A. Intranasal
Jalur pemakaian obat yang yang digunakan untuk intranasal (lewat
hidung) paling lazim digunakan adalah inhalasi (hirupan) dan Spray
(semprotan). Pemberian obat secara Intranasal dapat dilakukan dengan
inhalasi (hirupan) dan spray (penyemprot). Inhalasi merupakan obat atau
larutan obat yang diberikan lewat nasal atau lawat alat pernapasan mulut,
dimana obat yang bekerja harus setempat pada cabang-cabang bronkus tau
untuk efek sistemik lewat absorpsi paru-paru. Sedangkan yang dimaksud
dengan spray atau penyemprot adalah larutan air atau minyak dalam
bentuk tetesan kasar atau sebagai zat padat yang terbagi-bagi halus.
Intranasal yang dengan cara spray ini bekerja tidak secara sistemik
melainkan hanya secara lokal yaitu hanya pada tempat yang dituju.
Keuntunganya lebih cepat bekerja pada setempat. Kerugianya karena
seringnya
pemakaian
atau
karena
waktu
pemakaian
lama
dapat
menimbulkan edema kronik dari mukosa hidung dan menggangu gejalagejala yang tadinya dimaksud untuk dihilangkan.
Banyak spray yang ada diperdagangan, digunakan untuk dimasukan
didalam hidung untuk mengobati sumbatan hidung dan peradangan serta
untuk
memberantas
infeksi
dan
mengandung
zat
antihistamin,
yang
banyak
beredar
bagi
pemakaian
dalam
hidung
a.
b.
c.
2.
Identitas
b.
Potensi
c.
Purity (kemurnian)
Evaluasi harus menggambarkan kualitas dan performance dalam
penggunaan klinik. Parameter kualitas (kini):
a.
b.
c.
Bebas cemaran
dengan
eksipien
Kualitas
obat
sangat
erat
sekali
3.
komersial dalam suatu bentuk sediaan tertentu, Indeks terapi adalah rasio
LD50 dan ED50. Faktor yg berpengaruh terhadap penampilan obat ke pasien
a.
b.
c.
d. Metode pembuatan
e.
f.
g.
uap
air
dan
panas
terhadap
udara
lingkungan.
Fungsi
dingin, kering maupun udara kotor karena polusi. Bila hidung tidak berfungsi
karena sesuatu hal, maka saluran napas bagian bawah akan terkena
dampaknya. Rongga hidung dapat digambarkan sebagai ruangan kaku yang
tepinya dibatasi oleh tulang-tulang wajah dan perubahan saluran napasnya
disebabkan oleh perubahan ketebalan jaringan mukosa; hal ini karena
jaringan mukosa hidung banyak mengandung pembuluh darah yang
membentuk sinusoid-sinusoid.
Pembuluh darah ini dipengaruhi oleh sistem saraf di sekitar rongga
hidung sehingga mudah melebar dan menyempit. Sebaliknya bronkus dan
cabang-cabangnya mempunyai cincin kartilago yang tidak lengkap, yang
kemudian dilengkapi oleh otot polos. Makin ke distal kartilago ini makin kecil,
akhirnya hilang pada bronkiolus. Kontraksi otot polos akan mempengaruhi
diameter saluran napas. Obstruksi saluran napas dapat terjadi karena : (1)
vasodilatasi, (2) edema jaringan, (3) sumbat mukus, (4) kontraksi otot polos.
Pada rinitis peranan vasodilatasi sangat menonjol.
berkembang
dan
banyak
diketahuinya
patologi
molekular
kimia-fisik
bahan
baku
merupakan
pertimbangan
dalam
Bentuk garam. Banyak zat kimia menunjukkan kelarutan yang lebih besar
bila berbentuk garam dibandingkan dengan bentuk asam/basanya.
b.
Ukuran partikel. Kini baru disadari bahwa ukuran partikel ada pengaruhnya
terhadap farmako-dinamika., Makin kecil ukuran partikel, makin besar luas
permukaan totalnya sehingga kelarutan makin besar dan makin cepat
Pemberian buffer dalam formulasi sedikit banyak dapat membantu menahan
degradasi obat.
c.
kimia-fisik
bahan
baku,
tetapi
juga
oleh
formula
dan
proses
uap
air
dan
panas
terhadap
udara
lingkungan.
