan kualitas
susu, penyingkiran susu, biaya perawatan dan pengobatan yang cukup tinggi, serta
pengafkiran ternak lebih awal. Menurut Khadijah (2006), Penyebab mastitis
subklinis yang paling sering terdeteksi adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus agalactiae. Dari hasil penelitian secara intensif yang dilakukan di
beberapa peternakan di daerah pengembangan ternak perah seperti Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur prevalensi mastitis sub klinis berkisar antara 37
sampai 67% dan mastitis klinis antara 5 sampai 30% (Abrar,2012).
Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab mastitis pada sapi
yang menyebabkan turunnya jumlah produksi susu. Menurut Khodijah dkk
(2006), penyebaran penyakit ini dapat melalui pemerahan yang tidak
mengindahkan kebersihan, alat pemerahan, kain pembersih
puting, dan
pencemaran dari lingkungan kandang yang kotor. Bakteri-bakteri yang berpotensi
menyebabkan penyakit mastitis ini adalah Streptococcus agalactiae, Str.
Disgalactiae, Str. Uberis, Str. zooepidemicus, Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas aeroginosa (Poeloengan, 2007).
Pengobatan mastitis saat ini dengan antiseptik dalam teat dipping.
Pemberian antiseptik yang dilakukan dalam pengobatan penyakit mastitis dalam
jangka panjang akan menimbulkan resistensi pada bakteri dan adanya residu pada
susu. Oleh karena itu perlu adanya alternatif lain untuk mencegah penyakit
mastitis tersebut. Salah satu alternatif tersebut adalah dengan menggunakan
antibakteri yang berasal dari bahan alami yang diharapkan lebih alami, tidak
menimbulkan resistensi dan meminimalir zat-zat kimia sintetik. Penggunaan
tanaman merupakan cara alami yang berasal dari alam, salah satu dari tanaman
tersebut yaitu tanaman binahong. Tanaman binahong banyak dijumpai di sekitar
kita dan hanya dimanfaatkan sebagai tanaman rambat pagar saja. Padahal
kandungan senyawa organik yang ada ditanaman binahong yang terdapat pada
batang dan daun sangat bermanfaat untuk dijadikan obat tradisional.
Hasil penelitian Asnani (2012) melaporkan bahwa daun binahong
mengandung berbagai senyawa bioaktif yaitu senyawa fenol, flavonoid, saponin,
triterpenoid, steroid, dan Alkaloid, salain itu juga memiliki aktifitas sebagai
antioksidan. Kandungan kimia Anredera Cordifolia (Ten) Steenis, dapat diperoleh
dengan cara ekstraksi pelarut.
Dengan demekian, ektrak daun binahong Anredera Cordifolia (Ten)
Steenis dapat digunkan sebagai alternatif bahan antiseptik tead dipping pemerahan
sapi perah. penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas dari ektrak

