Dan
racun dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan efek yang berbahaya bagi
makhluk hidup; racun merupakan zat yang bekerja di dalam tubuh secara kimiawi dan
fisiologis yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian. Sifat bahan kimia dari racun apabila masuk ke jaringan tubuh
manusia akan mampu merusak sel darah merah dan sistem saraf. Mengikuti postulat
Paracelsus, suatu zat dikatakan beracun atau tidak bergantung pada seberapa banyak bahan
atau zat tersebut. Sehingga di dalam toksikologi industri yang penting adalah menyatakan
seberapa banyaknya sebagai taksiran beracun tidaknya suatu zat tertentu. Toksikologi juga
mencakup studi mengenai efek-efek berbahaya yang disebabkan oleh fenomena fisik
(Hodgson, 2004: 3).
Ruang lingkup dan komponen primer yang dipelajari dalam ilmu toksikologi
lingkungan adalah menyangkut masalah: (1) sumber racun—termasuk jenis, jumlah dan
sifatnya; (2) distribusi di dalam media udara, tanah dan air; (3) dan efek toksisitasnya
terhadap flora, fauna (liar), tanaman, hewan ternak, dan manusia (Sudarjat & Siska Rasiska,
2006: 8).
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap buangan pabrik dan pencemaran air
permukaan yang disebabkan limbah cair dari pabrik, begitu juga pencemaran air tanah akan
menimbulkan dampak negatif bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran tersebut akan
terbukti dengan analisis limbah pabrik tersebut dan dapat diamati dari kondisi gejala yang
terjadi pada penduduk sekitarnya (Darmono, 2008).
Di negara Indonesia sumber pencemar pada saat ini masih terus diteliti. Dari data
sumber pencemar air di Amerika Serikat tahun 1968 sumber pencemar dari transportasi
berjumlah 90,5 ton/tahun. Dengan jumlah tersebut dapat diperkirakan sumber pencemar di
Indonesia didominasi dari transportasi (Wardhana, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan keempat. Yogyakarta :
Penerbit ANDI.
Sudarjat dan Siska Rasiska. 2006. Toksikologi Lingkungan dan Produk Pertanian (bahan
ajar). Jatinangor: Universitas Padjadjaran, Fakultas Pertanian, Program Studi
Agroteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Hlm. 1-22.