Fungsi
pemakaian
atau
karena
waktu
pemakaian
lama
dapat
menimbulkan edema kronik dari mukosa hidung dan menggangu gejalagejala yang tadinya dimaksud untuk dihilangkan.
Banyak spray yang ada diperdagangan, digunakan untuk dimasukan
didalam hidung untuk mengobati sumbatan hidung dan peradangan serta
untuk
memberantas
infeksi
dan
mengandung
zat
antihistamin,
yang
banyak
beredar
bagi
pemakaian
dalam
hidung
pada mukosa hidung. Preparat ini dibuat isotonis terhadap cairan hidung
(kira-kira ekuivalen dengan 0,9% Natrium Klorida), didapar untuk menjaga
stabilitas obat, sedang PH normal cairan hidung diperkirakan sekitar (PH 5,5
PH 6,5), dan distabilkan dan diawetkan sesuai dengan kebutuhannya.
System pengantaran pada obat saline ini dengn cara intranasal dan
terjadi secara lokal sehingga tidak menglami seperti pada inhlasi, krena obat
ini hanya digunakan untuk meringankan pengeringan sluran hiduna,
membersihkan debu, serbuk, lendir, dn iritasi. Menghilangkan alergi
(sinusitis) dan mencuci sistem rongga hidung, juga untuk memperbaiki
pernapasan dan aliran oksigen
http://arisetyawanjow.blogspot.co.id/2012/09/drug-delivery-system.html
dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
9.
Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium uretra dan labia dengan
tisu.
10. Anjurkan untuk menahan obat atau tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar
obat bereaksi.
11. Cuci tangan.
12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian, evaluasi respon pasien.
Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat Pervaginam
1.
a.
b.
c.
Keuntungan
Proses penyembuhan lebih cepat, dimana jaringan nekrotik dikoagulasi dan
kemudian dikeluarkan.
Mengobati infeksi pada vagina.
Mengurangi peradangan
2.
Kerugian
Dapat menimbulkan pengeluaran jaringan rusak, dan dalam vagina berupa bau dan
rasa tidak nyaman.
suhu tubuh. Obat ini khususnya bermanfaat ketika klien tidak dapat menoleransi
obat oral. Obat supositoral rektal disimpan didalam lemari es sebelum diberikan.
Selama memberikan obat perawat harus memasukkan obat supositoral
melewati sfingter anal dalam dan menyentuh mukosa rektal (prosedur 35-12).
Kalau tidak demikian, obat supositoral dapat keluar sebelum obat tersebut larut
dan diabsorpsi mukosa. Dengan berlatih,perawat belajar mengenai sensasi ketika
sfinger berelaksasi mengelilingi jari. Obat supositoria tidak boleh dipaksa masuk
kedalam massa atau materi feses. Adalah penting membersihkan rectum dengan
enema pembersih kecil sebelum supositoria dapat dimasukkan.
Obat dapat diberikan melalui rektal. Obat dalam bentuk cairan yang banyak
diberikan melalui rektal yang sering disebut enema. Obat tertentu dalam bentuk
kapsul yang besar dan panjang (supositoria) juga dikemas untuk diberikan melalui
anus/rektum. Ada beberapa keuntungan penggunaan obat supositoria antara lain:
a.
b.
c.
rektum.
Supositoria rektal diperkirakan mempunyai tingkatan (titrasi) aliran pembuluh
darah yang besar, karena pembuluh darah vena pada rektum tidak ditrasportasikan
melalui liver.
Adapun kerugian pada penggunaan obat supositoria ini adalah:
a.
b.
c.
Sakit tidak nyaman daya fiksasi lebih lama dari pada IV.
Kalau pemasangan obat tidak benar, obat akan keluar lagi.
Tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami pembedahan rekrtal.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Persiapan alat
Kartu obat
Supositoria rektal
Jeli pelumas
Sarung tangan
Tissue
Neirbeken
Alas bokong
Kapas sublimat dan ciaran desinfektan
Kom tertutup
Selimut mandi
Persiapan pasien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cara kerja
1.
Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah, dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
dosis.
Siapkan alat dan pasien.
Cuci tangan.
Pakai sarung tangan.
Posisikan pasien dan pasang alas bokong,
Pasang selimut mandi sambil menurunkan pakaian bawah pasien.
Bersihkan area rektal dengan kapas sublimat yang telah diberi cairan desinfektan.
Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya dengan
9.
jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan anda.
Minta pasien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelakkan
sfingter ani.
10. Regangkan bokong pasien dengan tangan yang non dominan, dengan jari telunjuk
masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding
11.
12.
13.
14.
rektal 10cm pada orang dewasa dan 5cm pada bayi dan anak-anak.
Tarik jari anda, tahan obat dengan merapatkan kedua bokong.
Bersihkan area rektal dengan tisu.
Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama 5 menit.
Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan tombol
pemanggil dalam jangkauan pasien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk
15.
16.
17.
18.
a.
b.
sedikit (tidak lebih dari 120 ml) dan gunakan rektal tube kecil.
Selama enema berlangsung, anjurkan pasien berbaring miring ke kiri dan
c.
d.
enema.
e. Obot supositoria harus disimpan dilemari es karena obat tidak meleleh pada suhu
f.
kamar.
Gunakan pelindung jari atau sarung tangan .gunakan jari telunjuk untuk pasien
dewasa dan jari keempat pada pasien bayi.anjurkan pasien berbaring kekiri dan
g.
h.
atau
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada obat topikal, selain dikemas dalam bentuk untuk diminum atau
diinjeksikan, berbagai jenis obat dikemas dalam bentuk obat luar seperti lotion,
liniment, ointment, pasta dan bubuk yang biasanya dipakai untuk pengobatan
gangguan dermatologis misalnya gatal-gatal, kulit kering, infeksi dan lain-lain. Obat
topikal juga dikemas dalam bentuk obat tetes (instilasi) dipakai untuk tetes mata,
telinga atau hidung serta dalam bentuk untuk irigasi baik mata, telinga, hidung,
vagina, maupun rektum.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry, Fundamental Keperawatan, 2005, ECG, Jakarta.
Priharjo Robert, Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat, 1995, ECG, Jakarta.
jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/pemberian-obat-pada-hidung.html
http://pamujiandri.wordpress.com/2011/07/25/pemberian-obat-pervaginam-dansuppositoria/
http://www.scribd.com/doc/95438432/Nasal-DDs-Biofar
Diposkan oleh Errick Ramadhan di 01.26
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Arsip Blog
2013 (3)
2012 (6)
o
Farmakologi Tropikal
Mengenai Saya
Errick Ramadhan
Translate
Island of Pharmacist
by : Irma Tristanti (http://jazztriiz.blogspot.com/)
Home
About
Posts RSS
Contact
undefined undefined
Sediaan Nasal
Makalah teknologi dan formulasi sediian steril.........
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang
masuk ke dalam melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat
mencapai paru-paru. Bagian depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung
yang berfungsi menahan butiran debu kasar, sedangkan debu halus dan bakteri
menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara dihangatkan sehingga
terjadi kelembaban tertentu.
Mukosa hidung tertutup oleh suatu lapisan yang disebut epitel respirateris yang
terdiri dari sel-sel rambut getar dan sel leher. Sel-sel rambut getar ini
mengeluarkan lendir yang tersebar rata sehingga merupakan suatu lapisan tipis
yang melapisi mukosa hidung dimana debu dan bakteri ditahan dan melekat. Debu
dan bakteri melekat ini tiap kali dikeluarkan ke arah berlawanan dengan jurusan
tenggorokan. Yang mendorong adalah rambut getar hidung dimana getarannya
selalu mengarah keluar. Gerakannya speerti cambuk, jadi selalu mencambuk
keluar, dengan demikian bagian yang lebih dalam dari lapisan bulu getar ini selalu
bersih dan steril. Biasanya pada pagi hari hal ini dapat dicapai.
Dengan penjelasan sepintas tersebut diatas dapat dengan mudah dipahami,
bahwa segala sesuatu yang masuk (khususnya obat) ke dalam hidung secara
sengaja tidak boleh menghalangi fungsi dari rambut getar sebagaimana dijelaskan
di atas. Harga pH lapisan lendir sekitar 5,5-5,6 pada orang dewasa, sedangkan
pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya tidak diketemukan bakteri
dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri.
