Anda di halaman 1dari 15

EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No.

2 / September 2018

UJI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT JERUK LEMON (Citrus limon


(L.) Osbeck) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

Nur Hasanah, Ika Yulianti


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kharisma Persada
Tangerang Selatan, 15417
E-mail: nurhasanah@masda.ac.id

ABSTRAK
Salah satu tanaman di Indonesia yang sangat terkenal yaitu jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck).
Kulit jeruk lemon mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, tanin, steroid, dan triterpenoid.
Senyawa flavonoid dan triterpenoid diduga dapat bersifat toksik pada kadar tertentu. Untuk itu perlu
dilakukannya uji toksisitas, salah satu pengujian toksisitas dengan menggunakan metode Brine Shrimp Lethaly
Test (BSLT). Aktivitas toksik diketahui dari jumlah kematian larva udang karena pengaruh ekstrak pada
konsentrasi yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi toksik pada ekstrak etanol, fase
n-heksana dan fase etil asetat dan mengetahui nilai LC50 tertinggi pada ekstrak etanol, fase n-heksana dan fase
etil asetat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true eksperimental. Sampel yang digunakan adalah
ekstrak etanol kulit jeruk lemon sebagai zat aktif, kemudian di partisi dengan n-heksan dan etil asetat. Lalu
dibuat larutan uji 1000 ppm, 600 ppm,, 400 ppm, 200 ppm, 100 ppm, 50 ppm, 35 ppm, 15 ppm, 5 ppm dan
kontrol negatif tanpa larutan ekstrak (0 ppm). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setiap pelarut
berpotensi sangat toksik dengan LC50= 12,88 ppm pada pelarut etanol, fase n-heksana memiliki LC50= 1,77
ppm dan fase etil asetat memiliki LC50= 19,95 ppm. LC50 tertinggi ada pada fase n-heksana dengan LC50= 1,77
ppm.

Kata Kunci : Kulit jeruk lemon, Artemia salina, Citrus limon, Toksisitas, BSLT

ABSTRACT
One of the most famous plants in Indonesia is lemon (Citrus limon (L.) Osbeck). Lemon fruit is one
source of vitamin C and antioxidants, lemon juice ethanol extract contains secondary metabolite compounds
flavonoids, glycosides, tannins, steroids, and triterpenoids. Flavonoids and triterpenoids may be toxic to some
degree. For that it is necessary to do toxicity test, one of toxicity test by using method of Brine Shrimp Lethaly
Test (BSLT). Toxic activity is known from the number of deaths of shrimp larvae (Artemia Salina Leach) due
to the influence of extracts or natural material compounds at concentrations given. To determine the toxic
potential of ethanol extract, n-hexane phase and ethyl acetate phase and to know the highest LC50 value in
ethanol extract, n-hexane phase and ethyl acetate phase. This research use experimental research type with
true experimental approach. The sample used was lemon peel ethanol extract as an active substance, then in
partition with n-hexane and ethyl acetate. The test solution is 1000 ppm, 600 ppm, 400 ppm, 200 ppm, 100
ppm, 50 ppm, 35 ppm, 15 ppm, 5 ppm and negative control without extract solution (0 ppm). Indicates that
each solvent is potentially very toxic with LC50 = 12.88 ppm in ethanol solvent, the n-hexane phase has LC50 =
1.77 ppm and the ethyl acetate phase has LC50 = 19.95 ppm. The highest LC50 is in the n-hexane phase with
LC50 = 1.77 ppm.

Keywords : Lemon peel, Artemia salina, Citrus limon, Toxicity, BSLT


EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

PENDAHULUAN

Di Negara Asia terutama Cina, Korea Salah satu tanaman di Indonesia yang
dan India untuk penduduk pedesaan, obat sangat terkenal yaitu jeruk lemon (Citrus
herbal menjadi pilihan pertama untuk limon (L.) Osbeck). Jeruk lemon
pengobatan. Di Negara maju seperti merupakan salah satu bahan alami yang
Australia, Canada (59-60%), Amerika dapat dimanfaatkan buah dan kulitnya.
Serikat (62%), Singapura (76%) dan Buah lemon mengandung asam-asam
Jepang (50%) pun saat ini cenderung yang berperan pada pembentukan rasa
beralih ke pengobatan tradisional asam buah. Buah lemon merupakan salah
terutama obat herbal menunjukkan gejala satu sumber vitamin C dan antioksidan
peningkatan yang sangat signifikan yang berkhasiat bagi kesehatan manusia,
(Kurdi, 2010). Di Indonesia sendiri tetapi sebenarnya buah ini juga
pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat mengandung zat gizi esensial lainnya,
sudah sejak lama dilakukan oleh seperti karbohidrat, potassium, folat,
masyarakat. Dengan keanekaragaman kalsium, thiamin, niacin, vitamin B6,
etnis yang ada, maka pemanfaatan fosfor, magnesium, tembaga, riboflavin,
tanaman sebagai obat juga semakin asam pantotenant, dan senyawa fitokimia.
beranekaragam (Handayani, 2015). (Nizhar, 2012). Kulit lemon terdiri dari
Kekayaan alam Indonesia, dua lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan
menyimpan berbagai tumbuhan yang dalam. Lapisan luar, mengandung
berkhasiat obat dari 40 ribu jenis minyak esensial yang terdiri dari citral
tumbuhan yang tumbuh di dunia, 30 ribu (5%) dan limonen, α-terpineol, geranil
diantaranya tumbuh di Indonesia. asetat dan linali. Lapisan dalam,
Sebanyak 26% yang telah dibudidayakan mengandung kumarin, glikosida dan
dan 74% masih tumbuh liar di hutan. Dari flavonoid (Dev, 2016). Menurut Chitra
26% yang telah dibudidayakan, sebanyak (2012), ekstrak etanol kulit jeruk lemon
940 jenis tanaman telah digunakan mengandung senyawa metabolit sekunder
sebagai obat tradisional, sedangkan flavonoid, glikosida, tanin, steroid, dan
menurut WHO, lebih dari 20.000 spesies triterpenoid.
tumbuhan berkhasiat obat digunakan oleh Senyawa flavonoid dan triterpenoid
penduduk di seluruh dunia (Arsyah, diduga dapat bersifat toksik pada kadar
2014). tertentu (Cahyadi, 2009). Untuk itu perlu
dilakukannya uji toksisitas, salah satu
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

pengujian toksisitas dengan menggunakan alam pada konsentrasi yang diberikan


metode Brine Shrimp Lethaly Test (Silva, 2007). Suatu ekstrak atau senyawa
(BSLT). Beberapa keuntungan bahan alam yang diketahui memiliki
menggunakan metode BSLT adalah aktivitas toksik melalui metode BSLT
metode yang telah teruji untuk mengamati (nilai LC50< 1000 ppm) dapat
toksisitas suatu senyawa di dalam ekstrak dikembangkan lebih lanjut sebagai obat
kasar tumbuhan dengan tingkat antikanker (Meyer,1982).
kepercayaan 95%, metode penapisan Berdasarkan uraian di atas dapat
farmakologi awal yang mudah, cepat dan diketahui masalah dalam penelitian ini
murah, metode ini sering digunakan untuk adalah masih banyak tanaman yang belum
pencarian senyawa antikanker dan tahap diketahui kadar toksisitasnya sehingga
awal isolasi senyawa toksik yang perlu diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu,
terkandung dalam suatu ekstrak peneliti bermaksud untuk melakukan
(Lindawati, 2006). Aktivitas toksik penelitian yang berjudul “Uji toksisitas
diketahui dari jumlah kematian larva ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon
udang (Artemia Salina Leach) karena (L.) Osbeck) Terhadap Larva Udang
pengaruh ekstrak atau senyawa bahan (Artemia salina Leach)”.

METODE
Bahan ml aquadest, setelah larut masukkan ke
Ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus dalam corong pisah dan tambahkan n-
limon (L.) Osbeck), Etanol 70%, telur heksan 30 ml, 20 ml dan 15 ml dilakukan
udang (Artemia salina Leach), Aquadest, pengocokan sebanyak 3 kali. Kocok
N-Heksan dan Etil Asetat. hingga rata, sekali –kali buka penutup
corong pisah kemudian diamkan sampai
Pembuatan ekstrak etanol terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-
400 mg serbuk kulit jeruk lemon heksan. Kemudian hasil fase air di partisi
di maserasi dalam 3 liter etanol selama 3 lagi dengan etil asetat sebanyak 30 ml, 20
hari. Ekstrak dievaporasi sampai ml dan 15 ml dilakukan 3 kali
diperoleh ekstrak kental. pengocokan. Fase n-heksan dan fase etil
etil asetat dievaporasi sampai diperoleh
Pembuatan partisi ekstrak ekstrak kental.
4 gram ekstrak dilarutkan dengan
n-heksan kemudian dilarutkan dengan 20
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

Penetasan larva udang digunakan sebagai larutan induk dengan


Untuk penetasan larva udang konsentrasi 2000 ppm. Konsentrasi yang
dengan menggunakan botol air mineral digunakan untuk pengujian yang
yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian dilakukan secara dua kali (duplo) ini yaitu
atas penutup botol dimasukan ke bagian 1000 ppm, 600 ppm, 400 ppm, 200 ppm,
bawah lalu dilubangi untuk jalan 100 ppm, 50 ppm, 35 ppm, 15 ppm dan 5
masuknya selang yang terhubung dengan ppm.
aerator, lalu dihidupkan aerator.
Kemudian dituangkan air laut ke dalam Uji toksisitas dengan metode BSLT
botol, selanjutnya dituangkan 1 sendok Pada uji BSLT akan digunakan
teh telur udang, lalu didiamkan selama 48 tabung reaksi. Langkah pertama yang
jam. Dipisahkan cangkang telur dengan dilakukan adalah membagi 9 kelompok
larva yang sehat dan bergerak aktif ke tabung untuk masing-masing konsentrasi
dalam wadah yang berbeda. dan 1 kelompok untuk kontrol negatif.
Percobaan ini dilakukan pengulangan 2
Pembuatan konsentrasi ekstrak yang (duplo). 10 ekor larva udang dimasukkan
akan diuji kedalam tabung reaksi yang berisi
Ekstrak kental kulit jeruk lemon masing-masing 10 ml pada setiap
(Citrus limon (L.) Osbeck) ditimbang konsentrasi. Kemudian tabung dibiarkan
sebanyak 200 mg, dilarutkan dengan air di udara terbuka selama 24 jam. Lalu
laut sebanyak 100 mL. larutan tersebut lakukan perhitungan larva yang mati.

HASIL
Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
a. Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
Tabel 1. Hasil Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Lemon
(Citrus limon (L.) Osbeck) dengan Nilai LC50.
Konsentrasi (ppm) %Kematian Probit Nilai LC50 (ppm)
0 0 0 0,0
5 40 4,7467
15 45 4,8743
35 90 6,2816
50 100 8,719
100 100 8,719 12,88
200 100 8,719
400 100 8,719
600 100 8,719
1000 100 8,719
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

Gambar 1. Grafik Analisis Regresi Linier Ekstrak Etanol


Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)

Berdasarkan tabel 1. hasil uji konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 200


toksisitas ekstrak etanol kulit jeruk ppm, 400 ppm, 600 ppm dan 1000
lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) ppm, menghasilkan persen kematian
dengan nilai LC50, terdapat berbagai 100% dan probitnya 8,719. Pada
macam konsentrasi sehingga konsentrasi 5 ppm, 15 ppm, 35 ppm,
menghasilkan persen kematian dan 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm,
probit yang berbeda pula. Pada 600 ppm dan 1000 ppm menghasilkan
konsentrasi 0 ppm yang digunakan nilai LC50 sebesar 12,88 ppm.
sebagai kontrol negatif, menghasilkan Berdasarkan gambar 1. grafik
persen kematian sebanyak 0%, analisis regresi linier ekstrak etanol
probitnya yaitu 0 dan nilai LC50 yaitu kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.)
0,0 ppm karena pada konsentrasi 0 Osbeck), diperoleh persamaan regresi
ppm tidak menggunakan ekstrak. Pada linier dengan nilai persamaan yaitu y =
konsentrasi 5 ppm, menghasilkan 2,750x + 1,936 dan nilai R2 = 0,816.
persen kematian sebanyak 40% dan
probitnya yaitu 4,7467. Pada
konsentrasi 15 ppm, menghasilkan
persen kematian sebanyak 45% dan
probitnya yaitu 4,8743. Pada
konsentrasi 35 ppm, menghasilkan
persen kematian sebanyak 90% dan
probitnya yaitu 6,2816. Pada
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

b. Fase n-Heksana Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
Tabel 2. Hasil Uji Toksisitas Fase n-Heksana Ekstrak Kulit Jeruk Lemon
(Citrus limon (L.) Osbeck) dengan Nilai LC50

Konsentrasi (ppm) % Kematian Probit Nilai LC50 (ppm)


0 0 0 0,0
5 100 8,719
15 100 8,719
35 100 8,719
50 100 8,719
100 100 8,719 1,77
200 100 8,719
400 100 8,719
600 100 8,719
1000 100 8,719

Gambar 2. Grafik Analisis Regresi Linier Fase n-Heksana Ekstrak Kulit


Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)

Berdasarkan tabel 2. hasil uji probitnya yaitu 0 dan nilai LC50 yaitu
toksisitas fase n-heksana ekstrak kulit 0,0 ppm karena pada konsentrasi 0
jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) ppm tidak menggunakan ekstrak. Pada
dengan nilai LC50, terdapat berbagai konsentrasi 5 ppm, 15 ppm, 35 ppm,
macam konsentrasi sehingga 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm,
menghasilkan persen kematian dan 600 ppm dan 1000 ppm, menghasilkan
probit yang berbeda pula. Pada persen kematian 100%, probitnya
konsentrasi 0 ppm yang digunakan 8,719 dan nilai LC50 sebesar 1,77 ppm.
sebagai kontrol negatif, menghasilkan Berdasarkan gambar 2 grafik
persen kematian sebanyak 0%, analisis regresi linier fase n-heksana
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon yaitu y = 1,876x + 4,515 dan nilai R2
(L.) Osbeck, diperoleh persamaan = 0,424.
regresi linier dengan nilai persamaan

c. Fase Etil Asetat Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
Tabel 3. Hasil Uji Toksisitas Fase Etil Asetat Kulit Jeruk Lemon
(Citrus limon (L.) Osbeck) dengan Nilai LC50
Konsentrasi (ppm) %Kematian Probit Nilai LC50 (ppm)
0 0 0 0,0
5 15 3,9636
15 15 3,9636
35 15 3,9636
50 100 8,719
100 100 8,719 19,95
200 100 8,719
400 100 8,719
600 100 8,719
1000 100 8,719

Gambar 3. Grafik Analisis Regresi Linier Fase Etil Asetat


Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbec

Berdasarkan tabel 3. hasil uji sebagai kontrol negatif, menghasilkan


toksisitas fase etil asetat ekstrak kulit persen kematian sebanyak 0%,
jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) probitnya yaitu 0 dan nilai LC50 yaitu
dengan nilai LC50, terdapat berbagai 0,0 ppm karena pada konsentrasi 0
macam konsentrasi sehingga ppm tidak menggunakan ekstrak. Pada
menghasilkan persen kematian dan konsentrasi 5 ppm, 15 ppm dan 35
probit yang berbeda pula. Pada ppm menghasilkan persen kematian
konsentrasi 0 ppm yang digunakan sebanyak 15% dan probitnya 3,9636.
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

Pada konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, Berdasarkan gambar 3. grafik


200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan 1000 analisis regresi linier fase etil asetat
ppm, menghasilkan persen kematian ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon
100% dan probitnya 8,719. Pada (L.) Osbeck) diperoleh persamaan
konsentrasi 5 ppm, 15 ppm, 35 ppm, regresi linier dengan nilai persamaan
50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, 400 ppm, yaitu y = 2,986x + 1,115 dan nilai R2
600 ppm dan 1000 ppm menghasilkan = 0,808.
nilai LC50 sebesar 19,95 ppm.

DISKUSI
Uji Toksisitas Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
Uji toksisitas pada penelitian ini akhirnya menyebabkan kematian sel
menggunakan metode BSLT (Brine (Reskianigsih, 2014).
Shrimp Lethality Test). Metode ini Uji toksisitas dilakukan untuk
menggunakan hewan coba berupa larva mengetahui LC50 pada suatu bahan alam.
udang (Artemia salina Leach) karena Kategori LC50 adalah LC50 ≥ 1000 ppm
spesies ini memiliki kesamaan tipe DNA termasuk dalam kategori tidak toksik,
dan RNA dengan mamalia. Dimana tipe LC50 30-1000 ppm termasuk dalam
DNA-dependent RNA polymerase yang kategori toksik dan LC50 ≤ 30 ppm
dimiliki oleh Artemia salina Leach sama termasuk dalam kategori sangat toksik
dengan mamalia. (McLauughlin, 1998).
Adapun fungsi yang dimiliki oleh Sampel yang digunakan yaitu ekstrak
DNA-dependent RNA polymerase yaitu kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.)
untuk pembentukan protein dan protein Osbeck) yang diperoleh menggunakan
merupakan komponen utama semua sel. metode ekstraksi. Metode ekstraksi yang
Jadi ketika DNA-dependent RNA digunakan adalah maserasi dengan pelarut
polymerase dihambat maka tidak akan etanol. Serbuk simplisia kulit jeruk lemon
terjadi pembukaan pilinan DNA menjadi sebanyak 400 gram direndam dengan
RNA, lalu tidak terjadi juga penerjemah etanol selama 3 hari kemudian disaring,
kodon pada tiap-tiap kodon yang ada di lalu filtrat dikentalkan dengan water bath
RNA tersebut sehingga tidak dapat hingga menjadi ekstrak kental kemudian
terbentuk protein baru. Penghentian ekstrak kental di partisi dengan n-heksana
pembentukan protein ini akan dan etil asetat. Adapun penggunaan
menyebabkan gangguan metabolisme dan pelarut berdasarkan tingkat polaritas.
80
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

Pelarut polar menggunakan etanol, pelarut Pada penelitian ini menggunakan


semi polar yang digunakan etil asetat dan berbagai konsentrasi yaitu 1000 ppm, 600
pelarut non polar yang digunakan n- ppm, 400 ppm, 200 ppm, 100 ppm, 50
heksan. Pemilihan pelarut yang berbeda ppm, 35 ppm, 15 ppm, 5 ppm dan 0 ppm
ini dimaksudkan agar senyawa-senyawa (kontrol negatif) untuk mengetahui pada
yang memiliki kepolaran berbeda dapat konsentrasi mana yang memiliki LC50
larut ke dalam pelarut yang sesuai. (Lethal Concentration 50). Penelitian ini
Pemilihan Etanol sebagai perlarut sudah sesuai dengan teori karena untuk
karena lebih efektif, kapang dan bakteri mendapat ekstrak yang dinyatakan toksik
sulit tumbuh dalam etanol diatas 20%, menggunakan konsentrasi dibawah 1000
tidak beracun, netral, absorbsinya baik, ppm.
etanol dapat bercampur dengan air pada a. Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Lemon
segala perbandingan, panas yang (Citrus limon (L.) Osbeck)
diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit. Hasil skrining fitokimia
Etanol dapat melarutkan alkaloid, menunjukkan bahwa ekstrak etanol
kurkumin, kumarin, glikosida, flavonoid, kulit jeruk lemon mengandung
steroid, lemak, tanin dan saponin hanya flavonoid, triterpenoid, steroid dan
sedikit larut (Sa’adah, 2015). Pemilihan tanin. Berdasarkan penelitian yang
n-heksana sebagai pelarut karena mudah dilakukan oleh Chitra (2012), senyawa
diuapkan, relatif aman dan murah. Pelarut metabolit sekunder pada ekstrak etanol
n-heksan dapat digunakan untuk kulit jeruk lemon adalah flavonoid,
melarutkan senyawa metabolit sekunder glikosida, tanin, steroid/ triterpenoid.
seperti steroid, lemak, sterol, kumarin, Berdasarkan tabel 1. hasil uji
dan terpenoid (Tanaya, 2015). toksisitas ekstrak etanol kulit jeruk
Adapun pemilihan etil asetat sebagai lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
pelarut karena mudah menguap (bersifat dengan nilai LC50, terdapat berbagai
volatil), berwujud cairan yang tidak macam konsentrasi sehingga
beracun, tidak berwarna dan memiliki menghasilkan persen kematian dan
aroma khas (Ocktaviandini, 2015). Pelarut probit yang berbeda pula. Pada
etil asetat dapat digunakan untuk konsentrasi 0 ppm yang digunakan
melarutkan senyawa metabolit sekunder sebagai kontrol negatif, menghasilkan
seperti flavonoid, triterpenoid dan tanin persen kematian sebanyak 0%,
(Tanaya, 2015). probitnya yaitu 0 dan nilai LC50 yaitu

81
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

0,0 ppm karena pada konsentrasi 0 tersebut berkaitan dengan senyawa


ppm tidak menggunakan ekstrak. yang terdapat dalam kulit jeruk lemon
Pada konsentrasi 5 ppm, yang dapat menyebabkan kematian
menghasilkan persen kematian larva. Mekanisme kematian pada larva
sebanyak 40% dan probitnya yaitu disebabkan oleh adanya flavonoid
4,7467. Pada konsentrasi 15 ppm, yang berperan sebagai stomach
menghasilkan persen kematian poisoning (racun perut). Proses ini
sebanyak 45% dan probitnya yaitu menyebabkan larva mengalami
4,8743. Pada konsentrasi 35 ppm, gangguan pada saluran cernanya.
menghasilkan persen kematian Selain itu, senyawa ini
sebanyak 90% dan probitnya yaitu menghambat reseptor rasa yang berada
6,2816. Pada konsentrasi 50 ppm, 100 di permukaan mulut larva sehingga
ppm, 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan larva tidak bisa mendeteksi makanan
1000 ppm, menghasilkan persen dan akhirnya mati karena kelaparan
kematian 100% dan probitnya 8,719. (Reskianingsih, 2014). Berdasarkan
Pada konsentrasi 5 ppm, 15 ppm, dari pernyataan tersebut maka senyawa
35 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm, yang terdapat pada ekstrak kulit jeruk
400 ppm, 600 ppm dan 1000 ppm lemon yang berperan sebagai racun
menghasilkan nilai LC50 sebesar 12,88 perut pada larva udang sehingga
ppm, termasuk kategori sangat toksik. menyebabkan kematian larva adalah
Hal ini sesuai dengan McLauughlin flavonoid.
(1998) yang menyatakan bahwa LC50 ≤
30 ppm termasuk dalam kategori b. Fase n-Heksana Ekstrak Kulit Jeruk
sangat toksik. Perhitungan LC50 dapat Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
dilihat pada lampiran 18. Berdasarkan tabel 2 hasil uji
Berdasarkan gambar 1 grafik toksisitas fase n-heksana ekstrak kulit
analisis regresi linier ekstrak etanol jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) dengan nilai LC50, terdapat berbagai
Osbeck), diperoleh persamaan regresi macam konsentrasi sehingga
linier dengan nilai persamaan yaitu y = menghasilkan persen kematian dan
2,750x + 1,936 dan nilai R2 = 0,816. probit yang berbeda pula.
Pada penelitian ini didapatkan Pada konsentrasi 0 ppm yang
bahwa ekstrak kulit jeruk lemon digunakan sebagai kontrol negatif,
mempunyai potensi toksisitas. Hal menghasilkan persen kematian
82
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

sebanyak 0%, probitnya yaitu 0 dan meyebar dengan baik ke dalam tubuh
nilai LC50 yaitu 0,0 ppm karena pada larva. Efek kerusakan metabolisme
konsentrasi 0 ppm tidak menggunakan yang ditimbulkan terjadi secara cepat
ekstrak. Pada konsentrasi 5 ppm, 15 dapat dideteksi dalam waktu 24 jam
ppm, 35 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 200 hingga menyebabkan 50% kematian
ppm, 400 ppm, 600 ppm dan 1000 larva (Ningsyah, et al, 2015).
ppm, menghasilkan persen kematian
100%, probitnya 8,719 dan nilai LC50 c. Fase Etil Asetat Ekstrak Kulit Jeruk
sebesar 1,77 ppm termasuk ke dalam Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
kategori sangat toksik. Hal ini sesuai Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji
dengan McLauughlin (1998) bahwa toksisitas fase etil asetat ekstrak kulit
LC50 ≤ 30 ppm termasuk dalam jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
kategori sangat toksik. Perhitungan dengan nilai LC50, terdapat berbagai
LC50 dapat dilihat pada lampiran 18. macam konsentrasi sehingga
Pada fase n-heksana didapatkan menghasilkan persen kematian dan
bahwa kematian larva mencapai 100% probit yang berbeda pula.
hal ini diduga bahwa senyawa non Pada konsentrasi 0 ppm yang
polar dapat larut sempurna. Senyawa digunakan sebagai kontrol negatif,
non polar pada kulit jeruk lemon yang menghasilkan persen kematian
penyebabkan kematian larva adalah sebanyak 0%, probitnya yaitu 0 dan
triterpenoid. Tritepenoid berperan nilai LC50 yaitu 0,0 ppm karena pada
sebagai stomach poisoning atau racun konsentrasi 0 ppm tidak menggunakan
perut (Nguyen, 1999). ekstrak. Pada konsentrasi 5 ppm, 15
Senyawa toksik yang ada pada ppm dan 35 ppm menghasilkan persen
ekstrak dapat masuk melalui bagian kematian sebanyak 15% dan probitnya
mulut larva dan diabsorbsi masuk ke 3,9636. Pada konsentrasi 50 ppm, 100
dalam saluran pencernaan terjadi ppm, 200 ppm, 400 ppm, 600 ppm dan
proses absorbsi melalui membran sel. 1000 ppm, menghasilkan persen
Setelah proses absorbsi dilanjutkan kematian 100% dan probitnya 8,719.
dengan distribusi senyawa toksik ke Pada konsentrasi 5 ppm, 15 ppm,
dalam tubuh larva. Perubahan gradient 35 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 200 ppm,
konsentrasi yang drastic antara di 400 ppm, 600 ppm dan 1000 ppm
dalam dan diluar sel yang menghasilkan nilai LC50 sebesar 19,95
menyebabkan senyawa toksik mampu ppm termasuk kategori sangat toksik.
83
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

Hal ini sesuai dengan McLauughlin Berdasarkan hasil uji toksisitas


(1998) bahwa LC50 ≤ 30 ppm termasuk ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon
dalam kategori sangat toksik. (L.) Osbeck) menunjukkan hasil yang
Pada fase etil asetat terdapat sangat toksik sehingga perlu adanya
senyawa semi polar yang bersifat perhatian mengenai penggunaan kulit
toksik di duga dapat menyebabkan jeruk lemon sebagai obat tradisional.
kematian adalah tanin. Tanin pada Selain itu, perlu dilakukan uji
umumnya menghambat aktivitas enzim keamanan dosis penggunaan kulit
dengan jalan membentuk ikatan jeruk lemon sehingga dapat dijadikan
kompleks dengan protein pada enzim obat tradisional.
substrat yang dapat menyebabkan Menurut PERMENKES
gangguan pencernaan dan merusak No.760/MENKES/PER/IX/ 1992
dinding sel, sehingga mekanisme kerja tentang Fitofarmaka, menyatakan
tanin sebagai racun perut (Sumilih, bahwa obat tradisional yang
2010). didaftarkan sebagai jamu harus
Setiap pelarut berpotensi sangat melengkapi uji toksisitas dan uji
toksik tetapi LC50 tertinggi ada pada farmakologi eksperimental untuk
pelarut n-heksan dengan LC50 = 1,77 memastikan keamanan bahan alam
ppm dapat dilihat pada tabel 4.3 hasil tersebut. Hal ini sesuai dengan meyer
uji toksisitas fase n-heksana ekstrak (1982) yang menyatakan bahwa suatu
kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) ekstrak atau senyawa bahan alam yang
Osbeck) dengan nilai LC50. Alasan diketahui memiliki toksik melalui
ekstrak kulit jeruk lemon memiliki metode BSLT (nilai LC50 <1000 ppm)
tingkat toksisitas tertinggi pada pelarut dapat dikembangkan lebih lanjut
non polar karena senyawa ekstrak kulit sebagai obat antikanker.
jeruk lemon yang menyebabkan toksik Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat larut dengan baik pada pelarut maka, ekstrak kulit jeruk lemon ini
non polar. dapat di kembangkan sebagai obat
antikanker di masa yang akan datang.

SIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon
terhadap ekstrak kulit jeruk lemon ini, (L.) Osbeck) memiliki toksisitas terhadap
dapat diambil kesimpulan bahwa pada larva udang (Artemia salina Leach),
84
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

sedangkan pada ekstrak etanol, fase n- dan pada fase n-heksan memiliki
heksan dan fase etil asetat memiliki toksisitas paling tinggi dengan nilai LC50
sangat toksik dengan nilai LC50 12,88 sebesar 1,77 ppm yang termasuk kategori
ppm, LC50 1,77 ppm dan LC50 19,95 ppm, sangat toksik.
.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyah CD. 2014. Kajian Etnobotani Dewa (Phaleri macrocarpa). Bul.


