Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

LINGKUNGAN HIDUP
ILMU KEBUMIAN
()
DOSEN PENGAMPU

Kelompok 3
MUHAMMAD RIZA FAHLIFI ( A1C515029)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER
2016

11

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan karunianya
kepada kita semua. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah mata Toksikologi, yang berjudul Tumbuhan dan hewan di alam yang mengahasilkan
dan mencegah racun sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
bapak .. selaku dosen yang telah memberikan materi, masukan, dan saran sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami meminta maaf bila terdapat banyak kekurangan. Kami pun mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar dapat menjadi acuan untuk dapat membuat makalah selanjutnya yang jauh
lebih baik dari sekarang.
Wassalamualaikum wr.wb.

Banjarmasin, septembet 2016

Tim Penyusun
12

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................... iii
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang.................................................................................................................................
Rumusan Masalah............................................................................................................................
Tujuan............................................................................................................................................ 1
Manfaat.......................................................................................................................................... 2

BAB II ISI.................................................................................................................................................. 3

A.
B.
C.
D.

Tumbuhan di Alam yang Menghasilkan Racun.....................................................................


Tumbuhan di alam yang mencegah racun..............................................................................
Hewan di Alam yang Menghasilkan Racun...........................................................................
Hewan di Alam yang mencegah Racun.................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................. 15


DAFTAR PUSTAKA

16

13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia
(Casarett and Doulls, 1995). Selain itu toksikologi juga mempelajari
jelas/kerusakan/ cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, manusia) yang
diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja
efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan
mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali
peran toksikologi dalam kehidupan sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan
lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan ekotoksikologi.
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir
sama maknanya ini sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan
adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan (Cassaret, 2000) dan
Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada
mahluk hidup, khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem,
termasuk jalan masuknya agen dan interaksi dengan lingkungan (Butler, 1978).
Dengan demikian ekotoksikologi merupakan bagian dari toksikologi
lingkungan.

14

Kebutuhan akan toksikologi lingkungan meningkat ditinjau dari:


Proses Modernisasi yang akan menaikan konsumsi sehingga produksi
juga harus meningkat, dengan demikian industrialisasi dan penggunaan energi
akan meningkat yang tentunya akan meningkatkan resiko toksikologis.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika,
biologi yang akan menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat
yang meningkat. Buangan ini tentunya akan menimbulkan perubahan kualitas
lingkungan yang mengakibatkan resiko pencemaran, sehingga resiko
toksikologi juga akan meningkat.
B. Rumusan makalah
1. Apa saja tumbuhan di alam yang menghasilkan racun?
2. Apa saja tumbuhan di alam yang bisa mencegah racun?
3. Apa saja hewan di alam yang menghasilkan racun?
4. Apa saja hewan di alam yang mencegah racun?
C. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi tumbuhan di alam yang menghasilkan racun.
2. Untuk mengidentifikasi tumbuhan di alam yang bisa mencegah racun.
3. Untuk mengidentifikasi hewan di alam yang menghasilkan racun.
4. Untuk mengidentifikasi hewan di alam yang mencegah racun.

15

BAB II
ISI
A. Tumbuhan di Alam yang Menghasilkan Racun
1. Toksikologi Tumbuhan
Banyak spesies tumbuhan di dunia tidak dapat dimakan karena
kandungan

racun

yang

dihasilkannya.

Proses

domestikasi

atau

pembudidayaan secara berangsur-angsur dapat menurunkan kadar zat racun


yang dikandung oleh suatu tanaman sehingga tanaman pangan yang kita
konsumsi mengandung racun dengan kadar yang jauh lebih rendah daripada
kerabatnya yang bertipe liar (wild type).
Penurunan kadar senyawa racun pada tanaman yang telah dibudidaya
antara lain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Karena
racun yang dihasilkan oleh tanaman merupakan salah satu cara untuk
melawan predator, maka tidak mengherankan bila tanaman pangan modern
jauh lebih rentan terhadap penyakit. Beberapa kelompok racun yang
ditemukan pada tanaman yang biasa kita konsumsi, ada beberapa yang larut
lemak dan dapat bersifat bioakumulatif. Ini berarti bila tanaman tersebut
dikonsumsi, maka racun tersebut akan tersimpan pada jaringan tubuh,
misalnya solanin pada kentang. Kadar racun pada tanaman dapat sangat
bervariasi. Hal itu dipengaruhi antara lain oleh keadaan lingkungan tempat
tanaman itu tumbuh (kekeringan, suhu, kadar mineral, dll) serta penyakit.
Varietas yang berbeda dari spesies tanaman yang sama juga mempengaruhi
kadar racun dan nutrien yang dikandungnya.
2. Tumbuhan Beracun

16

Indonesia tercatat mempunyai lebih dari 50 famili tumbuhan penghasil


racun, sedangkan sekitar 250 famili lainnya belum diketahui kandungan
bahan racunnya. Berdasarkan hasil penelitian sebagian tumbuhan tersebut,
interaksi antara tumbuhan dan serangga yang terjadi telah menyebabkan
sejumlah senyawa kimia metabolit sekunder tumbuhan mempengaruhi
perilaku,

perkembangan

dan

fisiologis

serangga.

Dengan

strategi

penggunaan yang tepat, metabolit sekunder ini diharapkan dapat


dimanfaatkan sebagai bahan pengendali hama tertentu.
Peranan tumbuhan dalam perkembangan pengobatan tradisi telah
diakui selain daripada peranannya seperti sumber makanan, perhiasan, obat
dan sebagainya (Hamid dan Nuryani, 1992) . Menurut Foray (1954) beliau
mentafsirkan tumbuhan beracun sebagai tumbuhan yang menyebabkan
kesehatan normal terganggu apabila bahagian-bahagian tertentu darinya
digunakan oleh manusia atau hewan yang dapat menerima dampaknya.
Kingsburg (1967) pernah meneliti lebih kurang 700 spesies tumbuhan yang
beracun dan masih banyak lagi yang belum diketahui. Tumbuhan yang
digolongkan ke dalam tumbuhan beracun terdiri daripada kumpulan
rumpair, kulat, paku-pakis dan tumbuhan tinggi (Syahputra, 2001).
Tumbuhan-tumbuhan yang ada di alam sangat banyak jenisnya. Dari
berbagai jenis tumbuhan tersebut ada sebagian besarnya dimanfaatkan oleh
manusia. Namun ada beberapa yang jarang bahkan tidak dimanfaatkan oleh
manusia karena berbahaya terutama bagi kesehatan manusia. Mungkin saja
tanaman yang dibeli ataupun didapat dari teman-teman merupakan tanaman

