Anda di halaman 1dari 43

MORFOLOGI BAKTERI

DAN JENIS PEWARNAAN


BAKTERI
MORFOLOGI BAKTERI
Ukuran Bakteri

o Pada umumnya penampang bakteri adalah 0,7 - 1,5 mikrometer dan


panjangnya sekitar 1 - 6 mikrometer
MORFOLOGI BAKTERI
o Coccus/sferis/bulat
MORFOLOGI BAKTERI
o Batang/basil

Bacillus antraksis

Bacillus subtilis Bacillus pumilus


MORFOLOGI BAKTERI
o Spiral

Leptospira
STRUKTUR BAKTERI
DAN FUNGSINYA

-Kapsul
-Dinding sel
-Membran sitoplasma
-Ribosom
-Sitoplasma
-Inti sel (nukleoid)
-Flagela
-Pili
Kapsul
o Lapisan tipis diluar dinding sel tersusun atas polisakarida dan atau polipeptida,
tidak dimiliki oleh semua bakteri.

o Fungsi: melindungi bakteri dari fagositosis, penentu virulensi bakteri, bersifat


antigenik.
Dinding sel (cell wall)
o Merupakan lapisan antara membran sitoplasma dengan kapsul.
o Gram + : peptidoglikan & as.teikoat (LTA)
Gram - : peptidoglikan (LPS) & outer membran
o Berfungsi: mempertahankan bentuk bakteri, memberi perlindungan osmose,
menentukan sifat pewarnaan, antigenisitas dan patogenitas bakteri.
Membran sitoplasma
(plasma membrane)
o Tersusun oleh 60% protein dan 40% lipid  posfolipid
o Fungsi: mengatur keluar masuknya bahan2 dari dalam/luar sel. Bersifat
semipermeabel (hanya bahan tertentu yang dapat lewat)  air, as amino,
beberapa gula sederhana, bahan larut lemak.
Mesosom
o Merupakan lipatan (folding) dari membran sitoplasma yang berperan aktif
pada proses pembelahan sel dan metabolisme.

Inti sel (nukleoid)


o Tidak memiliki pembungkus inti sebenarnya. Terdapat kromosom sebagai
pusat info genetik yang mengatur semua kegiatan sel, seperti metabolisme
dan penentu sifat resisten.
Ribosom
• Merupakan tempat sel membuat atau
mensintesis protein.
• Terdiri dari RNA dan protein.

Sitoplasma
• Terdiri dari 80% air. Selain itu ada asam nukleat,
protein, karbohidrat, lipida, ion anorganik dan
berbagai senyawa dengan bobot molekul
rendah.
• Tempat cadangan makanan.
Flagela
 Merupakan alat gerak yang tersusun atas protein (flagelin)
 Macam flagela :

• Flagela monotrikus, contoh: Pseudomonas


aeruginosa
• Flagela lopotrikus, contoh: Pseudomonas
fluorescens
• Flagela amfitrikus, contoh: Aquaspirillum
serpens
• Flagela peritrikus, contoh: Salmonella
typhosa
Pili
o Struktur tambahan pada permukaan dinding sel, lebih pendek dan halus
dari flagela. Tersusun atas protein (pilin).

o Fungsi: menempelkan diri pada sel hospes (colonizing factor) dan sebagai
pemindahan materi genetik (sex pili)
Spora
o Merupakan resting cells dan biasa diebut endospora. Terbentuk apabila nutrisi
esensial yang dibutuhkan tidak memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan
bakteri.

o Spora dapat tahan bertahun-tahun dan bersifat dormant (hidup, tapi tidak
berkembangbiak)
Pewarnaan
• Suatu teknik untuk mempelajari morfologi bakteri
dengan cara pemberian zat warna kepada sel
bakteri.
• Bagian-bagian sel dapat diamati, karena dapat
menyerap zat warna yang berbeda oleh masing-
masing bagian sel.
Kenapa perlu diwarna ?
• Bakteri ukurannya sangat kecil 05-1 u x 10 u
• Dibawah mikroskop tidak jelass bagian-bagian
nya.
• Untuk melihat dengan jelas perlu diberi zat warna.
Umumnya ada 2 macam zat warna

• Zat warna bersifat asam


 Komponen warnanya adalah anion
 Dalam bentuk garam natrium

• Zat warna bersifat basa


 Komponen warna kation.
 Dalam bentuk klorida
Macam-Macam Zat
Warna Bakteri
No Nama Zat Pewarnaan Warna Bakteri
1 Sapranin Merah
2 Gentian violet Ungu
3 Methylen blue Biru
4 Malachit green Hijau
5 Karbol fuchsin Merah

10/6/2008 20
Macam-Macam
Pewarnaan
1. Pewarnaan Sederhana
- Menggunakan 1 macam zat warna.
- Warna bakteri hanya 1
- Tidak dapat membedakan sifatnya.
- Untuk melihat ukuran dan bentuknya.

10/6/2008 21
2. Pewarnaan Differensial

- Menggunakan lebih dari 1 zat


warna
- Membedakan sifat bakteri.
- Melihat bagian-bagian bakteri.
- Dapat digunakan untuk
identifikasi bakteri tahap awal.

10/6/2008 22
JENIS-JENIS
PEWARNAAN BAKTERI
• Pewarnaan Sederhana
• Pewarnaan Gram
• Pewarnaan Negatif
• Pewarnaan Tahan Asam
• Pewarnaan Spora
• Pewarnaan Kapsul
Pewarnaan Sederhana
• Satu cara cepat untuk melihat morfologi bakteri
secara umum
• Untuk membedakan berbagai macam tipe
morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dsb)
• Hanya menggunakan 1 macam zat pewarna saja
• Zat-zat warna pada pewarnaan sederhana
umumnya bersifat alkalin  sehingga mudah
bereaksi dengan sitoplasma bakteri yang bersifat
basofil
• Contoh zat warna yang banyak digunakan:
methylene blue, karbol violet, dan air fuchsin
Prosedur Pewarnaan Methylene Blue
1. Dibuat preparat bakteri
2. Warnai dengan methylene blue selama 1-3
menit
3. Cuci dengan air kran, keringkan pada suhu
kamar
4. Lihat dengan mikroskop menggunakan
minyak imersi
5. Bakteri-bakteri berwarna biru.
Pewarnaan Gram
• Pertama kali diuraikan dan dipublikasikan oleh
seorang ahli bakteriologi Denmark, Hhans
Christian Gram pada tahun 1884
• Pewarnaan Gram bertujuan untuk
membedakan bakteri gram positif dan gram
negatif yang memiliki struktur berbeda
terutama pada dinding selnya  memudahkan
analisis terhadap suatu bakteri
Pewarnaan Gram
• Ditemukan Christian Gram (1884).
• Pewarnaan dasar dan rutin dalam identifikasi
bakteri lebih lanjut.
• Kuman dibagi dua :
- Gram positif berwarna ungu
- Gram negatif berwarna merah.

27
Tahap pewarnaan Gram
Warna Bakteri
Perlakuan Waktu
Gram + Gram -
Pembuatan preparat
Fiksasi
Gentian 30 detik ungu ungu
violet
Cuci dengan air
Larutan 30 detik - -
iodium
Cuci dengan air dan keringkan
Dekolorisasi dengan alkohol 20 detik
Cuci dengan air dan keringkan
Sapranin 30 detik ungu merah 10/6/2008 28
Pewarnaan Gram
Prinsip atau pokok-pokok pewarnaan Gram
meliputi 4 tingkatan yaitu:
1. Pewarnaan dengan zat warna utama (kristal
gentian violet)
2. Merekatkan (mengintensifkan) dengan suatu
larutan mordant, yaitu larutan lugol
3. Menambahkan zat dekolorisasi (bahan
peluntur) misalnya alkohol atau alkohol-asam
4. Pemberian zat penutup (counter stain),
misalnya larutan fuchsin, safranin, dll
Pewarnaan Gram
Prinsip pewarnaan Gram berdasarkan jenis dinding sel bakteri:
1. Gram (+)
- Peptidoglikan bakteri yang tebal dan lapisan lemak yang
tipis
pada dinding bakteri berikatan kuat dengan Gentian Violet
- Lugol memperkuat ikatan tersebut, lalu diberikan alkohol
sehingga melunturkan lemak
- Karena pada bakteri Gram (+) lemaknya tipis sehingga
warna
ungu pada Gentian Violet yang luntur pun sedikit dan
bakteri
tetap dipenuhi warna ungu
- Karena sudah dipenuhi dengan warna ungu maka tidak
bisa
lagi berikatan dengan fuchsin
Pewarnaan Gram
Prinsip pewarnaan Gram berdasarkan jenis dinding sel bakteri:
2. Gram (-)
- Peptidoglikan bakteri yang tipis dan lapisan lemak yang tebal
pada dinding bakteri maka saat berikatan dengan Gentian
Violet,
ikatan yang terjadi adalah ikatan lemah
- Diberi Lugol yang memperkuat ikatan tersebut dengan
Gentian
Violet, namun tidak terlalu memberikan arti yang signifikan
- Bakteri Gram (-) yang memiliki lemak tebal ketika diberi alkohol
maka lemak luntur dan warna Gentian Violet pun luntur
- Karena tidak terwarnai maka bakteri akan menyerap warna
fuchsin yaitu merah
Prosedur Pewarnaan Gram
1. Buat preparat melingkar diameter 2-3 cm
2. Fiksasi di atas api sampai kering
3. Genangi Gentian Violet 3 menit, dicuci
dengan air
4. Genangi dengan Lugol selama 2 menit
5. Genangi dengan alkohol hingga jernih
6. Cuci dengan air dan genangi dengan fuchsin
selama 1 menit, lalu cuci dengan air
7. Keringkan dan periksa di mikroskop
pembesaran
Pewarnaan Negatif
• Bertujuan untuk mewarnai beberapa jenis bakteri
yang sulit untuk diamati morfologinya dengan
pewarnaan sederhana
• Pewarnaan dilakukan bukan untuk mewarnai
bakterinya namun untuk mewarnai latar belakang
dari bakteri  bakteri akan terlihat berwarna
bening, latar belakangnya hitam (akibat warna dari
tinta cina)
• Digunakan untuk identifikasi bakteri spirochaetales
(Treponema pallidum, leptospira), kapsul pada
bakteri tertentu seperti pada Diplococcus
pneumoniae, Klebsiella, dll.
Prosedur Pewarnaan Negatif
1. Diteteskan 1 tetes tinta cina pada kaca objek
2. Diteteskan 1 tetes sampel, campur homogen
3. Dibuat apusan sehingga ada bagian tipis
4. Dikeringkan kemudian diperiksa dengan
mikroskop
Pewarnaan Tahan Asam
(Ziehl-Neelsen)
• Diuraikan pertama kali oleh dua doktor Jerman
yaitu Franz Ziehl (1859-1926) seorang ahli ilmu
bakteri dan Friedrich Neelsen (1854-1894) seorang
ahli patologi
• Pewarnaan khusus untuk mengidentifikasi bakteri-
bakteri yang memiliki sifat tahan asam khususnya
genus Mycobacterium
• Mycobacterium dikatakan tahan asam sebab jika
diwarnai dengan karbol fuchsin, sifat kimianya yang
unik menahan zat warna walaupun olesan yang
terwarnai telah dicuci dengan alkohol-asam 
bakteri tahan asam akan tampak berwarna merah
Prosedur Pewarnaan Tahan
Asam (Ziehl-Neelsen)
1. Dibuat sediaan dengan cara coiling ukuran 2x3 cm
2. Sediaan dilewatkan 3x melalui api spiritus
3. Sediaan digenangi dengan karbol fuchsin
4. Dari bawah sediaan dipanasi dengan menggunakan spiritus
sampai keluar uap (jangan sampai mendidih)
5. Diamkan minimal 5 menit. Lebih lama diperbolehkan tetapi cat
sediaan jangan sampai kering
6. Sediaan dibilas hati-hati dengan air mengalir
7. Sediaan dimiringkan dengan menggunakan pinset untuk
membuang air
8. Sediaan digenangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak
warna merah karbol fuchsin
9. Digenangi methylene blue selama 10-20 detik
10. Sediaan dibilas dengan air mengalir, keringkan sediaan pada
rak pengering. Jangan keringkan dengan tisu.
Pewarnaan Spora
• Bertujuan untuk mengamati dan mempelajari spora
yang dimiliki oleh bakteri tertentu
• Tidak semua bakteri memiliki spora, umumnya
bakteri yang berbentuk batang yang bisa
menghasilkan spora
• Spora: alat pelindung yang dikeluarkan bakteri bila
keadaan sedang tidak baik untuk dirinya (disebut
endospora, karena dihasilkan bakteri di dalam
tubuhnya)
• Pengamatan spora penting karena bakteri yang
memiliki spora cukup berbahaya, walaupun tidak
semuanya
Prosedur Pewarnaan Cara Klein
1. 1 ml suspensi bakteri umur 24 jam dalam suspensi kuman pada
agar-miring yang telah berumur 48 jam, dicampur dengan
karbol fuchsin yang sama banyaknya di dalam tabung reaksi
2. Campuran ini direndam pada penangas air 80 °C kira-kira 10
menit (untuk membunuh bakteri-bakteri yang tidak membentuk
spora)
3. 1 ose dari campuran dibuat sediaan pada 1 kaca objek yang
bersih dan bebas dari lemak
4. Keringkan dan fikasi 3x di atas api bunsen
5. Celupkan dalam asam-sulfat 1% selama 1-2 detik.
6. Cuci dengan air kran dan diwarnai dengan methylene blue
kira-kira selama 2-3 menit
7. Cuci dengan air kran, keringkan dan lihat dengan mikroskop.
s
*Hasil pewarnaan: Spora: berwarna merah
Bakteri: berwarna biru
Pewarnaan Kapsul
• Kapsul tidak mempunyai afinitas yang besar
terhadap bahan-bahan zat warna yang
bersifat basa
• Beberapa kapsul dapat dirusak oleh gangguan
mekanik atau larut bila dicuci dengan air
• Kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam
susunan zat-zatnya  tidak semua kapsul
dapat diperlihatkan dalam proses pewarnaan
yang sama
• Contoh bakteri berkapsul: Bacillus anthracis,
Diplococcus pneumonia, Klebsiella, dll
Prosedur Pewarnaan Kapsul
1. Diletakkan 1 suspensi bakteri dan 1 ose tinta
cina pada kaca objek
2. Campurkan kedua suspensi tersebut hingga
menjadi lapisan kaca film tipis
3. Keringkan preparat dan difiksasi 3x
4. Preparat ditetesi dengan zat warna fuchsin
selama 5 menit
5. Zat warna kemudian dibuang, tetapi jangan
dicuci, kemudian dikeringkan
6. Preparat ditetesi dengan minyak imersi dan
diamati di bawah mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai