Anda di halaman 1dari 21

BENTUK SEDIAAN

OBAT

OLEH:
NA’IMATUL RETNO FAIZAH
Tujuan Intruksional Umum:
Setelah melakukan pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu
memahami bahan sedian obat berdasarkan kosistensinya

Tujuan Intruksional Khusus:


1. Mahasiswa mampu menyebutkan klasifikasi BSO berdasarkan
kosistensinya
2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam bahan sediaan obat
padat
3. Mahasiswa mampu menyebutkan bahan sediaan obat setengah
cair
4. Mahasiswa mampu menyebutkan bahan sediaan obat cair
KLASIFIKASI BSO BERDASARKAN KONSISTENSINYA
padat Setengah padat cair
• Pulvis • Salep • Obat luar:
• Pulveres (Unguentum) solutio, mixtura ,
• Tablet • Krim (Cream) suspensi, emulsi,
• Kapsul • Gel aerosol
• Pil • Pasta • Obat suntik
• Suppositoria • Obat minum:
solutio, sirupus,
suspensi saturasi
• Obat tetes:
guttae nasales,
guttae
ophtalmica,
guttae
auriculares
PULVIS = SERBUK TIDAK TERBAGI

Bahan atau campuran yang homogen dari


bahan-bahan yang diserbukkan dan relatif
kering
Ditujukan untuk pemakaian luar.
Contoh: bedak gatal
PULVERES = PUYER = SERBUK YANG TERBAGI

Merupakan serbuk yang


dibagi dalam bobot yang
lebih kurang sama,
dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang
cocok untuk sekali minum
(300- 500 mg)
Untuk obat dalam
Contoh: puyer 16
TABLET (COMPRESSI)
 Merupakan sediaan padat kompak dibuat
secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler kedua permukaan rata
atau cembung mengandung satu jenis obat
atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan.
Kelebihan:
 Berupa unit dose system
 Praktis :
Waktu peresepan dan pelayanan
diapotek cepat
Lebih mudah dibawa dan disimpan
 Mudah ditelan
JENIS-JENIS TABLET
 Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat
bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design
cetakan.
 Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah
pada massa lembab dalam lubang cetakan.
 Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati).
Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
 Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi
dan gusi.
 Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas
dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
 Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah.
Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan,
tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
KAPSUL (CAPSULAE)
Sediaan obat terbungkus cangkang kapsul yang umumnya
terbuat dari gelatin
Ada 2 cangkang kapsul:
 Keras: bahan obat kering
 Lunak : bahan obat berupa minyak
Keuntungan : dapat menutupi rasa, lebih mudah ditelan,
dapat dilapisi bahan tertentu, dapat diisi bahan obat
tunggal atau campuran dan bahan obat berupa granul
(sustained release)
PIL (PILULAE)
 Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan
kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral.
 Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak
ditemukan pada seduhan jamu.
 untuk memperbesar volume diperlukan zat
tambahan seperti zat pengisi, zat pengikat dan
pembasah dan bila perlu ditambahkan zat
penyalut.
SUPPOSITORIA
Sediaan semi padat yang mengandung bahan obat dan
bahan dasar diberikan dengan cara memasukkannya melalui
rectum, vagina atau urethra, dapat melunak, larut atau
meleleh pada suhu tubuh.
Bahan dasar yang digunakan harus bersifat :

˚
–Titik lebur : suhu kamar - 37 C (larut atau meleleh dalam
suhu tubuh)
–Mudah bercampur dengan semua bahan obat
–Tidak cepat tengik
–Tidak mengiritasi mukosa
–Tidak berinteraksi dengan bahan obat
Contoh bahan dasar: oleum cacao
UNGUENTA (SALEP)

Merupakan sediaan
setengah padat ditujukan
untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput
lendir.
Bahan obat harus larut
atau terdispersi homogen
dalam dasar salep yang
cocok.
KRIM (CREAM)
Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air,
dimaksudkan untuk pemakaian luar.
Digunakan pada daerah yang peka dan mudah dicuci.
Krim cocok untuk kondisi inflamasi kronis dan kurang
merusak jaringan yang baru terbentuk.
Ada 2 jenis tipe krim yaitu :
Tipe emulsi minyak dalam air O/W: lebih sesuai
untuk digunakan pada daerah lipatan
Tipe emulsi air dalam minyak W/O: efek lubrikasi
lebih baik.
LARUTAN (SOLUTIONES)
 Sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut.
 Larutan terjadi apabila suatu zat padat
bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat
padat tadi terbagi secara molekular dalam
cairan tersebut.
 pelarut :air suling kecuali disebutkan yang lain.
 Larutan yang mudah terurai atau bereaksi karena
cahaya harus disimpan dalam botol yang
berwarna gelap, umumnya coklat.
SIRUP

 sediaan cair berupa larutan yang mengandung


sakarosa, kecuali disebutkan lain kadar
sakarosanya antara 64% sampai 66%.
 Contoh: sirup obat batuk
ELIXIR
sediaan cair berupa larutan dengan bau dan rasa yang
enak, mengandung selain obat juga zat tambahan
seperti gula atau zat pemanis lain.
dibandingkan dengan sirup:
–kurang manis dan kurang kental
–lebih mudah dalam pembuatan
–Lebih stabil.
Pelarut utama : etanol dengan maksud untuk
mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol dalam 5-
10%.
Pemanis yang digunakan antara lain : gula atau sirup
gula, sorbitol,gliserin dan sakarin.
EMULSI
 Merupakan sediaan berupa campuran dari
dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase
cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.
 Contoh: scott emultion
SUSPENSI

 Campuran dua zat yang tidak melarut, tetapi


terdispersi secara merata
 Biasanya ditambahkan “suspending agent”
INJEKSI
 Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit
atau melalui selaput lendir.
 Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi
atau serbuk steril yang harus dilarutkan atau
disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
GUTTAE (OBAT TETES)
 Merupakan sediaan cairan berupa larutan,
emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan
yang dihasilkan penetes baku yang
disebutkan Farmacope Indonesia.
 Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain:
Guttae Oris (tetes mulut), Guttae Auriculares
(tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung),
Guttae Ophtalmicae (tetes mata).

Anda mungkin juga menyukai