Sediaan untuk pengobatan hidung merupakan salah satu sediaan steril.
Pertimbangan dalam pembuatan steril adalah memperhatikan stabilitas bahan aktif
dan bahan-bahan tambahan yang akan membantu sediaan menjadi bentuk sediaan
yang dikehendaki pada proses sterilisasi.
I.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mengetahui lebih dalam jenis jenis
obat dan sediaan steril yang digunakan pada hidung untuk pengobatan penyakit.
I.3
Manfaat
Setelah
membaca
makalah
ini,
semoga
para
pembaca
mendapatkan
pemahaman yang bertambah tentang hal-hal yang berkaitan dengan sedaian steril
yang digunakan pada hidung. Selanjutnya dapat mengetahui cara dan jenis
pengobatan yang dapat diberikan saat terjadi masalah atau gangguan pada
hidung.
BAB II
PEMBAHASAN
Hidung eksternal berbentuk piramid, disertai suatu akar dan dasar. Bagian
ini tersusun dari kerangka tulang, kartilago hialin, dan jaringan fibroareolar. Septum
nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan kanan rongga nasal, bagian anterior
septum adalah kartilago. Naris (nostril) eksternal dibatasi oleh kartilago nasal:
1.
2.
septrum nasal,
Lantai rongga nasal adalah polatum keras yang terbentuk dari tulang maksila
4.
dan polatinum,
Langit langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform
tulang eteroid, pada sisi anterior terbentuk dari tulang frontal dan nasal, dan pada
II.1
keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak di dalam
nostril. Kulit pada bagian dalam ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi
menyaring partikel dari udara yang terhisap.
Pada bagian rongga nasal lebih dalam, epitelium respiratorik membentuk
mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epitelium
bersilia dengan sel goblet yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervaskularisasi
dan terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.
Fungsi dari membran mukosa ini adalah untuk:
1.
2.
3.
II.2
Sediaan nasal
Kebanyakan sediaan intranasal mengandung agen adrenergik dan digunakan
karena
aktivitas
dekongestan
pada
mukosa
nasal.
Akan
tetapi,
dengan
Kebanyakan sediaan berbentuk larutan dan diberikan sebagai obat tetes hidung
atau obat semprot (sprays); beberapa sediaan terdapat pula dalam bentuk jeli.
Beberapa contoh produk yang sudah beredar dipasaran dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Nama Produk
Nama
Bahan Aktif
Produsen
Penggunaan /
indikasi
Afrin nasal
Schering -
Ozymetazole HCl
Adrenergic.
Spray,
plough
0.05%
decongestant
Beconase AQ
Glaxo Smith
Beclometasone
Syntetic
Nasal Spray
Kline
dipropionate
corticosteroid for
0.042%
relief of seasonal,
perennial
allergic,
vasommotor
rhinitis
Diapid Nasal
Spray
Sandoz
Lopressin 0.185
Antidiuretic,
mg/mL
control,
prevention of
diabetes
insipidus of
deficiency of
endogenous
posterir pituitary
antidiuretic
hormone.
Nasalcrom Nasal
Pharmaci &
Cromolyn sodium
Prevention and
Spray
Upjohn
4%
treatment of
symtoms of
allergic rhinitis
Nasalide Nasal
Dura
Solution
Flunisolide
Symptoms of
0.025%
seasonal or
perennial rhinitis
Neo-Synephrine
Sanofi
Phenylephrine
Adrenergic,
Nose Drops,
Winthrop
decongestant
Neo-Synephrine
Sanofi
Ozymetazoline
Adrenergic,
Maximum
Winthrop
HCl 0.05%
decongestant
Fleming
Sodium chloride
Restore moisture,
0.65%
relieve dry,
Spray
Strength 12
Hour
Ocean Mist
crusted, inflamed
nasal
membranes
Pivine HCl Nasal
Novartis
Solution
Syntocinon
Sandoz
Naphazoline HCl
Adrenergic,
0.05%
decongestant
Oxytocin 40U/ml
Synthetic
Nasal Spray
oxytocin for
initial milk letdown
preparatory to
breast feeding
Tyzine Pediatric
Nose Drops
Key
Tetrahydrozoline
Adrenergic,
HCl (0.05%)
decongestant
Sediaan sediaan yang ada biasa diberikan dengan empat cara, yaitu:
1.
Yang biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung
2.
3.
4.
: Tetes hidung adalah obat tetes yang digunakan untuk hidung dengan
2.
Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut getar
epitel.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Larutan inhalasi
Inhalasi adalah obat atau larutan obat yang diberikan melalui nasal atau rute
pernapasan oral. Obat dapat diberikan untuk bekerja lokal pada pohon bronkhail
atau untuk efek sistemik melalui absorpsi dari paru-paru. Beberapa gas, seperti
oksigen dan eter, diberikan secara inhalasi, obat berbentuk serbuk halus dan
larutan obat diberikan sebagai kabut halus. Sebagai pembawa sediaan inhalasi
dapat digunakan air steril untuk injeksi USP atau larutan natrium klorida inhalasi
USP.
Instrumen yang digunakan secara luas dan mampu menghasilkan partikel halus
untuk terapi inhalasi adalah nebulizer. Alat ini mengandung unit atomisasi yang
tersambung dengan ruang kaca berbentuk bola. Bola karet pada ujung akhir
kemasan ditekan dan larutan oral dikeluarkan melalui tabung gelas sempit dan
pecah (terdistribusi) menjadi partikel halus bersama-sama dengan udara yang
lewat. Rentang ukuran partikel yang dihasilkan adalah 0.5 dan 5 mikron. Partikel
terbesar berupa tetesan yang lebih berat dari kabut tidak keluar dari alat, akan
tetapi jatuh balik ke dalam reservior cairan obat. Partikel yang lebih ringan terbawa
aliran udara dan dihisap oleh pasien yang mengoperasikan nebulizer dengan
lubang keluar dalam mulut, dihisap sesudah bola karet ditekan.
Selain nebulizer dapat pula digunakan alat lain, di antaranya larutan inhalasi
isoetharim (bronkosal, sanofi) dan larutan isoproterenol (Isuprel Solution Sanofi).
Keduanya digunakan untuk menghilangkan spasma asma bronkhral dan kondisi
terkait.
II.2.4
Inhalan
Inhalan adalah obat atau gabungan obat yang, karena efek tekanan tinggi,
dapat terbawa oleh aliran udara ke dalam alur hidung tempat obat menunjukkan
efeknya. Alat yang menampung obat atau gabungan obat dan alat pemberian obat
berbentuk inhaler.
Beberapa dekongestan nasal dibuat dalam bentuk inhalan. Sebagai contoh,
propilheksedrin (Benzedrex) merupakan suatu cairan yang menguap (Volatilize)
secara perlahan-lahan pada suhu kamar. Inhaler mengandung rol silindris material
berserat (fibrous) yang dibacam (imprignasi) dengan obat yang menguap (volatile)
tersebut. Inhaler yang berbau seperti amina, biasanya baunya ditutup dengan
penambahan agen aromatik. Inhaler diletakkkan ke dalam nostrail dan uap dihirup
untuk menghilangkan kongesti nasal.
Hal yang perlu diperhatikan, seperti halnya dengan agen adrenergik nasal
lainnya, adalah pemakaian yang terlalu sering atau penghisapan berlebihan dapat
menyebabkan edema nasal dan akibatnya akan meningkatkan kongesti, bukan
menurunkan.
Untuk
menjamin
bahwa
obat
tidak
hilang
selama
periode
penyimpanan, penutup inhaler harus kedap. (Contoh bentuk sediaan yang beredar
di Indonesia adalah Vicks Inhaler)
Inhaler amilnitrit
Amilnitrit adalah cairan jernih kekuning-kuningan yang menguap, bekerja
sebagai modulator bila dihirup. Dibuat dalam vial gelas tersegel yang ditutup
dengan penutup dari kasa (gauze) pelindung. Pada saat akan digunakan, vila gelas
dipecahkan dengan jari, kasa akan terendam dalam cairan, dimana uap dapat
dihirup. Vial biasanya mengandung 0.3 ml obat. Efek obat cepat, dan digunakan
dalam pengobatan nyeri angina.
