Anda di halaman 1dari 1

Tanggapan Artikel “Cengeraman Gurita Pangan Global”

Permasalahan seputar pangan selalu menjadi bahan perbincangan yang menarik. Sebab semakin
lama pertumbuhan manusia semakin bertambah sehingga ketergantungan mengenai pangan semakin
meningkat. Tercatat penduduk dunia sekarang telah mencapai 6 miliar jiwa dan diperkirakan pada tahun
2050 menjadi 8 miliar jiwa. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2016 memiliki total penduduk
sekitar 250 juta jiwa. Hal ini menjadi masalah tersendiri sebab seperti kata pepatah “dimana ada gula
disitu ada semut”. Kondisi krusial seperti ini yang membuat pihak-pihak tertentu seperti korporasi
memanfaatkan situasi dengan cara land grabbing. Permasalahan semacam inilah yang secara garis besar
tersirat dalam artikel yang berjudul “Cengkeraman Gurita Pangan Global”.

Melihat dalam perspektif pribadi sebenarnya memang benar bahwa kebutuhan pangan global
semakin meningkat dan hal ini dapat mengundang korporasi untuk menguasainya sehingga para petani
bermodal kecil terpinggirkan. Akan tetapi, saya rasa memang hal inilah yang sudah menjadi suatu
keharusan di zaman sekarang ini. Pengelolaan produksi pertanian haruslah mengalami revolusi dan tidak
terpaku pada pengelolaan yang bersifat tradisional. Untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin
kompleks dibutuhkan keterpaduan dari berbagai pihak. Keterpaduan ini menjadikan pangan global akan
selalu tercukupi tanpa mengesampingkan keselarasan antara pembangunan dan lingkungan.

Melihat fenomena yang terjadi mengenai korporasi yang melakukan land grabbing saya rasa
tidak menjadi masalah asalkan terdapat “aturan main” yang jelas dan tegas. Sebab tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa tantangan pangan di masa depan kian kompleks sehingga dibutuhkan pemecahan
masalah yang terstruktur dan terorganisasi. Model pertanian rakyat tradisional yang selama ini masih
dipertahankan pelan-pelan tidak mampu dan tidak relevan dengan perkembangan zaman serta untuk
mencukupi kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Contoh nyata case budaya pertanian tradisional
yang kian mengkhawatirkan adalah pembagian lahan terhadap ahli waris. Hal ini akan menjadi masalah
tersendiri sebab ketika tanah terus dibagi otomatis produktivitas lahan semakin menurun akibat
mengecilnya lahan, dan pada akhirnya lahan pertanian tersebut dialihfungsikan. Permasalahan semacam
inilah yang pastinya akan hilang tatkala model manajemen pertanian modern diterapkan. Dalam hal ini
berbagai pihak dituntut untuk wajib berperan agar “aturan main” dapat dijalankan dengan baik,benar
dan tegas bagi setiap korporasi serta demi kesejahteraan global.

Anda mungkin juga menyukai