Anda di halaman 1dari 7

Fatmah Estu...

, Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345

UJI SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI KRIM EKSTRAK


ETANOL RIMPANG RUMPUT TEKI TERHADAP
STAPHYLOOCCUS AUREUS

Physical Properties And Antibacterial Activity of Cream from Ethanol Extracts


Of Nut Grass Against Staphylococcus Aureus
Fatmah Estu Lamaga1, Hikmatun Nazila1, Raodatul Fitri1, Filu Marwati Santoso Putri1*
1
Program Studi D3 Farmasi STIKes Madani Yogyakarta, Bantul, Yogyakarta, 55792, Indonesia
Email: estu.lamaga.el@gmail.com, putri.salwaa7@gmail.com*

Abstrak
Rumput teki (Cyperus rotundus L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat
tradisional. Rimpang tanaman ini mengandung minyak atsiri yang berpotensi sebagai antibakteri.
Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif ini adalah bisul, jerawat, impetigo
dan infeksi luka. Kemudahan penggunaan dan efektivitas rimpang rumput teki pada kulit sebagai
antibakteri dapat ditingkatkan dengan memformulasikan dalam sediaan krim. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh basis krim terhadap sifat fisik krim serta aktivitas antibakteri ekstrak etanol
rimpang rumput teki terhadap Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental,
dengan menggunakan metode difusi dan diameter zona hambat. Sifat fisik krim (organoleptis, daya sebar,
daya lekat dan kemampuan proteksi) dan aktivitas antibakteri diuji dalam penelitian ini. Analisis yang
digunakan dalam penelitan ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim
ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) pada konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% memiliki
penampilan fisik/organoleptis, daya sebar, dan kemampuan proteksi yang baik. Sementara itu,
keseluruhan krim ekstrak etanol rimpang rumput teki menunjukkan daya lekat yang kurang baik. Krim
ekstrak etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada konsentrasi 10% ditandai dengan adanya zona hambat.

Kata Kunci: Krim, rumput teki, Cyperus rotundus L., antibakteri, Staphylococcus aureus.

Abstract
Cyperus rotundus L. is one of the plants that can be used as traditional medicine. This rhizome contains
essential oils that have potential as antibacterial. Some of the infections caused by gram-positive bacteria
was an abscess, acne, impetigo, and scarring infections. The ease of use and effectiveness Cyperus
rotundus L. rhizome on the skin as the antibacterial could be improved by formulating in cream
preparations. The purpose of this study was to find out the effect of a cream base on the physical
properties of the cream and the antibacterial activity of the Cyperus rotundus L. rhizome ethanol extract
on Staphylococcus aureus. This is experimental research, using the diffusion method and the diameter of
the inhibition zone. The physical properties of the cream (organoleptic, dispersion, adhesion and
protection ability) and antibacterial activity were tested in this study. The analysis used in this research is
descriptive analysis. The results showed that cream of the ethanol extract of Cyperus rotundus rhizome at
a concentration of 5%, 7.5%, and 10% have a good physical/organoleptic appearance, spreadability, and
good protective ability. However, the cream of Cyperus rotundus L. rhizome ethanol extract showed poor
adhesion. The cream of ethanol extract of Cyperus rotundus L. rhizome showed antibacterial activity
against Staphylococcus aureus ATCC 25923 at concentrations of 10%.

Keywords: Cream, nut grass, Cyperus rotundus L., antibacterial activity, Staphylococcus aureus.

