Anda di halaman 1dari 8

Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/
E-ISSN : 2502-0412

POTENSI DAYA HAMBAT EKSKTRAK KULIT BUAH MANGGIS


(Garciniamangostana L) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDAALBICANS

Ridha Andayani1, Abdillah Imron NST1, Andrian2


1
Staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala
2
Program Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala

Abstract
Candidaalbicans (C. albcians) is anopportunistic fungi that incertain circumstances may be pathogenis
in the oral cavity and causes oral candidiasis. Garciniamangostana L. peels is one of plants which
contains antifungal constituents such as flavonoid, tanins, saponins, polyphenols, quinones, and
triterpenoids. This study was aimed to determine the effect of Garcinia mangostana L. peels extract
against the growth of C.albicans.Garcinia mangostana L. peels extract was made by maceration
method using 96% etanol. The determination of the effect of Garciniamangostana L. peels extract
against the growth of C. albicans wa s done by using discdiffusion method on SDA media.
Concentration of extract that has used is 6,25%, 12,5%, 25%, and 50%. The data collected from this
study was analyzed by One Way ANOVA test with α=0,05 and continued by LSD test. Result of this
study showed. Conclution Garcinia mangostana peels extract have intermediet effect to against the
growth of C. albicans on concentration 50% with inhibition zona 14,17 mm.

Keyword: Candidaalbicans,Garciniamangostana L .peels extract,disc diffusion method

PENDAHULUAN Pada rongga mulut orang dewasa sehat


terdapat sekitar30-40% spesies C.
Candidaalbicans (C.albicans) adalah albicans,65-88% pada orang yang
flora normal yang bersifat oportunistik, dapat mengkonsumsi antibiotik berspektrum luas
menjadi patogen pada lingkungan yang dalam jangka panjang, dan 95% pada
menguntungkan. 1,2,3,4 Faktor sistemik dan penderita HIV/AIDS. 6 Menurut penelitian
faktor lokal merupakan dua factor yang Scardina (2007) populasi lanjut usia yang
memungkinkan terjadinya perubahan menggunakan gigi tiruan lengkap yang sudah
C.albicans menjadi patogen. Pemakaian gigi longgar atau tidak bersih 65% mengalami
tiruan dan merokok merupakan faktor lokal, kandidiasis oral.7Hal ini disebab kan oleh
sedangkan factor sistemik diketahui seperti pertumbuhan Candidaalbicans (C.Albicans)
penurunan sistem imun dan diabetes yang berlebihan di rongga mulut.8
melitus.3,5
Terapi yang dilakukan pada
kandidiasis oral adalah dengan pemberian
anti fungal sintetik, baik topical maupun
sistemik. Obat antifungal yang sering
digunakan adalah nistatin, amfoterisin B, dan
 Corresponding author clotrimazole. Obat ini efektif mengobati
Email address : ridha_andayani@yahoo.com kandidiasis oral, tetapi memiliki efek
13
Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

samping seperti mual, muntah, dan BAHAN DAN METODE


hepatotoksik.3,9Saat ini, banyak dilakukan
penelitian untuk mencari alternatif terapi Penelitian ini bersifat eksperimental
yang lebih aman, terutama terhadap laboratoris dengan desain post test only
tanaman herbal yang mengandung senyawa control group. Penelitian dilakukan di
antifungal. Salah satu tanaman yang memiliki Laboratorium Hayati Fakultas Matematika
potensi anti fungal adalah kulit buah dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
manggis.10 Universitas Syiah Kuala, untuk pembuatan
Hasil penelitian Iswari (2005) ekstrak kulit Garciniamangostana L. dan uji
menunjukkan bahwa komponen buah fitokimia di Laboratorium Kimia Fakultas
manggis yang paling besar adalah kulitnya Keguruan dan Ilmu pengetahuan Universitas
yakni 70-75% (cit.Yatman,2012)10,11.Kulit Syiah Kuala. Pengujian ekstrak kulit
buah manggis memiliki efek farmakologi, Garcinia mangostanaL. Terhadap
seperti antifungal, antibakteri, anti inflamasi, pertumbuhan C.albicans dilakukan di
anti alergi, anti virus,dan antioksidan. Hal ini Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas
karena didalam kulit buah manggis terdapat Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas
kandungan antifungal dan antibakteri yaitu Syiah Kuala BandaAceh.
Sampel penelitian adalah C. albicans
senyawa fenol.10,12,13 Menurut penelitian
strain ATCC 10231 , bahan uji kulit
Pasaribu (2012), ekstrak etanol 96% kulit
Garcinia mangostana L.berasal dari
buah manggis mengandung senyawa fenol
perkebunan di Seulimum.
seperti golongan alkaloida, flavonoida
Semua alat dan bahan disterilkan. Kulit
glikosida, tannin dan steroid / triterpenoid
Garciniamangostana L. sebanyak 1 kg di
(cit.Windarini,2013).14 Senyawa fenol cuci bersih, dipotong kecil dan dikeringkan
mampu membunuh jamur dan mikroba dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering
dengan cara mendenaturasi ikatan protein dihaluskan. Selanjutnya ekstraksi dengan
pada membrane mikroorganisme sehingga metode maserasi. Bubuk kulit Garcinia
membrane sel menjadi lisis. mangostanaL. Dimasukkan kedalam tabung
Menurut penelitian Poeloengan Erlenmeyer direndam dengan etanol 96%
(2010), ekstrak kulit buah manggis telah sampai tidak berwarna. Kemudian dilakukan
diteliti dalam menghambat pertumbuhan penyaringan sampai di dapat filtrate dan
Staphylococcus aureus yang daya hambat ampas. Filtrat dipekatkan menggunakan
bakteri mulai terlihat pada konsentrasi 20
3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan rotary evaporator pada suhu 60oC.
50%. 15Sedangkan menurut penelitian Uji fitokimia adalah uji kalibrasi untuk
Laurentia(2014), ekstrak kulit buah manggis mengetahui kandungan kimia flavonoid, tanin,
juga memiliki daya hambat terhadap saponin, alkaloid, triterpenoid, steroid dan
pertumbuhan Candidatropicalis dengan glikosida dalam ekstrak kulit Garcinia
mangostana L.
konsentrasi 10%, 20%, dan 40%.16 Priya
Ekstrak kulit Garcinia mangostana L.
(2010), telah meneliti aktifitas kulit buah
diencerkan dengan aquades sampai diperoleh
manggis terhadap beberapa bakteri seperti
konsentrasi yang diinginkan. Serbuk media
Staphylococcusaureus, dan Micrococcus (cit.
SDA 6,5 gram dilarutkan dengan aquades
Musclihah, 2012).11 sebanyak 100ml, dipanaskan dan diaduk
Berdasarkan uraian di atas maka sampai larut. Kemudian disterilkan dalam
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui autoklaf pada suhu 121C selama 15 menit.
potensi daya hambat kulit buah manggis Selanjutnya dituangkan ke dalam cawan petri
(Garcinia mangostana L.) terhadap sebanyak 20 ml dan dibiarkan sampai
pertumbuhan C.albicans sebagai agen 21
mengeras.
kandidiasisoral secara in-vitro.
Kultur C.albicans dimedia SDA
(Sabouroud Dextrose Agar) selanjutnya di
inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C.

14
Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

Candidaalbicans yang tumbuh di identifikasi cakram dengan media agar. Selanjutnya