Inhalan propilheksidin
Propilheksidin adalah suatu agen adrenergik cair (vasokonstriktor) yang
menguap (valatile) secara perlahan-lahan pada suhu kamar. Hal ini memungkinkan
penggunaan secara efektif sebagai inhalan. Inhalan terdiri dari rol silinder material
berserat yang sesuai, dibacam dengan propilheksidin, dan diberi aroma yang sesuai
untuk menutupi bau amina. Uap dari obat dihirup melalui nostril bila diperlukan
untuk menghilangkan kongesti nasal yang disebabkan oleh flu dan demam tinggi.
Dapat pula digunakan untuk menghilangkan kuping tersumbat (ear block) dan nyeri
tertekan saat bepergian dengan pesawat udara.
Setiap tabung plastik produk komersial mengandung 250 mg propilheksidin
dengan aroma penutup bau. Kontener harus ditutup kedap untuk mencegah
hilangnya obat akibat penguapan selama penyimpanan.
II.3
Rute nasal penghataran obat menarik karena selalu dicari rute pemberian obat
yang tidak dapat diberikan baik secara oral maupun parenteral dari obat hasil
sintesis secara biologi, yaitu peptida dan polipeptida. Polipeptida seperti insulin
yang dirusak oleh cairan saluran cerna, diberikan secara injeksi. Mukosal nasal
menunjukkan prospek yang baik untuk absorpsi sistemik dari beberapa peptida, di
samping obat nonpeptida, seperti skopolamin, hidralazin, progesteron, dan
propanolol. Rute nasal memberikan pula keuntungan pada obat nonpeptida yang
diabsorpsi buruk secara oral.
Jaringan nasal orang dewasa mempunyai kapasitas sekitar 20 ml, dengan luas
permukaan cukup besar (sekitar 180 cm 2) untuk absorpsi obat yang dimungkinkan
oleh adanya microvilli di sepanjang sel-sel epitel kolumnar dari mukosa nasal.
Jaringan nasal penuh dengan pembuluh darah sehingga merupakan lokasi yang
menarik untuk absorpsi sistemik secara cepat dan efektif. Salah satu keuntungan
besar dari absorpsi nasal adalah mencegah terjadinya efek lintas pertama (first
pass effect) oleh hati. Identifikasi enzim metabolisme pada mukosa nasal pada
beberapa spesies hewan menunjukkan hal yang mirip dengan manusia, dan begitu
juga potensi metabolisme beberapa obat secara intranasal.
Untuk beberapa peptida dan senyawa molekul kecil, ketersediaan hayati
intranasal sebanding dengan sediaan injeksi. Hanya saja ketersediaan hayati
menurun bila berat molekul senyawa meningkat, dan untuk protein yang terdiri dari
lebih 72 asam amino, ketersediaan hayati mungkin rendah. Bebepara teknik
farmasetik
dan
formulasi
dengan
bahan
pembantu,
seperti
surfraktan,
untuk absorpsi obat. Untuk tujuan sistemik sering diperlukan peningkatan penetrasi
yang
bekerja
menurut
berbagai
mekanisme.
Obat
yang
diberkan
melalui
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
KAMPOENG ASMA
Selasa, 15 Maret 2016
PENGGUNAAN NASAL SPRAY
AFRIN spray
OTRIVIN spray
VERAMYST nasal spray
NASACORT
HFA
ada
interest,
conflict
of
pertama-tama, marilah
kita bahas salah satu dekongestan
topikal yang ada di Indonesia, Afrin
spray
dengan
kandungan
oxymetazoline
hydrochloride,
merupakan
salah
satu
obat
dekongestan yang digunakan untuk
mengatasi hidung tersumbat atau
dikenal luas dengan istilah "hidung
buntu" akibat peradangan di daerah
hidung yang sering menyertai gejala
pilek (dapat diakibatkan alergi atau
virus).
hidung.
cara
Sebelum
digunakan,
kita
perlu
memeriksa terlebih dahulu apakah
semprotan berjalan dengan baik.
Kemudian alat
digunakan..:)
sudah
siap
untuk
spray
dengan
aksi