Anda di halaman 1dari 3

Sistem tubuh makhluk hidup pada dasarnya mempunyai karakteristik yang prinsipnya sama

pada setiap individu. Dari prinsip karakteristik sama ini sistem tububmakhluk hidup dapat dapat
dipelajari. Misalnya, cara oksigen masuk ke dalam tubuh,cara zat makanan diserap dari saluran
pencernaan, cara sel mendapatkan makanan,dan lain sebagainya (Irianto, 2012).
Menurut Irianto (2012), setiap tubuh organism hidup terdiri dari berbagaisistem fungsional,
misalnya sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem saraf, dansebagainya. Sistem-sistem
tersebut terdiri dari beberapa organ pendukungnya,misalnya sistem pencernaan terdiri dari
mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Organ-organ tubuh yang
mempunyai fungsinya masing-masingtersebut terdiri dari jaringan-jaringan. Jaringan tersebut
dibentuk dari sel-sel yangsama.Tubuh makhluk hidup tersusun sedemikian rupa sehingga dapat
mengatur jikaada sesuatu yang berubah. Pengaturan ini bertujuan agar kehidupan terus
berlangsung. Dalam ilmu fisiologi dikenal istilah homeostasis yaitu pengaturankondisi-kondisi
konstan dalam tubuh. Pada dasarnya semua organ dan jaringan tubuh berfungsi membantu
mempertahankan kondisi yang tetap ini berupa tersedianya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
kehidupan sel atau dikeluarkannya bahan-bahansisa metabolsime yang tidak dibutuhkan lagi
(Irianto, 2012).
Menurut Fox (2008), mekanisme pengaturan (sistem regulasi) ini merupakansuatu kesatuan
fungsi yang saling berhubungan dalam mengatur lingkungan internaltubuh tetap konstan. Kondisi
yang relatif konstan (homeostasis) ini menurutnyadiatur oleh efektor yang teregulasi dengan
informasi yang ditangkap oleh sensor darilingkungan internal tubuh itu sendiri.
Homeostasis adalah manifestasi keberadaan sejumlah faktor biologis yangkonstan seperti
indikasi kuantitatif, karakteristik suatu organisme pada kondisinormal. Termasuk temperatur
tubuh, tekanan osmotik pada cairan, konsentrasi ion hydrogen, kandungan protein dan gula,
konsentrasi ion dan rasio ion-ion aktif yang berhubungan dengan biologis, dan sebagainya.
Keberadaan mineral sebagai garamyang larut dalam medium sel, cairan interstitial, darah, dan
limpa berperan langsungmaupun tidak langsung dalam menjaga parameter-parameter biologis
dalam keadaankonstan (Davis & Mertz, 1987).Sebagian besar ilmu berkepentingan dengan
mekanisme pengatur yang bekerja mempertahankan menetapnya lingkungan internal. Banyak
mekanisme pengatur tersebut bekerja pada prinsip umpan balik, penyimpangan dari
patokannormal (set point system) akan dideteksi oleh suatu sensor, dan sensor mengirimsinyal
untuk mencetuskan perubahan-perubahan kompensatorik yang terus berlangsung sampai titik
patokan tersebut tercapai kembali (Ganong, 2003).
Fisiologi ikan dalam mempertahankan kondisi tubuhnya agar tetap stabil(homeostasis)
mencakup proses osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme,
pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistemendokrin, dan reproduksi. Metabolisme
adalah semua reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup, terdiri atas anabolisme dan
katabolisme (Tarwiyati et al., 2011).
Menurut Irianto (2012), sistem respirasi selalu berhubungan dengan aktivitas metabolisme.
Hal ini dikarenakan setiap makhluk hidup memerlukan energi yang berasal dari sari-sari makanan.
Agar sari-sari makanan itu dapat diubah menjadienergy, maka makanan harus dioksidasi. Oksidasi
ini berlangsung di dalam sel yangmenghasilkan energy dan sisa berupa karbondioksida (CO2), dan
uap air (H2O). Pada peristiwa ini terjadi reaksi sebagai berikut: C6H12O6+ 6O2 enzimoksidasi
6CO2 + 6H2O + Energi. Berdasarkan persamaan tersebut jelas bahwa karbondioksida dan uap
airdilepas ke udara bersama hembusan napas, sedang energi sebagian berupa panasuntuk
memelihara suhu badan dan sebagian berupa energi yang berguna untukmelakukan aktivitas
tubuh (Irianto, 2012) . Sistem organ yang berperan pada ikan dalam hal ini adalahinsang. Oksigen
merupakan bahan pernafasan yang dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Bagi
ikan, oksigen diperlukan oleh tubuhnya untukmenghasilkan energi melalui oksidasi lemak dan
gula (Triastuti et al,. 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi oksigen ikan terbagi menjadi dua, yaitu
faktor luar dan dalam. Faktor luar dipengaruhi oleh tekanan parsialoksigen dan suhu.
Peningkatan suhu pada batas tertentu akan diikuti dengan peningkatan laju metabolisme.
Sedangkan faktor dari dalam adalah yang berkaitanlangsung dengan ikan itu sendiri, seperti
ukuran ikan, aktifitas, kondisi kesehatanikan, dan seks (Anwar et al., 2009).
Menurut Ratningsih (2008), respirasi pada ikan berhubungan luas dengan permukaan organ
respirasi, darah, dan kemampuan dari organisme untuk mendeteksi pengurangan oksigen pada
lingkungan dan upaya penyesuaian fisiologis untukmengimbangi kekurangan oksigen. Partikel-
partikel bahan organik terlarut yang ikutterhisap bersama air secara terus-menerus dapat
mengganggu proses respirasi padaikan serta berakibat mengakibatkan menurunnya laju
konsumsi oksigen.Oksigen terlarut adalah salah satu jenis gas terlarut dalam air dengan jumlah
yang sangat banyak, yaitu menempati urutan kedua setelah nitrogen. Namun jika dilihat dari segi
kepentingan untuk budidaya ikan, oksigen menempati urutanteratas. Oksigen yang diperlukan
ikan untuk pernafasannya harus terlarut dalam air.Hanya jenis ikan tertentu, seperti lele, gurami,
dan tambakan yang mampu menghirupoksigen di udara bebas karena mempunyai alat
pernafasan tambahan (Kordi, 2008). Sumber oksigen terlarut (dalam air) dapat berasal dari difusi
oksigen yangterdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktifitas fotosintesis dari tumbuhan air
danfitoplankton. Difusi oksigen dari atmosfer ke dalam air dapat terjadi secara langsung pada
kondisi air diam (stagnant). Difusi juga dapat terjadi karena agitasi atau pergolakan massa air
akibat adanya gelombang atau ombak dan air terjun. Namun, pada hakikatnya difusi oksigen dari
atmosfer ke perairan berlangsung relatif lambat,meskipun terjadi pergolakan massa air. Oleh
karena itu, sumber utama oksigen di perairan adalah fotosintesis (Effendi & Hefni, 2003).
Menurut Arrignon dan Jacques (1999), oksigen dalam perairan juga dapat berasal dari faktor
biologis, diantaranya adalah aktifitas klorofil pada tanaman dari perifiton di sungai mengalir. Alga
planktonik di dalam kolam atau danau, dantanaman air berbunga. Di pesisir yang membentang di
perairan. Hal ini jugamenyebabkan kelimpahan oksigen apabila tumbuhan air berlimpah dari
cahayamatahari.Respirasi eksternal sangat dipengaruhi oleh kadar oksigen didalamlingkungan
organisme yang bersangkutan. Untuk lingkungan air, kadar oksigendipengaruhi oleh kelarutan
oksigen dalam air.
Menurut Tim Dosen Fisiologi Hewan(2013), kelarutan oksigen dalam cairan secara umum
dipengaruhi oleh:
1.Tekanan parsial oksigen (O2) di atas permukaan cairan. Makin tinggi tekanan O2di atas
permukaan cairan, makin tinggi pada kelarutan oksigen di dalam cairan.
2.Suhu cairan atau medium. Makin tinggi suhu cairan atau medium, makin rendahkelarutan
oksigen dalam cairan atau medium.
3.Kadar garam di dalam cairan. Makin tinggi kadar garam, makin rendah kelarutanoksigen di
dalam cairan.Makhluk hidup dapat diklasifikasikan atas dasar sumber panas bagi tubuhnya.
Endoterm adalah kelompok hewan yang mampu memproduksi sendiri panas yangdiperlukan
untuk tubuhnya. Sedangkan suhu tubuh kelompok hewan Ektoterm berasal dari suhu di
sekelilingnya yang merupakan sumber panas tubuh. Kelompok hewan ketiga adalah Heteroterm,
tubuh hewan ini dapat memproduksi panas seperti halnya pada endoterm, tetapi tidak
mempertahankan suhu tubuhnya dalam kisaran suhu yangsempit (Yuliani dan Raharjo, 2009).Ikan
merupakan organisme vertebrata yang hidup atau habitatnya berada diair, baik air tawar, air
payau, maupun air laut (air asin) dan termasuk kelompok hewan ektoterm (poikiloterm).
Ikan merupakan salah satu organisme vertebrata yanghidup atau habitatnya berada di air baik
air tawar, air payau maupun air laut (Anonim,2008). Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air
tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak, yang termsuk dalam golongan teleostei
Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas
dengan menggunakan insang. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina.
Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia
merupakan merupakan ikan mas yang dibawadari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas
Punten dan Majalaya merupakan hasilseleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan
mas yang dapatdiidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya (Anonim, 2008).Menurut
Anonim (2008), ikan mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang,agak pipih, lipatan mulut dengan
bibir yang halus, dua pasang kumis (babels), ukuran dan warna badan sangat beragam Ikan Mas
dikenal sebagai ikan pemakan segala(omnivora) yang antara lain memakan serangga kecil, siput
cacing, sampah dapur, potongan ikan, dan lain-lain.
Klasifikasi Ikan Mas menurut Anonim (2008) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidea
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus caprio L.
Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dapat digunakan sebagai hewan uji hayatikarena sangat peka
terhadap perubahan lingkungan. Di Indonesia ikan yang termasuk famili Cyprinidae ini termasuk
ikan yang populer dan paling banyak dipelihararakyat, serta mempunyai nilai ekonomis. Ikan mas
sangat peka terhadap faktorlingkungan pada umur lebih kurang tiga bulan dengan ukuran 8 – 12
cm. Disamping itu ikan mas di kolam biasa (Stagnan water) memiliki kecepatan tumbuh yang
relatifcepat, yaitu sekitar 3 cm setiap bulannya (Anonim, 2008).

Anda mungkin juga menyukai