daun binahong Anredera Cordifolia (Ten) Steenis sebagai teat dipping


Streptococcus agalactiae dalam upaya pencegahan mastitis pada sapi perah (studi
In Vitro dan In Vivo), sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan
antiseptik teat dipping secara umum.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apakah pemberian ektrak daun binahong(Anredera Cordifolia (Ten) Steenis)
efektif sebagai antispetik teat dipping terhadap Streptococcus agalactiae
penyebab mastitis pada sapi perah secara in-vitro?
2. Apakah pemberian ektrak daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis)
efektif sebagai antispetik teat dipping pada sapi perah secara in-vivo?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui keefektifan ekstrak daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten)
Steenis) terhadap Streptococcus agalactiae penyebab mastitis pada sapi
perah secara in-vitro.
2. Mengetahui keefektifan ekstrak daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten)
Steenis) sebagai antiseptik teat dipping pada sapi perah secara in-vivo.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Produk berupa artikel ilmiah dan mendapatkan hak paten (HAKI) atas
nama Fapet UB, yaitu ekstrak daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis)
sebagai antispetik teat dipping terhadap Streptococcus agalactiae penyebab
mastitis pada sapi perah.
1.5 Kegunaan
Manfaat keilmuan :
Dapat dijadikan sebagai dasar teori untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan daun binahong sekaligus sebagai
dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam bidang peternakan,
khususnya tentang pencegahan mastitis pada sapi perah.
Manfaat Aplikatif :
Dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan industri, dinas peternakan
maupun peternak untuk menciptakan suatu alternatif baru pembuatan bahan
antiseptik seperti iodine, chlorhexidine, dan chlorine dalam mencegah mastitis
pada sapi perah dengan menggunakan daun binahong yang alami dan mudah
didapatkan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Bianhong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis)
2.1.1 Deskripsi
Binahong adalah tanaman rambat, berbatang kecil, memiliki rhizoma yang
kuat serta bentuk daun yang relatif tidak besar. Binahong tumbuh menjalar dengan
panjang dapat mencapai 5 meter, daun berbentuk jantung, panjang daun antara 510 cm, lebar daun 3-7 cm, berbatang lunak berbentuk silindris dan bagian ketiak
daun terdapat seperti umbi yang bertekstur kasar. Tanaman binahong termasuk
dalam famili Basellaceae (Titis, 2013). Tanaman ini berasal dari dataran Cina
dengan nama asal adalah Dheng shan chin. Binahong merupakan salah satu
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dari banyak penyakit diantaranya,
untuk pengobatan luka bakar, sariawan, radang usus, keputihan, pembengkakan
tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini didasarkan kandungan
senyawa alkaloid, polifenol, flavonoid, saponin, dan antrakuinon dalam binahong
(Kumalasari, 2011).
2.1.2 Taksonomi
Klasifikasi dari tanaman binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis).
Menurut Digilib (2015) sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio
: Magnoliophyta (berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Subkelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Familia
: Basellaceae
Genus
: Anredera
Species
: Anredera Cordifolia (Ten) Steenis
(http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5874)
2.1.3 Kandungan Tanaman Binahong
Penelitian Hermila (2011) menunjukan bahwa ekstrak etanol 70% daun
binahong memiliki aktifitas sebagai antifungi terhadap Candida albicans.
Tanaman tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan
aktifitas biologi yang sangat baik untuk mengobati infeksi (Titis, 2013). Binahong
mengandung senyawa alkaloid, polifenol, saponin, antrakuinon dan flavonoid
yang dapat berfungsi sebagai antibakteri (Katno, 2006).
2.2 Flavonoid
2.2.1 Definisi
Flavonoid merupakan suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang
ditemukan di alam dan terkandung pada tumbuhan, baik di daun, batang, buah,
maupun bunga. Senyawa flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang

terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Pada umumnya flavonoid terdapat pada
tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) dan terdapat pada hampir semua bagian
tanaman (Zakaria, 2011).
2.2.2 Aktivitas Antibakteri
Penelitian secara in vitro maupun invivo menunjukkan aktivitas biologis
dan farmakologis dari senyawa flavonoid sangat beragam. Salah satu diantaranya
yakni memiliki aktivitas antibakteri (Wahyuni, 2005).
2.3 Bakteri Streptococcus agalactiae
2.3.1 Klasifikasi Streptococcus agalactiae
Klasifikasi Streptococcus agalactiae menurut Khodijah dkk (2006)
sebagai berikut :
Kingdom
: Bacteria
Phylum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Order
: Lactobacillales
Family
: Streptococcaceae
Genus
: Streptococcus
Species
: Streptococcus agalactiae
2.3.2 Morfologi Streptococcus agalactiae
Streptococcus adalah sel yang bulat atau sferis, tersusun berpasangan atau
dalam bentuk rantai, merupakan bakteri gram positif dan juga golongan bakteri
yang heterogen. Streptococcus digolongkan berdasarkan kombinasi sifatnya,
antara lain sifat pertumbuhan koloni, pola hemolisis pada agar darah (hemolisis ,
hemolisis atau tanpa hemolisis), susunan antigen pada zat dinding sel yang
spesifik untuk golongan tertentu dan reaksi-reaksi biokimia (Wijayani, 2010).
Bakteri Streptococcus agalactiae masuk dalam spesies Streptococcus sp
berbentuk bulat (coccus) dan rantai atau berpasangan. Spesies Streptococcussp
merupakan bakteri non motil dan tidak membentuk spora dan termasuk kedalam
kelompok bakteri gram positif anaerob fakultatif. Beberapa spesies Streptococcus
membutuhkan CO2 untuk berkembang (Virgihani, 2011). Menurut Sugiri dan
Anri (2010), bahwa bakteri Streptococcus agalactiae memiliki karakteristik
sebagai berikut, ukuran koloni sangat kecil (pin point), transparan, - atau hemolisis pada agar darah domba 5%, bentuk sel bulat, gram positif (biru-ungu),
uji katalase dengan H2O2 3% negatif, uji oxidase negatif, uji CAMP positif, dan
uji hydrolysis Esculine negatif. Streptococcus agalactiae, anggota tunggal dari
golongan B, merupakan penyebab penting kronis, mastitis yang menular pada sapi
perah. Bakteri tersebut juga menyebabkan mastitis dan penyakit invasif pada unta,
dan merupakan penyebab penyakit sesekali pada anjing, kucing dan hamster.
Keberadaannya sering dikaitkan dengan tingginya jumlah sel somatik dalam susu
dan penuruan pada susu (Wijayani, 2010).

2.4 Uji Aktivitas Antibakteri


Aktivitas dari suatu zat antibakteri dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu metode dilusi (pengenceran) dan difusi. Pengujian antibakteri yang
sering digunakan adalah metode difusi agar, metode ini diperkenalkan oleh
William Kirby dan Alfred Bauer pada tahun 1966 (Farida, 2002). Metode difusi
telah dimodifikasi dengan beberapa metode yaitu metode lubang (sumuran), Poor
Plate dan kertas cakram. Cara ini merupakan cara terpilih (selected method) dan
direkomendasi oleh International Collaborative Study di Swedia dan Food and
Drug Administration di Amerika Serikat untuk pengujian mutu antibiotika (Deby,
Fatimawali, Weny dan Wiyono, 2010).
2.5 Uji California Mastitis Test (CMT)
CMT adalah suatu cara yang dilakukan untuk pengujian terhadap adanya
peradangan puting susu. Cara pengujian CMT dengan melakukan pemeriksaan
secara langsung pada susu kemudian ditetesi bahan pewarna, apabila terjadi
perubahan warna berarti susu telah tercemar oleh bakteri dan apabila tidak terjadi
perubahan warna berarti susu tersebut baik (Widodo dan Melleng, 2008).
CMT mengandung arylsulfonate di dalam paddle, dengan cara mereaksikan
sampel susu 2 ml dengan 2 ml CMT atau 1:1 kedalam paddle, kemudian
digoyang-goyangkan membentuk lingkaran horizontal selama 10 detik, tanda dari
reaksi ini adalah ada tidaknya perubahan kekentalan yang ditimbulkan. Setelah itu
dilakukan perhitungan dengan tanda (-) jika tidak ada pengendapan pada susu
dengan nilai 0, (+) ada sedikit pengendapan pada susu dengan nilai 1, (++) ada
pengendapan yang jelas tapi belum terbentuk jel dengan nilai 2, (+++) jel mulai
terbentuk dan menebalnya campuran dengan nilai 3, (++++) permukaan cembung
akibat terbentuk jel (Adriani, 2010).
Alat yang digunakan untuk uji CMT adalah paddle dalam kondisi bersih
yang mempunyai 4 cup yang diberi lambing A, B, C, dan D untuk memudahkan
dalam mengidentifikasi, susu diambil sebanyak 1 sendok (2 cc), kemudian diputar
selama 10 detik, kemudian ditunggu hasilnya selama 20 detik (Pamela, 2005).
Tabel 1. Cara menghitung CMT
Skor CMT
Ukuran sel somatik
Negative
0-200.000
Trace
200.000-400.000
1
400.000-1.200.000
2
1.200.000-1.500.000
3
Lebih dari 1.500.000
Sumber; Pamela (2005)

Interpretasi
Sehat
Mastitis subklinis
Mastitis subklinis
Mastitis klinis
Mastitisklinis

BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 2 tempat yang berbeda yaitu :
1. Tempat : Peternakan sapi perah di pasuruan
2. Tempat : Laboratorium Microbiologi Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya.
3.2 Materi Penelitian
Materi penelitian ini adalah menggunakan bakteri Streptococcus
agalactiae diperoleh dari isolasi susu mastitis di peternakan Desa Ngembal Tutur
Nongkojajar Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan. Daun binahong yang
digunakan sebanyak 500 gram bahan kering yang digunakan untuk ektrak daun
binahong. Untuk uji CMT secara in vivo menggunakan 16 ekor sapi perah yang
sedang dalam masa laktasi.
Alat yang digunakan adalah alat dipping, cawan paddle, cawan petri,
timbangan analitik, pipet mikro 1 ml, magnetic stirrer, ose, masker, tabung reaksi,
gelas ukur, pinset, bunsen, penggaris, laminar air flow, vortex, hot plate, autoklaf,
oven, rotary evaporator, corong, blender, spatula, inkubator, waterbath, labu
erlenmeyer, spet volume, aluminium foil, kamera digital dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah daun binahong, media de Mann Rogosa
Sharpe Agar (MRSA), alkohol 70 %, etanol 96 %, tissue roll, kapas, spirtus dan
aquades.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional lapangan dengan
menggunakan pendekatan studi kasus untuk pencarian kasus mastitis dan diikuti
uji laboratorium untuk identifikasi Streptococcus agalactiae, Staphylococcus
aureus, dan E. Coli melihat efek dari daun binahong dalam pengendalian kasus
mastitis pada sapi perah dengan cara teat dipping puting. Daun binahong
merupakan tanaman yang mempunyai kasiat anti radang dan antiinfeksi terhadap
bakteri Streptococcus agalactiae, Staphylococcus aureus dan E. Coli. Zat yang
terkandung dalam binahong efektif sebagai anti inflamatori (anti radang) dan anti
infeksi serta antibakteri.
3.4 Prosedur Ekstraksi Daun Binahong
3.4.1 Persiapan hewan coba
Hewan coba 16 sapi perah Peranakan Frisian Holstein (PFH) betina dalam
masa laktasi yang diperoleh di peternakan rakyat di Pasuruan. Sapi yang
digunakan sapi yang dideteksi mengalami mastitis subklinis, sehingga sapi dibuat
dalam kondisi homogen.
3.4.2 Pembuatan Herbal Binahong
Daun Binahong yang sudah tua dikeringkan ditambah dengan air
perpaduan 500 gram daun binahong kering : 10 liter air direbus hingga sisa air

mencapai separoh dari semula. Didiamkan dan disaring. Air perasan daun 2 ml
susu (diambil dari curahan kedua pemerahan) dengan 2 ml reagen CMT
dimasukkan dalam paddle.
1. Kemudian campuran tersebut digoyang-goyang membentuk lingkaran
horizontal selama 10 detik.
Dilihat ada tidaknya perubahan pada kekentalan susu, kemudian
ditentukan berdasarkan skoring CMT yaitu (-) tidak ada pengendapan pada susu,
(+) terdapat sedikit pengendapan pada susu, (++) terdapat pengendapan yang jelas
namun jel belum terbentuk, (+++) campuran menebal dan mulai terbentuk jel,
serta (++++) jel yang terbentuk menyebabkan permukaan menjadi cembung.
Untuk memudahkan perhitungan statistik maka lambang-lambang tersebut diberi
nilai masing- binahong ini digunakan untuk dipping puting sapi perah penderita
mastitis.
3.4.3 TeknikPercobaan
Teknik percobaan invivo dilakukan dipping pada semua puting sapi
penderita mastitis, dengan cara mencelupkan puting pada air ekstrak daun
binahong selama 3 menit untuk masing-masing puting. Dipping puting dilakukan
setiap selesai memerah selama 14 hari, dilakukan evaluasi perminggunya.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang ada di
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Sedangkan sampel susu diperoleh
dari peternak di wilayah Pasuruan.
3.4.4 Deteksi Hewan Coba Mastitis Subklinis
Deteksi mastitis subklinis pada penelitian menggunakan California
Mastitis Test (CMT).Alat ini mendeteksi bentukan gel ketika DNA dalam somatic
sel bereaksi dengan reagen. Reaksi pada paddle dinilai secara subyekstif (negatif,
ringan, 1,2,3). Sampel dikultur pada media Manitol Salt Agar (MSA) untuk
mengetahui Staphylococcus aureus, Streptococcus agalactiae. Identifikasi E.coli
menggunakan Most Probabilyti Number (MPN).
3.5 Prosedur Metode uji CMT
1. 2 ml susu (diambil dari curahan kedua pemerahan) dengan 2 ml reagen
CMT dimasukkan dalam paddle.
2. Kemudian campuran tersebut digoyang-goyang membentuk lingkaran
horizontal selama 10 detik.
3. Dilihat ada tidaknya perubahan pada kekentalan susu, kemudian
ditentukan berdasarkan skoring CMT yaitu (-) tidak ada pengendapan pada
susu, (+) terdapat sedikit pengendapan pada susu, (++) terdapat
pengendapan yang jelas namun jel belum terbentuk, (+++) campuran
menebal dan mulai terbentuk jel, serta (++++) jel yang terbentuk
menyebabkan permukaan menjadi cembung. Untuk memudahkan
perhitungan statistik maka lambang-lambang tersebut diberi nilai masing-

masing, untuk lambang (-) nilainya 0, (+) nilainya 1, (++) nilainya 2,


(+++) nilainya 3 dan (++++) nilainya 4 untuk tiap puting susu (Adriani,
2010).
3.6 Uji Penghambatan Pertumbuhan Bakteri
Pengujian penghambatan pertumbuhan bakteri menggunakan metode
difusi lubang sumuran menurut Sulistiyaningsih (2009), sebagai berikut :
a. Dituang 100 mL suspensi bakteri kedalam media MRSA
b. Diratakan secara aseptis menggunakan L glass
c. Media MRSA dilubangi menggunakan Cork borer dengan ukuran 6 mm
d. Setiap lubang sumuran dimasukan estrak sebanyak 50 mL menggunakan
mikropipet
e. Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37o C
f. Diameter zona bening yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong
dari batas terluar sampai batas luar zona bening.
3.7 Pengukuran Diameter Zona Bening
Pengamatan dilakukan setelah masa inkubasi yaitu 1x24 jam. Pengukuran
daya hambat dapat diketahui berdasarkan pengukuran diameter zona inhibisi
(zona bening) yang terbentuk disekitar lubang sumuran. Daerah zona bening
merupakan aktivitas yang ditunjukan oleh bakteri terhadap antibiotik. Pengukuran
tersebut menggunakan jangka sorong. Daya hambat diketahui dari pengukuran
diameter zona hambat dengan satuan milimeter (mm) diukur mulai dari diameter
keseluruhan dikurangi dengan diameter sumuran 6 mm (Deby, dkk., 2010)
didapatkan zona terendah dari konsentrasi terkecil yang sudah dapat menghambat
pertumbuhan Streptococcus agalactiae.
3.8 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dari penelitian menggunakan herbal ektrak daun
binahong ini diantaranya adalah:
- presentase peningkatan hasil produksi pemerahan susu per ekor/pemerahan.
- uji kualitas kandungan bakteri pathogen yang menyebabkan mastitis subklinis
pada sapi perah.
- pemeriksaan kualitas dari produk susu yang dihasilkan.
- pemeriksaan kualitas nutrisi produk susu yang dihasilkan.
- pemeriksaan mikrobiologi yang meliputi uji CMT, TPC, Reduktase, dan
colliform.
3.9 Analisis Data
In vitro: Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian secara
observatif lapangan, RAL, RAK dilkukan di berberapa pemeriksaan diantaranya
uji CMT, TPC, sel somatik dan Coliform, dilakukan pengamatan dan pengolahan
data secara Anova dari hasil pengujian yang dapat disimpulkan secara diskriptif.
In vivo: Penelitian secara in vivo dilakukan secara observatif lapangan.
Metode yang digunakan untuk mengetahui efek teat dipping menggunakan
ekstrak daun binahong terhadap kejadian mastitis dengan studi kasus dilapangan.

Dan proses pemeriksaan sapi dengan gejala mastitis klinis maupun subklinis yang
bisa dijadikan acuan untuk terapi herbal ektrak daun binahong tersebut. Berikut
bagan alir kerangka berfikir proses pelaksanakan penelitian BIANTIS HERBAL.

Gambar 01. Kerangka Berfikir Proses Penelitian BIANTIS HERBAL

10

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Table 2. Ringkasan Anggaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran
1
Peralatan penunjang
2
Bahan habis pakai
3
Perjalanan
4
Lain-lain
Jumlah
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
BULAN
1
KETERANGAN

Biaya (Rp)
Rp. 2.612.000
Rp. 5.408.000
Rp. 800.000
Rp. 1.840.000
Rp. 12.500.000

BULAN
2

BULAN
3

BULAN
4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Persiapan
1.1 Persiapan alat dan bahan
1.2 Persiapan laboratorium
1.3 Persiapan sampel
1.4 Penyediaan daun binahong
II. pelaksanaan
2.1 Pembuatan ekstrak daun
binahong
2.2 Uji Daya Hambat Bakteri
(In Vitro)
2.3 Uji CMT (In Vivo)
III. Pengumpulan data dan
evaluasi hasil
3.1 Pengumpulan data dan
evaluasi
3.2 Analisa dan pengolahan data
3.3 Pembuatan laporan

DAFTAR PUSTAKA
Abrar, M., Wibawan, I.W.T., Priosoeryanto, B.P., Soedarwanto, M., Pasaribu F.H.
2012. Isolasi Dan Karakterisasi Hemaglutinin Staphylococcus Aureus
Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah.Jurnal Kedokteran
Hewan. 6(1) : 16-21

11

Adriani. 2010. Penggunaan somatik cell count (scc), jumlah bakteri dan
California Mastitis Test (CMT) untuk deteksi mastitis pada kambing.
J. Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol. XIII (5): 229-234.
Deby, A., Fatimawali, Weny dan Wiyono. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun Mayana (Coleus atropurpureus L. Benth) Terhadap
Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Pseudomonas
aeruginosa secara In-Vitro. Program Studi Farmasi. FMIPA
UNSRAT. Manado.
Farida, Hj. 2002. Pengaruh Peresapan Bakteri Staphylococcus aureus dalam
Media Agar Terhadap Diameter Zona Hambatan Antibiotika
Gentamisin Metode Difusi Cakram Kirby Bauer. Poltekes Kemenkes
Mataram.
Kumalasari, Eka. 2011. Aktifitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang Binahong
(Adredera Cordifolia (Ten) Steen). Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta.
Khodijah, S. Tuastikal, J, B. Sugoro dan Yunesti. 2006. Pertumbuhan
Streptococcus agalactiae sebagai bakteri penyebab Mastitis Subklinis
pada Sapi Perah. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner.
Pamela. 2005. California Mastitis Test (CMT). Resource Milk Money.
http://milkquality.wisc.edu/wp-content/uploads/2011/09/californiamastitis-test-fact-sheet.pdf diakses pada tanggal 28 oktober 2015.
Sulistiyaningsih. 2009. Pengaruh Dekok Daun Beluntas Terhadap Ld 50
(Toksisitas Akut) Tikus Putih Jantan (Ratus norwegicus). Laporan
Penelitian Ipteks. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah
Malang.
Susanti, Ary. 2007. Daya antibakteri sari etanol daun beluntas (Pluchea indica
less) terhadap Escherichia coli secara in vitro. Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Airlangga. http://journal.unair.ac.id
Titis, M. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid Daun
Binahong (Anredera Cordifolia (Ten) Steenis). Jurnal Chem Info Vol.
01. No. 01. Halaman: 196-201.
Virgihani, K. 2011. Tinjauan Resistensi Streptococcus Agalactiae Penyebab
Mastitis Subklinis di Peternakan Sapi Perah Kunak Bogor Terhadap
Beberapa Antibiotik (Studi Kasus).Fakultas Kedokteran Hewan.
Institut Pertanian Bogor.
Wahyuni A.E.T.H., Wibawan I.W.T., Wibowo M.H. 2005. Karakterisasi
Hemaglutinin Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus
Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah. Jurnal Sain Veteteriner
Vol. 23 No. 2, Bagian Mikrobiologi FKH-UGM, Yogyakarta
Wijayani. 2010. Streptococcus agalactiae. Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma. Yogyakarta.

12

Zakaria Z. A., Mohamed A. M., Jamil N. S.M. et al. 2011. In vitro


antiproliferative and antioxidant activities of the extracts of Muntingia
calabura leaves. American Journal of Chinese Medicine, vol. 39, no.
1, pp. 183200, 2011.

13

Lampiran 1. Biodata Ketua Dan Anggota Kelompok


A. Identitas Diri
Rifai
1
Nama Lengkap
Laki-laki
2
Jenis Kelamin
Peternakan
3
Program Studi
135050100111037
4
NIM
Pati, 07Desember 1994
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Rifai01askaf@gmail.com
6
E-mail
089636729595
7
Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama
MI Islamiyah
MTs Miftahul Ulum
MA Miftahul Huda
Institusi
Purwokerto 02
Jurusan
IPA
Tahun
2001 2007
2007 2010
2010 - 2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Ilmiah
Tempat
1
PIMNAS 28
MASTIMEDIS (Mastitis Electrical Kendari, 2015
Biomedis) Inovasi Alat Terapi
Mastitis Pada Sapi Perah
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1
Finalis LCEN (Lomba Cipta
Institut Sepuluh
2015
Elektronika Nasional)
Nopember,
Surabaya
2
Juara 3 Agriculture Fair
Universitas
2015
Padjadjaran
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang Penelitian.
Malang, 05 November 2015

(Rifai)

14

A. Identitas Diri
Taufik Hidayatuloh
1
Nama Lengkap
Laki-laki
2
Jenis Kelamin
Peternakan
3
Program Studi
135050100111051
4
NIM
Bandung, 07 Maret 1995
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Tullmir07@gmail.com
6
E-mail
089657406148
7
Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama
SDN Cipeundeuy
SMP N 1 Banjaran
SMK Pasundan 2
Institusi
Banjaran
Jurusan
Teknik Pemesinan
Tahun
2001 2007
2007 2010
2010 2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Ilmiah
Tempat
1
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang Penelitian.
Malang, 05 November 2015

(Taufik Hidayatuloh)

15

A. Identitas Diri
Siti Umiroh
1
Nama Lengkap
Perempuan
2
Jenis Kelamin
Peternakan
3
Program Studi
135050100111045
4
NIM
Ngawi, 26 Agustus 1994
5
Tempat dan Tanggal Lahir
sitiumairohnh@gmail.com
6
E-mail
085735366242
7
Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama
SDN Gembol 2
SMP N 2
SMA N 1
Institusi
Karanganyar
Widodaren
Jurusan
IPA
Tahun
2001 2007
2007 2010
2010 - 2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Ilmiah
Tempat
1
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang Penelitian.
Malang, 05 November 2015

(Siti Umiroh)

16

A. Identitas Diri
Roddy Hawianto Rupel
1
Nama Lengkap
Laki-laki
2
Jenis Kelamin
Pendidikan Dokter Hewan
3
Program Studi
135130100111013
4
NIM
Sumber Jaya, 05 April 1995
5
Tempat dan Tanggal Lahir
Ruddyhawiannrupel@ymail.com
6
E-mail
082158255611
7
Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama
SDN 2 Sungai
SMP N 3 Pangkalan
SMA N 1
Institusi
Pakit Pangkalan
Banteng, Pangkalan
Pangkalan Bun
Bun
Bun
Jurusan
IPA
Tahun
2001 2007
2007 2010
2010 - 2013
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Ilmiah
Tempat
1
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang Penelitian.
Malang, 05 November 2015