dengan pewarnaan gram. media SDA diinkubasi dalam inkubator pada
Dilanjutkan dengan uji fermentasi suhu 37C selama 48 jam. Perlakuan pada
pembenihan karbohidrat (glukosa, sukrosa, sampel dilakukan pengulangan sebanyak 3
laktosa, manitol) yang sudah ditambahkan kali. Setelah 48 jam dilakukan pengukuran
phenol red sebagai indikator. Perubahan zona terang untuk tiap konsentrasi ekstrak
warna merah menjadi kuning pada kulit buah manggis yang diukur
indikator menunjukkan terbentuk nya asam 22
menggunakan jangka sorong. Hasil
pada fermentasi tersebut. Mengetahui pengukuran diinterpretasikan berdasarkan
terbentuk nya gas digunakan tabung Durham tabel CLSI dibawah ini.
yang diletakkan terbalik didalam tabung
reaksi dan akan terbentuk ruang kosong Tabel 1.Interpretasi Anti fungal dalam CLSI
dalam tabung Durham. Identifikasi C. Zona
Konsentrasi
Hambat
albicans dilihat berdasarkan reaksi fermentasi Potensi
Kode
Diameter minimal
Ref.No Obat (g) (mm)
karbohidrat dan terbentuknya gas dalam (g/ml)

tabung Durham. Spesies C.albicans S I R S R


82512 Flukonazol 25 FLUCZ ≥19 18-15 ≤14 ≤ 8 ≥ 64
memperlihatkan reaksi fermentasi berupa gas
82312 Vorikonazol 1 VOR.1 ≥17 16-14 ≤14 ≤ 1 ≥4
pada glukosa dan manitol, sedangkan pada
laktosa dan sukrosa tidak terbentuk gas.23 81012 Amfoterisin B 10 AMPH ≥15 14-10 ˂10 ≤ 1 ≥4

81812 Itrakonazol 8 ITRAC ≥15 14-10 ˂10 ≤ 0,12 ≥ 1


Selanjutnya Candidaalbicans yang
tumbuh diinokulasikan kedalam tabung yang 81912 Ketokonazol 15 KETOC ≥28 27-21 ≤20 ≤ 0,12 ≥ 0,5

berisi 10 ml NaCl 0,9% dan divortex supaya 82412 Kaspofungin 5 CASP5 ≥15 14-12 ≤11 ≤1 ≥2

homogen, kemudian bandingkan tingkat 82212 Nistatin 50 NYSTA ≥15 10-14 - - -

kekeruhannya dengan Mc. Farland 0,5 yang


setara dengan jumlah mikroorganisme 1,5 x
108CFU/ml.22 Data dianalisis dengan menggunakan
ANOVA satu arah untuk melihat adanya
Uji C.albicans dengan ekstrak kulit potensi daya hambat pada semua kelompok
buah manggis diawali dengan sterile wooden menggunakan bantuan perangkat lunak
cotton dicelupkan ke dalam suspense Statistical Package for The Social Sciences
C.albicans, lalu ditekan pada dinding bagian (SPSS) dan dibandingkan dengan tabel CLSI.
dalam tabung sampai tidak ada cairan yang
menetes. Kemudian dioles secara meratap
ada masing-masing permukaan media SDA HASIL
dengan teknik swab dan dibiarkan selama 5
menit. Selanjutnya kertas cakram dicelupkan Kulit buah manggis yang digunakan
kedalam 1 ml masing-masing stok variable dalam penelitian ini diperoleh dari daerah
yaitu, ekstrak kulit buah manggis dengan Seulimum Aceh Besar. Ekstraksi kulit buah
konsentrasi 6,25%, 12,5%, 25%, 50%. manggis yang diperoleh melalui proses
Kertas direndam dan dibiarkan sampai maserasi dengan menggunakan pelarut etanol
menyerap ekstrak dan bahan kontrol dengan 96% menghasilkan ekstrak murni.Uji
sempurna ± 1menit.24 fitokimia dilakukan terhadap ekstrak untuk
mengetahui ada tidaknya kandungan senyawa
Kertas cakram yang telah direndam kedalam aktif flavonoid, sapoin, tanin, alkaloid,
masing-masing konsentrasi ekstrak kulit buah polifenol, dan triterpenoid dalam ekstrak
manggis serta bahan kontrol diletakkan pada kulit buah manggis dapat dilihat pada tabel
permukaan media SDA yang telah diolesi dibawah ini.
suspense C.albicans. Jarak antara kertas
cakram harus cukup luas sehingga zona
terang tidak berhimpitan. Kertas cakram
ditekan menggunakan pinset pada permukaan
sehingga terdapat kontak yang baik antara
Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

Tabel 2.Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Buah


Manggis

Gambar 2. Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah


Manggis (Garciniamangostana) Terhadap
Pertumbuhan C.albicans Konsentrasi 6,25% dan12,5%.
Candida albicans yang digunakan
dalam penelitian ini adalah strain ATCC
10231 yang berasal dari Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Syiah Kuala. Hasil kultur
C.albicans pada media SDA setelah
diinkubasi 48 jam pada suhu 37C
memperlihatkan koloni dengan bentuk bulat,
permukaan cembung, berwarna putih
kekuning-kuningan, dan berbau seperti ragi. Gambar 3. Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana) Terhadap
Sebelum dilakukan uji daya hambat, Pertumbuhan C.albicans Konsentrasi 25% dan 50%.
terlebih dahulu dilakukan uji konfirmasi yang
dilakukan dengan menggunakan uji
perwarnaan Gram. Hasil perwarnaan Gram
dibawah mikroskop terlihat berbentuk bulat,
berkoloni, dan berwarna ungu

Gambar 4. Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah


Manggis (Garcinia mangostana) Terhadap
Pertumbuhan C.albicans Kelompok Kontrol Positif dan
Negatif.

Gambar 1. Hasil Kultur dan Konfirmasi C.albicans, Pengukuran zona hambat yang
A.Kultur C.albicans, B.Hasil Perwarnaan Gram dihasilkan ekstrak kulit buah manggis
C.albicans (Garciniamangostana L) pada berbagai
Hasil uji potensi daya hambat ekstrak konsentrasi serta bahan control dilakukan
kulit buah manggis dapat menghambat setelah inkubasi pada suhu 37C selama 48
pertumbuhan C.albicans pada konsentrasi jam. Hasil pengukuran rata-rata zona hambat
50% berdasarkan kategori CLSI. Hasil uji diinterpretasikan menurut klasifikasi CLSI
daya hambat ekstrak kulit buah manggis dibawah ini.
terhadap pertumbuhan C. albicans
ditunjukkan pada Gambar di bawah ini;

16
Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

Tabel 3. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Tabel 5.Rata-rata Diameter Zona Hambat Pertumbuhan
Pertumbuhan C.albicans dari Ekstrak Kulit Buah C. albicans dari Ekstrak Kulit Buah Manggis
Manggis (Garciniamangostana) (Garciniamangostana) Dibandingkan dengan CLSI

Hasil analisis menggunakan ANOVA


terhadap masing-masing konsentrasi dengan
Ket :K = Akuadessteril,K (+) = Nistatin50g control positif menunjukkan bahwa terdapat
Berdasarkan hasil analisis dengan perbedaan yang bermakna, artinya masing –
menggunakan SPSS, pada uji normalitas masing konsentrasi apabila dibandingkan
menunjukkan bahwa semua konsentrasi dengan control positif belum bias
berdistribusi normal karena memiliki P>0,05. mengalahkan kontrol positif dalam
Sebelumnya telah dilakukan upaya untuk menghambat pertumbuhan C.
normalitas dengan menghapus satu data yang
menyebabkan data menjadi tidak normal. Tabel 6. uji lanjut dengan menggunakan LSD (Least
Sementara itu, uji homogenitas memiliki Significant Difference)
nilai P>0,05 yang menyatakan varian data
sama. Selanjutnya, dilakukan uji ANOVA
satu arah (one way ANOVA) dengan tingkat
signifikan 5% atau 0,05. Hasil analisis
mengunakan ANOVA terhadap masing -
masing konsentrasi dengan kontrol negatif Hasil uji lanjut dengan menggunakan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan LSD (Least Significant Difference)
bermakna, artinya masing – masing menunjukkan perbedaan yang signifikan
konsentrasi apabila dibandingkan dengan antara semua konsentrasi terhadap kontrol
control negative lebih efektif dapat negative dan positif, kecuali konsentrasi
menghambat pertumbuhan C.albicans 6,25% terhadap control negatif. Hal ini
disebabkan oleh konsentrasi 6,25% tidak
memiliki potensi daya hambat terhadap
Tabel 4. Hasil Uji ANOVA Setiap Konsentrasi
pertumbuhan C. albicans sama halnya
Terhadap Kontrol Negatif
seperti kontrol negatif. Konsentrasi 12,5%
merupakan konsentrasi terendah yang dapat
menghambat pertumbuhan C.albicans.

