Anda di halaman 1dari 18

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 1 196

REVIEW: FARMAKOTERAPI GANGGUAN ANXIETAS

Hilda Vildayanti, Irma Melyani Puspitasari, Rano Kurnia Sinuraya


Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor 45363
vildayantihilda09@gmail.com

ABSTRAK
Gangguan anxietas merupakan gangguan yang paling umum terjadi yang berkaitan dengan
mental, emosional dan perilaku. Gangguan anxietas ditandai dengan kecemasan yang
berlebihan dan tidak realistis mengenai suatu hal. Menurut survei epidemiologi, sepertiga
penduduk dunia dipengaruhi oleh gangguan anxietas selama masa hidupnya. Penentuan jenis
gangguan anxietas diperlukan untuk memastikan pengobatan yang sesuai dengan jenis
gangguannya. Review artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
perkembangan pengobatan yang digunakan pada penderita gangguan anxietas berdasarkan
tipe gangguannya. Sumber data yang digunakan untuk dijadikan referensi pada review artikel
ini terdiri dari 20 jurnal ilmiah, 5 textbook, dan 2 website resmi yaitu National Institute of
Mental Health dan Ministry of Health. Pengobatan untuk gangguan anxietas mencakup
berbagai antidepresan (SSRIs, SNRIs, TCAs, dan MAOIs), anti-anxietas (benzodiazepin dan
buspiron), serta β-blockers. Berdasarkan beberapa guideline, SSRIs direkomendasikan
sebagai first-line terapi untuk sebagian besar gangguan anxietas.

Kata Kunci: Gangguan Anxietas, Tipe Anxietas, Farmakoterapi

ABSTRACT
Anxiety disorders are the most common disorders associated with mental, emotional and
behavioral. Anxiety disorders are characterized by excessive and unrealistic anxiety about a
thing. According to epidemiological surveys, one third of the world’s population is affected by
anxiety disorders during their lifetime. Determining the type of anxiety disorders is necessary
to ensure treatment according to the type of disorder. This article review aims to provide
information about development for the treatment of patients with anxiety disorders based on
the type of disorder. The sources of data used for reference to this article review consist of 20
scientific journals, 5 textbooks, and 2 official website are National Insitute of Mental Health
and Ministry of Health. Treatment for anxiety disorders includes various antidepressants
(SSRIs, SNRIs, TCAs, and MAOIs), anti-anxiety (benzodiazepines and buspirone), and β-
blockers. Based on several guidelines, SSRIs are recommended as first-line therapy for most
anxiety disorders.

Keywords: Anxiety Disorder, Type of Anxiety, Pharmacotherapy

Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018

PENDAHULUAN tidak realistis mengenai suatu hal (Soodan


Gangguan anxietas merupakan and Arya, 2015).
salah satu gangguan yang paling umum Studi epidemiologi terbaru
terjadi yang berkaitan dengan mental, memberikan bukti bahwa gangguan
emosional dan perilaku (Kessler and anxietas menjadi gangguan dengan
Wang, 2008). Gangguan anxietas ditandai frekuensi tinggi pada populasi umum di
dengan kecemasan yang berlebihan dan seluruh dunia (Soodan and Arya, 2015).
Studi menurut Global Burden of Disease
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 197

(GBD) memperkirakan bahwa gangguan (National Institute of Mental Health,


kecemasan berkontribusi terhadap 26,8 juta 2009).
penyebab kecacatan per tahun pada tahun Pengobatan utama yang digunakan
2010 (Whiteford, et al., 2013). Menurut untuk gangguan anxietas adalah anti-
survei yang lebih baru, tingkat prevalensi depresan, anti-anxietas, dan β-blockers
seumur hidup untuk remaja berusia 13 untuk mengontrol beberapa gejala fisik.
hingga 17 tahun adalah 7,7%, sementara Dengan treatment yang tepat, penderita
itu 6,6% pada orang dewasa berusia 18 gangguan anxietas dapat hidup lebih
hingga 64,3 tahun (Bandelow and normal (National Institute of Mental
Michaelis, 2015). Health, 2009).
Banyak faktor yang berkontribusi
terhadap perkembangan gangguan POKOK BAHASAN
anxietas. Faktor resiko tersebut meliputi Review artikel ini akan
riwayat keluarga, kejadian yang menjelaskan mengenai perkembangan
menegangkan, khawatir yang berlebihan, pengobatan yang digunakan pada penderita
overprotektif, wanita yang tidak menikah gangguan anxietas berdasarkan tipe
atau tidak bekerja, serta kesehatan fisik gangguannya.
atau mental yang buruk (Meng and Arcy,
2012). Sumber Data
Sebagian besar pasien gangguan Beberapa sumber data yang
anxietas merupakan pasien rawat jalan, digunakan untuk dijadikan referensi pada
sehingga mungkin menerima perawatan review artikel ini terdiri atas sumber primer
yang kurang maksimal dari para psikiater berupa jurnal ilmiah baik jurnal nasional
dibanding dengan pasien gangguan lain maupun internasional, sumber data
yang membutuhkan pengobatan rawat inap sekunder berupa textbook, serta sumber
seperti skizofrenia atau gangguan bipolar data tersier berupa website resmi seperti
(Bandelow and Michaelis, 2015). National Institute of Mental Health dan
Secara umum, pengobatan Ministry of Health.
gangguan anxietas dilakukan dengan
Strategi Pencarian Data
pemberian obat, psikoterapi tertentu, atau
Pencarian istilah atau keyword
keduanya. Pilihan pengobatan tergantung
untuk mendapatkan referensi dari jurnal,
pada diagnosis yang tepat apakah gejala
textbook maupun website yaitu dengan
yang dirasakan itu disebabkan oleh
pencarian di internet menggunakan kata
gangguan anxietas atau masalah fisik lain
kunci yang berhubungan dengan anxiety
disorders, seperti “journal of anxiety
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 198

