BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
industry farmasi.
juta orang terinfeksi dan tingkat kematian yang disebabkan penyakit ini
falciparum (Elok,2012).
resisten obat anti malaria yang komersial seperti cloroquin dan quinin
paling efektif adalah 100 mg/kg BB selama tiga hari dengan waktu
ini obat herbal yang sering digunakan untuk pengobatan ini ialah getah
dari batang pohon kina karena mengandung racun yang dapat menekan
hidrokarbon C30 siklik yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang
leleh tinggi dan aktif optik yang umumnya sukar dicirikan karena tidak ada
kereaktifan kimianya.
mudah menguap (C10 dan C15), diterpena menguap, yaitu triterpenoid dan
(Wiryowidagdo. 2008).
jenis Sonneratia alba ini mempunyai buah dan kulit batang yang bermafaat
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mangrove
Portugis) yang berarti tumbuhan dan kata Grove (Bahasa Ingris) yang
berarti belukar atau hutan kecil. Ada yang menyatakan mangrove dengan
mangrove yang berasal dari kata Mangro, yaitu nama umum Rhizopora
Mangle di Suriname.
dipengaruhi oleh keberadaan pasang surut air laut. Ekosistem hutan ini
Setiap jenis hutan tentulah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika
suatu hutan tidak berbeda satu dengan yang lainnya, tentu tidak akan ada
jenis- jenis hutan. Setiap hutan pasti mempunyai karakteristik atau ciri-
cirinya masing- masing, begitu pula dengan hutan mangrove ini. Hutan
karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa di Bumi ini makhluk hidup
ini disebut dengan ekosistem. Ekosistem ini ada di setiap tempat di Bumi,
Ekosistem hutan mangrove ini bisa dikatakan sebagai jenis ekosistem yang
khas. Mengapa dikatakan khas? Hal ini karena ada sesuatu yang
membedakan antara yang dimiliki oleh ekosistem hutan mangrove ini dan
yang dimiliki oleh ekosistem hutan mangrove ini antara lain adalah adanya
Jenis tumbuhan yang dapat tumbuh bersifat khas karena telah melewati
1. Jenis tanah
tumbuh adalah jenis tanah. Sebagai tempat pengendapan, substrat yang ada
di wilayah pesisir pantai bisa sangat berbeda dengan daerah lainnya. Pada
lumpur tanah liat dan bercampur dengan bahan- bahan organik. Namun
ada beberapa wilayah yang memiliki bahan organik dengan porsi yang
berlebihan, bahkan berupa lahan gambut. Selain itu juga ada substrat yang
pecahan karang. Hal seperti ini terjadi di pantai- pantai yang yang dekat
maka jenis tumbuhan yang dapat tumbuh di hutan mangrove ini harus bisa
2. Terpaan ombak
tanaman di hutan mangrove adalah terpaan ombak. Bagian luar dari hutan
mangrove ini berhadapan langsung dengan laut lepas, hal ini tentu saja
akan membuat bagian depan hutan ini selalu diterpa oleh ombak yang
keras juga aliran air yang kuat. Sementara di bagian dalam hutan lebih
terpaan ombak, maka sudah bisa dipastikan bahwa tanaman yang berada di
luar dan berada di dalam berbeda. Jenis tanaman yang berada di luar
tentunya lebih kuat daripada yang ada di dalam karena harus berhadapan
langsung dengan ombak dan aliran air yang keras. Jenis mangrove yang
Rhizophora spp. Jenis mangrove yang ada di bagian dalam dimana air
lebih teang adalah adalah jenis api- api hitam atau Avicennia alba.
bakau adalah tentang genanagn air. Di hutan mangrove yang mana bagian
luarnya selalu terkena terpaan ombak, maka akan mengalami genangan air
yakni genangan air ombak maupun air pasang. Terkadang genangan ini
variasi kondisi lingkungan, dimana bagian luar akan sangat basah, bagian
Dengan adanya perbedaan kondisi yang demikian ini maka akan tercipta
zonasi vegetasi mangrove yang berlapis- lapis secara alami, dan jenis
mangrove yang tumbuh pun berbeda- beda di setiap zona nya. Di bagian
yang lebih dalam, dimana banyak terdapat air yang tergenang ditmbuhi R.
mucronata dengan jenis kendeka atau Bruguiera spp, kaboa atau Aegiceras
Semua makhluk hidup harus melakukan adaptasi demi bisa bertahan hidup
berada di tepi pantai. Adaptasi tersebut dilakukan baik secara fisik maupun
secara non fisik atau secara fisiologis. Beberapa bentuk adaptasi yang
dilakukan oleh tumbuh- tumbuhan yang ada di hutan mangrove ini antara
lain adalah:
oleh mangrove jenis Avicennia spp dan Sonneratia spp. Akar napas
bentuk adaptasi yang dilakukan adalah akar lutut atau knee root.
oleh tumbuhan nirih atau Xylocarpus spp. Akar papan yang dimiliki
hutan mangrove ini memiliki lentisel atau lubang pori. Lubang ini
oleh air garam – Adaptasi ini dilakukan oleh Rhizophora spp, dimana
air yang telah terserap telah hampir tawar. Kandungan garam sekitar
11
90% hingga 97% tidak mampu melewati saringan akar- akar ini.
diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang saat daun tersebut gugur.
fungsi yang sangat vital dalam berbagai hal. Misalnya sebagai penetralisir
berperan sebagai penangkal banjir dan juga tanah longsor. Selain itu hutan
air di akar- akar pohonnya, sehingga ketika musim kemarau tiba kita tidak
akan kehabisan air tawar. Itulah fungsi dari hutan secara umum. Lalu,
apakan hutan mangrove ini memiliki fungsi seperti dengan hutan- hutan
sendiri. Beberapa fungsi atau manfaat yang dimiliki oleh hutan mangrove
Menghasilkan hasil- hasil non kayu. Hasil non kayu yang dihasilkan
hutan ini dikenal sebagi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Hasil hutan
12
bukan kayu ini biasanya serupa arang kayu, tanin, bahan pewarna,
sekitar pantai antara lain biawak air, kepiting bakau, udang lumpur,
Menjadi tempat hidup atau habitat bagi banyak tumbuhan atau flora
Hutan mangrove ini bukanlah hutan yang sulit untuk kita temui
Hutan mangrove ini tersebar luas di bagian memiliki iklim cukup panas di
garis khatulistiwa tau ekuator, yakni daerah yang memiliki iklim tropis,
terluas di dunia, yaitu antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar. Luas sekian ini
melebihi hutan mangrove yang ada di Brazil yakni 1,3 jukta hektar,
Nigeria yakni 1,1 juta hektar, dan Australia yakni 0.97 hektar. Luas hutan
mangrove yang dimiliki Indonesia ini memenuhi 25% dari total semua
13
Dangkala Sunda yang relatif tenang. Tempat ini juga merupakan tembat
Sumatera dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Selain itu hutan
kondisi hutan mangrove yang ada telah lama terkikis oleh kebutuhan
Oleh karena hutan mangrove ini mempunyai banyak sekali manfaat dan
juga sifat penting, maka keberadaan hutan mangrove ini perlu dilestarikan.
cara untuk melestarikan kembali hutan mangrove yang telah rusak antara
masyarakat.
vegetasi, dan lain sebagainya. Hal ini karena wilayah pesisir pantai dapat
sekitar adalah orang- orang yang paling dekat dengan hutan mangrove,
kesadaran yang tinggi, hal itu akan berpotensi menjadikan hutan mangrove
tetap lestari.
15
juga menyadari tentang fungsi dari hutang mangrove ini dan juga
dari tangan- tangan jahil masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan
hutan mangrove ini. Hal ini tentu saja sangat penting untuk menjaga
tersebut.
16
masyarakat
masyarakt sangat penting utuk selalu dilibatkan. Hal ini karena masyarakat
B. Malaria
infeksi malaria, yaitu Indonesia bagian Timur seperti Papua, Maluku, Nusa
saat ini malaria ditemukan tertular luas di Indonesia dan bahkan dapat
malaria.
malaria klinik.
Anemia terjadi terutama karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi,
hingga anemia dapat terjadi pada infeksi akut dan kronis (Depkes 2010).
seperti di negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia Tenggara (Omar, 2000).
fase, seperti uji preklinik yang dilakukan pada hewan coba (Srisilam dan
Veersham, 2003). Hal ini dilakukan agar teruji khasiat dan keamanannya
sistem akar berupa akar napas atau permukaan akar seperti pita. Kulit
18
bentuk anak daun jorong atau bulat telur sungsang. Bunga malai tumbuh
coklat.
Sonneratia alba adalah salah satu jenis pohon yang hidup di hutan
nama daerah antara lain pedada, perepat, pidada, bogem, bidada, posi –
posi, wahat, putih, berapak, bangka, susup, kedada, muntu, pupat dan
19
Klasifikasi :
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Bangsa :Magnoliales
Suku :Sonneratiaceae
Marga :Sonneratia
Ciri-cirinya :
E. Terpenoid
oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya.
terpenoid.
batang dan kulit, bunga, buah dan paling banyak adalah daun. Bahkan
menyambung dua atau lebih satuan isoprena tersebut (C5) seperti pada
menguap (C10 dan C15), diterpena menguap, yaitu triterpenoid dan sterol
aktif optik yang umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan
kimianya.
karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C5 yang disebut unit
rangka terpenoid dibangun oleh dua atau lebih molekul isopren. Pendapat
1066.)
Secara umum, biosintesa dari terpenoid terjadi dengan 3 reaksi dasar yaitu:
mevalonat.
25
a. Fitoaleksin
dan memiliki daya pikat seks pada hewan jantan maupun betina.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam penulisan jurnal dilakukan dalam dua tahap yaitu
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
Uji terpenoid
27
hasil uji fitokimia senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun
dalam bentuk table dan gambar yang kemudian dianalisis secara deskriptif.
methanol 95% dengan perbandngan 1:9 (w/v) pada suhu ruang. Ekstrak
hamper saama dijadikan satu fraksi besar. Fraksi besar yang diperoleh
sebagai berikut.
BB
BB
BB
mg/kg BB
Populasi dalam penelitian ini adalah mencit galur murni strain Balb/c
kelamin jantan. Sampel yang digunakan yaitu 25 ekor mencit jantan yang
berumur 8 minggu dengan rentang berat badan 19-22 gr, sehat, dan aktif
suspense secara intra peritoneal pada mencit donor. Mencit donor yang
penginfeksi disebut hari ke-0 (D0) dan hari pemberian fraksi dilakukan
selama 3 hari mulai hari-1, hari-2, hari-3 (D1, D2, dan D3). Pengamatan
yang diambil dari vena ekor setiap hari mulai dari hari-1 sampai ke-7.
secaraa aseptis.
obyek secara duplo. Darah dibiarkan kering pada suhu kamar kemudian
taraf kepercayaan 0,95 ( 0,05). Sebelum itu, terlebih dahul dilakukan uji
BAB III
14,46%. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung pada daun
bahwa secara umum pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak
digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena hampir
b) Uji Fitokimia
mangrove
Indikator positif dari uji triterpenoid dan steroid adalah dengan terbentuknya
larutan berwarna merah untuk pertama kali pada reaksi positif triterpenoid
dan selanjutnya terbentuknya larutan biru dan hijau untuk reaksi positif
steroid. Hasil uji triterpenoid dan steroid dapat dilihat pada gambar 2
bersifat non polar. Ada beberapa senyawaan triterpenoid berstruktur siklik yang
berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat (Harborne, 1987). Senyawaan yang
semi polar, sehingga dapat terekstrak dalam pelarut etil asetat (semi polar)
(Sriwahyuni, 2010).
32
sekunder triterpenoid
triterpenoid.
persentase parasitemia pada empat kelompok dosis perlakuan dari hari pertama
sampai hari ke-4 mengalami penurunan (Gambar 3). Penurunan tertinggi dicapai
oleh kelompok perlakuan PIV dengan dosis 100 mg/kg BB, kemudian diikuti
oleh PIII (dosis 10 mg/kg BB), PII (1 mg/kg BB) dan PI (0,1 mg/kg BB).
peningkatan mulai dari hari pertama sampai hari ke-7 pengamatan. Hal ini
waktu. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian lain bahwa mencit yang
mengalami peningkatan angka parasitemia [8]. Dua hari setelah pemberian fraksi
kontrol.
33
control.
pemberian fraksi (P < 0,05). Lama waktu yang paling efektif adalah pada hari ke-
interaksi antara kelompok dosis perlakuan dan lama waktu pemberian fraksi
terhadap persentase parasitemia (P < 0,05). Kelompok dosis perlakuan dan lama
34
waktu pemberian fraksi yang paling berpengaruh adalah perlakuan dosis 100
BAB V
A. Kesimpulan
adalah 100 mg/kg BB selama tiga hari dengan waktu pemerian sehari
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Endang, T. 2014. Uji Fitokimia Ekstrak Daun Sukun Kering (Artocarpus altilis).
Universitas Muhammadiyah Semarang: Semarang
Eriani R.I., Usman. 2017. Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Daun
Mangrove Sonneratia Alba dan Sifat Toksisitasnya. Prosiding Seminar
Nasional Kimia 2017. ISBN 978-602-50942-0-0
Irawan, H., Ekstraksi Senyawa Metabolit Sekunder yang terdapat pada Daun
Mangrove Xylocarpus Granatum dengan pelarut yang berbeda.
Kaur, R and Harpreet Kaur. 2017. Plant Derived Antimalarial Agents. Journal of
Medicinal Plants Studies. Volume 5 No. 1
Musa, W.J., Duengo S and Tahir R. 2017. Senyawa Triterpenoid dari Tumbuhan
Mangrove Sonneratia Alba. Jurnal ITEKIMIA. Vol.1 No.1
Paputungan, Z., Wonggo, D., and Kaseger, B.E. 2017. Uji Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan Buah Mangrove Sonneratia Alba di Desa Nunuk
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Jurnal Media Teknologi Hasil
Perikanan. Vol.5. No.3
37
Ragasa, C.Y., dkk. 2015.. Triterpenes and Sterols from Sonneratia alba. 2015.
International Journal of Current Pharmaceutical Review and Research. Vol.6.
No.6
Waterman, C., Mutika, S.T., Sheung Ma, W., Maignam, P. 2013. Screening
Mangrove Endophtic for Antimalarial Nature Products. 2013. Article in
marine drugs. ISSN 1660-3397