PEMBAHASAN
Kulit buah manggis (Garcinia
Namun,jika dibandingkan dalam table
mangostana L) diekstrak dengan metode
CLSI masing-masing konsentrasi masih
maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.
menunjukkan hasil rata-rata pada tingkat
Tujuan dari ekstraksi adalah untuk menarik
resisten.
zat-zat aktif yang terdapat dalam simplisia.
Prinsip ekstraksi dengan metode maserasi
adalah dilakukan diwadah tertutup dengan
cara merendam dan mengaduk simplisia
dalam pelarut.19
Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

Proses ekstraksi senyawa aktif yang besar seiring dengan meningkatnya nilai
terdapat dalam kulit buah manggis konsentrasi ekstrak.
memerlukan pelarut. Pelarut yang digunakan Potensi daya hambat yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah etanol 96%. oleh ekstrak kulit buah manggis terhadap
Etanol (C2H5OH) merupakan pelarut polar pertumbuhan C.albicans pada penelitian ini
yang sering digunakan karena mempunyai disebabkan oleh zat-zat aktif yang
daya melarutkan yang baik, titik didih rendah terkandung didalam kulit buah manggis
dan relative aman. Etanol digolongkan ke seperti flavonoid, tanin, saponin, alkaloid,
dalam pelarut polar karena memiliki gugus polifenol, dan triterpenoid yang berfungsi
hidroksil (OH-). Gugus hidroksil ini lah yang sebagai antifungal. Hal ini diperkuat oleh
berperan dalam memecah dinding sel penelitian yang dilakukan oleh Shai (2007)
tumbuhan sehingga senyawa-senyawa yang bahwa saponin dan tannin dalam batang kol
terkandung dalam tumbuhan dapat di ikat mampu menghambat pertumbuhan C.albicans
dengan baik.25 (cit:VanWykC, BothaFS, SteenkampV).28
Uji fitokimia ekstrak kulit buah Hal ini dikarenakan saponin bekerja
manggis menunjukkan adanya kandungan dengan cara berikatan dengan membran sterol
alkaloid, saponin, tanin, polifenol, flavonoid, pada dinding sel jamur yang menyebabkan
triterpenoid dan tidak mengandung kuinon pembentukan pori sehingga integritas
dan steroid. Hal ini tidak sesuai dengan membran sel jamur akan hilang.28
penelitian Poeloengan (2010) yang
menyatakan adanya kandungan steroid dalam Sementara itu, tannin yang merupakan
senyawa fenol dapat menyebabkan kerusakan
ekstrak kulit buah manggis. 15 Hal ini
dinding sel dengan cara mengerutkan dinding
disebabkan oleh perbedaan letak geografis
sel, sehingga akan mengganggu permeabilitas
suatu tanaman, perubahan iklim dan varietas
dinding sel itu sendiri, dan pertumbuhannya
tanaman yang berbeda dapat menyebabkan
menjadi terhambat.17
bervariasinya kandungan metabolit dari suatu
tanaman.26 Sementara itu, berdasarkan
penelitian Ogunwenmo (2007) bahwa
Pada uji pengaruh ekstrak kulit buah alkaloid dapat menghambat pertumbuhan
manggis terhadap pertumbuhan C. albicans mikroba dengan cara mengganggu
dengan metode difusi cakram terlihat zona pembentukan komponen peptidoglikan
hambat disekitar kertas cakram pada dinding sel, sehingga lapisan dinding sel yang
konsentrasi 12,5%, 25%, dan 50%. Pada terbentuk tidak sempurna dan menyebabkan
penelitian ini terdapat kesulitan dalam sel mikroba menjadi lisis (cit:Njeru SN,
pengukuran diameter zona hambat karena MatasyohJ, MwanikiCG, MwediaC,
ekstrak yang terlalu kental dan berwarna KobiaGK).18Flavonoid yang juga merupakan
coklat. Perbedaan ukuran dari diameter zona senyawa fenol bekerja dengan cara
hambat dapat dipengaruhi oleh kepadatan atau menghambat sintesis asam nukleat jamur dan
viskositas media biakan, kecepatan difusi zat mengganggu kestabilan membrane sel serta
antimikroba, konsentrasi, dan sensitivitas metabolism pada jamur.
mikroorganisme terhadap zat
antimikroba.22 Ketidakstabilan ini terjadi akibat adanya
perubahan sifat dari membran sel jamur yang
Respon zona hambat yang paling besar dapat mengakibatkan gangguan pertukaran
terjadi pada konsentrasi 50% yaitu sebesar cairan didalam sel sehingga dapat
14,17 mm. Pelczar dan Chan (2006) 28
menyebabkan kematian jamur.
menyebutkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi suatu zat antimikroba maka Hasil analisis dengan uji One Way ANOVA
semakin besar pula kemampuannya untuk menunjukkan P<0,05 yang menyatakan
menghambat pertumbuhan mikroba.27 Hal bahwa H0 ditolak, sehingga dapat ditarik
ini sesuai dengan hasil penelitian yang kesimpulan adanya pengaruh ekstrak kulit
menunjukkan diameter zona hambat semakin buah manggis terhadap pertumbuhan C.

18
Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

albicans. Zona hambat yang dihasilkan oleh TheNew England Journal of


ekstrak kulit buah manggis dalam Medicine.1994;330(4):263-272.
menghambat pertumbuhan C.albicans pada 8. YatmanE. Kulit Buah Manggis
konsentrasi 12,5% dan 25% dengan rata-rata Mengandung XantonYang Berkhasiat
diameter zona hambat masing-masing 7,5 Tinggi. Widya.2012;324(29):2-9.
mm dan 9 mm termasuk kedalam kategori
resisten menurut CLSI, sedangkan 9. MuslichahS, AnggrainiD, WaluyoJ. Uji
konsentrasi 50% termasuk dalam kategori Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat
intermediet menurut kategori CLSI dengan Kulit Buah Manggis (Garcinia
diameter zona hambat 14,17 mm. mangostanaL.) terhadap Candida
albicans. Jember: Universitas Jember;
KESIMPULAN 2012.

Ekstrak kulit buah manggis 10. DungirSG, KatjaDG, KamuVS. Aktivitas


(GarciniamangostanaL ) memiliki zona Antioksidan Esktrak Fenolik dari Kulit
hambat pada konsentrasi 12,5%, 25% dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).
50%. Diameter zona hambat yang paling JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE.
besar terjadi pada konsentrasi 50% yaitu 2012;1(1):11-15.
14,57 mm yang termasuk kedalam kategori 11. PasaribuF, SitorusP, BahriS. The Testof
intermediet menurut CLSI. Ethanol Extract of Mangosteen Rind
(Garcinia mangostana L.) to Decrease
Blood Glucose Level Journal of
Pharmaceutics and Pharmacology.
DAFTAR PUSTAKA
2012;1(1):1-8.
1. 1.W.NevilleB, D.NammD, M.AllenC,
12. WindariniLGE, AstutiKW,
Bouquot JE.Oral and Maxillofacial
WarditianiNK .Skrining Fitokimia
Pathology. 2 ed. Toronto: WB. Saunders
Ekstrak Metanol Kulit Buah
Company; 2002:189, 192.
Manggis.jurnal farmasi udayana. 2013:2-
2. RegeziJA, SciubbaJJ, JordanRCK. Oral 3.
pathology clinical pathologic
13. PoeloenganM, Praptiwi. Uji Aktivitas
correlations. St.Louis, Missouri:
Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis
Saunders; 2003:100, 405.
(Garcinia mangostana Linn). Media
3. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Litbang Kesehatan.2010;20:65-69.
Burket's OralMedicine. 11 ed.
14. Laurentia NR. Daya Hambat Ekstrak
4. Akpan A, Morgan R. Oral Candidiasis. Etanol Kulit Manggis (Garcinia
bmj. 2014;78:456. mangostana Linn) Terhadap Zona
5. ScardinaGA, FucaG, RuggieriA, CariniF, Radikal Candida albicans In-Vitro.
CacioppoA, ValanzaV. Oral Candidiasis Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada;
and Oral Hyperplastic Candidiasis: 2014.
Clinical Presentation. Research Journal 15. CulloughM, RossB, ReadeP. Candida
of Biological Sciences.2007;2(4):408- albicans : are view of its history,
412. taxonomy, epidemiology, virulence
6. Oliveira MAMd, Carvalho LP, Gomes attributes, and methods of strain
MdS, Bacellar O, Barros TF, M.Carvalho differentiation. International journal
E. Microbiological and Immunological maxillofacial surgery. 1996;25(4):136-
Features of Oral Candidiasis. 144.
Microbiol.immunol. 2007;51(8):713-719. 16. Kadrianto T. Efek Xylitol terhadap
7. Como JA, Dismukes WE. Oral Azole resistensi Candida albicans dalam serum
Drugs as Systemic Antifungal Therapy. (uji in vitro). Fakultas Kedokteran Gigi:
Universitas Indonesia; 2008.
Andayani R et al/ J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 13 - 20

17. Rios JL. Effects of Triterpenes on the 27. TurkFM. Saponins Versus Plant Fungal
Immune System. journal of Pathogens. Journal of CellandMolecular
ethnopharmacology. 2010;128:1-14. Biology. 2006;5(1):13-17.
18. HandaSS, KhanujaSPS, LongoG, 28. ChaturvediA, SinghS. Antimicrobial
RakeshDD. Extraction Techniques of Activity of Flavonoids From In Vitro
Medicanal Plants. Journal international Tissue Culture and Seeds of Gossypium
centre for science. 2008 ; 1(1):1-10. Species. Journal Romanian
Biotechnological. 2010; 15(1): 4959-
19. Doughari JH. Extractionmethod, Basic
4963.
Structures and Mode of
ActionasPotential Chemotherapeutic
Agents. Intech Journal. 2012 ; 1 (1) : 15 -
18.
20. ChandraR, WinataT, Evacuasiany E. The
Antifungal Activity of Celery Herb
Extracts (Apium graveolens L.) Against
Candida albicans Invitro. Jurnal Medika
Planta. 2011;1(3):1.
21. Agarwal S, Manchanda V, VermaN,
Bhalla P. Yeast Identification in Routine
Clinical Microbiology Laboratory and its
Clinical Relevance. Indian Journal.
2011;29(2):172-177In.
22. Sirois M. Diagnostic microbiology. 5 ed.
St. Louis: Mosby Elselvier; 2007.
23. RamadhanAE, PhazaHA. Pengaruh
Konsentrasi Etanol, Suhu dan Jumlah
Stage Pada Ekstraksi Oleoresin Jahe
(Zingiber officinale Rosc) Secara Batch.
Jurnal Undip. 2010;1(1):9-11.
24. Irmayanti, Arisanti, Wijayanti. Uji
Pendahuluan Serbuk Simplisia dan
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana)
yang Berasal Dari Desa Luwus,
Kecamatan Baturiti, Tabanan, Bali.
Jurnal UNUD. 2013;1(1):47-51.
25. RahayuT, RahayuT. Uji Antijamur
Kombucha Coffee Terhadap Candida
albicans dan Tricophuton
mentagrophytes. Jurnal Penelitian Sains
& Teknologi.2009 ; 10(1):10-17.
26. Wyk CV, BothaFS, SteenkampV. In
Vitro Antimicrobial Activity of
Medicanal Plants Againts Oral Candida
albicans Isolates. International Journal of
Biomedical and Pharmaceutical
Sciences. 2009;1(1):26-30.

20

Anda mungkin juga menyukai