17

yang beracun. Keracunan yang ditimbulkan oleh tanaman-tanaman ini,


umumnya belum ada penawar. Jadi sebaiknya diusahakan jangan sampai
terpapar racun tumbuhan-tumbuhan tersebut (Seran, 2011).
Beberapa ciri tumbuhan beracun sebagai berikut (Ardianto, 2013).
a. Memiliki duri tajam hampir di semua bagian.
b. Memiliki rambut atau bulu yang sangat lebat di bagian daun atau batang.
c. Memliki getah yang pahit.
d. Memiliki bunga atau buah berwarna kuat atau gelap.
e. Beraroma tidak enak atau menyengat dan berasa pahit
f. Daun terlihat utuh, tidak ada bekas-bekas serangan serangga.
Racun atau anti nutrisi umumnya diperoleh dari hasil metabolisme
sekunder tanaman. Hasil metabolisme sekunder dibagi dua berdasarkan
berat molekulnya yaitu berat molekul kurang dari 100 dengan contoh
pigmen pinol, antosin, alkohol, asam-asam alifatik, sterol, terpen, lilin
fosfatida, inositol, asam-asam hidroksi aromatik, glikosida, fenol, alkaloid,
ester dan eter. Metabolisme sekunder lainnya adalah yang berat molekulnya
tinggi yaitu selulosa, pektin, gum, resin, karet, tannin dan lignin. Tanaman
yang mengandung metabolit sekunder umumnya mengeluarkannya dengan
cara pencucian air hujan (daun dan kulit), penguapan dari daun (contoh
kamfer), ekskresi aksudat pada akar (contoh alang-alang) dan dekomposisi
pada bagian tanaman itu sendiri (Widodo, 2005).
Kadar racun pada tanaman dapat sangat bervariasi. Hal itu
dipengaruhi antara lain oleh perbedaan keadaan lingkungan tempat tanaman

18

tumbuh (kelembaban, suhu atau kadar mineral) serta penyakit yang


potensial. Varietas yang berbeda dari spesies tanaman yang sama juga
mempengaruhi

kadar

racun

dan

nutrient

yang

dikandungnya

(Samsudin,2008).
Racun merupakan salah satu senjata pembunuh makhluk hidup yang
sudah sangat tua, setua kehidupan manusia. Racun yang menjadi favorit
untuk melenyapkan nyawa seseorang karena mempunyai beberapa
kelebihan seperti hampir tidak meninggalkan jejak pembunuhan, mudah
diperoleh, mudah digunakan, dan sangat efektif. Disamping berfungsi
sebagai agen maut, racun apabila diberikan pada dosis yang tepat dapat
berfungsi sebagai obat ataupun kegiatan yang menunjang lainnya.
Disamping pengobatan, sebagian racun dapat digunakan sebagai kegiatan
penunjang hidup manusia (Widodo,2005).
Tanaman mengandung sejumlah besar zat kimia yang aktif secara
biologis. Zat-zat pada tanaman dapat digunakan untuk mengobati berbagai
penyakit yang menimpa ternak maupun manusia (contohnya adalah
digitoksin, kolcisin dan atropin). Widodo (2005) menyatakan bahwa zat
kimia tertentu yang ada dalam tanaman dipercaya untuk memberi beberapa
tingkat perlindungan dari predator tanaman seperti serangga dan ruminan.
Tanaman pangan, yaitu sayuran dan buah-buahan, memiliki
kandungan nutrien, vitamin dan mineral yang berguna bagi kesehatan
manusia serta merupakan komponen penting untuk diet sehat. Namun,
beberapa jenis sayuran dan buah-buahan dapat mengandung racun alami

19

yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Racun alami adalah zat


yang secara alami terdapat pada tumbuhan dan sebenarnya merupakan salah
satu mekanisme dari tumbuhan tersebut untuk melawan serangan jamur dan
serangga (Asikin, 2002).
Grainge dan Ahmed (1988) menyatakan bahwa tanaman yang
mengandung metabolit sekunder umumnya mengeluarkan zat-zat hasil
metabolisme sekunder dengan cara pencucian air hujan (contohnya pada
daun dan kulit tanaman), penguapan dari daun (contohnya kamfer), ekskresi
eksudat pada akar (contohnya alang-alang) dan dekomposisi bagian
tanaman itu sendiri (jatuh ke tanah dan membusuk).
3. Contoh Tumbuhan yang Menghasilkan Racun di Alam:
a. Kacang merah (Phaseolus Vulgaris)
Racun alami yang dikandung oleh kacang merah disebut
fitohemaglutinin (phytohaemagglutinin), yang termasuk golongan lektin.
Keracunan makanan oleh racun ini biasanya disebabkan karena konsumsi
kacang merah dalam keadaan mentah atau yang dimasak kurang
sempurna. Gejala keracunan yang ditimbulkan antara lain adalah mual,
muntah, dan nyeri perut yang diikuti oleh diare. Telah dilaporkan bahwa
pemasakan yang kurang sempurna dapat meningkatkan toksisitas
sehingga jenis pangan ini menjadi lebih toksik daripada jika dimakan
mentah. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat
konsumsi kacang merah, sebaiknya kacang merah mentah direndam
dalam air bersih selama minimal 5 jam, air rendamannya dibuang, lalu

110

direbus dalam air bersih sampai mendidih selama 10 menit, lalu


didiamkan selama 45-60 menit sampai teksturnya lembut.

b. Singkong (Manihot Esculenta)


Singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun yaitu
linamarin dan lotaustralin. Keduanya termasuk golongan glikosida
sianogenik. Linamarin terdapat pada semua bagian tanaman, terutama
terakumulasi pada akar dan daun. Singkong dibedakan atas dua tipe,
yaitu pahit dan manis. Singkong tipe pahit mengandung kadar racun yang
lebih tinggi daripada tipe manis. Jika singkong mentah atau yang
dimasak kurang sempurna dikonsumsi, maka racun tersebut akan berubah
menjadi senyawa kimia yang dinamakan hidrogen sianida, yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Singkong manis mengandung sianida
kurang dari 50 mg per kilogram, sedangkan yang pahit mengandung
sianida lebih dari 50 mg per kilogram. Meskipun sejumlah kecil sianida
masih dapat ditoleransi oleh tubuh, jumlah sianida yang masuk ke tubuh
tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari. Gejala
keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual,

111

muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan


kematian. Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi
sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel,
kulitnya dikupas, dipotong-potong, direndam dalam air bersih yang
hangat selama beberapa hari, dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu
dibakar atau direbus. Singkong tipe manis hanya memerlukan
pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat
non toksik. Singkong yang umum dijual di pasaran adalah singkong tipe
manis.

c. Pucuk Bambu (Rebung)


Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan
glikosida sianogenik. Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi
pucuk bambu, maka sebaiknya pucuk bamboo yang akan dimasak
terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam
air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 8-10 menit.

112

Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara


lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah, dan sakit kepala.

d. Biji Buah-buahan
Contoh biji buah-buahan yang mengandung racun glikosida
sianogenik adalah apel, aprikot, pir, plum, ceri, dan peach. Walaupun
bijinya mengandung racun, tetapi daging buahnya tidak beracun. Secara
normal, kehadiran glikosida sianogenik itu sendiri tidak membahayakan.
Namun, ketika biji segar buah-buahan tersebut terkunyah, maka zat
tersebut dapat berubah menjadi hidrogen sianida, yang bersifat racun.
Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong dan pucuk
bambu. Dosis letal sianida berkisar antara 0,5-3,0 mg per kilogram berat
badan. Sebaiknya tidak dibiasakan mengkonsumsi biji dari buah-buahan
tersebut di atas. Bila anak-anak menelan sejumlah kecil saja biji buah-

113

buahan tersebut, maka dapat timbul gejala keracunan dan pada sejumlah
kasus dapat berakibat fatal.

e. Kentang (Solanum Tuberosum)


Racun alami yang dikandung oleh kentang termasuk dalam
golongan glikoalkaloid, dengan dua macam racun utamanya, yaitu
solanin dan chaconine. Biasanya racun yang dikandung oleh kentang
berkadar rendah dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi
manusia. Meskipun demikian, kentang yang berwarna hijau, bertunas,
dan secara fisik telah rusak atau membusuk dapat mengandung kadar
glikoalkaloid dalam kadar yang tinggi. Racun tersebut terutama terdapat
pada daerah yang berwarna hijau, kulit, atau daerah di bawah kulit.
Kadar glikoalkaloid yang tinggi dapat menimbulkan rasa pahit dan gejala
keracunan berupa rasa seperti terbakar di mulut, sakit perut, mual, dan
muntah. Sebaiknya kentang disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan
kering, serta dihindarkan dari paparan sinar matahari atau sinar lampu.
Untuk mencegah terjadinya keracunan, sebaiknya kentang dikupas
kulitnya dan dimasak sebelum dikonsumsi.

114

f. Seledri (Apium Graveolens)


Seledri mengandung senyawa psoralen, yang termasuk ke dalam
golongan kumarin. Senyawa ini dapat menimbulkan sensitivitas pada
kulit jika terkena sinar matahari. Untuk menghindari efek toksik
psoralen, sebaiknya hindari terlalu banyak mengkonsumsi seledri
mentah, dan akan lebih aman jika seledri dimasak sebelum dikonsumsi
karena psoralen dapat terurai melalui proses pemasakan.

g. Zucchini (Cucurbita pepo var. Cylindrica)


Zucchini mengandung racun alami yang disebut kukurbitasin
(cucurbitacin). Racun ini menyebabkan zucchini berasa pahit. Namun,
zucchini yang telah dibudidayakan (bukan wild type) jarang yang berasa
pahit. Gejala keracunan zucchini meliputi muntah, kram perut, diare, dan
pingsan. Sebaiknya hindari mengkonsumsi zucchini yang berbau tajam
dan berasa pahit.

115

h. Castor Bean (Ricinus communis)


Castor bean atau biji kasturi yang sering disebut sebagai jarak
pagar dengan nama latin Ricinus comunis, ternyata mengandung racun
yang sangat berbahaya bagi manusia. Racun yang terkandung disebut
ricin yang sangat berbahaya bagi manusia. Walaupun minyak jarak
digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam permen dan coklat.
Namun demikian kita tidak pernah keracunan, karena ricin yang
terkadung dalam biji jarak ketika diekstraksi untuk memperoleh
minyaknya, molekul ricin tidak bercampur dengan dengan minyak
sehingga terbuang sebagai hasil samping.
Jumlah 500 mikrogram (1 mikrogram = satu per sejuta gram) risin
atau hanya sebesar ujung peniti sudah cukup untuk membuat manusia
menemui kematiannya. Kemampuannya ini membuat risin menjadi zat
bioteroris yang ditakuti. Namun di sisi lain, kemampuan potensialnya
membunuh

sel

menjadi

harapan

bagi

pengembangan

teknik

penyembuhan penyakit seperti tumor, kerusakan sumsum tulang, dan


AIDS.
Risin merupakan suatu protein globular dengan bobot molekul 66
kDa (kilo dalton) tersusun atas dua buah rantai yang saling berhubungan,
yaitu rantai A (32 kDa) dan rantai B (32 kDa). Kedua rantai penyusun
risin adalah suatu glikoprotein, protein yang mengikat gugus karbohidrat
manosa. Keduanya secara kovalen dihubungkan oleh jembatan disulfida.
Ditinjau dari segi fungsinya, kedua rantai penyusun risin berbeda satu

116

sama lain. Rantai A memiliki aktivitas toksik karena dapat menghambat


sintesis protein. Sedangkan rantai B berfungsi mengikat reseptor
permukaan sel yang mengandung galaktosa.
Gejala yang ditimbulkan risin cukup beragam bergantung pada
jalur masuk molekul ini ke dalam tubuh. Gejala yang timbul apabila kita
terpapar risin melalui jalur udara (pernafasan) adalah batuk, kesulitan
bernafas, demam, mual, muntah, kulit berwarna kebiru-biruan, dan
tekanan darah rendah. Terpapar risin melalui jalur pencernaan (mulut)
akan menimbulkan gejala awal seperti diarrhea, dehidrasi, tekanan darah
rendah, halusinasi, dan darah dalam urin. Sedangkan apabila bubuk risin
mengenai mata dan kulit, maka akan menimbulkan mata merah dan rasa
sakit pada mata dan kulit. Perlu diketahui bahwa sampai saat ini, obat
yang efektif untuk mengatasi keracunan akibat risin pada manusia belum
ditemukan dan sekarang masih dalam tahap penelitian.
Ricin pernah membuat geger Amerika Serikat sebab bubuk risin
ditemukan di dalam surat yang ditujukan ke kantor Bill Frist, senator dari
Partai Republik. Petugas gabungan dari FBI, Badan Perlindungan
Lingkungan, dan marinir segera turun tangan.Kantor para senator itu
kemudian ditutup selama beberapa hari. Semua surat di seluruh bagian
kantor dikumpulkan dan diperiksa. Semua panik dan ketakutan.
Wajar kalau senat Amerika geger. Walaupun risin termasuk ke
dalam kelompok protein, ia berbeda dengan protein kebanyakan, risin
bukan sembarang protein karena risin adalah protein beracun. Daya