disorders”, “definition of anxiety disorders, pathophysiology of anxiety


disorders”, “pathophysiology of anxiety disorders, clinical presentation of anxiety
disorder”, “clinical presentation of anxiety disorders, treatment for anxiety disorders,
disorders”, “treatment for anxiety therapy for anxiety. Semua sumber data
disorders”, dan “therapy for anxiety”. yang digunakan memiliki waktu publikasi
Sementara strategi dalam pencarian data maksimal 10 tahun terakhir.
yaitu dengan menggunakan web browser Kemudian untuk kriteria eksklusi
google chrome, dan menggunakan yaitu jurnal, textbook, serta website 10
beberapa situs search engine seperti google tahun terakhir yang tidak spesifik untuk
scholar, elsheviere, ncbi dan science direct. gangguan anxietas dan yang tidak memuat
Setelah mendapatkan sumber data yang informasi seperti yang diinginkan.
dikehendaki, kemudian diskrining
Jumlah Studi yang Diskrining dan Studi
berdasarkan kriteria inklusi untuk menjadi
yang Digunakan
referensi pada review artikel ini.
Studi yang diskrining dalam
Kriteria Inklusi dan Eksklusi pembuatan review artikel ini yaitu 40
Kriteria inklusi yaitu berupa jurnal jurnal ilmiah, 5 textbook, dan 2 website,
internasional, textbook serta website yang sedangkan yang masuk kriteria inklusi dan
memuat informasi mengenai gangguan digunakan sebagai referensi yaitu 20 jurnal
anxietas, seperti definition of anxiety ilmiah, 5 textbook, dan 2 website.

40 sumber pencarian awal yang


terdiri dari 33 jurnal ilmiah, 5
textbook, dan 2 website
Ekslusi (n = 13)

• Tahun publikasi lebih dari 10 tahun


terakhir (n = 3)
• Tidak memuat informasi yang
dibutuhkan (n = 7)
Inklusi (n = 27) • Tidak sesuai pokok bahasan (n = 3)

• Jurnal ilmiah internasional yang


memuat informasi tentang gangguan
anxietas (n = 20)
• Handbook farmakoterapi dan buku
mengenai gangguan anxietas (n = 5)
• Website mengenai gangguan anxietas
(n =2)

Gambar 1. Skema Alur Penelitian


Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 199

Tabel 1. Sumber Data yang Digunakan

Jenis Nama
Penulis/ Judul Jurnal/Buku/ Informasi
No. Sumber Jurnal/Buku/
Editor Situs Internet Utama
Data Situs Internet
1 Jurnal Journal of Baldwin, et al., Evidence-based Presentasi
Psychopharmac 2014 pharmacological klinik
ology treatment of anxiety gangguan
disorders, post- anxietas
traumatic stress
disorder and
obsessive-
compulsive disorder:
A revision of the
2005 guidelines
from the British
Association for
Psychopharmacolog
y
2 Jurnal Dialogues in Bandelow and Epidemiology of Prevalensi
Clinical Michaelis, Anxiety Disorders in seumur hidup
Neuroscience 2015 the 21st Century gangguan
anxietas
3 Jurnal Dialogues in Bandelow, et Treatment of Presentasi
Clinical al., 2017 Anxiety Disorders klinik
Neuroscience gangguan
anxietas
agoraphobia
dan specific
phobia
4 Jurnal Soc Psychiatry Bener, et al., Prevalence, Prevalensi
Psychiatr 2012 Symptom Patterns gangguan
Epidemiol and Comorbidity of anxietas
Anxiety and
Depressive
Disorders in Primary
Care in Qatar
5 Jurnal Pharmacy and Bystritsky, et Current Diagnosis Definisi dan
Therapeutics al., 2013 and Treatment of pengobatan
Anxiety Disorders gangguan
anxietas
6 Jurnal Current Christmas and Potential Novel Patofisiologi
Pharmaceutical Nutt, 2008 Anxiolytic Drugs gangguan
Design anxietas
7 Buku - DiPiro, et al., Pharmacotherapy Presentasi
2009 Handbook, Seventh klinik
Edition. gangguan
anxietas
8 Buku - DiPiro, et al., Pharmacotherapy Patofisiologi
2015 Handbook, Ninth dan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 200

Edition rekomendasi
pengobatan
gangguan
anxietas
9 Jurnal Social and Dogaheh, 2013 Psychometric Diagnosis SAD
Behavioral Properties oif Farsi
Science Version of the Social
Phobia Inventory
(SPIN).
10 Jurnal International Kampfe, et al., Experimental Diagnosis PD
Journal of 2012 Avoidance and dan
Clinical and Anxiety Sensitivity Agoraphobia
Health in Patient with Panic
Psychology Disorder and
Agoraphobia
11 Jurnal BMC Psychiatry Katzman, et Canadian Clinical Rekomendasi
al., 2014 Practice Guideline pengobatan
for the Management gangguan
of Anxiety, anxietas
Posttraumatic Stress
and Obsessive-
compulsive
Disorders.
12 Jurnal Annual Review Kessler and The Descriptive Definisi dan
of Public Health Wang, 2008 Epidemiology of prevalensi
Commonly Occuring gangguan
Mental Disorders in anxietas
the United States
13 Jurnal American Locke, et al., Diagnosis and Gejala
Family 2015 Management of gangguan
Physician Generalized Anxiety anxietas
Disorder and Panic
Disorder in Adults
14 Jurnal Curr Pharm Lopez, et al., Unraveling Patofisiologi
2010 monoamine gangguan
receptors Involved in anxietas
the Action of
Typical and Atypical
Antipsychotics on
Glutamatergic and
Serotonergic
Transmission in
Prefrontal Cortex
15 Jurnal Medical Care Lowe, et al., Validation and Diagnosis
2008 Standardization of GAD
the Generalzed
Anxiety Disorder
Screener (GAD-7) in
the General
Population
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 201

16 Jurnal BMC Psychiatry Maideen, et Prevalence, Prevalensi


al., 2015 Associated Factors gangguan
and Predictors of anxietas
Anxiety: a
Community Survey
in Selangor,
Malaysia
17 Jurnal American Mathew, et al., Recent Advances in Patofisiologi
Journal of 2008 the Neurobiology of gangguan
Medical Anxiety Disorders: anxietas
Genetics Implications for
Novel Therapeutics.
18 Jurnal Australian & McEvoy, et Epidemiology of Prevalensi
New Zealand al., 2011 Anxiety Disorders in gangguan
Journal of the Australian anxietas
Psychiatry General Populatio:
Findings of the 2007
Australian National
Survey of Mental
Health and
Wellbeing
19 Jurnal The Canadian Meng and Common and Faktor resiko
Journal of Arcy, 2012 Unique Risk Factors gangguan
Psychiatry and Comorbidity for anxietas
12-Month Mood and
Anxiety Disorders
Among Canadians
20 Web - Ministry of Clinical Practice Pengobatan
Health, 2015 Guideline: Anxiety gangguan
Disorders. anxietas
21 Web - National Anxiety Disorders Diagnosis dan
Institute of pilihan
Mental Health, pengobatan
2009 gangguan
anxietas
22 Buku - Simpson, et Anxiety Disorder- Definisi dan
al., 2010 Theory, Research gejala
and Clinical gangguan
Perspective, 1st Ed. anxietas
23 Jurnal International Soodan and Understanding the Defini,
Journal of Arya, 2015 Pathophysiology and epidemiologi,
Pharmacy & Management of the ptofisiologi,
Pharmaceutical Anxiety Disorders dan gejala
Research anxietas
24 Buku - Stuart, 2012 Buku Saku Definisi
Keperawatan Jiwa, gangguan
Edisi 5 anxietas
25 Buku - Videbeck, Psychiatric Mental Definisi
2011 Health Nursing, 5th gangguan
Edition anxietas
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 202

26 Jurnal Journal NCBI Whiteford, et Global Burden of Epidemiologi


al., 2013 Disease Attributable gangguan
to Mental and anxietas
Substance Use
Disorders: Findings
from the Global
Burden of Disease
Study 2010
27 Jurnal Eur Wittchen, et Size and Burden of Prevalensi
Neuropsychopha al., 2011 Mental Disorders gangguan
rmacol and Other Disorders anxietas
of the Brain in
Europe 2010

Definisi Gangguan Anxietas dan melemahkan, yang mana gangguan


Masalah psikiatri yang sering anxietas ini termasuk kondisi kejiwaan
terjadi di Amerika Serikat adalah gangguan yang paling umum di negara barat.
anxietas (kecemasan). Gangguan anxietas
Epidemiologi
merupakan perasaan kekhawatiran yang
Menurut survei epidemiologi,
tidak jelas, berkaitan dengan respon
sepertiga penduduk dunia dipengaruhi oleh
emosional terhadap sesuatu (Stuart, 2012).
gangguan kecemasan selama masa
Gangguan anxietas ini dapat mengganggu
hidupnya. Gangguan ini lebih sering terjadi
kehidupan sehari-hari (Videbeck, 2011).
pada wanita. Pada usia paruh baya,
Menurut Bystritsky, et al.,
prevalensinya paling tinggi. Namun, ada
gangguan anxietas termasuk kondisi
penurunan tingkat prevalensi seiring
kesehatan mental yang paling umum,
dengan bertambahnya usia, terutama usia
meskipun kurang terlihat seperti
yang lebih tua (Bandelow and Michaelis,
skizofrenia, depresi atau gangguan bipolar,
2015). Menurut survei yang lebih baru,
tetapi bisa sama-sama melumpuhkan.
tingkat prevalensi seumur hidup untuk
Sedangkan menurut Simpson, et al.,
remaja berusia 13 hingga 17 tahun adalah
gangguan anxietas didefinisikan dengan
7,7%, sementara itu 6,6% pada orang
kekhawatiran yang berlebihan, hiper-
dewasa berusia 18 hingga 64,3 tahun
arousal, ketakutan yang kontraproduktif
(Bandelow and Michaelis, 2015).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 203

Tabel 2. Prevalensi Gangguan Anxietas di Beberapa Negara

Referensi Prevalensi Populasi

Wittchen, et al., 2011 14,0% Eropa

McEvoy, et al., 2011 11,8% Australia

Kessler and Wang, 2008 18,1% United States

Maideen, et al., 2015 8,2% Malaysia

Whiteford, et al., 2013 5,3% Afrika

Bener, et al., 2012 10,3% Qatar

Patofisiologi Patologi seluler yang dapat berkontribusi


1. Model Noradrenergik pada pengembangan gangguan anxietas
Model ini menunjukkan bahwa termasuk regulasi abnormal pelepasan 5-
sistem saraf otonom pada penderita HT, reuptake atau respons abnormal
gangguan anxietas, hipersensitif dan terhadap signal 5-HT. Reseptor 5-HT1A
bereaksi berlebihan terhadap berbagai diduga memainkan peran yang sangat
rangsangan. Glukokortikoid mengaktifkan penting terhadap anxietas. Aktivasi
locus caeruleus, yang berperan dalam reseptor 5-HT1A meningkatkan aliran
mengatur anxietas, yaitu dengan kalium dan menghambat aktivitas adenilat
mengaktivasi pelepasan norepinefrin (NE) siklase (Soodan and Arya, 2015).
dan merangsang sistem saraf simpatik dan Reseptor HT1A juga terlibat dalam
parasimpatik (DiPiro, et al., 2015). panic disorder. Polimorfisme spesifik
2. Model Serotonin dalam gen yang mengkodekan reseptor 5-
Jalur serotonergik yang timbul dari HT1A telah terbukti memiliki hubungan
nukleus raphé di batang otak mempersarafi yang signifikan dengan gangguan
berbagai macam struktur yang dianggap agoraphobia dan panik (Lopez, et al.,
terlibat dalam gangguan anxietas, termasuk 2010). Peran 5-HT dan subtipe reseptornya
korteks frontal, amigdala, hipotalamus, dan dalam memediasi gejala kecemasan, panik,
hipokampus (Mathew, et al., 2008). Selain dan obsesi adalah kompleks. 5-HT
itu, mekanisme serotonergik diyakini dilepaskan dari terminal saraf berikatan
mendasari aktivitas biologis berbagai obat dengan subtipe reseptor 5-HT2C post-
yang digunakan untuk mengobati mood sinaptik, yang memediasi kecemasan. 5-
disorder, termasuk gejala anxietas. HT1A adalah auto-reseptor pada neuron
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 204

pra-sinaptik yang apabila dirangsang dapat penurunan kadar GABA dan pengikatan
menghambat pelepasan 5-HT dari neuron reseptor GABAA-benzodiazepine pada
presinaptik ke sinaps (Mathew, et al., pasien dengan gangguan anxietas.
2008). Reseptor GABA-benzodiazepine
3. Model GABA didistribusikan secara luas di otak dan
Gamma-amino butyric acid sumsum tulang belakang. Terutama
(GABA) adalah neurotransmiter inhibitor terkonsentrasi di bagian otak yang
penting dalam sistem saraf pusat dan dianggap terlibat dalam terjadinya
mengatur banyak rangsangan di daerah anxietas, termasuk medial PFC, amigdala,
otak. (DiPiro, et al., 2015). Terdapat 2 dan hipokampus, serta hasil dari beberapa
subtipe reseptor GABA yaitu GABAA dan penelitian telah menunjukkan kelainan
GABAB. Benzodiazepin berikatan dengan pada sistem tersebut pada pasien dengan
kompleks reseptor benzodiazepine yang gangguan anxietas (Soodan and Arya,
terletak di neuron post-sinaptik. Pengikatan 2015).
semacam itu dapat meningkatkan efek
Gejala Klinis
GABA untuk membuka kanal ion klorida,
Berdasarkan kriteria DSM-IV-TR,
menyebabkan masuknya ion klorida ke
gangguan anxietas dibagi menjadi
dalam sel yang menghasilkan stabilisasi
beberapa tipe (Baldwin, et al., 2014), yaitu:
membran saraf (Soodan and Arya, 2015).
1. Generalized Anxiety Disorders (GAD)
GABA juga dapat mempengaruhi
GAD merupakan perasaan cemas
tingkat kecemasan dengan memediasi
yang berat, menetap, disertai dengan gejala
pelepasan neurotransmitter lain seperti
somatik yang menyebabkan gangguan
cholecystokinin dan menekan aktivitas
fungsi sosial dan fungsi pekerjaan (Locke,
saraf pada sistem serotonergik dan
et al., 2015). Kriteria diagnostik untuk
noradrenergik. Neurotransmitter lain yang
GAD membutuhkan setidaknya gejala
diduga terlibat dalam gangguan anxietas
persisten hampir setiap hari selama
termasuk dopamine, glutamine dan
minimal 6 bulan. Kecemasan atau
neurokinin (Christmas and Nutt, 2008).
kekhawatiran disertai dengan setidaknya 3
Meskipun kemungkinan
gejala psikologis atau fisiologis. Gejala
patofisiologi yang berbeda mendasari
psikologi seperti kecemasan yang
berbagai gangguan anxietas, secara luas
berlebihan. kekhawatiran yang sulit
diyakini bahwa GABA merupakan salah
dikontrol, gelisah, konsentrasi rendah atau
satu sistem yang terlibat secara integral
pikiran kosong. Gejala fisik meliputi
pada gangguan anxietas. Studi
kegelisahan, kelelahan, ketegangan otot,
neuroimaging melaporkan bahwa terjadi
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 205

gangguan tidur, dan iritabilitas (DiPiro, et memerah, diare, berkeringat, takikardia,


al., 2009). dan gemetar (DiPiro, et al., 2009).
2. Panic Disorders (PD) 4. Post-traumatic Stress Disorders
Gejala untuk panic disorders (PTSD)
biasanya dimulai dengan serangkaian Dalam PTSD, kejadian trauma
serangan panik yang tak terduga (Locke, et dapat menyebabkan rasa takut yang intens,
al., 2015). Kriteria diagnostiknya diikuti tidak berdaya, atau horor. Penderita disebut
oleh setidaknya kekhawatiran yang PTSD apabila memiliki setidaknya satu
berlangsung selama 1 bulan terus-menerus. gejala reexperiencing, tiga gejala
Selama terjadi serangan, harus ada avoidance yang persisten, dan dua gejala
setidaknya 4 gejala fisik, ditambah dengan hiper-arousal. Gejala dari setiap kategori
gejala psikologi. Gejala psikologi seperti harus lebih dari 1 bulan dan menyebabkan
depersonalisasi, takut kehilangan kontrol, distress atau gangguan yang signifikan
takut menjadi gila, serta takut mati. (DiPiro, et al., 2009).
Sedangkan gejala fisik seperti distress Gejala reexperiencing seperti
abdominal, nyeri dada, menggigil, pusing, kenangan berulang yang menyebabkan
hot flushes, palpitasi, mual, sesak napas, trauma, mimpi yang berulang, merasa
berkeringat, takikardia, dan gemetar bahwa peristiwa trauma kembali terulang,
(DiPiro, et al., 2009). reaksi fisiologis terhadap pengingat
3. Social Anxiety Disorders (SAD) trauma. Gejala avoidance seperti
Ciri penting dari SAD adalah rasa menghindari percakapan tentang trauma,
takut yang intens, irasional, dan terus- menghindari pemikiran tentang trauma,
menerus. Ketika berada dalam situasi yang menghindari aktivitas yang dapat
ditakuti biasanya memicu serangan panik. mengingatkan terhadap suatu kejadian,
Ketakutan dan penghindaran terhadap menghindari orang atau tempat yang
suatu situasi dapat mengganggu aktivitas membangkitkan ingatan trauma,
sehari-hari. Gejala takut seperti takut ketidakmampuan untuk mengingat aspek
diteliti orang lain, malu, serta takut dihina. penting dari trauma, anhedonia. Gejala
Situasi yang menakutkan seperti makan hyperarousal yaitu konsentrasi menurun,
atau menulis di depan orang lain, mudah kaget, insomnia, dan iritabilitas
berinteraksi dengan figur otoritas, (DiPiro, et al., 2009).
berbicara di depan umum, berbicara 5. Agoraphobia
dengan orang asing, dan penggunaan toilet Yaitu ketakutan akan tempat-
umum. Gejala fisik meliputi wajah tempat yang bisa membuatnya merasa
malu yang akan memicu serangan panik.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 206

Gangguan ini penderitanya akan Panic and Agoraphobia Scale


menghindari berbagai situasi yang (PAS) merupakan suatu alat untuk menilai
mungkin menyebabkan panik seperti keparahan penyakit pada pasien dengan
ketika bertemu orang banyak, angkutan gangguan panik (dengan atau tanpa
umum, atau ruang tertutup misalnya lift. agoraphobia). Berisi 13 item menggunakan
Penderita agoraphobia biasanya hanya 5 sub-skala, dimana kuesioner ini
akan mengurung diri di rumah karena takut dirancang untuk orang yang menderita
berada di tempat umum dan ruang terbuka serangan panik dan agoraphobia. Respoden
(Bandelow, et al., 2017). diminta untuk membaca definisi serangan
6. Specific Phobia panik, kemudian menilai tingkat keparahan
Merupakan gangguan fobia yang berdasarkan gejala yang dirasakan selama
terbatas pada situasi tertentu, biasanya seminggu terakhir (Kampfe, et al., 2012).
meliputi ketakutan terhadap hewan 3. Social Anxiety Disorder (SAD)
(misalnya kucing, laba-laba atau serangga), Untuk menilai keparahan dari SAD,
atau fenomena alam (misalnya darah, digunakan Social Phobia Inventory (SPIN)
ketinggian dan kedalaman air). Penderita yang berisi 7 item kuesioner yang diukur
yang mengalami gangguan ini akan dengan 5 poin skala Likert. Skor pada
menghindari objek-objek yang ditakuti masing-masing item dijumlahkan untuk
(Bandelow, et al., 2017). menghasilkan total skor. Skor <20 (none),
21-30 (mild), 31-40 (moderate), 40-50
Diagnosis
(severe), >50 (very severe) (Dogaheh,
1. Generalized Anxiety Disorder (GAD)
2013).
Generalized Anxiety Disorder 7-
4. Post-traumatic Stress Disorder (PTSD)
Item (GAD-7) adalah kuesioner berupa
Adalah pengukuran self-report
self-report untuk menilai tingkat keparahan
yang menilai gejala inti PTSD (seperti
GAD selama 2 minggu terakhir, dengan
intrusion, avoidance, numbing,
mengukur berbagai gejala yang dirasakan
hyperarousal) yang terdiri dari 8 item
berdasarkan kategori skor respon 0 (tidak
pertanyaan. SPRINT responsif terhadap
sama sekali), 1 (beberapa hari), 2 (lebih
perubahan gejala dari waktu ke waktu dan
dari setengah hari), dan 3 (hampir setiap
dapat berfungsi intuk mengukur tingkat
hari). Total skor diperoleh dengan
keparahan. Gejala dinilai dengan 5 poin
menjumlahkan keseluruhan skor dari 7
skala Likert, dari 0 (tidak semua) hingga 4
item. Skor GAD-7 berkisar 0-21 dengan
(sangat banyak) (Ministry of Health,
skor ≥5 (mild), ≥10 (moderate), dan ≥15
2015).
(severe) (Lowe, et al., 2011).
5. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
2. Panic Disorder (PD) dan Agoraphobia
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 207

Yale-Brown Obsessive Compulsive terdiri dari 10 item, dengan setiap item


Scale (Y-BOCS) adalah alat untuk menilai diberi skor 0 (tidak ada gejala) hingga 4
tingkat keparahan dan memantau (gejala ekstrem), yang menghasilkan total
perkembangan selama treatment untuk skor 0-40. Skor 0-7 (sub-clinical), 8-15
pasien OCD. Pengukuran antara obsesi dan (mild), 16-23 (moderate), 24-31 (severe),
kompulsi dinilai terpisah, namun 32-40 (extreme) (Ministry of Health,
menggunakan pengukuran yang sama. 2015).
Skala pengukuran dinilai oleh dokter

Treatments

Tabel 3. Rekomendasi Pengobatan Menurut DiPiro, et al., 2015

Anxiety Disorder First-Line Drugs Second-Line Drugs Alternative


Generalized Anxiety Duloxetine Benzodiazepines Hydroxyzine
Disorder Escitalopram Buspirone Quetiapine
Paroxetine Imipramine
Sertraline Pregabalin
Venlafaxine XR
Panic Disorder SSRIs Alprazolam Phenelzine
Venlafaxine XR Citalopram
Clomipramine
Clonazepam
Imipramine
Social Anxiety Disorder Escitalopram Clonazepam Gabapentin
Fluvoxamine CR Citalopram Phenelzine
Paroxetine Pregabalin
Sertraline
Venlafaxine XR
Post-Traumatic Stress SSRIs Mirtazapine Phenelzine
Disorder Venlafaxine Amitriptyline
Imipramine

Tabel 4. Rekomendasi Pengobatan Menurut Canadian Psychiatric Association

Anxiety Disorder First-Line Drugs Second-Line Drugs Alternative


Generalized SSRIs Benzodiazepines Hydroxyzine
Anxiety Disorder Escitalopram Alprazolam Quetiapine
Paroxetine Bromazepam Citalopram
Sertraline Diazepam Fluoxetine
SNRIs Lorazepam Mirtazapine
Duloxetine Nonbenzodiazepin
Venlafaxine XR Buspirone
TCAs
Imipramine
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 208