PENDAHULUAN ini disebabkan tingginya tingkat morbiditas


Infeksi Staphylococcus aureus masih dan mortalitas pada infeksi S.aureus. Beberapa
menjadi perhatian di bidang kedokteran. Hal penyakit yang disebabkan oleh bakteri gram

20
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345

positif ini adalah bisul, jerawat, impetigo dan Penggunaan rimpang rumput teki yang
infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diaplikasikan secara langsung pada kulit tidak
diantaranya pneumonia, mastitis, phlebitis, praktis dikarenakan bentuk dari rimpang itu
meningitis, infeksi saluran kemih, sendiri sehingga tidak nyaman untuk
osteomyelitis dan endocarditis. Staphylococcus digunakan. Oleh karena itu, perlu dibuat
aureus juga merupakan penyebab utama sediaan yang dicocok agar mudah digunakan.
infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan Berdasarkan uraian di atas maka peneliti
sindrom syok toksik (Welsh et al, 2010). tertarik untuk melakukan penelitian tentang uji
Salah satu penyakit kulit yang disebabkan sifat fisik dan aktivitas antibakteri ekstrak
oleh bakteri S.aureus yaitu Jerawat. Jerawat etanol rimpang rumput teki (Cyperus rotundus
merupakan suatu keadaan di mana pori-pori L. ) dalam bentuk sediaan krim antijerawat
kulit tersumbat sehingga menimbulkan dengan basis vanishing cream terhadap
kantung nanah yang meradang. Obat yang Staphylococcus aureus.
bersifat kemoterapetik digunakan untuk
pengobatan jerawat, contohnya klindamisin, METODE PENELITIAN
eritromisin dan tetrasiklin. Namun obat Jenis penelitian yang digunakan dalam
sintetik ini mempunyai efek samping berupa penelitian ini adalah metode eksperimental
iritasi atau resistensi apabila digunakan dalam atau percobaan dengan pendekatan yang
jangka panjang (Wasitaatmadja, 1997). digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Penyebab utama masalah resistensi adalah Populasi penelitian ini adalah koloni S.aureus.
penggunaan antibiotik meluas dan irasional Sampel penelitian ini adalah koloni S.aureus.
(Utami, 2012). Banyaknya resistensi Teknik Sampling menggunakan sampel
antibiotika yang ditemukan terhadap S. aureus homogen sehingga tidak dilakukan
ini mendorong untuk dilakukan pengembangan randomisasi. Penelitian ini dilakukan pada
penelitian antibakteri alami terhadap tanaman bulan April 2019 di Laboratorium
herbal yang dapat dijadikan produk antibiotika Farmakognosi dan Laboratorium Mikrobiologi
baru dan memiliki potensi tinggi, diantaranya Program D-III Farmasi STIKes Madani
yakni rumput teki. Yogyakarta.
Rimpang teki (Cyperus rotundus L.) Pada penelitian ini, alat yang digunakan
merupakan tumbuhan liar yang telah banyak terdiri dari mortar dan stamper, cawan petri,
digunakan untuk mengobati penyakit yang pipet tetes, tabung reaksi dan rak, labu
disebabkan oleh aktivitas bakteri seperti erlenmeyer, autoklaf, cawan porselen, oven,
jerawat dan bisul. Beberapa penelitian yang ose bulat, spuit, gelas ukur, kertas saring,
telah dilaporkan menyebutkan bahwa rimpang corong, timbangan analitik, gunting, botol
rumput teki mempunyai khasiat sebagai kaca, kertas label, spidol, batang pengaduk,
antibakteri (Pirzada dkk., 2015). Minyak atsiri pinset, kapas, aluminium foil, APD, swab
yang dikandung dalam rimpang rumput teki ini steril, bunsen, sendok sungu, alat uji daya
dilaporkan juga memiliki potensi sebagai sebar dan alat uji daya lekat.
antibiotik terhadap bakteri Staphylococcus Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
aureus dan juga mempunyai efek estrogenic, yaitu serbuk rimpang rumput teki (diperoleh
hal tersebut yang memungkinkan dari Merapi Farma Herbal Yogyakarta),
digunakannya pada keadaan menstruasi yang bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923,
tidak teratur. Kandungan pati yang terdapat alkohol 70%, aquadest, nutrient agar, etanol
pada rimpang rumput teki berguna untuk 96%, asam stearat, nipagin, gliserin,
menghaluskan kulit (Rahim, 2018).

21
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345

triethanolamin, natrium tetra borat, KOH, terlebih dahulu dengan gliserin sebagai
NaCl 0,9% b/v dan kindamisin. cosolven. Fase minyak yang dilebur tediri dari
Teknik Pengambilan Data, Data diambil asam stearate pada suhu 70ºC. Kemudian fase
berdasarkan hasil uji eksperimental di air yang terdiri dari trietanolamin, nipagin,
laboratorium mikrobiologi farmasi STIKes natrium tetraborat dan auqadest dipanaskan
Madani Yogyakarta. pada suhu 70ºC. Campurkan fase air ke dalam
Prosedur Penelitian fase minyak sedikit demi sedikit dalam mortar
Pembuatan Ekstrak Rimpang Rumput Teki sambil digerus hingga terbentuk basis krim,
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara kemudian ditambahkan ekstrak kental rimpang
maserasi dengan perbandingan 1:2, yaitu 500 rumput teki yang telah dicampur dengan
gram serbuk rimpang teki dalam 1 liter larutan gliserin dan digerus sampai homogen.
etanol 96% selama 3x24 jam pada temperatur Campuran selanjutnnya dikeluarkan dari
kamar sambil sesekali digojog. Larutan wadah pengaduk dan dimasukkan ke dalam
kemudian disaring menggunakan kertas saring. wadah krim lalu dikemas dengan baik.
Selanjutnya residu yang dihasilkan Uji Sifat Fisik Krim
diremaserasi dengan perbandingan 1:2 dalam 1. Uji Penampilan Fisik
larutan etanol 96% selama 3x24 jam. Cairan Penampilan fisik krim (organoleptis)
hasil maserasi dan remaserasi tersebut diambil dari parameter homogenitas,
kemudian dicampur dan dipekatkan dengan karakteristik aroma, dan perubahan warna
cara diuapkan di atas waterbath dengan suhu pada krim. Homogenitas dilakukan dengan
50ºC hingga diperoleh ekstrak kental. cara meletakkan 500 mg krim diantara dua
Formulasi dan Perhitungan Bahan kaca objek, kemudian diamati ada tidaknya
Formulasi basis vanishing cream diperoleh partikel kasar.
dari Formularium Indonesia dengan sedikit 2. Uji Daya Sebar
modifikasi disajikan pada tabel 1. Krim Dilakukan dengan cara mengambil 500 mg
ekstrak etanol rimpang rumput teki dibuat krim dan diletakkan di tengah kaca. Sementara
dengan tiga formulasi yang berbeda yaitu krim itu, kaca yang lain diletakkan di atas krim dan
dengan kandungan ekstrak etanol 5%, 7,5% didiamkan selama 1 menit kemudian diukur
dan 10%. diameter penyebaran krim. Beban selanjutnya
Tabel I. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Rimpang ditambah sebesar 50 gram dan didiamkan
Rumput Teki selama 1 menit, kemudian dicatat diameter
(g)
No Nama Bahan Guna
5% 7,5% 10%
penyebaran krim.
Ekstrak 3. Uji Daya Lekat
1 Rimpang Zat aktif 1,5 2,25 3 Dilakukan dengan menimbang 500 mg krim
Rumput Teki
2 Asam Stearat Pengemulsi 4,23 4,23 4,23 diletakkan diatas gelas objek, kemudian gelas
3 Gliserin Solvent 1,00 1,00 1,00 objek lain diletakkan diatas krim dan ditekan
4 Trietanolamin Pengemulsi 2,17 2,17 2,17 dengan beban 1 kg selama 5 menit. Gelas
Natrium
5
Tetraborat
Pengawet 0,07 0,07 0,07 objek kemudian dipasang pada alat uji dan
6 Nipagin Pengawet 0,03 0,03 0,03 dilepaskan beban seberat 80 gram kemudian
Ad Ad Ad dicatat waktu hingga kedua objek gelas
7 Aqua Destilata Pelarut
30 30 30
Total 30 30 30 terlepas.
4. Uji Proteksi
Pembuatan Krim Dilakukan dengan cara mengambil kertas
Pembuatan sediaan krim ekstrak etanol saring ukuran 10 cm x 10 cm yang telah
rimpang teki yaitu dengan mencampurkan dibasahi dengan fenolftalein dan dikeringkan.

22
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345

Selanjutnya 500 mg krim ditimbang dan 5. Pengamatan dan Pengukuran


diletakkan di atas kertas saring tersebut. Pada Diameter Hambatan
kertas saring yang lain, dibasahi dengan Dilakukan setelah diinkubasikan selama
paraffin cair dan kertas saring ditempelkan di 1x24 jam dengan cara mengukur zona bening
atas krim. Sebanyak 3 tetes KOH diteteskan di sekitar sumuran menggunakan
dan diamati ada atau tidaknya noda pada mistar/jangka sorong.
waktu tertentu. 6. Analisis Data
Uji Aktivitas Antibakteri Data yang diperoleh dianalisis
1. Pembuatan Medium menggunakan metode deskriptif untuk
Membuat 100 ml NA, ditimbang 2 gram memperoleh nilai minimum, maximum, mean
medium NA, kemudian dimasukkan dalam dan standar deviasi pada data. Analisis statistik
erlenmeyer dilarutkan dengan aquadest hingga menggunakan software statistik yang disajikan
100 ml dicek pH nya sampai 7,0 ± 0,2. Setelah dalam bentuk tabel berupa hasil data statistik
itu dipanaskan sampai mendidih dan larutkan untuk menjelaskan aktivitas antibakteri ekstrak
sempurna. Setelah larut sempurna disumbat etanol rimpang rumput teki terhadap
kapas lalu sterilkan dalam autoklaf Selama 15 Staphylococcus aureus.
menit pada suhu 121ºC dengan tekanan 1-1,5
atm (Fatima, 2018). HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Peremajaan Bakteri Uji Uji Organoleptis
Biakan murni S.aureus diambil 1 ose, lalu Hasil pemeriksaan organoleptis ekstrak
diinokulasikan dengan cara digoreskan pada etanol rimpang rumput Teki pada penelitian ini
media (NA) miring. Diinkubasikan selama 1 x disajikan pada tabel 2.
24 jam pada suhu 37ºC (Fatima, 2018). Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Krim Ekstrak
3. Pembuatan Suspensi S.aureus Etanol Rimpang Rumput Teki
Hasil biakan S.aureus diambil sebanyak 1
Sampel Bentuk Bau Warna Homogenitas
ose lalu disuspensikan dengan NaCl 0,9% b/v
Basis Semi Tidak
sebanyak 10 ml dengan cara menyetarakan krim padat berbau
Putih Homogen
kekeruhannya dengan Mc. Farland 0,5
kemudian dikocok sampai homogen. Khas
Krim Semi rimpang Coklat
4. Pengujian Daya Hambat Homogen
5% padat rumput Muda
Disiapkan medium NA steril, dituang teki
secara aseptis ke dalam cawa petri steril Khas
Coklat
Krim Semi rimpang
sebanyak 20 ml dan dibiarkan memadat. Lalu 7,5% padat rumput
Kemera Homogen
han
diinokulasi suspensi bakteri menggunakan teki
swab steril pada media yang telah memadat Khas
dengan metode usap. Buat sumuran sebanyak Krim Semi rimpang Coklat
Homogen
10% padat rumput Tua
yang dibutuhkan dengan ukuran 6 teki
mm/sumuran. Kemudian ambil sampel dan Ketiga formula krim ekstrak etanol rimpang
kontrol yang diujikan dengan micropipette rumput teki dengan basis vanishing cream
masing-masing sebanyak 50µl. Inkubasi pada secara organoleptis berbentuk semipadat dan
suhu 37ºC yaitu suhu ruang selama 24 jam. memiliki bau khas sama dengan ekstrak yang
Ukur diameter daerah hambat. terkandung di dalamnya yaitu rimpang rumput
teki. Dari segi warna, krim 5% berwarna
coklat muda dan krim 7,5% berwarna coklat
kemerahan dan krim 10% berwarna coklat tua.
23
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345

Hal itu menunjukkan bahwa semakin besar Uji Daya Proteksi


konsentrasi ekstrak yang terkandung di dalam Hasil uji proteksi ekstrak etanol rimpang
krim maka semakin pekat warna yang rumput Teki pada penelitian ini disajikan pada
dihasilkan oleh krim. tabel 5.
Uji Daya Sebar Tabel 5. Hasil Uji Daya Proteksi Krim Ekstrak
Hasil uji daya sebar krim ekstrak etanol Etanol Rimpang Rumput Teki
rimpang rumput Teki pada penelitian ini Sampel Waktu Hasil (warna)
disajikan pada tabel 3. Basis krim 30 detik Merah
45 detik Merah
Tabel 3. Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak 60 detik Merah
Etanol Rimpang Rumput Teki 3 menit Merah
Hasil sebelum Hasil sesudah 5 menit Merah
Sampel
1 menit (cm) 1 menit (cm) Krim 5% 30 detik -
Basis krim 7 7,6 45 detik -
Krim 5% 6,5 6,7 60 detik -
Krim 7,5% 6,5 6,6 3 menit -
Krim 10% 6,6 6,7 5 menit -
Berdasarkan hasil uji daya sebar dari ketiga Krim 7,5% 30 detik -
konsentrasi tersebut, maka krim sudah 45 detik -
60 detik -
memenuhi persyaratan daya sebar yang baik 3 menit -
yaitu 5-7 cm sehingga krim dapat dengan 5 menit -
mudah dioleskan pada kulit tanpa penekanan Krim 10% 30 detik -
45 detik -
yang kuat dengan jari-jari tangan. Kemampuan 60 detik -
daya sebar berkaitan dengan seberapa luas 3 menit -
5 menit -
permukaan kulit yang kontak dengan sediaan
Data hasil uji proteksi menunjukkan bahwa
ketika diaplikasikan. Semakin mudah krim
krim 5% krim 7,5% dan krim 10% mampu
diaplikasikan ke permukaan kulit maka krim
melindungi kulit dari pengaruh luat seperti
yang kontak dengan permukaan kulit semakin
asam, basa, debu, polusi dan sinar matahari.
luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan
Hal ini ditandai dengan tidak adanya noda
baik (Oktaviasari & Zulkarnain, 2017).
merah pada kertas saring yang telah ditetesi
Uji Daya Lekat
KOH 0,1 N selama 5 menit.
Hasil uji daya lekat krim ekstrak etanol
Uji Aktivitas Antibakteri
rimpang rumput Teki pada penelitian ini
Data hasil uji aktivitas antibakteri krim
disajikan pada tabel 4.
ekstrak etanol rimpang rumput Teki disajikan
Tabel 4. Hasil Uji Daya Lekat Krim Ekstrak pada tabel 6.
Etanol Rimpang Rumput Teki
Tabel 6. Diameter Zona Hambat Krim Ekstrak
Sampel Hasil (detik)
Etanol Rimpang Rumput Teki terhadap
Basis krim 1 Staphylococcus aureus
Krim 5% 1
Krim 7,5% 1 Diameter Zona Hambatan (mm)
Krim 10% 1 Replikasi Kontrol Kontrol Kirm Krim Krim
Data hasil uji daya lekat menunjukkan positif negatif 5% 7,5% 10%
waktu daya lekat krim 5%, 7,5% dan 10% 1 39,30 6,00 6,00 6,00 9,80
adalah 1 detik . Berdasarkan hasil uji daya 2 36,85 6,00 6,00 6,00 10,60
lekat ketiga konsentrasi tersebut, krim tidak 3 38,20 6,00 6,00 6,00 8,55
memenuhi persyaratan waktu daya lekat yang Jumlah 114,35 18 18 18 28,95
baik untuk sediaan topikal karena masih Rata-rata 38,12 6 6 6 9,65
kurang dari 4 detik (Ulaen dkk, 2012).

24
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345

Keseluruhan data pada tabel 6 menunjukkan pertumbuhan bakteri S.aureus. faktor yang
bahwa masing-masing perlakuan memiliki mempengaruhi terjadinya hal tersebut yaitu
perbedaan diameter zona hambat. Diameter minimal inhibitory concentration (MIC)
zona hambat yang diukur sudah termasuk klindamisin telah diketahui.
diameter sumuran (±6 mm). Berdasarkan hasil Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa
rata-rata diameter zona hambat krim ekstrak kandungan yang terdapat ada rimpang rumput
etanol rimpang rumput teki tersebut, maka teki (Cyperus rotundus L.) yaitu sineol dapat
diperoleh hasil bahwa krim ekstrak etanol digunakan sebagai antibakteri (Pirzada dkk.,
rimpang rumput teki memiliki aktivitas 2015). Sedangkan menurut Sukandar dkk
antibakteri pada konsentrasi tertentu. (2016) sineol merupakan senyawa golongan
Berdasarkan tabel 6, rata-rata diameter zona monoterpen yang dapat memberikan efek
hambat pertumbuhan bakteri pada kontrol penghambatan terhadap mikroba. Mekanisme
positif adalah 38,12 mm. Hal itu menujukkan kerja antibakteri senyawa terpenoid dengan
bahwa sediaan topikal klindamisin memiliki cara bereaksi dengan porin (protein
aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus transmembran) pada membran luar dinding sel
aureus. Sedangkan rata-rata zona hambat bakteri dan membentuk ikatan polimer yang
kontrol negatif berdasarkan tabel 6 yaitu 6 mm. kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin.
hal itu menunjukkan bahwa basis krim tidak Rusaknya porin yang merupakan pintu keluar
memiliki aktivitas antibakteri terhadap masuknya senyawa yang dibutuhkan sel
Staphylococcus aureus, karena 6 mm bakteri akan mengurangi permeabilitas dinding
merupakan diameter sumuran. Sementara itu, sel bakteri yang mengakibatkan sel bakteri
krim ekstrak etanol rimpang rumput teki akan kekurangan nutrisi, sehingga
dengan konsentrasi 5% dan 7,5% tidak pertumbuhan bakteri terhambat atau mati.
memiliki aktivitas antibakteri karena diameter
SIMPULAN DAN SARAN
yang dihasilkan hanya diameter sumuran. Hal
Simpulan
itu dikarenakan konsentrasi ekstrak rimpang Krim ekstrak etanol rimpang rumput teki
rumput teki 5% dan 7,5% terlalu rendah (Cyperus rotundus L.) pada konsentrasi 5%,
sehingga belum mampu menyebabkan 7,5% dan 10% memiliki sifat organoleptis,
terjadinya perubahan sistem fisiologis sel daya sebar, dan kemampuan proteksi yang
bakteri uji, sehingga bakteri masih dapat baik, tetapi daya lekatnya kurang baik.
tumbuh (Rahman dkk, 2012). Hal ini Aktivitas antibakteri krim ekstrak etanol
menunjukkan dengan peningkatan konsentrasi, rimpang rumput teki terhadap Staphylococcus
yaitu krim ekstrak etanol rimpang rumput teki
aureus ditunjukkan pada konsentrasi 10%.
dengan konsentrasi 10% memiliki aktivitas
Saran
antibakteri dengan pembentukan diameter zona Perlu dilakukan penelitian uji aktivitas
hambat yang berukuran 9,65 mm. Hal itu antibakteri ekstrak etanol rimpang rumput teki
menunjukkan bahwa krim ekstrak etanol (Cyperus rotundus L.) terhadap
rimpang rumput teki memiliki aktivitas Staphylococcus aureus dengan menggunakan
antibakteri terhadap S.aureus. dengan basis krim yang lain dan perlu dilakukan
demikian penggunaan ekstrak etanol rimpang penelitian lebih lanjut tentang uji aktivitas
rumput teki dapat menjadi pilihan alternatif antibakteri ekstrak etanol rimpang rumput teki
pengobatan alami sebelum penggunaan obat (Cyperus rotundus L.) terhadap bakteri gram
kimia sintetik seperti klindamisin. Dalam positif.
penelitian ini tampak bahwa klindamisin
sangat efisien dalam menghambat