117

racunnya sanggup membunuh manusia, hewan, dan serangga dalam


beberapa jam saja. Ini menjadikan risin sebagai sumber yang potensial
untuk pembuatan senjata biologis.
Risin pertama kali ditemukan oleh Stillmark pada tahun 1888
ketika sedang melakukan uji coba ekstrak biji kastroli (castrol bean) pada
sel darah merah. Hasil uji cobanya saat itu menunjukkan bahwa ekstrak
biji tersebut sanggup menggumpalkan sel darah merah. Pada saat itu,
Stillmark tidak mengetahui ada apa di balik semua itu. Namun kini kita
mengetahui bahwa yang berperan dalam penggumpalan sel darah merah
tersebut adalah suatu protein enzim yang dikenal sebagai risin.

i. Rosary Pea (Kacang Polong Rosary/ Abrus precatorius)


Rosari Pea atau Biji kacang polong rosari degan nama Latin Abrus
precatorius, merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh di daerah
tropis dan subtropis. Biji tanaman ini mengandung lectin khusus yang
disebut abrin. Biji kacang polong rosari terdiri dari dua jenis yakni yang
berbiji putih Biji dan berbiji merah hitam seperti pada Gambar.
Abrin yang terkandung dalam biji kacang polong rosari jika masuk
ke dalam tubuh menyebabkan ribosom tidak bekerja. Satu molekul abrin

118

akan membunuh hingga 1.500 ribosom per detik. Gejala identik dengan
risin, kecuali abrin lebih beracun oleh hampir dua lipat, dosis fatal abrin
adalah sekitar 75 kali lebih kecil dari dosis fatal risin. Abrin dapat
membunuh dengan jumlah kurang dari 3 mikrogram.
Dalam

tubuh

abrin

dapat

menyebabkan

demam,

mual,

mengeluarkan busa, disfungsi gula darah dan juga kejang-kejang, lalu


menyerang ginjal, kamdung kemih, pendarahan retina, dan luka dalam
yang menyebar.
Sama seperti ricin, obat penawar untuk abrin juga belum
ditemukan. Oleh sebab itu, sebaiknya hindari berpapasan dengan abrin.
Namun jika telah terpapar misalnya tertelan sebaiknya segera minum
arang aktif kemudian segera di bawa ke puskesmas atau rumah sakit
untuk perawatan lebih lanjut. Jika terkena mata ataupun bagian kulit yang
lain segera bilas dengan air yang mengalir secepat mungkin.

j. Angels trumpet (terompet malaikat/ Brugmansia)


Angels trumpet atau terompet malaikat atau disebut juga bunga
terompet karena bentuknya yang menyerupai terompet. Bunga terompet
mengandung zat hallucinogen,yakni zat yang dapat menyebabkan

119

seseoarang mengalami halusinasi. Karena hal inilah bunga terompet


termasuk salah satu NARKOTIKA. Kandungan aktifnya dalam bunga
terompet

adalah

atropine,

hyoscyamine

dan

scopolamine

yang

diklasifikasikan sebagai zat penghilang kesadaran atau anticholinergics.


Tanaman ini kadang-kadang dibuat menjadi teh dan dicerna sebagai
obat halusinogen. Tingkat toksisitas yang bervariasi tergantung lokasi
tanaman, dan bagian ke bagian, hampir tidak mungkin untuk mengetahui
berapa banyak racun yang Anda telan. Karena hal inilah banyak
pengguna yang overdosis dan meninggal.

k. Water hemlock (Cicuta)


Water hemlock atau cikuta maculata dikenal sebagai tanaman
paling mematikan di Amerika Utara dan Eropa. Bunga, batang dan akar
tanaman ini mengandung suatu senyawa yang beracun disebut cicutoxin
dan sebagian besarnya terkonsentrasi diakar. Berikut rumus struktur
senyawa tersebut:
Walaupun dalam jumlah sedikit cicutoxin dapat menyebabkan
kejang-kejang kemudian diikuti dengan kematian jika tubuh tidak

120

mampu bertahan lagi. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan


pernafasan atau fibrilasi ventrikel dan dapat terjadi hanya beberapa jam
setelah konsumsi.
Satu sampai dua gigitan akar tanaman sudah dapat menyebabkan
kematian. Hal ini disebabkan akar tanaman ini menyerupai lobak atau
termasuk tanaman jenis umbi-umbian sehingga sering salah dikonsumsi
ole manusia. Tanaman ini, bukan hanya berbahaya bagi manusia tetapi
pada hewan juga misalnya sapi.
Water hemblock adalah tanaman tahunan yang tumbuh didaerah
berair dengan tinggi hingga 2,5 meter (8,2 kaki), memiliki bunga khas
hijau atau putih kecil disusun dalam bentuk payung (umbel). Hingga saat
ini belum ada obat penawar khusus untuk keracunan air hemlock dan
pengobatan terutama terdiri dari perawatan suportif.

l. Snakeroot (Ageratina altissima)


Snakeroot dengan nama Latin Ageratina altissima merupakan
tanaman beracun asli Amerika utara dan mengandung racun tremetol.
Tanaman ini tidak membunuh manusia secara langsung, karena masuk ke

121

dalam tubuh manusia melalui ternak. Artinya jika ternak mengkonsumsi


tanaman ini, kemudian ternak tersebut di makan atau diambil susu untuk
dikonsumsi maka racun tersebut ikut masuk ke dalam tubuh. Hal ini juga
percaya bahwa ibu Abraham Lincoln, Nancy Hanks, meninggal karena
penyakit susu yang disebabkan oleh tanaman ini.
Hati-hati tanaman yang satu ini sangat banyak disekitar kita. Oleh
sebab itu, ternak peliharaan jangan diberikan sembarang tanaman.
Walaupun tanaman tersebut tidak berbahaya bagi ternak, tetapi zat yang
terkandung di dalamnya berbahaya bagi manusia.

m. Strychnine
Pohon Strychnine lebih dikenal sebagai kacang racun atau
Tombol Quaker dengan nama Latin Strychnos nuxvomica L, adalah
pohon berukuran sedang, asli India dan Asia Tenggara.
Benih kecil di dalam pohon hijau mirip buah jeruk, sangat
beracun, karena dipenuhi dengan alkaloid beracun yang disebut
Strychnine dan Brucine. Strychnine merupakan racun yang digunakan
untuk meracuni tikus dan predator kecil. Efek toksik strychnine telah
dikenal dari zaman China kuno dan India. Strychnine pertama kali

122

ditemukan oleh kimiawan Perancis Joseph Bienaim Caventou dan


Pierre-Joseph Pelletier pada tahun 1818. 30 mg racun ini cukup fatal
bagi orang dewasa, dan akan menyebabkan kematian yang menyakitkan
dengan kejang-kejang hebat karena stimulasi simultan dari ganglia
sensoris di tulang belakang.
Beberapa sumber menyatakan Cleopatra memaksa pelayannya
untuk melakukan bunuh diri dengan menggunakan biji buah pohon
strychnine untuk memastikan tanaman tersebut menjadi yang terbaik
untuk usaha bunuh diri dirinya sendiri.
Ketika melihat kesakitan yang amat sangat dari pelayannya itu dia
memutuskan untuk memilih menggunakan racun lainnya yang lebih
tidak menyakitkan yaitu dengan seekor ular kecil berbisa untuk bunuh
dirinya.
Cerita lain menyatakan ada seorang dokter pembunuh berantai di
abad 19. Dia membunuh pasien-pasiennya dengan menggunakan
strychnine. Akhirnya dia tertangkap dan dijatuhi hukuman gantung.

123

n. Moonseed (bijibulan)
Biji dari buah yang berasal dari Amerika Utara ini adalah racun
yang sangat berbahaya bagi manusia, meski burung bisa memakannya.
Moonseed

dengan

nama

LatinMenispermum

candense

awalnya

menyebabkan kelumpuhan dan lebih fatal lagi pada dosis yang lebih
banyak dan apabila tidak diobai dengan segera.

o. Bakung (Pohon Bung Lily)


Bakung termasuk dalam keluarga Liliaceae. Hampir semua jenis
bakung adalah beracun dan tidak mudah dicerna. Tanaman jenis ini
banyak tumbuh di padang penggembalaan sehingga secara tidak sengaja
dapat termakan oleh ternak. Umbi bakung sering lebih banyak
mengandung racun daripada bagian tanaman yang berada di atas tanah.
Hewan yang termasuk rentan adalah sapid an babi. Babi sering terkena
racun bakung karena kebiasaannya makan umbi-umbian dengan cara
menggali tanah menggunakan moncongnya.

124

Gejala klinis pada ternak yang keracunan bakung terlihat gejalanya


bervariasi, tergantung banyaknya bakung yang dimakan. Glikosida atau
alkaloid merupakan bahan pokok racun yang berakibat pada jantung dan
sistem saraf.
Bila hanya sebagian kecil yang termakan, maka akan terlihat gejala
saraf. Tetapi bila sebagian besar termakan, maka yang timbul adalah
gejala jantung sebelum sempat menunjukkan gejala saraf. Sapi yang
keracunan sering muntah-muntah, diare, dan kemudian mati karena
berhentinya fungsi jantung. Pada uji pascamati yang sering terlihat
adalah gastroenteritis.
B. Tumbuhan di Alam yang Dapat Mencegah Racun
Tanaman tanaman berikutini menyedot racun racun berbahaya di
sekitar Anda. Udara menjadi fresh dan tanaman di rumah pun menjadi asri dan
cantik
1. Lidah Buaya (Aloe Vera)
Tak banyak yang tahu jika tanaman yang sering digunakan untuk
menyehatkan rambut ini ternyata juga mampu menyerap berbagai jenis
polutan yang ada di udara. Jadi usahakan, tanami sekitar rumah dengan
tanaman yang memiliki nama lain Aloe Vera.

125

2. Sri Rejeki (Aglaonema)


Tanaman hias dari dari suku talas-talasan ini cukup populer dan
dikenal dengan nama Aglaonema atau Chinese Evergreen. Sri rejeki dapat
mengatasi berbagai polutan. Berdasarkan penelitian Fakultas MIPA,
Universitas Brawijaya, Malang - Indonesia, pada ruangan dengan volume
100 m3 dapat ditempatkan lidah mertua dewasa sebanyak 5 helai dan sri
rejeki sebanyak 14 helai daun. Kombinasi lidah mertua dan sri rejeki ini
dapat menjadi alternatif untuk menggantikanfungsi AC sebagai penetralisir
polusi udara dalam ruangan, terutama yang disebabkan oleh asap rokok
dan mikro organisme.

3. Peace Lili (Spathiphyllum Clevelandii)


Bunga peace lili atau dikenal juga dengan nama Spathiphyllum
Clevelandii ini mudah dijumpai di daerah tropis seperti asia tenggara dan
beberapa negara di benua Amerika. Tanaman ini mempunyai bunga
berwarna putih yang cantik dan bermanfaat dalam mengurangi zat
berbahaya seperti alkohol, aseton, trikloro dan formaldehid yang banyak

126

ditemukan pada alat-alat tulis kantor. Peace lili merupakan tanaman


indoor, satu pot tanaman dewasa mampu menyerap racun dalam ruangan
hingga seluas 10 m persegi.

127

4. Palm Kuning (Chrysalidocarpus Lutescens)


Merupakan jenis pinang-pinangan yang bisa tumbuh hingga 6 m.
Mempunyai kemampuan menyerap racun paling banyak jenisnya dan
paling tinggi diantara tanaman lainnya. Tanaman kecil cocok diletakkan di
dalam rumah dan tanaman besar di pinggir jalan sangat efektif untuk
menyerap gas beracun dari asap kendaraan maupun pabrik. Palem kuning
yang disebut juga Chrysalidocarpus Lutescens setinggi 1,8 meter dapat
menghasilkan uap air 1 Liter/24 jam dan menghisap zat beracun paling
banyak jenis dan volumenya. Kemampuan menyerap Trikloroetilen-nya
16,520 microgram dan Formaldehida 76,707 microgram per 24 jam.
Tanaman ini tergolong lengkap, karena juga mampu menyerap xylene
maupun amonia dalam jumlah besar.

5. Hangjuang (Dracaena Fragrans)


Tanaman hias berdaun hijau atau merah ini dikenal dengan nama
andong dalam bahasa jawa. Secara harfiah maupun filosofis, nama
hangjuang sendiri memiliki makna sebagai pembatas ruangan. Daun
tanaman ini memiliki kemampuan anti bakterial sehingga memiliki
kemampuan menyerap racun yang sangat tinggi, diantaranya yang paling
banyak ia serap adalah racun dari jenis formaldehid yang bersumber dari
lem atau pun eternit di plafon rumah. Hangjuang mampu menyerap antara
18,000 sampai 27,293 microgram Trikloroetilene, 25,968 microgram

128

benzena, serta 20,459 microgram Formaldehida untuk setiap 24 jam, untuk


setiap tanaman dalam pot ukuran diameter 20 cm.

6. Lidah Mertua (Sansiviera)


Sansiviera termasuk tanaman hias yang sering ditempatkan di dalam
ruangan karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi dengan sedikit air
dan cahaya matahari. Daun tumbuhan ini tebal dan banyak mengandung
air (sukulen), oleh karena itu sangat tahan kekeringan. Keistimewaan
sansiviera adalah memiliki daya

adaptasi yang tinggi terhadap

lingkungannya. Ciri spesifiknya yang jarang ditemukan pada tanaman lain


diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang
banyak. Penelitian yang dilakukan NASA telah menemukan bukti-bukti
bahwa tanaman ini secara alami mampu memerangi Sick Building
Syndrome. Selain itu juga mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan
berbahaya yang terdapat di udara sebab sansiviera mengandung bahan
aktif Pregnane Glikosid, yang mampu menyerap polutan seperti
formaldehid yang terkandung dalam asap rokok. Selain itu lidah mertua
juga bisa menyerap radiasi dari peralatan-peralatan elektronika yang ada di
dalam ruangan. Hebatnya, cukup dengan 8 helai daun lidah mertua cukup
untuk menyerap polutan pada ruangan berukuran 150 meter persegi

129

7. Gerbera (Garbera Jamesonii)


Mampu menyerap gas beracun apapun dan menghasilkan uap air
untuk kesejukan udara. Tanaman gerbera atau pun krisan mampu
mengurangi gas polutan di dalam ruangan sebanyak 90%. Agar tercapai
hasil maksimal, ruangan seluas 30 m2 dibutuhkan tanaman krisan
sebanyak 2-3 pot.

8. Pohon Kelengkeng
Siapapun tahu betapa enaknya rasa buah kelengkeng. Pohon
kelengkeng mampu meredam polusi suara. Itu sebabnya pada pabrikpabrik yang menggunakan genset, ada baiknya menanam pohon ini di
dekat genset tersebut

9. Tanaman Sirih Belanda (Scindapsus aureus)


Tanaman perdu yang bisa tumbuh dimana saja, termasuk di dalam
pot di halaman rumah ini mampu menyerap formaldehida dan benzena.
Hasilnya udara rumah kita lebih segar dan lega untuk bernafas.

130

10. Pohon Trembesi


Mampu menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar,
sehingga sangat disarankan untuk ditanam sebagai pohon penghijauan.
Namun trambesi membutuhkan lahan yang cukup luas.

11. Bunga Krisan (Chrysanthemum)


Kalo di rumah anda banyak perokok, sebaiknya tanam bunga
krisan di dlm pot. Bunga ini akan menyerap zat benzene yang banyak
terdapat dalam tembakau. Benzene ini berbahaya sebagai pemicu kanker.

131

Makanan Yang Bisa Menghilangkan Racun Pada Tubuh


Tubuh manusia bukan hanya sekedar mampu menyerap nutrisi makanan
baik dari makanan atau minuman yang dikonsumsi, namun bisa juga merespon
hal-hal buruk seperti racun.
Dalam hal tersebut ada yang dikenal dengan detoksifikasi. Sebuah proses
metabolisme yang mengurangi kadar racun di dalam tubuh melalui pengeluaran
urine dan feses.
Pada umumnya dalam memilih makanan, orang hanya mempertimbangkan
rasa dan kelezatannya. akan tetapi mereka kurang peduli akan efek samping yang
dapat merugikan kesehatan jika mengkonsumsinya secara berlebihan. jika anda
termasuk orang yang seperti itu ada baiknya anda mengimbangi dengan
mengonsumsi makanan yang memiliki fungsi detoksifikasi, berikut ini beberapa
makanan yang mempunya fungsi sebagi penghilang racun atau detoksifikasi:
1. Air Kelapa Muda
Air kelapa memang terkenal memiliki khasiat dan manfaat yang istimewa
bagi kesehatan dan kebugaran tubhuh manusia. Di dalam air kelapa muda
terkandung mineral kalium, sodium, klorida, dan magnesium. Zat-zat ini
adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengatasi ancaman
syok pada kondisi kekurangan cairan. Selain kalium, juga mengandung gula,
vitamin B dan C dan protein. Komposisi gula dan mineral yang terdapat dalam
air ini begitu sempurna, sehingga disebutkan memiliki keseimbangan yang
mirip dengan cairan tubuh manusia. Selain sebagai isotonik alami dalam tubuh,

132

Air kelapa sangat banyak manfaatnya, air kelapa juga dapat menangkal
"keracunan" pada makanan.

2. Jus Lemon
Minum jus lemon dipercaya sebagai salah satu cara detoks (penghilang
racun) tubuh paling efektif dan praktis. karena selain kaya akan vitamin C,
lemon juga bisa membantu pemulihan keseimbangan asam al-kali yang dapat
menjaga tubuh pada tingkat keasaman (pH) yang stabil. artinya, tubuh anda
akan lebih bisa menjaga pertumbuhan bakteri baik serta membantu
menyingkirkan racun-racun (dari lingkungan maupun makanan) dari dalam
tubuh.

133

3. Delima
Dalam setiap butir biji delima mengandung antioksidan berkonsentrasi
tinggi yang disebut flavonoid, senyawa ini punya kemampuan sebagai antii
alergi dan anti tumor. selain itu juga mengandung vitamin A,C, E, Folic acid
dan zat besi yang membantu darah mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh.
selain bahan detoks alami dan antioksidan, buah delima juga bisa
mempercantik kulit.

4. Sayuran Hijau
Sayuran hijau seperti brokoli, kangkung dan bayam mengandung serat
tinggi yang bisa memperlancar sistem pencernaan. selaian itu, sayuran hijau
juga mempunyai kemampuan meningkatkan tubuh dalam mengeluarkan racunracun. untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sayuran ini, konsumsilah
dalam keadaan mentah ( menjadi lalapan atau salad) atau ditumis sebentar.

134

5. Bawang Putih
Banyak orang yang tak menyukai bawang putih karena baunya yang tidak
enak. akan tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa bumbu penyedap masakan ini
punya banyak sekali manfaat bagi kesehatan. setiap siunng bawang putih
mengandung antioksidan pelawan racun dan alicin, saat dicerna dalam tubuh
alicin akan bereaksi dengan darah untuk menciptakan "agen-agen" yang
bertgas membunuuh bakteri dan virus jahat. bawang putih juga efektif
menurunkan kolesterol dan menstabilkan tekanan darah.

6. Teh Putih
Banyak orang yang tak menyukai bawang putih karena baunya yang tidak
enak. akan tetapi tidak bisa di pungkiri bahwa bumbu penyedap masakan ini
punya banyak sekali manfaat bagi kesehatan. setiap siunng bawang putih
mengandung antioksidan pelawan racun dan alicin, saat dicerna dalam tubuh
alicin akan bereaksi dengan darah untuk menciptakan "agen-agen" yang
bertgas membunuuh bakteri dan virus jahat. bawang putih juga efektif
menurunkan kolesterol dan menstabilkan tekanan darah.

135

7. Nasi Merah
Satu porsi nasi merah perhari bisa memenuhi kebutuhan vitamin B,
protein, zat besi, selenium dan magnesium. nasi merah juga memiliki
antioksidan yang memberi perlindungan terhadap penyakit serta meningkatkan
fungsi organ pada tubuh.

8. Rumput Laut
Rumput laut mempunyai banyak sekali kandungan nutrisi, tak kurang dari
25 nutrisi terkandung dari tumbuhan bawah air ini, rumput laut kaya akan
vitamin, mineral, magnesium dan yodium..yodium membantu pembentukan
hormon tiroid yang mengatur tingkat metabolisme. mineral yang terkandung
dalam rumput laut, membantu menyingkirkan lemak dan air berlebih yang
menumpuk pada tubuh. rumput laut juga mempunyai kemampuan untuk
mengeluarkan raun-racun dari dalam tubuh.

9. Selada Air

136

Selada air menganddung banyak vitamin seperti B1, B2, B6, C dan E.
selain itu juga kaya akan zat besi, karoten dan pottasium. kandungan nutrisinya
membuat selada air baik untuk pembersihan tubuh, melancarkan sistem
pencernaan, menghaluskan kulit dan menyingkirkan racun serta kelebihan
cairan.

C. Hewan yang Menghasilkan Racun di Alam


1.

Bisa ular
Gigitan ular adalah salah satu bentuk yang paling umum dari keracunan

oleh racun alami di seluruh dunia. Banyak bisa ular serupa dalam modus
tindakan dan konstituen, menjadi campuran protein atau polipeptida. Racun
campuran dan akibatnya menimbulkan berbagai efek. Misalnya, adanya protein
asing dapat menyebabkan reaksi anafilaksis, meskipun hal ini jarang terjadi,
dan reaksi alergi tersebut dapat menyebabkan kematian dalam beberapa menit.
Komponen enzim dapat mencerna berbagai konstituen jaringan baik di lokasi
aksi, menyebabkan nekrosis lokal, atau di tempat lain menyebabkan efek
sistemik. Misalnya, gigitan ular Diamondback, ular yang paling beracun di
Amerika Serikat, memproduksi edema yang sangat menyakitkan dalam

137

beberapa menit.Mual, muntah dan diare dapat terjadi dan efek jantung, seperti
penurunan tekanan darah arteri sistemik dan lemah serta nadi cepat.Sistem
saraf pusat dapat dipengaruhi, menyebabkan kelumpuhan pernapasan.Anemia
hemolitik dan haemoglobinuria kadang-kadang terjadi, dan mungkin ada
trombosis dan perdarahan.Permeabilitas pembuluh darah dan konduksi saraf
bisa berubah, dan anoksia serebral, edema paru dan gagal jantung juga
berkembang.Banyak fosfolipase ditemukan dalam racun ular kadang-kadang
menyebabkan intravaskular hemolisis dengan tindakan langsung pada
membran

sel

darah

merah.Sebagian

besar

bisa

ular

mengandung

phosphodiesterase yang menyerang polinukleotida.

Diamonback (Nerodia rhombifer)


2.

Tetrodotoxin
Racun ini ditemukan dalam ikan puffer, kadal dan bakteri dan telah

dipelajari secara ekstensif. Ikan dimakan sebagai makanan lezat di Jepang dan
asalkan ikan tersebut dipersiapkan dengan benar sehingga bisa dimakan dan
aman.Namun, kematian yang terjadi yang dihasilkan dari persiapan yang salah
pada ikan dan sekitar 60 persen kasus keracunan yang fatal.Tetrodotoxin dan
ichthyocrinotoxin yang ditemukan dalam telur, hati dan kulit ikan.Tetrodotoxin

138

adalah racun saraf yang sangat kuat, mematikan pada dosis sekitar 10 G kg/ 1
berat badan.Efek awal adalah kesemutan di mulut diikuti dalam 10-45 menit
dengan otot inkoordinasi, air liur, kulit mati rasa, muntah, diare dan kejangkejang.Hasil Kematian dari kelumpuhan otot rangka.Sensorik serta saraf
motorik terpengaruh dan diyakini bahwa tetrodotoxin selektif menghambat
saluran natrium sepanjang akson, mencegah potensial aksi.

Ikan puffer atau ikan buntal (Arothron meleagris)


3.

Chlorotoxin
Chlorotoxin (Cltx) adalah senyawa aktif yang ditemukan di racun

kalajengking.Memiliki kemampuan untuk menghambat konduktansi saluran


klorida.Terkena

Cltx dalam dosis yang banyak dapat mengakibatkan

kelumpuhan melalui gangguan saluran ion. Mirip dengan toksin botulinum,


Cltx telah terbukti memiliki nilai terapeutik yang signifikan. Bukti
menunjukkan bahwa Cltx dapat menghambat kemampuan untuk glioma untuk
menyusup jaringan saraf yang sehat di otak, secara signifikan mengurangi
kerugian invasif potensial yang disebabkan oleh tumor.

139

Kalajengking (Scorpiones)
4.

Conotoxin
Conotoxin mewakili kategori racun yang dihasilkan oleh siput kerucut

yang hidup di laut, dan mampu menghambat aktivitas sejumlah saluran ion
seperti kalsium, natrium, kalium atau saluran.Dalam banyak kasus, racun yang
dikeluarkan oleh berbagai jenis siput kerucut mencakup berbagai jenis
conotoxins, yang mungkin khusus untuk saluran ion yang berbeda, sehingga
menciptakan racun yang mampu meluas gangguan fungsi saraf.Salah satu
bentuk unik conotoxins, -conotoxin (. -CgTx) sangat spesifik untuk saluran
Ca dan telah menunjukkan kegunaan dalam mengisolasi racun dari
sistem.Sebagai kalsium fluks diperlukan untuk rangsangan yang tepat dari sel,
setiap

penghambatan

signifikan

dapat

mencegah

sejumlah

besar

fungsionalitas.Secara signifikan, -CgTx mampu mengikat dan menghambat


saluran kalsium yang terletak di membran neuron tapi bukan dari sel-sel otot.

140

Siput kerucut (Conus marmoreus)


5.

Apitoxin
Apitoxin atau madu racun lebah, adalah cairan tak berwarna dan

pahit.Bagian aktif dari racun adalah campuran kompleks protein, yang


menyebabkan peradangan lokal dan bertindak sebagai antikoagulan.Racun ini
diproduksi dalam perut lebah pekerja dari campuran sekresi asam dan basa.
Apitoxin bersifat asam (pH 4,5-5,5). Sebuah lebah madu dapat menyuntikkan
0,1 mg racun melalui penyengat nya. Apitoxin mirip dengan jelatang
toksin.Diperkirakan bahwa 1% dari populasi alergi terhadap sengatan
lebah.Racun lebah terapi digunakan oleh beberapa sebagai pengobatan untuk
rematik dan penyakit sendi karena antikoagulan dan sifat anti-inflamasi.Hal ini
juga digunakan untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh orang alergi
terhadap sengatan serangga.Terapi racun lebah juga dapat disampaikan dalam
bentuk Bee Venom Balm meskipun ini mungkin kurang ampuh daripada
menggunakan sengatan lebah hidup.
Komponen utama yang terdiri dari 52% melittin peptida racun.

Melittin adalah agen anti-inflamasi yang kuat dan menginduksi produksi


kortisol dalam tubuh.

141

Apamin meningkatkan produksi kortisol dalam kelenjar adrenal.Apamin

adalah neurotoksin ringan.


Adolapin, terdiri dari 2-5% dari peptida, bertindak sebagai anti-inflamasi dan

analgesik karena blok siklooksigenase.


Fosfolipase A2 berjumlah 10-12% dari peptida dan merupakan komponen
yang paling merusak apitoxin.Ini adalah enzim yang merusak fosfolipid membran
sel yang terbuat dari.Hal ini juga menyebabkan penurunan tekanan darah dan
menghambat pembekuan darah.Fosfolipase A2 mengaktifkan asam arakidonat
yang

dimetabolisme

dalam

siklus

siklooksigenase

untuk

membentuk

prostaglandin.Prostaglandin mengatur respon inflamasi tubuh.Toksin dari tawon

mengandung fosfolipase A1.


Hyaluronidase terdiri 1-3% dari peptida melebarkan kapiler menyebabkan
Histamin terdiri 0,5-2% dan terlibat dalam respon alergi.
Dopamin dan noradrenalin yang terdiri 1-2% peningkatan denyut nadi.
Protease inhibitor terdiri 2% dan bertindak sebagai agen anti-inflamasi dan

menghentikan pendarahan.

Tertiapin juga merupakan komponen dalam racun lebah.

Lebah (Anthophila)
6.

Stromatoxin
Pertama kali diidentifikasi dalam racun tarantula Afrika Stromatopelma

calceatum (yang featherleg babon laba-laba). Singkatan teknis untuk toksin


adalah ScTx1. Stromatoxin adalah peptida yang terdiri dari 34 asam amino

142

yang dimiliki struktural 'inhibitor sistein simpul' peptida laba-laba. Toksin


diidentifikasi menggunakan skrining sistematis dari efek racun dari beberapa
spesies tarantula pada KV2-saluran Xenopus laevis (katak bercakar Afrika)
.Bioassay fraksinasi dipandu dan kromatografi diidentifikasi stromatoxin
sebagai komponen fungsional.
Pengaruh stromatoxin pada saluran kalium, penghambatan maksimal
tercapai antara -30 dan 0 mV, sedangkan penghambatan parsial pada nilai lebih
positif dari +10 mV. Meskipun saluran masih bisa diaktifkan, depolarisasi jauh
lebih besar diperlukan.Dengan menghalangi saluran kalium, stromatoxin
memiliki berbagai macam tindakan. Saluran target dapat ditemukan dalam
jaringan jantung, neuron dan sel-sel otot polos. Dalam sel jantung, peran
mereka lebih terfokus pada ketinggian dan durasi dari fase plateau potensial
aksi, repolarisasi membran sel, refractoriness jantung dan otomatisitas. Dalam
sistem saraf, tipe A dan saluran kalium menentukan membran potensial
istirahat, tindakan potensial durasi dan repolarisasi. Jadi, toksin terlibat dalam
rangsangan membran, pelepasan hormon, dan transduksi sinyal dan
pengolahan.Pengaruh toksin sangat bervariasi dengan jaringan di mana saluran
disajikan.Stromatoxin misalnya melarang apoptosis pada enterosit dan
menghambat penyempitan myogenic di (tikus) arteri serebral.

143

Tarantula Afrika (Stromatopelma calceatum)


7.

Vanillotoxins (VaTxs, subtipe VaTx1, VaTx2, dan VaTx3)


Vanillotoksin adalah neurotoksin yang ditemukan dalam racun tarantula

Psalmopoeus cambridgei.Vanillotoksin bertindak sebagai agonis untuk reseptor


transien potensial kation saluran subfamili anggota V 1 (TRPV1),
mengaktifkan sistem sensorik nyeri.VaTx1 dan 2 juga bertindak sebagai
antagonis untuk KV2-jenis tegangan-gated saluran kalium (KV2), mendorong
perilaku lumpuh pada hewan kecil.
P. cambridgei, tarantula dari Trinidad, menggunakan racun untuk
melumpuhkan mangsanya. Di antara senyawa lain, racun ini memiliki semua
tiga subtipe dari VaTxs: VaTx1, VaTx2, dan VaTx3. Nama racun ini berasal
dari reseptor vanilloid TRPV1, dimana VaTxs mengikat..
Vanillotoxins memiliki homologi dekat dengan inhibitor sistein simpul
(ICK) racun lain. ICK racun yang paling dikenal sebagai blocker saluran
kation.Struktur yang tepat dari VaTxs belum disimpulkan, meskipun beberapa
model awal telah diajukan.VaTxs adalah 53-82% identik dalam urutan asam

144

amino. VaTx1 dan VaTx2 memiliki struktur hampir sama, sementara VaTx3
menunjukkan beberapa keragaman yang ekstrusi lingkaran protein.
Pada manusia, efek VaTxs belum sistematis dipelajari.Secara umum,
racun P. cambridgei dikenal untuk menghasilkan rasa sakit, tetapi jumlah
toksin yang hadir dalam gigitan terlalu rendah untuk menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.Efek dari VaTxs pada TRPV1 dan KV2 telah dipelajari
dengan menyuntikkan VaTxs subkutan pada tikus. VaTxs mengikat ke domain
pori ekstraselular TRPV1 dalam sistem saraf perifer menyebabkan pembukaan
pori dan kation masuknya, sehingga memicu aktivasi sistem nyeri. Meskipun
arsitektur yang sama dari TRPV1 dan KV2, VaTx1 dan VaTx2 mengikat ke
domain tegangan-sensing dari KV2 daripada pori-domain. Dengan demikian,
mereka

meningkatkan

potensi

ambang

tindakan

dalam

sambungan

neuromuskuler, memunculkan perilaku lumpuh..

Tarantula Trinidid (Psalmopoeus cambridgei)


8.

Homobatrachotoxin
Pitohui berkerudung adalah yang pertama didokumentasikan

burung berbisa. Ditemukan di New Guinea, itu memperoleh racun dari makan

145

lezatnya katak panah beracun, kumbang Choresine. Racun saraf yang disebut
homobatrachotoxin ditemukan di kulit dan bulu burung menyebabkan sensasi
intens mati rasa atau kesemutan bagi yang di sentuhnya.Sementara itu
diperkirakan fitur pewarnaan cemerlang seperti peringatan dari bisanya.

Burung pitohui (Pitohui dichrous)

D. Hewan Di Alam Yang Mencegah Racun

146

Anda mungkin juga menyukai