Anda di halaman 1dari 37

Pewarnaan Mikroba

Disusun Oleh :
1. Dian Astut A1C416060
2. Resty Oktriyani A1C416014
3. Pratwi Sudarsih A1C416012
4. Vera Yulanda A1C416034
5. Ika Andriani A1C416032

Dosen Pengampu : Dra Harlis M, Si


PROGRAM STUDI PENDIDKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
Pengantar
Bakteri yang hidup hampir tdak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan.
Untuk mengamat bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentfikasi ialah dengan metode pengecatan
atau pewarnaan.
Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :
1. Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi,
maupun fungi.
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur
dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan
sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui.
Teknik Pewarnaan
A. Berdasarkan respon sel bakteri terhadap zat
pewarna dan sistem pewarnaan yang digunakan
untuk pemisahan kelompok bakteri digunakan
pewarnaan Gram
B. pewarnaan acid-fast(tahan asam) untuk genus
Mycobacterium.
Teknik Pewarnaan Bakteri

P. Sederhana P.Negatf

P. Diferensial P. Struktural
P. Spora
P. Flagel
Pewarnaan Pewarnaan ZN
P. Kapsul
diferensial gram (Ziehl Neelsen)

G. Positf
G. Negatf
Pewarnaan Sederhana
Menggunakan 1 macam zat warna.
Warna bakteri hanya 1
Tidak dapat membedakan sifatnya.
Untuk melihat ukuran dan bentuknya.
Pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pada
umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol
, fuchsin , dan safranin
Zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkolin.
Alat dan Bahan yang Dibutuhkan Pada
Pewarnaan Sederhana.
Gilas preparat Tissue
Jarum ose Alkohol
Labeling Bakteri Escherichia coli dan
Mikroskop bacillus subtlis
Bunsen pipet Air mengalir.
Aquades methylen blue
Cara Pewarnaan Bakteri Sederhana
Bersihkan preparat dengan alkohol kemudian di fiksasi diatas bunsen.
Beri label pada bagian bawah preparat glass
Pijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan teteskan 3 ose.
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose.
Pijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media dengan cara aseptk
laludiratakan diatas preparat glass.
Keringkan lalu teteskan larutan zat warna methylen blue sebanyak 1 atau 2
tetes.
Keringkan selama 1 menit.
Cuci dengan air mengalir.
Keringkan preparat dengan dianginkan.
Pewarnaan Diferensial Gram

Metode ini diberi nama berdasarkan


penemunya, ilmuwan denmark hans Christan
gram 1884

Pewarnaan Gram digunakan untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua


kelompok ( Gram positif dan Gram negatif ), berdasarkan sifat kimia dan fisik
dinding sel.
Bakteri gram positf memiliki dinding sel yang tebal dan
membran sel selapis. Karena bakteri Gram positf bakteri yang
dapat menahan kompleks pewarnaan primer ungu Kristal
iodium sampai akhir prosedur dan sel bakteri berwarna biru
gelap atau ungu
Bakteri gram negatf merupakan bakteri yang kehilangan
kompleks ungu Kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol
namun kemudian terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu
safranin sehingga sel-sel tampak berwarna merah muda pada
akhir pewarnaan dan mempunyai dnding sel tpis yang berada di
antara dua lapis membran sel
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
Zat warna utama (violet kristal)
Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan
untuk mengintensifkan warna utama.
Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu
solven organic yang digunakan untuk melunturkan zat
warna utama.
Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan
untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan
cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu
determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 15 mm,

berlapis tiga atau multilayer.


Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-

22%), peptidoglikan terdapat didalam


lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit

10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.


Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna

dasar misalnya kristal violet.


Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.

Tidak resisten terhadap gangguan fisik. contoh bakteri gram negatf


Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat

Peka terhadap streptomisin

Toksin yang dibentuk Endotoksin


Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm,
berlapis tunggal atau monolayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih
normal (1-4%), peptdoglikan ada yang sebagai
lapisan tunggal. Komponen utama merupakan
lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam
tekoat.
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat
warna sepert ungu kristal.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik. Contoh bakteri gram posittif

Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut


Tidak peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Perbedaan bakteri gram + dan -
Gram (+) Gram (-)
Dinding gram (+) Dinding Gram (-)
- Ketebalan lapisan - Ketebalan dinding
peptdoglikan 50-90% dari peptdoglikan 10% dari dinding
dinding sel sel
- Asam telkoat - Lemak
( Lipopolisakarida)

Contoh bakteri Gram (+) Contoh bakteri Gram (-)


- Bacillus sp - Neisseria sp
- Staphylococcus sp - Shigella sp
- Sterptococcus sp - Klebsiella sp
Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung
lemak dalam konsentrasi tnggi sehingga sukar menyerap zat
warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya
karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat
warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh
peluntur yang kuat sekalipun sepert asam-alkohol. Karena itu
bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk
mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab
tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada
beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang
paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.
(anonymous,2009)

(Bakteri Tahan Asam (pink) dan


bakteri Tidak Tahan Asam (biru))
Tujuan Pewarnaan Bakteri
Tahan Asam (BTA)

1. Untuk memahami cara


identifikasi bakteri secara
pewarnaan tahan asam.
2. Membagi Bakteri menjadi
bakteri tahan asam dan Bakteri
tidak tahan asam
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kaca alas datar/ kaca obyek Spesimen bakteri dalam
Lampu bunsen suspensi
Ose Larutan karbol fuchsin
Pipet Larutan alkohol
Kaca penutup Larutan methylen blue
Mikroskop Air
Kaca alas datar dibersihkan
dengan kapas + alkohol 70% Dikeringkan

Suspensi Ose
Disiapkan untuk di letakkan
Bakteri
spesimen pemeriksaan
Dibilas dengan air suling Dikeringkan dengan kertas
sampai tetes terakhir jernih saring

Ditetesi 1 tetes minyak


imersi kemudian ditutup dgn Diamati pada mikroskop
kaca penutup perbesaran 1000x
INTERPRETASI
INTERPRETASI
A. Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tdak dapat

diwarnai dengan pewarnaan biasa,

diperlukan teknik pewarnaan khusus.

Pewarnaan Klein adalah pewarnaan

spora yang paling banyak digunakan.


Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk
pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat
malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , sepert halnya
pada pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat carbol
fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin
asam mycolic dari Mycobacterium .
Cara Kerja :
Dibuat suspensi kuman, ditambah dengan carbol fuchsin sama
banyak.
Dipanaskan selama 6 menit pada api kecil atau pada penangas
air 80oc selama 10 menit.
Dibuat sediaan dan dikeringkan.
Dimasukkan kedalam H2SO4 1% selama 2 detk
Dimasukkan kedalam alkohol sehingga tdak ada lagi warna
merah mengalir.
Sediaan dicuci dengan air.
Diwarnai dengan methylen blue selama 1 menit kemudian
dicuci dan dikeringkan.
Diperiksa dibawah mikroskop.
B. Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid
garam asam tanat yang tdak stabil, sehingga terbentuk
presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
C. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan
Kristal violet panas, lalu larutan
tembaga sulfat sebagai pembilasan
menghasilkan warna biru pucat pada
kapsul, karena jika pembilasan dengan
air dapat melarutkan kapsul. Garam
tembaga juga memberi warna pada
latar belakang. Yang berwana biru
gelap.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai