, Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345
Abstrak
Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Rimpang tanaman ini mengandung minyak atsiri yang berpotensi sebagai antibakteri.
Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif ini adalah bisul, jerawat, impetigo
dan infeksi luka. Kemudahan penggunaan dan efektivitas rimpang rumput teki pada kulit sebagai
antibakteri dapat ditingkatkan dengan memformulasikan dalam sediaan krim. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh basis krim terhadap sifat fisik krim serta aktivitas antibakteri ekstrak etanol
rimpang rumput teki terhadap Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental,
dengan menggunakan metode difusi dan diameter zona hambat. Sifat fisik krim (organoleptis, daya sebar,
daya lekat dan kemampuan proteksi) dan aktivitas antibakteri diuji dalam penelitian ini. Analisis yang
digunakan dalam penelitan ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim
ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) pada konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% memiliki
penampilan fisik/organoleptis, daya sebar, dan kemampuan proteksi yang baik. Sementara itu,
keseluruhan krim ekstrak etanol rimpang rumput teki menunjukkan daya lekat yang kurang baik. Krim
ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada konsentrasi 10% ditandai dengan adanya zona hambat.
Kata Kunci: Krim, rumput teki, Cyperus rotundus L., antibakteri, Staphylococcus aureus.
Abstract
Cyperus rotundus L. is one of the plants that can be used as traditional medicine. This rhizome contains
essential oils that have potential as antibacterial. Some of the infections caused by gram-positive bacteria
was an abscess, acne, impetigo, and scarring infections. The ease of use and effectiveness Cyperus
rotundus L. rhizome on the skin as the antibacterial could be improved by formulating in cream
preparations. The purpose of this study was to find out the effect of a cream base on the physical
properties of the cream and the antibacterial activity of the Cyperus rotundus L. rhizome ethanol extract
on Staphylococcus aureus. This is experimental research, using the diffusion method and the diameter of
the inhibition zone. The physical properties of the cream (organoleptic, dispersion, adhesion and
protection ability) and antibacterial activity were tested in this study. The analysis used in this research is
descriptive analysis. The results showed that cream of the ethanol extract of Cyperus rotundus rhizome at
a concentration of 5%, 7.5%, and 10% have a good physical/organoleptic appearance, spreadability, and
good protective ability. However, the cream of Cyperus rotundus L. rhizome ethanol extract showed poor
adhesion. The cream of ethanol extract of Cyperus rotundus L. rhizome showed antibacterial activity
against Staphylococcus aureus ATCC 25923 at concentrations of 10%.
Keywords: Cream, nut grass, Cyperus rotundus L., antibacterial activity, Staphylococcus aureus.
20
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345
positif ini adalah bisul, jerawat, impetigo dan Penggunaan rimpang rumput teki yang
infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diaplikasikan secara langsung pada kulit tidak
diantaranya pneumonia, mastitis, phlebitis, praktis dikarenakan bentuk dari rimpang itu
meningitis, infeksi saluran kemih, sendiri sehingga tidak nyaman untuk
osteomyelitis dan endocarditis. Staphylococcus digunakan. Oleh karena itu, perlu dibuat
aureus juga merupakan penyebab utama sediaan yang dicocok agar mudah digunakan.
infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
sindrom syok toksik (Welsh et al, 2010). tertarik untuk melakukan penelitian tentang uji
Salah satu penyakit kulit yang disebabkan sifat fisik dan aktivitas antibakteri ekstrak
oleh bakteri S.aureus yaitu Jerawat. Jerawat etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus
merupakan suatu keadaan di mana pori-pori L. ) dalam bentuk sediaan krim antijerawat
kulit tersumbat sehingga menimbulkan dengan basis vanishing cream terhadap
kantung nanah yang meradang. Obat yang Staphylococcus aureus.
bersifat kemoterapetik digunakan untuk
pengobatan jerawat, contohnya klindamisin, METODE PENELITIAN
eritromisin dan tetrasiklin. Namun obat Jenis penelitian yang digunakan dalam
sintetik ini mempunyai efek samping berupa penelitian ini adalah metode eksperimental
iritasi atau resistensi apabila digunakan dalam atau percobaan dengan pendekatan yang
jangka panjang (Wasitaatmadja, 1997). digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Penyebab utama masalah resistensi adalah Populasi penelitian ini adalah koloni S.aureus.
penggunaan antibiotik meluas dan irasional Sampel penelitian ini adalah koloni S.aureus.
(Utami, 2012). Banyaknya resistensi Teknik Sampling menggunakan sampel
antibiotika yang ditemukan terhadap S. aureus homogen sehingga tidak dilakukan
ini mendorong untuk dilakukan pengembangan randomisasi. Penelitian ini dilakukan pada
penelitian antibakteri alami terhadap tanaman bulan April 2019 di Laboratorium
herbal yang dapat dijadikan produk antibiotika Farmakognosi dan Laboratorium Mikrobiologi
baru dan memiliki potensi tinggi, diantaranya Program D-III Farmasi STIKes Madani
yakni rumput teki. Yogyakarta.
Rimpang teki (Cyperus rotundus L.) Pada penelitian ini, alat yang digunakan
merupakan tumbuhan liar yang telah banyak terdiri dari mortar dan stamper, cawan petri,
digunakan untuk mengobati penyakit yang pipet tetes, tabung reaksi dan rak, labu
disebabkan oleh aktivitas bakteri seperti erlenmeyer, autoklaf, cawan porselen, oven,
jerawat dan bisul. Beberapa penelitian yang ose bulat, spuit, gelas ukur, kertas saring,
telah dilaporkan menyebutkan bahwa rimpang corong, timbangan analitik, gunting, botol
rumput teki mempunyai khasiat sebagai kaca, kertas label, spidol, batang pengaduk,
antibakteri (Pirzada dkk., 2015). Minyak atsiri pinset, kapas, aluminium foil, APD, swab
yang dikandung dalam rimpang rumput teki ini steril, bunsen, sendok sungu, alat uji daya
dilaporkan juga memiliki potensi sebagai sebar dan alat uji daya lekat.
antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
aureus dan juga mempunyai efek estrogenic, yaitu serbuk rimpang rumput teki (diperoleh
hal tersebut yang memungkinkan dari Merapi Farma Herbal Yogyakarta),
digunakannya pada keadaan menstruasi yang bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923,
tidak teratur. Kandungan pati yang terdapat alkohol 70%, aquadest, nutrient agar, etanol
pada rimpang rumput teki berguna untuk 96%, asam stearat, nipagin, gliserin,
menghaluskan kulit (Rahim, 2018).
21
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345
triethanolamin, natrium tetra borat, KOH, terlebih dahulu dengan gliserin sebagai
NaCl 0,9% b/v dan kindamisin. cosolven. Fase minyak yang dilebur tediri dari
Teknik Pengambilan Data, Data diambil asam stearate pada suhu 70ºC. Kemudian fase
berdasarkan hasil uji eksperimental di air yang terdiri dari trietanolamin, nipagin,
laboratorium mikrobiologi farmasi STIKes natrium tetraborat dan auqadest dipanaskan
Madani Yogyakarta. pada suhu 70ºC. Campurkan fase air ke dalam
Prosedur Penelitian fase minyak sedikit demi sedikit dalam mortar
Pembuatan Ekstrak Rimpang Rumput Teki sambil digerus hingga terbentuk basis krim,
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara kemudian ditambahkan ekstrak kental rimpang
maserasi dengan perbandingan 1:2, yaitu 500 rumput teki yang telah dicampur dengan
gram serbuk rimpang teki dalam 1 liter larutan gliserin dan digerus sampai homogen.
etanol 96% selama 3x24 jam pada temperatur Campuran selanjutnnya dikeluarkan dari
kamar sambil sesekali digojog. Larutan wadah pengaduk dan dimasukkan ke dalam
kemudian disaring menggunakan kertas saring. wadah krim lalu dikemas dengan baik.
Selanjutnya residu yang dihasilkan Uji Sifat Fisik Krim
diremaserasi dengan perbandingan 1:2 dalam 1. Uji Penampilan Fisik
larutan etanol 96% selama 3x24 jam. Cairan Penampilan fisik krim (organoleptis)
hasil maserasi dan remaserasi tersebut diambil dari parameter homogenitas,
kemudian dicampur dan dipekatkan dengan karakteristik aroma, dan perubahan warna
cara diuapkan di atas waterbath dengan suhu pada krim. Homogenitas dilakukan dengan
50ºC hingga diperoleh ekstrak kental. cara meletakkan 500 mg krim diantara dua
Formulasi dan Perhitungan Bahan kaca objek, kemudian diamati ada tidaknya
Formulasi basis vanishing cream diperoleh partikel kasar.
dari Formularium Indonesia dengan sedikit 2. Uji Daya Sebar
modifikasi disajikan pada tabel 1. Krim Dilakukan dengan cara mengambil 500 mg
ekstrak etanol rimpang rumput teki dibuat krim dan diletakkan di tengah kaca. Sementara
dengan tiga formulasi yang berbeda yaitu krim itu, kaca yang lain diletakkan di atas krim dan
dengan kandungan ekstrak etanol 5%, 7,5% didiamkan selama 1 menit kemudian diukur
dan 10%. diameter penyebaran krim. Beban selanjutnya
Tabel I. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Rimpang ditambah sebesar 50 gram dan didiamkan
Rumput Teki selama 1 menit, kemudian dicatat diameter
(g)
No Nama Bahan Guna
5% 7,5% 10%
penyebaran krim.
Ekstrak 3. Uji Daya Lekat
1 Rimpang Zat aktif 1,5 2,25 3 Dilakukan dengan menimbang 500 mg krim
Rumput Teki
2 Asam Stearat Pengemulsi 4,23 4,23 4,23 diletakkan diatas gelas objek, kemudian gelas
3 Gliserin Solvent 1,00 1,00 1,00 objek lain diletakkan diatas krim dan ditekan
4 Trietanolamin Pengemulsi 2,17 2,17 2,17 dengan beban 1 kg selama 5 menit. Gelas
Natrium
5
Tetraborat
Pengawet 0,07 0,07 0,07 objek kemudian dipasang pada alat uji dan
6 Nipagin Pengawet 0,03 0,03 0,03 dilepaskan beban seberat 80 gram kemudian
Ad Ad Ad dicatat waktu hingga kedua objek gelas
7 Aqua Destilata Pelarut
30 30 30
Total 30 30 30 terlepas.
4. Uji Proteksi
Pembuatan Krim Dilakukan dengan cara mengambil kertas
Pembuatan sediaan krim ekstrak etanol saring ukuran 10 cm x 10 cm yang telah
rimpang teki yaitu dengan mencampurkan dibasahi dengan fenolftalein dan dikeringkan.
22
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345
24
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345
Keseluruhan data pada tabel 6 menunjukkan pertumbuhan bakteri S.aureus. faktor yang
bahwa masing-masing perlakuan memiliki mempengaruhi terjadinya hal tersebut yaitu
perbedaan diameter zona hambat. Diameter minimal inhibitory concentration (MIC)
zona hambat yang diukur sudah termasuk klindamisin telah diketahui.
diameter sumuran (±6 mm). Berdasarkan hasil Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
rata-rata diameter zona hambat krim ekstrak kandungan yang terdapat ada rimpang rumput
etanol rimpang rumput teki tersebut, maka teki (Cyperus rotundus L.) yaitu sineol dapat
diperoleh hasil bahwa krim ekstrak etanol digunakan sebagai antibakteri (Pirzada dkk.,
rimpang rumput teki memiliki aktivitas 2015). Sedangkan menurut Sukandar dkk
antibakteri pada konsentrasi tertentu. (2016) sineol merupakan senyawa golongan
Berdasarkan tabel 6, rata-rata diameter zona monoterpen yang dapat memberikan efek
hambat pertumbuhan bakteri pada kontrol penghambatan terhadap mikroba. Mekanisme
positif adalah 38,12 mm. Hal itu menujukkan kerja antibakteri senyawa terpenoid dengan
bahwa sediaan topikal klindamisin memiliki cara bereaksi dengan porin (protein
aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus transmembran) pada membran luar dinding sel
aureus. Sedangkan rata-rata zona hambat bakteri dan membentuk ikatan polimer yang
kontrol negatif berdasarkan tabel 6 yaitu 6 mm. kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin.
hal itu menunjukkan bahwa basis krim tidak Rusaknya porin yang merupakan pintu keluar
memiliki aktivitas antibakteri terhadap masuknya senyawa yang dibutuhkan sel
Staphylococcus aureus, karena 6 mm bakteri akan mengurangi permeabilitas dinding
merupakan diameter sumuran. Sementara itu, sel bakteri yang mengakibatkan sel bakteri
krim ekstrak etanol rimpang rumput teki akan kekurangan nutrisi, sehingga
dengan konsentrasi 5% dan 7,5% tidak pertumbuhan bakteri terhambat atau mati.
memiliki aktivitas antibakteri karena diameter
SIMPULAN DAN SARAN
yang dihasilkan hanya diameter sumuran. Hal
Simpulan
itu dikarenakan konsentrasi ekstrak rimpang Krim ekstrak etanol rimpang rumput teki
rumput teki 5% dan 7,5% terlalu rendah (Cyperus rotundus L.) pada konsentrasi 5%,
sehingga belum mampu menyebabkan 7,5% dan 10% memiliki sifat organoleptis,
terjadinya perubahan sistem fisiologis sel daya sebar, dan kemampuan proteksi yang
bakteri uji, sehingga bakteri masih dapat baik, tetapi daya lekatnya kurang baik.
tumbuh (Rahman dkk, 2012). Hal ini Aktivitas antibakteri krim ekstrak etanol
menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi, rimpang rumput teki terhadap Staphylococcus
yaitu krim ekstrak etanol rimpang rumput teki
aureus ditunjukkan pada konsentrasi 10%.
dengan konsentrasi 10% memiliki aktivitas
Saran
antibakteri dengan pembentukan diameter zona Perlu dilakukan penelitian uji aktivitas
hambat yang berukuran 9,65 mm. Hal itu antibakteri ekstrak etanol rimpang rumput teki
menunjukkan bahwa krim ekstrak etanol (Cyperus rotundus L.) terhadap
rimpang rumput teki memiliki aktivitas Staphylococcus aureus dengan menggunakan
antibakteri terhadap S.aureus. dengan basis krim yang lain dan perlu dilakukan
demikian penggunaan ekstrak etanol rimpang penelitian lebih lanjut tentang uji aktivitas
rumput teki dapat menjadi pilihan alternatif antibakteri ekstrak etanol rimpang rumput teki
pengobatan alami sebelum penggunaan obat (Cyperus rotundus L.) terhadap bakteri gram
kimia sintetik seperti klindamisin. Dalam positif.
penelitian ini tampak bahwa klindamisin
sangat efisien dalam menghambat
25
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345
26