(Roddy Hawianto Rupel)

17

A. Identitas Diri
Dzikria Shoimah
1
Nama Lengkap
Perempuan
2
Jenis Kelamin
Pendidikan Dokter Hewan
3
Program Studi
125130100111024
4
NIM
Jakarta, 17 Febuari 1994
5
Tempat dan Tanggal Lahir
dshoimah@gmail.com
6
E-mail
085879991711
7
Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
SD
SMP
SMA
Nama
SDN Kahuman
SMP N 1 Polanharjo SMA N 1
Institusi
Karanganom
Jurusan
IPA
Tahun
2000 2006
2006 2009
2009 2012
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No Nama Pertemuan
Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Ilmiah
Tempat
1
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir
No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang Penelitian.
Malang, 05 November 2015

(Dzikria Shoimah)

18

Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri Ketua Peneliti
1 Nama lengkap

Dr. Ir. Puguh Surjowardojo, MS

Jabatan Fungsional

Lektor Kepala

Jabatan Struktural

Dosen

NIP

19571216 198403 1 001

NIDN

0016125706

Tempat dan Tanggal Lahir

Lamongan, 16 Desember 1957

Alamat Rumah

Jl. Kemuning I/14 Desa Mulyoagung.


Kecamatan Dau Malang

Nomor Telpon/Faks/HP

0341553513/ 081334158420

Alamat Kantor

Jl. Veteran Malang 65144

10 Nomor Telepon/Faks

0341553513

11 Alamat e-mail

Puguh.surjowardojo@gmail.com
puguhsuyowardoyo@ub.ac.id

13 Mata Kuliah yang Diampu

1 Dasar Ternak Perah


2 Ilmu Produksi Ternak Perah
3 Teknologi Produksi Ternak
4 Pengembangan Produksi Ternak Perah

B. Riwayat Pendidikan
S-1

S-2

S-3

Nama Perguruan Tinggi

Univ. Brawijaya

UGM

Univ. Brawijaya

Bidang Ilmu

Peternakan

Tahun Masuk-Lulus

1982

1993

2008

C. Pengalaman Penelitian

19

No

Tahun

Judul Penelitian

2007

Identifikasi/Karakterisasi Fenotipik Dan Marka Gen


Kandidat (IL-8 Receptor gene) Untuk Menentukan
Resisrensi Mastitis Pada sapi Perah

2007

Kajian Mastitis Dan Dampaknya Terhadap


Penampilan Produksi Dan Kualitas Susu Sapi Perah

2007

Studi Kejadian Mastitis Pada Puting Sapi Perah

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM bidang Penelitian.
Malang, 05 November 2015

20

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material
Paddle kit CMT
Test
Erlenmeyer
Bunsen
Botol semprot
Jurigen
Handscone
Cawan Petri
sekali pakai
Kain kasa steril
Kertas saring
Masker
Fee Lab.Kimia
Organik UIN
Maliki
Sewa Rotary
Evaporator
Sewa Shaker
Inkubator
Fee
Lab.Bakteriologi
FP UB
Fee Lab. NMT
Fapet UB
Sewa sapi

Justifikasi
Pemakaian
Peralatan uji CMT
susu mastitis
Peralatan
Pembuatan media
Peralatan uji
Peralatan uji
Wadah Aquades
Peralatan uji
Tempat pembiakan
bakteri
Penyaringan Daun
setelah dimaserasi
Penyaringan Daun
setelah dimaserasi
Peralatan uji
Ekstraksi daun
beluntas

Harga
Satuan (Rp)
Rp. 500.000

Rp.

Kuantitas

Keterangan
Rp. 500.000

34.000

Rp. 112.000

Rp. 150.000
Rp. 10.000
Rp. 25.000
Rp. 70.000
Rp. 20.000

Rp. 150.000
Rp. 10.000
Rp . 25.000
Rp. 50.000
Rp. 80.000

1 pc

Rp.

20.000

Rp.

20.000

1 pc

Rp.

15.000

Rp.

15.000

1
1
1
1 pack
40

1 pack
-

Rp. 50.000
Rp. 250.000

Rp. 50.000
Rp. 500.000

Ekstraksi

Rp. 150.000

Rp. 150.000

Maserasi

Rp.

Rp.

Isoloasi Bakteri,
Pewarnaan gram,
dan Uji daya
hambat bakteri
Pengeringan dan
penggrindingan
daun
Hewan coba

Rp. 200.000

Rp. 200.000

Rp.
200.000

Rp.
200.000

50.000

50.000

Rp.500.000
Rp.500.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.2.612.000

2. Bahan Habis Pakai


Material
MRSA

Justifikasi
Pemakaian
Media bakteri

Kuantitas

Harga
Satuan (Rp)

Keterangan

500 gram

Rp.

Rp.1.570.000

3.140

21

Alkohol 70% Sterilisasi

2 botol

Rp . 50.000

Pirtus bunsen
Larutan
CMT
NA merk
500 gr
Aquades

1 botol
1 botol

Rp. 50.000
Rp. 750.000

Rp.
100.000
Rp. 50.000
Rp. 750.000

500 gram

Rp.

2.570

Rp.1.285.000

20 liter

Rp.

4.000

Rp.

80.000

1 pc

Rp.

50.000

Rp.

50.000

Penutupan cawan petri

2 pc

Rp.

25.000

Rp.

50.000

1 liter
1 pc

Rp.
Rp.

52.000
18. 000

Rp.
Rp.

52.000
18. 000

Kapas
Tisue
kristal violet
Lugol
Safranin
alkohol 96%

Kontrol positif
Pembungkus cawan
petri
Penutupan erlenmeyer
Pembersih
Pewarnaan gram
Pewarnaan gram
Pewarnaan gram
Pewarnaan gram

Susu mastitis

Isolasi bakteri

Alumunium
foil
Plastik
wreping
Iodip
Plastik

Sterilisasi
Uji susu mastitis
Media bakteri
Pelarut ekstrak, NA
dan MRSA
Penutupan media

I pc
I pc
250 ml
250 ml
500 ml
1 liter

Rp. 27. 000


Rp. 11. 000
Rp. 725.000
Rp. 60.000
Rp.
1.000
Rp.
100.000
250 ml
Rp . 50.000
SUB TOTAL (Rp)

Rp. 27. 000


Rp. 11. 000
Rp. 725.000
Rp. 60.000
Rp. 500.000
Rp.
100.000
Rp. 50.000
Rp.5.408.000

3. Perjalanan

Harga Satuan
(Rp)
Rp. 300.000

Rp. 400.000

Rp. 400.000

Rp. 400.000

Material

Justifikasi Pemakaian

Kuantitas

Motor

Transportasi pembelian
alat dan bahan
Transportasi ke
peternak dan pencarian
daun binahong

Motor

Keterangan

SUB TOTAL (Rp) Rp. 800.000


4. Lain-lain
Material
Sewa alat oven,
grinding, kulkas,
autoklaf,

Justifikasi
Pemakaian
Pengeringan dan
penggrindingan
daun

Kuantitas
-

Harga
Satuan (Rp)
Rp. 20.000

Keterangan
Rp. 500.000

22

microwave dan
laminar flow
Daun Binahong
Label
Spidol
Administrasi,
fotokopi, cetak
Kertas A4 70 gram
Tinta printer
dokumentasi

Sampel uji
Pelabelan
Pelabelan
Administrasi

10 kg
1 pc
2
-

Rp. 50.000
Rp. 30.000
Rp. 10.000
Rp. 250.000

Rp.500.000
Rp. 30.000
Rp. 20.000
Rp. 250.000

Administrasi
Print
Dokumentasi
kegiatan

4 rim
4
-

Rp. 35.000
Rp. 50.000
Rp. 200.000

Rp. 140.000
Rp. 200.000
Rp. 200.000

SUB TOTAL (Rp) Rp.1.840.000


TOTAL KESELURURAN (Rp) Rp.12.500.00
0

23

Lampiran 4. Struktur Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No.

Nama/NIM

Program
Studi

Rifai /
135050100111037

Peternakan

Taufiq Hidayatulah /
135050100111051
Siti Umairoh /
135050100111045
Roddy
Hawianno
Rupel
/
135130100111013
Dzikria Shoimah /
125130100111024

Peternakan

Alokasi
Bidang
Waktu
Ilmu
(jam/
minggu)
Ilmu
18 jam/
Peternakan minggu

1.

2.
3.
4.

5.

Peternakan
Pendidikan
Dokter
Hewan
Pendidikan
Dokter
Hewan

Ilmu
Peternakan
Ilmu
Peternakan
Dokter
Hewan

18 jam/
minggu
18 jam/
minggu
18 jam/
minggu

Dokter
Hewan

18 jam/
minggu

Uraian Tugas
- Bertanggungjawab
atas seluruh
pelaksanaan program
- Mengatur jadwal
pelaksanaan program
- Mengkordinir
pelaksanaan program
- Laboratoirum
- Pencarian alat dan
bahan
- Administrasi

- Pengujian in vitro
dan in vivo

24

Lampiran 5. Surat Peryataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai