BAKTERI
Na’imatul R. Faizah, S.Tr.Keb.,M.Farm
1. Metode Konvensional
a) Pewarnaan Bakteri
b) Uji Biokimia
2. Metode PCR
Pewarnaan Bakteri
1. Pewarnaan Sederhana
2. Pewarnaan Gram
3. Pewarnaan Negatif
4. Pewarnaan Tahan Asam
5. Pewarnaan Spora
6. Pewarnaan Kapsul
Pewarnaan Sederhana
Gram (+)
Peptidoglikan bakteri yang tebal dan lapisan lemak yang tipis pada dinding
bakteri berikatan kuat dengan Gentian Violet
Lugol memperkuat ikatan tersebut, lalu diberikan alkohol sehingga melunturkan
lemak
Karena pada bakteri Gram (+) lemaknya tipis sehingga warna ungu pada Gentian
Violet yang luntur pun sedikit dan bakteri tetap dipenuhi warna ungu
Karena sudah dipenuhi dengan warna ungu maka tidak bisa lagi berikatan dengan
fuchsin
Gram (-)
Peptidoglikan bakteri yang tipis dan lapisan lemak yang tebal pada
dinding bakteri maka saat berikatan dengan Gentian Violet, ikatan
yang terjadi adalah ikatan lemah
Diberi Lugol yang memperkuat ikatan tersebut dengan Gentian
Violet, namun tidak terlalu memberikan arti yang signifikan
Bakteri Gram (-) yang memiliki lemak tebal ketika diberi alkohol
maka lemak luntur dan warna Gentian Violet pun luntur
Karena tidak terwarnai maka bakteri akan menyerap warna fuchsin
yaitu merah
Prosedur Pewarnaan Gram
*Hasil pewarnaan:
Spora: berwarna merah, Bakteri: berwarna bir
Pewarnaan Kapsul
Tahap kedua adalah annealing, yaitu penempelan primer kepada untai DNA yang telah terdenaturasi.
Primer akan membentuk jembatan hidrogen dengan cetakan pada daerah sekuen yang komplementer
dengan sekuen primer. Primer dapat melekat pada sekuen komplementernya dengan cara menurunkan
suhu sampai 40ºC - 60ºC.
Tahap terakhir yaitu proses perpanjangan primer yang menempel pada cetakan DNA dengan
melibatkan DNA polymerase sebagai katalis. Tahap ini dilakukan dengan menaikkan suhu antara
70ºC – 75ºC.
Langkah kerja PCR melewati 3 tahap berikut: