Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI 1


PERCOBAAN III ANALISIS KUALITATIF ANALGETIK

Hendra Saputra
209659
2B
Kelompok : B2

DosenPengampu :

ErwanKurnianto, M.Farm.,
AptDian Kartikasari, M.Farm., Apt

AkademiFarmasiYarsi Pontianak
2021/2022
A. Tujuan Pratikum
1. Mahasiswa terampil dalam melakukan analisis kualitatif golongan antibiotik
2. Mahasiswa mampu menjelaskan setiap proses yang terjadi pada analisis kualitatif
golongan antibiotik

B. Dasar Teori
Kemampuan suatu terapi antimikrobial sangat bergantung kepada obat, pejamu,
dan agen penginfeksi. Namun dalam keadaan klinik hal ini sangat sulit untuk diprediksi
mengingat kompleksnya interaksi yang terjadi di antara ketiganya. Namun pemilihan obat
yang sesuai dengan dosis yang sepadan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan
terapi dan menghindari timbulnya resistansi agen penginfeksi.
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan antibiotik sebagai
substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan dan
reproduksi bakteri dan fungi. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi
menjadi dua:
1.   Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif
terhadap bakteri.
2.   Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat
pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja
Bakteriostatika :
✔ Menahan pertumbuhan & replikasi bakteri pada kadar serum yang dapat
dicapai tubuh pasien.
✔ Membatasi penyebaran infeksi saat sistem imun tubuh bekerja memobilisasi &
mengeliminasi bakteri patogen. Misalnya : Sulfonamid, Kloramfenikol,
Tetrasiklin, Makrolid, Linkomisin.
Bakterisid :
✔ Membunuh bakteri serta jumlah total organisme yang dapat hidup &
diturunkan.
✔ Pembagian : a) Bekerja pada fase tumbuh kuman, misalnya : Penisilin,
Sefalosporin, Kuinolon, Rifampisin, Polipeptida. b) Bekerja pada fase
istirahat, misalnya : Aminoglikosid, INH, Kotrimoksazol, Polipeptida.
Antibiotik berdasarkan spectrum
✔ Spektrum Sempit : bekerja hanya pada mikroorganisme tunggal / grup
tertentu. Misalnya, Isoniazid untuk mikobakteria.
✔ Spektrum Sedang : efektif melawan organisme Gram (+) & beberapa bakteri
Gram (-). Misalnya, Ampisilin. 
✔ Spektrum Luas : mempengaruhi spesies mikroba secara luas. Misalnya,
Kloramfenikol & Tetrasiklin.
Macam-macam antibiotika
Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan
susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya
(nama contoh diberikan menurut ejaan Inggris karena belum semua nama di indonesiakan
atau diragukan pengindonesiaannya):

✔ Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin,


Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;
✔ Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya
rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;
✔ Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari
golongan Macrolida, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin,
chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline;
✔ Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin;
✔ Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya
oligomycin, tunicamycin; dan
✔ Antimetabolit, misalnya azaserine.

Penetapan secara kimia murni mungkin sering di gunakan sebab mempunyai


penelitian yang tinggi, waktu analisis lebih cepat dan lebih obyektif sehingga bisa
menggantikan penetapan secara hayati. Dengan mempelajari sifat kimia, dan rumus bangun
dari suatu antibiotika maka dapat di susun penetapan secara kimiawi yang lebih baik. Metode
yang paling baik adalah metode yang dapat menetapkan suatu senyawa secara kuantitatif
tanpa diganggu oleh hasil penguraian atau senyawa lain yang mempunyai sifat kimia serupa.
Penetapan secara kimia diharapkan lebih spesifik dari pada penetapan hayati. Pada praktikum
hanya dilakukan analisis secara kualitatif.

C. Monografi Bahan

Eritromisin ( Farmakope indonesia edisi III hal : 247 )

RM/BM : C37H67NO13/733,94
Pemerian : Serbuk kristal putih atau agak kuning, sedikit higroskopik

Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol dalam kloroform dan
dalam eter

Khasiat : Antibiotik

Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Tetrasiklin ( Farmakope indonesia edisi III hal : 594 )

Pemerian :Bentuk serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau atau sedikit
berbau lemah
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol
(95%) P: praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter,
larut dalam asam encer, larut dalam alkali disertai penguraian
Khasiat : Antibakteri, antibiotik
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Etanol ( Farmakope Indonesia edisi III Hal : 65 )

Pemerian : Cairan bewarna jernih, mudah menguap dan mudah bergerak


,bau khas dan rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan
nyala biru yang tidak berasap

Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air,dalam klorofromp dan dalam


eter
Penyimpaan : Dalam wadah tertutup rapat,terlindung dari cahaya ;ditempat
sejuk,jauh dari nyala api.

Khasiat : Zat Tambahan

Asam Sulfat ( Farmakope Indonesia edisi III Hal : 58 )

Pemerian : Cairan kental seperti minyak,korosif,tidak berwarna,jika


ditambah kan kedalam air menimbul kan panas.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan etanol menimbulkan panas

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Zat tambahan

Aquadest ( Farmakope Indonesia edisi III Hal : 96 )

Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna; tidakberbau, tidak mempunyai


rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

FeCl3

Nama Resmi : Ferri Chlorida

Nama Lain : Besi (III) Klorida

Rumus Molekul : FeCl3

Pemerian :Hablur atau serbuk hablur hitam kehijauan bebas warna


jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruhi oleh
kelembapan

Kelarutan : Larut dalam Air , larutan berflurosensi bewarna jingga

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Khasiat : Sebagai Pereaksi

D. Alat dan Bahan


1. Alat
● Tabung Reaksi + Rak
● Batang pengaduk
● Pipet tetes
● Gelas ukur
● Penangas air
2. Bahan
● Eritromisin
● Tetrasiklin
● FeCl3 1%
● Etanol
● Asam Sulfat
● Aquadest
E. Cara Kerja
1. Tetrasiklin
a. Uji Kelarutan

- Disiapkan 2 tabung reaksi


- Dimasukkan 250mg tetrasiklin ke dalam masing-masing tabung
- Ditambahkan 10ml Etanol pada tabung pertama
- Ditambahkan 10ml Aquadest pada tabung reaksi kedua
- Diamati kelarutannya

b. Uji reaksi warna

- Dimasukkan 250mg tetrasiklin kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan 1 tetes FeCl3 1%
- Diamati perubahan warna

2.Eritromisin

a. Uji Kelarutan

- Disiapkan 2 tabung reaksi


- Dimasukkan 250mg eritromisin kedalam masing-masing tabung
- Ditambahkan 10ml Etanol kedalam tabung reaksi pertama
- Ditambahkan 10ml Aquadest kedalam tabung reaksi kedua
- Diamati kelarutannya
b. Uji Warna

- Dimasukkan 250mg eritromisn kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan 3ml asam sulfat
- Dikocok perlahan
- Diamati perubahan warna

F. Perhitungan Pembuatan Larutan


- FeCl3 1% b/v dibuat 50 ml

1 g / 100ml x 50ml

= 0,5 g / 50mg

- Pembuatan Larutan Asam sulfat 0,5N dari Asam Sulfat 17N

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 17N = 50ml x 0,5N

V1 = 1,4 ml

Anda mungkin juga menyukai