25
Fatmah Estu..., Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 10, No 1, Juni 2019 (hal:20-26 ) ISSN(P) : 2088-2246
ISSN(E) : 2684-7345

UCAPAN TERIMAKASIH Rahman, D. T., Sutrisna, E., & Candrasari, A.


(2012). Uji Efek Antibakteri Ekstrak
Terimakasih peneliti ucapkan kepada
Etil Asetat dan Kloroform Meniran
Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan
(Phyllanthus niruri L.) terhadap
Tinggi Indonesia yang telah memberikan
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
kesempatan dan bantuan pendanaan dalam
aureus ATCC 6538 dan Escherichia
penelitian ini. Ucapan yang sama juga penulis
coli ATCC 11229 secara in vitro.
tujukan kepada STIKes Madani Yogyakarta
Biomedika, 4.
yang telah memberikan izin dan fasilitas
Sukandar, D., Hermanto, S., Amelia, E. R., &
tempat penelitian kepada peneliti untuk
Zaenudin, M. (2016). Aktivitas
menyelesaikan penelitian ini.
Antibakteri Ekstrak Biji Kapulaga
DAFTAR PUSTAKA (Amomum compactum Sol. Ex Maton).
Jurnal Kimia Terapan Indonesia,
Fatima, S. (2018). Uji Daya Hambat Rebusan
17(2), 119–129.
Buah Kurma Ajwah (Phoenix
Ulaen, Selfie, P. J., Banne, Yos, S., & Ririn,
dactylifera L) terhadap Pertumbuhan
A. (2012). Pembuatan Salep Anti
Staphylococcus aureus. Karya Tulis
Jerawat dari Ekstrak Rimpang
Ilmiah, Politeknik Kesehatan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Masyarakat.
Roxb). Jurnal Ilmiah Farmasi, 3.
Oktaviasari, L., & Zulkarnain, A. K. (2017).
Utami, E. R. (2012). Antibiotika, Resistensi,
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik
dan Rasionalitas Terapi. Sainstis.
Sediaan Lotion O/W Pati Kentang
Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu
(Solanum Tuberosum L.) serta
Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.
Aktivitasnya sebagai Tabir Surya.
Welsh dkk. (2010). Infeksi Bakteri
Majalah Farmaseutik, 13.
Staphylococcus aureus. Jakarta:
Pirzada, A., Ali, H., Naeem, M., Latif, M.,
Gramedia.
Bukhari, A., & Tanveeer, A. (2015).
Cyperus rotundus L.: Traditional uses,
phytochemistry, and pharmacological
activites. Journal of Ethno-
Pharmacology.
Rahim, F. (2018). Formulasi Bedak Tabur dari
Ekstrak Rimpang Rumput Teki
(Cyperus rotundus L.) sebagai
Antiseptik. Jurnal Ipteks Terapan,
12(1).

26

Anda mungkin juga menyukai