Anxiety Disorder First-Line Drugs Second-Line Drugs Alternative


Panic Disorder SSRIs Benzodiazepines Phenelzine
Citalopram Alprazolam Quetiapine
Escitalopram Clonazepam Gabapentin
Fluoxetine Diazepam Bupropion
Fluvoxamine Lorazepam
Paroxetine TCAs
Sertraline Clomipramine
SNRIs Imipramine
Venlafaxine XR
Post-Traumatic SSRIs SSRIs Amitriptyline
Stress Disorder Fluoxetine Fluvoxamine Buspirone
Paroxetine TCAs Duloxetine
Sertraline Mirtazapine Imipramine
SNRIs MAOIs Escitalopram
Venlafaxine XR Phenelzine
Obsessive- SSRIs SSRIs Citalopram IV
Compulsive Escitalopram Citalopram Clomipramine IV
Disorder Fluoxetine SNRIs Duloxetine
Fluvoxamine Venlafaxine XR Phenelzine
Paroxetine TCAs Tramadol
Sertraline Clomipramine Tranylcypromine

Social Anxiety SSRIs Benzodiazepines Fluoxetine


Disorder Escitalopram Clonazepam Bupropion
Fluvoxamine Alprazolam Mirtazapine
Paroxetine Bromazepam Clomipramine
Sertraline SSRIs
SNRIs Citalopram
Venlafaxine XR MAOIs
Phenelzine
Specific Phobia Pengobatan untuk specific phobia biasanya fokus terhadap
pengobatan dengan teknik eksposur
(Katzman, et al., 2014).

1. Selective Serotonin Reuptake menyebabkan desensitisasi reseptor


Inhibitors (SSRIs) serotonin postsinaptik, sehingga
SSRI biasanya diindikasikan untuk menormalkan aktivitas jalur serotonergik
pengobatan depresi, dianggap sebagai (Bystritsky, et al., 2013).
terapi lini pertama untuk gangguan 2. Serotonin-Norepinephrine Reuptake
anxietas. Kelompok obat ini diantaranya Inhibitors (SNRIs)
fluoxetine, sertraline, citalopram, SNRI yang menghambat
escitalopram, fluvoxamine, paroxetine dan transporter serotonin dan norepinefrin,
vilazodone. Mekanisme penting dari termasuk venlafaxine, desvenlafaxine, dan
kelompok obat-obatan tersebut yaitu duloxetine. SNRI biasanya digunakan
menghambat transporter serotonin dan apabila terjadi kegagalan atau respon yang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 209

tidak adekuat terhadap SSRI (Bystritsky, et dan berpotensi mematikan jika overdosis.
al., 2013). Untuk alasan ini, TCA jarang digunakan
Tanggapan pasien terhadap SNRI dalam pengobatan gangguan anxietas.
sangat bervariasi, beberapa pasien Kecuali clomipramine yang mungkin lebih
mungkin mengalami eksaserbasi gejala berkhasiat daripada SSRI atau SNRI pada
fisiologis anxietas sebagai akibat dari pasien dengan OCD (Bystritsky, et al.,
peningkatan sinyal mediasi norepinefrin 2013).
yang disebabkan oleh penghambatan Diagnosis untuk gangguan anxietas
transporter norepinefrin. Untuk pasien mengacu pada kriteria DSM-IV-TR, yang
yang tidak mengalami efek ini, membagi tipe anxietas berdasarkan gejala
peningkatan tonus noradrenergik dapat yang dirasakan. Berdasarkan kriteria DSM-
berkontribusi terhadap efikasi ansiolitik IV-TR, tipe gangguan anxietas terdiri dari
dari obat-obatan ini (Bystritsky, et al., generalized anxiety disorder (GAD), panic
2013). disorder (PD), post-traumatic stress
3. Benzodiazepines disorder (PTSD), social anxiety disorder
Meskipun benzodiazepin banyak (SAD), agoraphobia, obsessive-
digunakan pada zaman dahulu untuk compulsive disorder (OCD), dan specific
mengobati kondisi anxietas, tetapi tidak phobia. Secara klinis, penentuan jenis
lagi dianggap sebagai terapi lini pertama gangguan anxietas tersebut penting untuk
karena menimbulkan efek samping yang memastikan treatment seperti apa yang
merugikan, jika digunakan dalam waktu sesuai dengan jenis gangguannya.
yang lama dan dosis yang tinggi. Oleh Gangguan anxietas seringkali
karena itu, penggunaan benzodiazepin diikuti dengan gangguan psikiatri atau
hanya terbatas untuk pengobatan jangka kondisi fisik lain. Selain itu, pasien
pendek anxietas akut (Bystritsky, et al., gangguan anxietas sebagian besar
2013). merupakan pasien rawat jalan, jarang yang
4. Tricyclic Antidepressants memerlukan perawatan rawat inap di
Semua tricyclic antidepressants rumah sakit. Oleh sebab itu, terkadang
(TCAs) berfungsi sebagai inhibitor perawatannya sulit terkontrol.
reuptake norepinefrin, dan beberapa Setelah mendapatkan diagnosis,
sebagai penghambat reuptake serotonin. dapat dilakukan perawatan primer segera
Meskipun beberapa golongan dari obat ini kepada penderita gangguan anxietas,
efikasinya sebanding dengan SSRI atau seperti memberikan edukasi mengenai
SNRI untuk mengobati anxietas, TCA gejala yang terjadi, strategi pengurangan
menimbulkan lebih banyak efek samping stres, modifikasi gaya hidup (mengurangi
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 210

konsumsi alkohol dan kafein, menghindari membantu mengubah kadar


nikotin dan penggunaan narkoba, latihan neurotransmiter serotonin di otak, seperti
rutin), konseling yang mendukung, serta neurotransmiter lain membantu sel otak
memantau dan mengatasi tanda-tanda awal berkomunikasi dengan yang lainnya.
kekambuhan. Fluoxetine, Sertraline, Escitalopram,
Pilihan treatment untuk gangguan Paroxetine, dan Citalopram merupakan
anxietas terdiri dari terapi psikologis dan beberapa SSRIs yang secara umum
farmakologis. Semua pasien harus diresepkan untuk panic disorder, OCD,
menerima edukasi dari dokter mencakup PTSD, dan social phobia. Sementara
informasi mengenai gangguan, pilihan Venlafaxine digunakan untuk pengobatan
pengobatan, dan prognosis umum. Selain GAD. SSRIs memiliki efek samping yang
itu, pasien juga harus diberitahu mengenai lebih sedikit jika dibandingkan dengan
efektivitas obat, efek samping umum antidepresan lain.
ataupun efek samping yang tidak umum TCAs merupakan antidepresan
tapi serius, durasi pengobatan, biaya, serta lama, sama seperti SSRIs digunakan untuk
kemungkinan yang akan terjadi apabila pengobatan gangguan anxietas selain
pengobatan dihentikan. OCD. Meskipun TCAs telah menunjukan
Berdasarkan beberapa guideline efikasi yang cukup baik, namun kurang
mengenai rekomendasi pengobatan untuk bisa ditoleransi karena memiliki
gangguan anxietas, pengobatan yang biasa kecenderungan menimbulkan efek samping
digunakan diantaranya antidepresan seperti mulut kering, pusing, mengantuk,
(SSRIs, SNRIs, TCAs, dan MAOIs), serta penglihatan kabur. Oleh karena itu,
benzodiazepine, β-blockers, serta ada biasanya dimulai dengan dosis yang paling
beberapa yang menggunakan antihistamin rendah lalu meningkat secara bertahap.
dan atipikal antipsikotik. SSRIs Efek samping yang terjadi biasanya dapat
direkomendasikan sebagai first-line terapi diperbaiki dengan pengubahan dosis atau
untuk sebagian besar gangguan anxietas. beralih ke obat TCAs yang lain. TCAs
Meskipun biasanya SSRIs ini ditoleransi seperti Imipramine biasanya diresepkan
dengan baik setelah memulai pengobatan untuk panic disorder dan GAD, sedangkan
awal, namun sering juga terjadi efek Clomipramine merupakan satu-satunya
samping seperti sakit kepala, kelelahan, antidepresan TCAs yang berguna untuk
dan mual. Oleh karena itu, sebaiknya mengobati OCD.
SSRIs dikonsumsi setelah makan. Selain Monoamine Oxidase Inhibitors
itu, dosis harus dijaga tetap rendah untuk (MAOIs) merupakan obat tertua dari
menghindari overstimulasi. SSRIs dapat golongan antidepresan. Phenelzine adalah
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 211

MAOIs yang paling sering diresepkan anti-anxietas yang lebih baru untuk
untuk gangguan anxietas, diikuti oleh pengobatan GAD. Tidak seperti
Tranylcypromine yang digunakan untuk Benzodiazepine, Buspirone harus
panic disorder dan social phobia. dikonsumsi secara konsisten setidaknya
Penggunaan MAOIs harus hati-hati, karena selama 2 minggu untuk mendapatkan efek
ada beberapa makanan yang tidak boleh yang diinginkan.
dikonsumsi selama pengobatan dengan Selanjutnya β-blocker, yang
MAOIs yaitu keju dan anggur, termasuk biasanya digunakan untuk mengobati
penggunaan pil kb, obat penghilang rasa penyakit jantung, juga bisa digunakan
sakit, suplemen herbal, obat alergi juga untuk mengurangi gejala anxietas yang
harus dihindari karena dapat meningkatkan mungkin muncul seperti palpitasi,
tekanan darah yang berbahaya. Selain itu peningkatan tekanan darah, gemetar,
MAOIs juga tidak bisa dikombinasikan tremor, dan sebagainya. β-blocker seperti
dengan SSRIs karena dapat menimbulkan Propanolol digunakan untuk mencegah
efek yang serius seperti kebingungan, gejala fisik yang menyertai gangguan
halusinasi, kekakuan otot, perubahan ritme anxietas, terutama fobia sosial.
jantung yang berpotensi mengancam jiwa. Seorang pasien anxietas tidak
Obat anti-anxietas seperti langsung bisa menerima treatment. Tetapi
Benzodiazepin dan Buspirone dapat tergantung pada beberapa faktor seperi
membantu meredakan gejala anxietas. motivasi pasien, keadaan pasien, gangguan
Penelitian menunjukkan bahwa kognitif yang signifikan, tanggapan pasien
Alprazolam, Clonazepam, Diazepam, dan terhadap pengobatan sebelumnya, serta
Lorazepam lebih efektif dibanding plasebo. adanya komorbid dan gangguan psikiatri
Meskipun efikasinya cukup baik, namun lain dapat mempengaruhi apakah ia
monoterapi benzodiazepin tidak menerima pengobatan psikologis atau
direkomendasikan karena berpotensi farmakologis.
menimbulkan ketergantungan dan
penyalahgunaan. Sehingga benzodiazepin SIMPULAN
umumnya diresepkan untuk pengobatan Gangguan anxietas merupakan
jangka pendek. Alprazolam digunakan salah satu gangguan mental yang paling
untuk panic disorder dan GAD, umum, yang dapat menjadi beban bagi
Clonazepam untuk fobia sosial dan GAD, pasien maupun keluarganya. Pilihan
serta Lorazepam sangat membantu dalam pengobatan untuk gangguan anxietas
pengobatan panic disorder. Sementara itu meliputi terapi psikologis dan
Buspirone seperti Azapirone merupakan farmakologis. Setiap pasien harus
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 212

menerima edukasi yang mencakup and Depressive Disorders in Primary


Care in Qatar. Soc Psychiatry
informasi mengenai gangguan yang
Psychiatr Epidemiol, 47(3): 439–46.
dirasakan, pilihan pengobatan, serta Bystritsky, A., Sahib, S. K., Michael, E.
C., et al. 2013. Current Diagnosis and
prognosisnya. Penentuan jenis gangguan
Treatment of Anxiety Disorders.
anxietas penting untuk memastikan Pharmacy and Therapeutics, 38(1):
41-44.
treatment seperti apa yang sesuai dengan
Christmas, D. and Nutt, D. 2008. Potential
jenis gangguannya. Pengobatan untuk Novel Anxiolytic Drugs. Current
Pharmaceutical Design, 14: 3534-46.
gangguan anxietas mencakup berbagai
DiPiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer,
antidepresan (SSRIs, SNRIs, TCAs, dan T.L., et al. 2009. Pharmacotherapy
Handbook, Seventh Edition. New
MAOIs), anti-anxietas (benzodiazepin dan
York: McGraw-Hill.
buspiron), serta β-blockers. Gangguan DiPiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer,
T.L., et al. 2015. Pharmacotherapy
anxietas sering kali bersifat kronis, dan
Handbook, Ninth Edition. New York:
dapat menurunkan kualitas hidup. McGraw-Hill.
Dogaheh, E.R. 2013. Psychometric
Berdasarkan beberapa guideline mengenai
Properties oif Farsi Version of the
rekomendasi pengobatan untuk gangguan Social Phobia Inventory (SPIN).
Social and Behavioral Science, 84:
anxietas, SSRIs direkomendasikan sebagai
763-763.
first-line terapi untuk sebagian besar Kampfe, C.K., Gloster, A.T., Wittchen,
H.U., et al. 2012. Experimental
gangguan anxietas.
Avoidance and Anxiety Sensitivity in
Patient with Panic Disorder and
Agoraphobia. International Journal of
DAFTAR PUSTAKA Clinical and Health Psychology,
12(1): 5-22.
Baldwin, D.S., Anderson, I.M., Nutt, D.J., Katzman, M.A., Bleau, P., Blier, P., et al.
et al. 2014. Evidence-based 2014. Canadian Clinical Practice
pharmacological treatment of anxiety Guideline for the Management of
disorders, post-traumatic stress Anxiety, Posttraumatic Stress and
disorder and obsessive-compulsive Obsessive-compulsive Disorders.
disorder: A revision of the 2005 BMC Psychiatry, 14(1).
guidelines from the British Kessler, R. C. and Wang, P.S. 2008. The
Association for Psychopharmacology. Descriptive Epidemiology of
Journal of Psychopharmacology: 1- Commonly Occuring Mental
37. Disorders in the United States. Annual
Bandelow, B. and Michaelis, S. 2015. Review of Public Health, 29: 115-129.
Epidemiology of Anxiety Disorders in Locke, B. L., Nell, K., and Cameron, G. S.
the 21st Century. Journal NCBI, 2015. Diagnosis and Management of
Dialogues in Clinical Neuroscience, Generalized Anxiety Disorder and
17(3): 327-335. Panic Disorder in Adults. American
Bandelow, B., Sophie, M., and Dirk, W. Family Physician, 91(9).
2017. Treatment of Anxiety Disorders. Lopez, G., Artigas, F., and Adell, A. 2010.
Journal NCBI, Dialogues in Clinical Unraveling monoamine receptors
Neuroscience, 19(2): 93-107. Involved in the Action of Typical and
Bener, A., Ghuloum, S., and Abou-Saleh, Atypical Antipsychotics on
M.T. 2012. Prevalence, Symptom Glutamatergic and Serotonergic
Patterns and Comorbidity of Anxiety
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 213

Transmission in Prefrontal Cortex. urrent/2015/anxiety_disorders/cpg_An


Curr Pharm, 16(5): 502-15. xiety%20Disorders%20%20Apr%202
Lowe, B., Decker, O., Muller, S., et al. 015%20-%20Full%20Guidelines.pdf.
2008. Validation and Standardization National Institute of Mental Health. 2009.
of the Generalzed Anxiety Disorder Anxiety Disorders. Available online at
Screener (GAD-7) in the General https://www.nimh.nih.gov/health/topic
Population, Medical Care, 46(3): 266- s/anxiety-disorders/index.shtml.
274. Simpson, H.B., Neria, Y., Fernandez, R.
Maideen, S.F.K., Sidik, S.M., Rampal, L., Lewis., et al. 2010. Anxiety Disorder-
et al. 2015. Prevalence, Associated Theory, Research and Clinical
Factors and Predictors of Anxiety: a Perspective, 1st Ed. Cambridge:
Community Survey in Selangor, Cambridge University Press.
Malaysia. BMC Psychiatry, 15: 262. Soodan, S. and Arya, A. 2015.
Mathew, J.S., Rebecca, B.P., and Dennis, Understanding the Pathophysiology
S.C. 2008. Recent Advances in the and Management of the Anxiety
Neurobiology of Anxiety Disorders: Disorders. International Journal of
Implications for Novel Therapeutics. Pharmacy & Pharmaceutical
American Journal of Medical Research, 4(3): 251-278.
Genetics, 148: 89-98. Stuart, G.W. 2012. Buku Saku
McEvoy, P.M., R. Grove., and T. Slade. Keperawatan Jiwa, Edisi 5. Jakarta:
2011. Epidemiology of Anxiety EGC.
Disorders in the Australian General Videbeck, S.L. 2011. Psychiatric Mental
Population: Findings of the 2007 Health Nursing, 5th Edition. Wolters
Australian National Survey of Mental Kluwer Health. Lippincott Wiliams &
Health and Wellbeing. Australian & Wilkins.
New Zealand Journal of Psychiatry, Whiteford, H.A., Degenhardt, L., Rehm, J.,
45(11): 957-967. et al. 2013. Global Burden of Disease
Meng, X. and Arcy, C. 2012. Common and Attributable to Mental and Substance
Unique Risk Factors and Comorbidity Use Disorders: Findings from the
for 12-Month Mood and Anxiety Global Burden of Disease Study 2010.
Disorders Among Canadians. The Journal NCBI, 382(9904): 1575-86.
Canadian Journal of Psychiatry, 57: Wittchen, H.U., Jacobi, F., Rehm, J., et al.
479-87. 2011. The Size and Burden of Mental
Ministry of Health. 2015. Clinical Practice Disorders and Other Disorders of the
Guidelines: Anxiety Disorders. Brain in Europe 2010. Eur
Singapore. Available online at Neuropsychopharmacol, 21(9): 655–
https://www.moh.gov.sg/content/dam/ 79.
moh_web/HPP/Doctors/cpg_medical/c

Anda mungkin juga menyukai