Anda di halaman 1dari 34

H uman

I mmunodeficiency
V irus
HIV adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AIDS

Terdapat dalam cairan tubuh yang telah


terinfeksi terutama di dalam darah, air mani
atau cairan vagina
5
Virus imunodifisiensi manusia (human
immunodeficiency virus; HIV) adalah suatu
virus yang dapat menyebabkan penyakit
AIDS.
Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan
infeksi.
Istilah yang digunakan untuk menyebut virus
tersebut adalah HIV, atau lebih spesifik lagi
disebut HIV-1
Ditemukan, suatu subtipe baru di Portugal
dari pasien yang berasal dari Afrika Barat dan
kemudian disebut HIV-2
Melalui kloning dan analisis sekuens (susunan
genetik), HIV-2 memiliki perbedaan sebesar 55%
dari HIV-1 dan secara antigenik berbeda.
Perbedaan terbesar lainnya antara kedua strain
(galur) virus tersebut terletak pada glikoprotein
selubung.
Penelitian lanjutan memperkirakan bahwa
HIV-2 berasal dari SIV (retrovirus yang
menginfeksi primata) karena adanya
kemiripan sekuens dan reaksi silang antara
antibodi terhadap kedua jenis virus tersebut
Acquired (ditularkan dari orang ke orang)
Immune (Sistem kekebalan tubuh)
Deficiency (Tidak berfungsi dengan baik)
Syndrome (Kumpulan tanda/gejala)

AIDS adalah :
Kumpulan gejala yang disebabkan oleh HIV
yang menyebabkan kerusakan pada sistem
kekebalan tubuh
Virus HIV hanya hidup dalam cairan tubuh
seseorang yang telah terinfeksi terutama di
dalam:
darah, air mani (pria), cairan vagina
(perempuan), air susu ibu, cairan ketuban
Virus HIV tidak terdapat pada cairan tubuh:
Keringat, air mata, air liur
Setelah menempel, selubung virus akan melebur
(fusi) dengan membran sel sehingga isi partikel
virus akan terlepas di dalam sel.
Selanjutnya enzim transkriptase balik yang dimiliki
HIV akan mengubah genom virus yang berupa RNA
menjadi DNA.
Kemudian, DNA virus akan dibawa ke inti sel
manusia sehingga dapat menyisip atau terintegrasi
dengan DNA manusia.
DNA virus yang menyisip di DNA manusia disebut
sebagai provirus dan dapat bertahan cukup lama di
dalam sel.
Saat sel teraktivasi, enzim-enzim tertentu yang
dimiliki sel inang akan memproses provirus sama
dengan DNA manusia, yaitu diubah menjadi mRNA.
Kemudian, mRNA akan dibawa keluar dari inti
sel dan menjadi cetakan untuk membuat
protein dan enzim HIV
Sebagian RNA dari provirus yang merupakan
genom RNA virus.
Bagian genom RNA tersebut akan dirakit
dengan protein dan enzim hingga menjadi
virus utuh.
Fase klinik 1
Tanpa
gejala, limfadenopati (gangguan kelenjer limfe)
menetap atau menyeluruh
Fase klinik 2
Penurunan berat badan 10 %tanpa sebab, ispa
(sinusitis, tonsilitis, otitis media, pharingitis) berulng.
Herpes zoster, infeksi, disudut bibir, dermatitis, infeksi
jamur pada kuku
Fase klinik 3
Penurunan berat badan 10 %tanpa sebab, diare
kronik tanpa sebab. Demam menetap,
kandidiasis oral, tbc pulmonal, infeksi bakteri
berat, empyema ( nanah dirongga tubuh),
meningitis, bakterimia
Fase klinik 4
Badanmenjadi kurus, pneumocytis pneumonia,
herpes simplek kronik
HIV dapat ditularkan dari seseorang yang
terinfeksi HIV (pengidap HIV) bila
seseorang yang masih sehat terpapar
atau berhubungan dengan cairan tubuh
pengidap HIV, seperti darah, air mani,
dan cairan vagina
Petugas kesehatan/petugas jenasah yang
merawat penderita/jenasah dan
terpapar cairan tubuh penderita/
jenasah tanpa menggunakan tata cara
kewaspadaan universal
TRANSMISI HIV
Infeksi terjadi lewat 3 cara utama
1. Seksual
2. Parental
3. Perinatal
Hubungan seksual, baik anal maupun vaginal
Resiko meningkat dengan tingkat keparahan
partner
Penggunaan jarum suntik yang
terkontaminasi penyebab utama
transmisi parental virus HIV
Istri

Tertular

HIV !
Bila keduanya ada luka terbuka
di bagian mulut maka ada kemungkinan
terjadi penularan HIV
Mengalami gejala infeksi viral seperti
demam, faringitis, adenopati ( gangguan
kelenjer)
Fase klinik derdasarkan WHO
Konseling dan Tes HIV sukarela bagi yang
beresiko
Hindari pemakaian peralatan tajam secara
bergantian (jarum suntik, jarum tato, jarum
tindik, pisau cukur)
Kewaspadaan universal bagi petugas
* Sarung tangan, jubah, masker
* Cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan
* Disfeksi dengan larutan klorin
* Penanganan limbah
Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu
tes PCR, tes antibodi HIV, dan tes antigen HIV
1.Tes reaksi berantai polimerase (PCR)
merupakan teknik deteksi berbasis asam
nukleat (DNA dan RNA) yang dapat
mendeteksi keberadaan materi genetik HIV
di dalam tubuh manusia.Tes ini sering pula
dikenal sebagai tes beban virus atau tes
amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT)
PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif
yang hanya bisa mendeteksi ada atau
tidaknya DNA virus.
2. Tes antibodi HIV
Seseorang yang terinfeksi HIV akan
menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi
tersebut.
Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi
yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan
urin
.Metoda umum dalam menetapkan HIV
adalah enzyme- linked-Immonosorbent Assay)
ELISA, yg mendetekdi antibodi thd HIV dgn
sensitivitas dan spesifisitas yg tinggi.
Jika ELISA positif dilakukan test konfirmasi
dgn uji Western blot
3. Tes antigen dapat mendeteksi antigen
(protein P24) pada HIV yang memicu respon
antibodi.
Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi
dalam jumlah tinggi dan dapat ditemukan
dalam serum darah
Sasaran terapi, mencapai efek menekan
maksimum replikasi virus
Sasaran skunder, peningkatan limfosit CD4
dan perbaikan kualitas hidup
Terapi dgn kombinasi Anti Retro Virus (ARV),
menghambat replikasi virus
Ada 3 gol obat ARV :
1. RTI (Reverse Transkriptase Inhibitor)
A. Analog nukleosida (NARTI) dan analog nokleotida
B. Non nukleosida (NNRTI)
2. PI (HIV Protease Inhibitor)
3. Fussion Inhibitor
1. DIDANOSIN
2. LAMIVUDIN
3. ZALSITABIN
4. ZIDOVUDIN

TUGAS : cari indikasi, peringatan, interaksi,


KI, ES, dosis, cth sediaan

Anda mungkin juga menyukai