Tanaman Obat Herbal Dan Penelitian Kesehatan. Vol.34 (3).
Pemanfaatannya Dalam Usaha Hal.111-118.
Menunjang Kesehatan Keluarga McLauughlin JL, Rogers LL. 1998. The
Di Dusun Turgo, Purwobinangun, Use Of Biological Assays To
Pake, Sleman. [Skripsi]. Fakultas Evaluate Botanicals. USA. Drug
Sains dan Teknologi. Universitas Information Journal. Vol.32. Hal
Islam Negeri Sunan Kalijaga. 512-524.
Yogyakarta. Meyer, B.N., Ferrigni,N.R., Putnam,J.E.,
Cahyadi R. 2009. Uji Toksisitas Akut Jacobsen,L.B, Nichols,D.E., dan
Ekstrak Etanol Buah Pare McLaughlin,J.L.1982. Brine
(Momordica Charantia L) Shrimp:A Convenient General
Terhadap Larva Artemia Salina Bioassay for Active Plant
Leach Dengan Metode Brine Constituents. Planta Medica
Shrimp Lethality Test (BST). Journal Vol 45 (5). Hal. 31-34
[Skripsi]. Fakultas Kedokteran. Ningdyah A R., Alimuddin A H., jayuska
Universitas Diponegoro. A. Uji Toksisitas Dengan Metode
Semarang BSLT (Brine Shrimp Lethality
Chitra, D BR Ginting. 2012. Karakteristik Test) Terhadap Hasil Fraksinasi
Simplisia Dan Skrining Fitokimia Ekstrak Kulit Buah Tampoi
Serta Uji Aktivitas Antioksidan (Baccaurea macrocarpa). JKK
Ekstrak Etanol Dari Beberapa Journal. Vol. 4 (1). Hal/75-83.
Jenis Kulit Jeruk. [Skripsi]. Nizhar M Ullyl. 2012. Level Optimum
Fakultas Farmasi. Universitas Sari Buah Lemon (Citrus limon)
Sumatera Utara. Medan. sebagai bahan penggumpal pada
Dev C, Rishi Shrivastava RN. 2016. pembentukan curd keju cottage.
Basketful Benefit Of Citrus [Skripsi]. Fakultas Peternakan.
Limon. J. Pharm Journal. 7 (6). Universitas Hasanuddin. Makasar.
Hal 1-6 Ocktaviandini M. 2015. Kajian
Handayani A. 2015. Pemanfaatan Perbedaan Konsentrasi Pelarut
Tumbuhan Berkhasiat Obat Oleh Etil Asetat Terhadap Karakteristik
Masyarakat Sekitar Cagar Alam Ekstrak Zat Warna Dari Sabut
Gunug Simpang, Jawa Barat. Pros Kelapa (Cocos nucifera L).
Sem Nas Masy Biodiv Indon [Skripsi]. Fakultas Teknik.
Journal. Vol.1 (6). Hal.1425-1432 Universitas Pasundan. Bandung
Lisdawati V, Wiryowidagdo S dan Permenkes RI. 1992. Fitofarmaka.
Kardono LB. 2006. Brine Shrimp Menteri Kesehatan Republik
Lethality Test (BSLT) Dari Indonesia. Jakarta
Berbagai Fraksi Ekstrak Daging Reskianingsih A. 2014. Uji Toksisitas
Buah Dan Kulit Biji Mahkota Akut Ekstrak Metanol Buah

85
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

Phaleria macrocarpa (scheef)


Boerl Terhadap Larva Artemia
salina Leach Dengan Metode
Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT). [Skripsi]. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
Jakarta.
Sa’adah H, Nurhasnawati H. 2015.
Perbandingan Pelarut Etanol dan
Air Pada Pembuatan Ekstrak
Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine
Americana Merr) Menggunakan
Metode Maserasi. Jurnal Ilmiah
Manuntung. Vol 1 (2). Hal.149-
153.
Silva,T.M., Nascimento,R.J., Batista,
M.B.,Agra,M.F.,dan Camara,C.A.
2007. Brine Shrimp Bioassay Of
Some Species Of Solanum From
Northeastern Brazil. Revista
Brasileirade Farmacognosia.
17(1). Hal.35-38
Sumilih S., Ambarwati, dan Dwi A. 2010.
Efektivitas Ekstrak Lempuyang
Wangi (Zingiber aromaticum
Val.) dalam Membunuh Larva
Aedes aegypti. Jurnal Kesehatan.
Vol 3(10). Hal. 78-88.
Tanaya V, Retnowati R, Suratno. 2015.
Fraksi Semi Polar Dari Daun
Mangga Kasturi (Mangifera
casturi Kosterm). Kimia Student
Journal. Vol 1 (1). Hal. 778-784

86
EDU MASDA JOURNAL Vol. 2 / No. 2 / September 2018

87

Anda mungkin juga menyukai