Anda di halaman 1dari 36

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI


JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN VII
“ENZIM 1”

DISUSUN OLEH :
NAMA : ZUHAIRAH J JUNI
NIM : G70119046
KELAS/ KELOMPOK : C/ V (LIMA)
HARI/ TANGGAL : RABU/ 23 DESEMBER 2020
ASISTEN : MUH. RIFALDI FATURRAHMAN

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Ilmu yang mempelajari enzim yang meliputi struktur, fungsi, sifat-sifat enzim
serta kinetika reaksi enzimatis disebut enzimologi. Riset-riset enzimologi
menyimpulkan bahwa enzim memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan katalis kimia, antara lain : enzim sangat efisien, enzim mampu
8 10
mempercepat reaksi dengan faktor antara10 -10 dibanding dengan reaksi
tanpa katalisator. Enzim bekerja pada kisaran pH netral dan temperatur antara
o
20-40 C, bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologis), aman dan
ramah lingkungan. Karena enzim tidak mengalami perubahan yang permanen
selama proses katalisis, maka enzim dapat digunakan secara berulang-ulang
sehingga lebih efisien dari aspek ekonomis. Sifat-sifat enzim yang “luar
biasa” tersebut mendorong para ilmuwan dan pengembang teknologi untuk
memanfaatkannya bagi kehidupan manusia (Sutrrisno. A, 2017).

Enzim adalah benda tak hidup yang diproduksi oleh sel hidup yang menyusun
sebagian besar total protein dalam sel. Enzim berfungsi sebagai biokatalisator
yaitu mempercepat laju suatu reaksi kimia tanpa ikut terlibat dalam reaksi
tersebut. Sifat enzim adalah spesifik terhadap substratnya sehingga reaksi
kimia yang terjadi akan menghasilkan produk sesuai dengan spesifisitas
enzim dengan substrat. Enzim sangat bermanfaat untuk diaplikasikan dalam
bidang pangan, kesehatan, farmasi, energi alternatif dan lain sebagainya
(Susanti dan Fibriana, 2017).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui dan
memahami mengenail enzim alfa amilase, faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim yang dapat membantu dan sangat bermanfaat pada proses
pembuatan sediaan farmasi yang berguna untuk mengobati. Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya praktikum pada percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
1. Memahami cara uji aktivitas enzim alfa amilase
2. Memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas enzim
alfa amilase

I.2.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara uji aktivitas enzim alfa amilase
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas enzim
alfa amilase

I.3 Manfaat Percobaan


Manfaat pada percobaan kali ini yaitu memahami dan mengetahui cara uji
aktivitas anzim alfa amilase dan memahami dan mengetahui faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap aktivitas amilase alfa amilase

I.4 Prinsip Percobaan


Pada kondisi optimum, laju reaksi enzimatik akan optimum, sehingga dikenal
adanya suhu dan pH optimum bagi enzim. Laju reaksi enzimatik akan
bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim, akan tetapi laju reaksi
dapat mencapai konstan bila jumlah substrat bertambah terus sampai
melewati batas kemampuan enzim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Dasar Teori


Enzim merupakan biokatalisator dalam semua sistem kehidupan. Enzim
berperan penting dalam semua reaksi biokimia yang berlangsung di dalam
sel mikroorganisme, tanaman, hewan dan manusia. Sebagai biokatalisator
enzim mempercepat reaksi biokim tanpa mengalami perubahan yang
permanen. Enzim mengkatalisis semua reaksi yang berlangsung dalam sel
makhluk hidup secara cepat, efisien dan spesifik. Tiap enzim memiliki
profil yang berbeda terhadap temperatur dan biasanya sangat ditentukan
oleh organisme dimana enzim tersebut diisolasi dan diproduksi.
Mikroorganisme mesofilik akan menghasilkan enzim-enzim yang tidak
tahan panas, namun atau mikrofiltrasi (Sutrisno. A, 2017).

Kebutuhan akan enzim dalam kehidupan sehari-hari menuntut adanya


produksi enzim secara komersial. Enzim dapat diproduksi secara komersial
dengan memanfaatkan sumber yang ada di alam, meliputi sumber dari
hewan, tumbuhan, jamur, alfa maupun mikroorganisme. Pemanfaatan enzim
dan produksinya dari sumber alam harus didasarkan oleh berbagai
pertimbangan meliputi ketersediaan sumber, jumlah enzim yang akan
diperoleh dan diproduksi, aktivitas enzim, kemampuan enzim untuk
dimobilisasi, serta efisiensi biaya produksi. Pengetahuan tentang teknologi
enzim sangat diperlukan sebelum melakukan penelitian, produksi enzim
secara komersial, serta aplikasinya dalam dunia industri (Susanti dan
Fibriana, 2017).

Kerja sama enzim dan substrat harus secara komplementer agar dapat
bereaksi. Ada dua teori yang menjelaskan tentang kerja sama ini, yakni teori
gembok anak kunci (lock and key theory) dan teori kecocokan yang
terinduksi (induced fit theory). Teori gembok dan anak kunci, kesatuan
antara enzim dengan substratnya dapat diibaratkan seperti gembok dan
kuncinya. Enzim yang telah bertemu dengan substratnya maka akan
membentuk suatu reaksi yang kompleks dan dapat menghasilkan produk
enzim tertentu. Teori kecocokan yang terinduksi, berdasarkan teori ini, sisi
aktif enzim adalah sesuatu yang fleksibel, sisi tersebut akan melindungi
substrat yang masuk ke dalamnya agar terbentuk kompleks. Produk enzim
yang terbentuk akan terlepas dari kompleks. Pada saat produk enzim telah
keluar maka enzim yang bersangkutan akan menjadi tidak aktif sehingga
substrat yang lain bereaksi dengan enzim tersebut (Suranto. A, 2011).

Pati dapat dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil, yaitu dengan
memotong ikatan-ikatan glikosidiknya. Salah satu enzim yang dapat
memotong ikatan tersebut adalah enzim α-amilase. Enzim α-amilase (α-1,4
glukanhidrolase atau EC 3.2.1.1) terdapat pada tanaman, jaringan mamalia,
jaringan mikroba. Alfa amylase murni dapat diperoleh dari berbagai sumber,
misalnya dari malt (barley), air liur manusia dan pankreas. Dapat juga
diisolasi dari Aspergillus oryzae dan Bacillus subtilis. Cara kerja α-amylase
yaitu dengan memutus ikatan α-1,4 secara acak dibagian dalam molekul
baik pada amilosa maupun pada amilopektin, tapi enzim alfa amilase tidak
memotong ikatan α-1,6. Laju hidrolisis akan lebih cepat pada rantai lurus,
sehingga hidrolisis pada amilosa lebih cepat dibanding hidrolisis terhadap
amilopektin. Hidrolisis dengan α-amilase menyebabkan amilosa terurai
menjadi saltosa da maltotriosa (Damat. dkk, 2018).

Sebagai biokatalisator, kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor


diantaranya suhu, pH, konsentrasi substrat, inhibitor dan aktivator. Beberapa
jenis enzim hanya dapat bekerja pada suhu dan pH optimumnya. Suhu dan
pH optimum setiap jenis enzim berbeda satu sama lain. Enzim tidak dapat
bekerja pada suhu yang terlalu rendah maupun pada suhu yang yang terlalu
rendah maupun pada suhu yang terlalu tinggi. Enzim juga tidak dapat
bekerja pada pH yang terlalu asam maupun terlalu basa. Apabila berada
pada suhu atau pH yang tidak sesuai, enzim akan mengalami denaturasi atau
kerusakan pada strukturnya (Thomy dan Harnelly, 2018)
II.2 Uraian Bahan

1. Aquadest (FI Edisi III, 1979: 96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/ 18,02
Rumus struktur : H-O-H
Pemerian : Cairan jernih, tida berwarna, tida
berbau; tidak mempunyai rasa
Kelarutan : Larut dalam etanol gliser
Khasiat : Zat tambahan
Keguanaan : Zat pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Persyaratan kadar :-
2. Iodium (FI edisi III, 1979: 470)
Nama resmi : IODUM
Nama lain : Iodum
RM/BM : I2/126,92
Rumus struktur :I - I
Pemerian : Keping atau geranul besar, hitam bau khas
berkilau
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut
dalam kloroform
Khasiat : Zat tambahan, anti sptikum
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Persyratan kadar : Menngandung tidak kurang dari 99,0% I2
II.4 Prosedur Kerja (Tim Dosen. 2020)

1. Pengaruh keasaman terhadap aktivitas enzim alfa amilase


a. Siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi sesuai dengan tabel
berikut :
No Pati 1% I2 10% Buffer fosfat (ml) pH
Tabung (ml) (ml) 4 5 6 7 8 10
1 1 0,05 15

2 1 0,05 15

3 1 0,05 15

4 1 0,05 15

5 1 0,05 15

6 1 0,05 15

b. Tambahkan pada masing-masing tabung 2 ml ekstrak enzim alfa


amylase, kocok campuran, simpan pada suhu ruang
c. Amati perubahan warna larutan setiap 1 menit selama 10 manit
d. Buat kurva antara seper waktu dalam menit terhadap larutan,
tentuukan pH optimum enzim
2. Pengaruh konsentrasi sebstrat terhadap aktivitas
a. Siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi sesuai dengan tabel
berikut :
No Pati 1% I2 10% Air murni Buffer fosfat
Tabung (ml) (ml) (ml) pH optimum

1 2 0,05 5 1,5

2 3 0,05 4 1,5

3 4 0,05 3 1,5

4 5 0,05 2 1,5

5 6 0,05 1 1,5

6 7 0,05 0 1,5

b. Tambahkan pada masing-masing tabung 2 ml ekstrak enzim alfa


amylase, kocok campuran, simpan pada suhu ruang
c. Amati perubahan warna larutan setiap 1 menit selama 10 menit
d. Buat kurva antara seper waktu dalam menit terhadap volume pati
e. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan anda
3. Pengaruh Konsentrasi Enzim
a. Siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi sesuai dengan tabel
berikut :
No Ekstrak I2 10% Air murni Buffer fosfat
Tabung enzim (ml) (ml) pH optimum
(ml)
1 2 0,05 5 1,5

2 3 0,05 4 1,5

3 4 0,05 3 1,5

4 5 0,05 2 1,5

5 6 0,05 1 1,5

6 7 0,05 0 1,5

b. Tambahkan pada masing-masing tabung 1 ml pati 1 %, kocok


campuran, simpan pada suhu ruang
c. Amati perubahan warna larutan setiap 1 menit selama 10 menit
d. Buat kurva antara seper waktu dalam menit terhadap volume pati
e. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan anda
4. Pengaruh Suhu
a. Siapkan 6 buah tabung reaksi kemudian isi sesuai dengan tabel
berikut :
No Pati 1 % I2 10% Buffer fosfat
Tabung (ml) (ml) pH optimum

1 2 0,05 1,5

2 2 0,05 1,5

3 2 0,05 1,5

4 2 0,05 1,5

5 2 0,05 1,5

6 2 0,05 1,5

b. Tambahkan pada masing-masing tabung 1 ml pati 1 %, kocok


campuran
c. Masukkan tabung kedalam penangas air pada suhu yang berbeda-
beda, yaitu suhu 30, 40, 50, 60, 70, dan 80 °c, amati perubahan
warna larutan setiap 1 menit selama 10 menit
d. Buat kurva antara seper waktu dalam menit terhadap volume pati
e. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan anda
BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas kimia
b. Blender
c. Tabung reaksi
d. Rak tabung reaksi
e. Pipet tetes
f. Gelas ukur
g. Penangas air
h. Stop watch
i. Termomoeter
j. Pipet ukur 10 ml
k. Corong

2. Bahan
a. Enzim alfa amilase
b. Larutan pati 1%
c. Larutan iodium
d. Buffer fosfat pH 4,5,6,7,8, dan 10
e. Air murni (aquadest)

3. Sampel
a. Enzim alfa amylase
b. Buffer kostum pH 4,5,6,7,8, dan 10
III.2 Cara Kerja
a. Konsentrasi substrat
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimabil 6 buah tabung reaksi dan diberi label 1,2,3,4,5 dan 6 pada
tabung reaksi
3. Ditambahkan masing-masing 0,05 ml I2, 5 ml H2O, dan 1,5 ml
buffer pH optimum kedalam tabung reaksi
4. Dimasukkan 2 ml pati 1% kedalam tabung reaksi 1, 3 ml pati 1%
kedalam tabung reaksi 2, 4 ml pati 1% kedalam tabung reaksi 3,
3,5 ml pati 1% kedalam tabung reaksi 4, 6 ml pati 1% kedalam
tabung reaksi 6, dan 7 ml pati 1% kedalam tabung reaksi 6
5. Ditambahkan 2 ml enzim alfa amilase kedalam masing-masing
tabung reaksi
6. Dikocok dan disimpan dalam suhu ruang
7. Diamati perubahan warna setiap 1 menit selama 10 menit
8. Ditentukan kurva seperwaktu (menit) terhadap volume pati
9. Dibuat kesimpulan

b. Suhu

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Diambil 6 buah tabung reaksi dan diberi label 1,2,3,4,5, dan 6 pada
tabung reaksi
3. Ditimbang masing-masing 2 ml pati 1%, 0,05 ml I2, 1,5 buffer pH
optimum, dan 2 ml enzim alfa amilase kedalam tabung reaksi
4. Dikocok dan dimasukkan masing-masing tabung reaksi kedalam
penangas air
5. Dipanaskan pada suhu masing-masing secara berurutan 30 , 40 ,
50 , 60 ,70 dan 80
6. Diamati perubahan warna setiap 1 menit selama 10 menit
7. Ditentukan kurva seperwaktu (menit) terhadap suhu
8. Dibuat kesimpulan
c. pH
1. Disiapkan alatn dan bahan
2. Diambil 6 buah tabung reaksi dan diberi label 1,2,3,4,5 dan 6 pada
tabung reaksi
3. Ditambahakan masing-masing 1 ml pati 1%dan 0,05 ml I2 kedalam
tabung reaksi
4. Dimasukkan 1,5 ml buffer pH 4 kedalam tabung reaksi 1, 1,5 ml
buffer pH 5 kedalam tabung reaksi 2, 1,5 ml buffer pH 6 kedalam
tabung reaksi 3, 1,5 ml buffer pH 7 kedalam tabung reaksi 4, 1,5
ml buffer pH 8 kedalam tabung reaksi 5, 1,5 10 ml buffer pH
kedalam tabung reaksi 6
5. Ditambahkan 2 ml enzim alfa amilase kedalam masing-masing
tabung reaksi
6. Dikocok dan disimpan kedalam suhu ruang
7. Ditentukan kurva seper waktu (menit) terhadap pH
8. Dibuat kesimpulan
III.3 Skema Kerja
1. Konsentrasi Substra

Alat dan bahan

Tab reks Ta b reks Tab reks Ta b reks Tab reks ab


T reks

+ 6 ml pati 1%
+ 2 ml pati 1% + 4 ml pati 1%
+ 0,05 ml I2
+ 0,05 ml I2 + 0,05 ml I2
+ 1ml H2O
+ 5ml H2O +3 ml H2O
+ 1,5 ml buffer
+ 1,5 ml buffer + 1,5 ml buffer
pH
pH pH

+ 3 ml pati 1% + 5 ml pati 1%
+ 0,05 ml I2 + 0,05 ml I2 + 7 ml pati 1%
+ 4 ml H2O + 2 ml H2O + 0,05 ml I2
+ 1,5 ml buffer + 1,5 ml buffer + 1,5 ml buffer
pH pH
pH

+ 2 ml enzim amilase
- Kocok dan simpan disuhu ruang
- Amati perubahan warna setiap 1 menit
selama 10 menit
- Tentukan kurva seperwaktu (menit)
terhadap volume pati

Kesimpulan
2. Suhu

Alat dan bahan

Tab reks b reks


Ta Tab reks Tab reks b reks
Tab reks Ta

+ 2 ml pati 1% + 2 ml pati 1% + 2 ml pati 1%


+ 0,05 ml I2 + 0,05 ml I2 + 0,05 ml I2
+ 1,5 ml buffer + 1,5 ml buffer + 1,5 ml buffer
pH optimum pH optimum pH optimum

+ 2 ml pati 1% + 2 ml pati 1%
+ 0,05 ml I2 + 0,05 ml I2 + 2 ml pati 1%
+ 1,5 ml buffer + 1,5 ml buffer + 0,05 ml I2
pH optimum pH optimum + 1,5 ml buffer
pH optimum

- Kocok dan masukkan masing-masing


tabung reaksi kedalam penangas air
- Dipanaskan pada suhu masing-maisng
berurutan 30��40 ,,50 ,,60 ,,70 ,,
dan 80
- Amati perubahan warna setiap 1 mentit
selama 10 menit
- Tentukan kurva seperwaktu (menit)
terhadap suhu

Kesimpulan
3. pH

Alat dan bahan

Tab reks b reks


Ta Tab reks Tab reks b reks
Tab reks Ta

+ 1 ml pati 1% + 1 ml pati 1%
+ 0,05 ml I2 + 0,05 ml I2 + 1 ml pati 1%
+ 1,5 ml buffer + 0,05 ml I2
+ 1,5 ml buffer
+ 1,5 ml buffer
pH 4 pH 4
pH 4

+ 1 ml pati 1% + 1 ml pati 1%
+ 0,05 ml I2 + 0,05 ml I2
+ 1,5 ml buffer + 1 ml pati 1%
+ 1,5 ml buffer + 0,05 ml I2
pH 4 pH 4 + 1,5 ml buffer
pH 4

+ 2 ml enzim amilase
- Kocok dan simpan disuhu ruang
- Amati perubahan warna setiap 1 menit
selama 10 menit
- Tentukan kurva seperwaktu (menit)
terhadap pH

Kesimpulan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan


a. Pengaruh keasaman
Waktu pH 4 pH 5 pH 6 pH 7 pH 8 pH 10
(menit)
1 +++++ +++++ +++++ - +++++ -
2 +++++ +++++ +++++ - ++++ -
3 +++++ +++++ +++++ - ++++ -
4 +++++ +++++ +++++ - ++++ -
5 +++++ +++++ +++++ - ++++ -
6 +++++ +++++ +++++ - +++ -
7 +++++ +++++ +++++ - +++ -
8 +++++ +++++ +++++ - +++ -
9 +++++ +++++ +++++ - ++ -
10 +++++ +++++ +++++ - ++ -

b. Pengaruh konsentrasi substrat


Waktu 2 ml 3 ml 4 ml 5 ml 6 ml 7 ml
(menit) pati & 5 pati & 4 pati & 3 pati & 2 pati & 1 pati & 0
ml H2O ml H2O ml H2O ml H2O ml H2O ml H2O
1 +++++ +++++ +++++ +++++ +++++ +++++
2 +++++ +++++ +++++ +++++ +++++ ++++
3 +++++ +++++ ++++ ++++ ++++ +++
4 +++++ +++++ ++++ ++++ ++++ +++
5 +++++ ++++ ++++ ++++ ++++ +++
6 +++++ ++++ ++++ ++++ +++ +++
7 +++++ ++++ +++ +++ +++ +++
8 +++++ ++++ +++ +++ +++ ++
9 +++++ ++++ +++ +++ ++ ++
10 +++++ ++++ +++ +++ ++

c. Pengaruh suhu
Waktu 30 40 50 60 70 80
(menit)
1 +++++ +++++ +++++ +++++ +++++ +++++
2 ++++ ++++ +++++ +++++ +++++ +++++
3 ++++ ++++ +++++ +++++ +++++ +++++
4 ++++ ++++ +++++ +++++ +++++ +++++
5 ++++ ++++ +++++ +++++ +++++ +++++
6 +++ +++ ++++ +++++ +++++ +++++
7 +++ +++ ++++ ++++ +++++ +++++
8 +++ +++ ++++ ++++ +++++ +++++
9 +++ +++ +++ ++++ ++++ +++++
10 ++ ++ +++ +++ ++++ +++++

Keterangan :
+++++ : Biru kehitaman
++++ : Biru tua
+++ : Biru bening
++ : Hampir bening
+ : Bening
IV. 3 Pembahasan
Enzim merupakan biokatalisator dalam semua sistem kehidupan. Enzim
berperan penting dalam semua reaksi biokimia yang berlangsung di dalam
sel mikroorganisme, tanaman, hewan dan manusia. Sebagai biokatalisator
enzim mempercepat reaksi biokim tanpa mengalami perubahan yang
permanen. Enzim mengkatalisis semua reaksi yang berlangsung dalam sel
makhluk hidup secara cepat, efisien dan spesifik. Tiap enzim memiliki
profil yang berbeda terhadap temperatur dan biasanya sangat ditentukan
oleh organisme dimana enzim tersebut diisolasi dan diproduksi.
Mikroorganisme mesofilik akan menghasilkan enzim-enzim yang tidak
tahan panas, namun atau mikrofiltrasi (Sutrisno. A, 2017).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara uji aktivitas enzim
alfa amilase serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
aktivitas enzim alfa amylase.

Prinsip percobaan kali ini adalah mengetahui aktivitas enzim amilase serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan melakukan 4 pengujian yaitu
uji pengaruh keasaman, uji konsentrasi substrat, uji konsentrasi enzim, dan
uji suhu dimana yang diamati adalah perubahan warna dan laju endapan dan
enzim alfa amilase.

Cara kerja percobaan ini pada pengaruh keasaman (pH) terhadap aktivitas
enzim alfa amilase yaitu disiapkan alat dan bahan kemudian diambil 6 buah
tabung reaksi dan diberi label 1, 2, 3, 4, 5, 6. Lalu ditambahkan masing-
masing 1 ml pati 1% dan 0,05 ml iodium ke dalam tabung reaksi.
Selanjutnya, dimasukkan 1,5 ml buffer pH 4 pada tabung reaksi 1, pH 5
pada tabung reaksi 2, pH 6 pada tabung reaksi 3, pH 7 pada tabung reaksi 4,
pH 8 pada tabung reaksi 5 dan pH 10 pada tabung reaksi 6. Setelah itu,
ditambahkan 2 ml enzim alfa amilase ke dalam masing-masing tabung
reaksi. Kemudian dikocok dan disimpan pada suhu ruang. Ditentukan kurva
seper waktu (menit) terhadap pH serta dibuat kesimpulannya. Cara kerja
pada uji pengaruh konsentrasi substrat, disiapkan alat dan bahan. Diambil 6
buah tabung reaksi kemudian diberi label 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Setelah itu,
ditambahkan masing-masing 0,05 ml iodium, 5 ml H2O dan 1,5 ml buffer
pH optimum pada masing-masing tabung reaksi. Selanjutnya dimasukkan 2
ml pati 1% pada tabung reaksi 1, 3 ml pati 1% pada tabung reaksi 2, 4 ml
pati 1% pada tabung reaksi 3, 5 ml pati 1% pada tabung reaksi 4, 6 ml pati
1% pada tabung reaksi 5 dan 7 ml pati 1% pada tabung reaksi 6. Kemudian
ditambahkan 2 ml enzim alfa amilase pada masing-masing tabung reaksi.
Lalu dikocok dan disimpan di suhu ruang, kemudian diamati perubahan
setiap 1 menit selama 10 menit. Ditentukan kurva seper waktu (menit)
terhadap volume pati dan dibuatkan kesimpulan. Cara kerja pada pengaruh
suhu, disiapkan alat dan bahan. Kemudian diambil 6 buah tabung reaksi
setelah itu diberi kode 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Kemudian ditambahkan masing-
masing 2 ml pati 1%, 0,05 ml iodium, 1,5 ml buffer pH optimum dan 2 ml
enzim alfa amilase pada tabung reaksi. Setelah itu, dikocok dan dimasukkan
ke dalam penangas air. Kemudian panaskan pada suhu masing-masing
o o o o o o
secara berurutan 30 , 40 , 50 , 60 , 70 dan 80 C. Diamati perubahan warna
setiap 1 menit selama 10 menit, lalu ditentukan kurva seper waktu (menit)
terhadap suhu serta dibuat kesimpulan.

Alasan perlakuan pada percobaan ini yaitu disiapkan alat dan bahan agar
praktikum terlaksana dengan baik. Diambil 6 buah tabung raksi dan diberi
kode sebagai penanda ketika dilakukan pengujian. Pada uji konsentrasi
substrat dimasukkan volume pati yang berbeda-beda bertujuan agar
mengetahui konsentrasi maka yang paling baik serta pengaruh perbedaan
konsentrasi. Pati sendiri berperan sebagai substrat. Pada uji suhu,
dipanaskan tabung reaksi pada suhu yang berbeda-beda agar dapat diketahui
suhu yang paling baik untuk reaksi enzim. Pada uji keasaman (pH)
dimasukkan 1,5 ml buffer dengan pH yang berbeda-beda untuk mengetahui
pengaruh pH pada aktivitas enzim alfa amilase atau pH optimumnya.
Disemua uji, ditambahkan 2 ml enzim alfa amiase bertujuan untuk
mempercepat laju reaksi penguraian larutan pati menjadi amilosa dan
amilopektin. Dikocok dan disimpan di suhu ruang bertujuan agar larutannya
homogen dan tidak proses kerja sistem, jika suhunya terlalu tinggi atau
rendah. Diamati perubahan warna untuk menandai aktivitas enzim alfa
amilase pada larutan pati. Ditentukan kurva dan dibuat kesimpulan
bertujuan agar praktikan dapat memahami dengan jelas maksud dan tujuan
dari percobaan ini.

Hasil pengamatan pada percobaan ini yaitu pada uji pengaruh keasaman
terhadap aktivitas enzim alfa amilase pada pH 4, 5 dan 6 tidak terjadi
aktivitas enzim alfa amilase. Sedangkan pada pH 8 terjadi perubahan warna
menandakan terjadinya aktivitas enzim alfa amilase pada pH 8 yaitu pH
optimum. Pada percobaan ini tidak digunakan pH 7 dan 10 karena
kurangnya bahan yang tersedia di dalam laboratorium. Hasil pengamatan
pada uji pengaruh konsentrasi substrat yaitu pada konsentrasi 7 ml pati yang
dilarutkan dengan volume aquadest yang berbeda diperoleh hasil bahwa
enzim alfa amilase berpengaruh terhadap konsentrasi tersebut. Kemudian
hasil pengamatan pada uji pengaruh konsentrasi suhu terhadap aktivitas
enzim alfa amilase diperoleh hasil bahwa yang paling berpengaruh pada
o o
aktivitas enzim adalah suhu 30 C dan 40 C sedangkan yang tidak
o
terpengaruh adalah pada suhu 80 C.

Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi jamur. Nutrien-nutrien baru


dapat dimanfaatkan sesudah jamur mengeksresi enzim-enzim ekstraselular
yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Substrat yang digunakan
untuk proses produksi enzim amilase adalah susbtrat pati dimana pati
merupakan karbohidrat tunggal (Hidayat. N,. dkk, 2016).

Selama produksi enzim alfa amilase, ada dua suhu yang harus optimum
yaitu pertumbuhan mikrobia dan suhu produksi enzim. Produksi enzim alfa
amilase pada Penicillium fellutanum menunjukkan aktivitas optimum pada
suhu 30oC (Hidayat. Dkk, 2018).
Seperti pada umumnya enzim, produksi enzim alfa amilase juga dipengaruhi
pH. Enzim bersifat peka terhadap pH sehingga perlu pengontrolan pH
selama proses produksi agar produksi enzim dapat stabil. Kondisi pH
optimum untuk produksi enzimm ini sangat bergantung pada jenis mikroba
penghasilnya. Pyrococcus furiosus menghasilkan alfa amilase yang
mempunyai aktivitas pH optimum 6,5-7,5. Untuk beberapa mikroba
termofil, menunjukkan pH optimum yaitu pada pH 7,5-8,0 (Hidayat. Dkk,
2018).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu seorang farmasis dapat mengetahui dan
memahami mengenail enzim alfa amilase, faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim yang dapat membantu dan sangat bermanfaat pada proses
pembuatan sediaan farmasi yang berguna untuk mengobati.
BAB V
PENUTUP

V. 1 Kesimpulan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk menguji aktivitas enzim dilakukan dengan beberapa cara
pengujian diantaranya adalah uji pengaruh konsentrasi substrat, uji
pengaruh keasaman (pH) dan uji pengaruh suhu pada aktivitas enzim
alfa amilase.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim alfa amilase adalah
keasaman (pH), suhu dan konsentrasi substrat. Dari percobaan yang
telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pH optimum yang mempengaruhi
aktivitas enzim alfa amilase berada pada pH 8,0. Kemudian konsentrasi
substrat yang mempengaruhi aktivitas enzim pada konsentrasi 7 ml dan
suhu yang mempengaruhi aktivitas enzim alfa amilase berada pada
o o
kisaran suhu 30 C dan 40 C.

V. 2 Saran
Semoga praktikum yang akan datang bisa dilaksakan secara offline agar
praktikan lebih mengerti dan paham terhadap praktikum yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi


III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Damat, dkk. (2018). Teknologi Pati Termodifikasi dan Manfaatnya Bagi


Kesehatan. Malang : UMM Press.

Hidayat, dkk. (2018). Mikrobiologi Industri Pertanian. Malang : Tim UB Press.

Hidayat, N., dkk. (2016). Mikologi Industri. Malang : Tim UB Press.

Suranto, A. (2011). Terapi Enzim. Depok : Penebar Swadaya Grup.

Susanti, R dan Fibriana, F. (2017). Teknologi Enzim. Yogyakarta : Penerbit


ANDI.

Sutrisno, A. (2017). Teknologi Enzim. Malang : Tim UB Press.

Thomy, Z dan Harnelly, E. (2018). Buku Ajar Dasar-Dasar Biologi Sel dan
Molekuler. Banda Aceh : Syiah Kuala University Press.

Anda mungkin juga menyukai