Anda di halaman 1dari 6

RIVIEW JURNAL

TOKSIKOLOGI KLINIK

NAMA: FITRIAN ANDANI


NIM: 213410005

PROGRAM D3 ANALIS KESEHATAN


STIKES BORNEO MEDIKA PANGKALANBUN
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari efek merugikan dari bahan
kimia terhadap organisme hidup. Potensi efek merugikan yang ditimbulkan oleh bahan kimia
di lingkungan sangat beragam dan bervariasi sehingga ahli toksikologi mempunyai spesialis
kerja bidang tertentu. Toksikologi lingkungan adalah suatu studi yang mempelajari efek dari
bahan polutan terhadap kehidupan dan pengaruhnya terhadap ekosistem yang digunakan
untuk mengevaluasi kaitan antara manusia dengan polutan yang ada di lingkungan.
Toksikologi lingkungan merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari senyawa kimia yang
bersifat toksik hingga merugikan terhadap organisme hidup dan merugikan terhadap
kesehatan manusia. Tujuan mempelajari toksokilogi lingkungan adalah untuk mengetahui
jenis-jenis zat toksin (toksikan) mekanisme toksikan menyerang tubuh organisme, mengetahui
kejala keracunan, dan menanggulangi bahaya yang diakibatkan zat toksik di lingkungan.

Makanan adalah sumber energi bagi manusia. Karena jumlah penduduk yang terus


berkembang, maka jumlah produksi makananpun harus terus bertambah untuk mencukupi
jumlah penduduk (Agnesa, 2011). Kebutuhan makan yang meningkat membuat produksi
makanan dan minuman menjadi “ajang kecurangan” dengan menambahkan beberapa zat
kimia berbahaya dalam produk yang dihasilkan seperti penambahan boraks dan formalin yang
ramai diberitakan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya zat kimia semacam boraks
dan formalin adalah zat bersifat toksik membuat pemakaian zat kimia tersebut cenderung
“biasa” digunakan. Kebiasaan buruk tersebut berakibat menurunnya kualitas kesahatan akibat
keracunan akut (Shibamoto dan Bjeldanes, 2019).
Kebutuhan masayarakat akan bahan pangan juga terkadang membuat masyarakat
kurang hati-hati dalam memilih bahan makanan. Ada beberapa bahan makanan yang secara
alami memiliki zat toksik seperti gadung dan ketela pohon yang memiliki kandungan asam
sianida yang tinggi serta beberapa makanan laut seperti ikan fugu dan beberapa jenis kerang-
kerangan yang memiliki kadar neurotoxin tinggi hingga dapat menimbulkan keracunan hebat
bila tidak diolah dan dinetralisir terlebih dahulu.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Klasifikasi Bahan Toksikan


            Bahan toksik dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1.      Organ tujuan : ginjal, hati, system hematopoitik, dll
2.      Penggunaan : peptisida, pelarut, food additive, dll
3.      Sumber : tumbuhan dan hewan
4.      Efek yang ditimbulkan : kanker, mutasi, dll
5.      Bentuk fisik : gas, cair, debu, dll
6.      Label kegunaan : bahan peledak, oksidator, dll
7.      Susunan kimia : amino aromatis, halogen, hidrokarbon, dll
8.      Potensi racun : organofosfat, lebih toksik daripada karbamat.
Untuk dapat diterima dalam spektrum agen toksik, suatu bahan tidak hanya ditinjau dari satu
macam klasifiksi saja, tetapi dapat pula ditinjau dari beberapa kombinasi dan beberapa faktor
lain. Klasifikasi bahan toksik dapat dibagi secara kimiawi, biologi dan karakteristik paparan
yang bermanfaat untuk pengobatan.
Toksin alami adalah kelompok toksin yang secara alamiah ada dalam makanan termasuk
dalam kelompok ini adalah phenol, glikosida sianogen, glukosinolat, inhibitor
asetilcholinesterase, amina biogenik, dan stimulan sentral.
Zat anti nutrisi: Adalah substansi yang dapat mempengaruhi senyawa makanan sebelum
dimakan, selama pencernaan dalam saluran pencernaan dan setelah penyerapan oleh tubuh.
Pengaruh negatif dari zat anti nutrisi tidak segera nampak sebagaimana senyawa toksik pada
makanan.
Kontaminasi zat beracun: Kontaminasi zat beracun dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu
pertama; bercampur secara langsung dengan bahan-bahan yang mengandung racun, yang
kedua karena produk tersebut telah memakan racun, misalnya ikan terkena racun (logam
berat) dan susu yang berasal dari hewan yang terkena racun, dan yang ketiga adalah
kontaminasi yang berasal dari mikroorganisme ( Ramadhana,2017).
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dengan demikian, diartikan secara ringkas "toksikologi" adalah "ilmu tentang
racun".Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik yang dihasilkan dari
suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan( Mariana,2015).
Bahan pencemar Lingkungan yang bersifat toksic telah dibuktikan terdapat pada berbagai
komponen lingkungan utama pendukung kehidupan, yaitu udara, air, tanah, dan bahan
pangan. Kajian mengenai kandungan logam berat berbahaya yang dapat terserap oleh
tanaman sayuran yang biasa dikonsumsi oleh manusia seperti halnya caisim, bawang
merah, kubis, tomat, wortel, selada bokor dan lain-lain sebagai akibat dari penggunaan
pupuk yang berlebihan dan polusi udara di lahan dekat jalan raya masih perlu banyak
dilakukan. Dengan adanya informasi mengenai kandungan Pb, Cd, Hg, As, Cu dan
bahkan logam-logam berat lain dalam tanaman, diharapkan petani dapat mengurangi
penggunaan pupuk yang berdampak negatif pada tanaman. Dengan demikian produksi
tanaman yang maksimal akan didukung oleh kualitas yang baik serta aman untuk
dikonsumsi. Masyarakat pun perlu disadarkan akan bahaya logam berat pada sayuran dan
buah-buahan yang setiap hari dikonsumsi. Karena secanggih apapun teknologi (yang
berpotensi menimbulkan bahaya logam berat), apabila tidak disertai dengan system daur
ulang limbah yang benar, pada akhirnya akan berpotensi membahayakan kesehatan
manusia secara universal sehingga kecanggihan teknologi tersebut tidak ada artinya,
bahkan harus dibayar dengan harga kesehatan yang mahal oleh umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2018. Bahaya Kontaminasi Logam Berat Timbal pada Makanan. Sedap Sekejap
Edisi 10/I, September 2018.
Darmono . 2016 . Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya  Dengan Toksikologi
Seyawa Logam . Jakarta . UI-Press
http://yazhid28bashar.blogspot.com/2014/06/makalah-toksikologi.html

Anda mungkin juga menyukai