Tipe 2 di Yogyakarta
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia
2
Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan
Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia
3
The Sleman Health Demographic and Surveillance System, Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia
*) E-mail: anggi.l.wicaksana@ugm.ac.id
ABSTRAK
Diabetes merupakan penyakit metabolik yang dapat berpengaruh pada kualitas hidup. Pemerintah Indonesia berupaya
meningkatkan kualitas hidup penyandang diabetes melalui Prolanis. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui
kualitas hidup peserta Prolanis diabetes tipe 2 di Puskesmas Depok Sleman Yogyakarta. Metode: Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Responden penelitian ini adalah peserta
Prolanis diabetes tipe 2 di Puskesmas Depok Sleman Yogyakarta berjumlah 85 orang, diperoleh dengan teknik total
sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengkaji kualitias hidup adalah Diabetes Quality of Life-Brief Clinical
Inventory. Analisis data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Hasil: Rerata kualitas hidup peserta Prolanis diabetes
tipe 2 adalah 3,84 ± 0,51. Angka tersebut relatif mendekati nilai optimal yang menunjukkan kualitas hidup baik. Rerata
kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi ditemukan bahwa pada kelompok usia dewasa akhir (≥ 60 tahun),
berjenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir SMP, tidak bekerja, berstatus menikah, berpenghasilan 2 juta - 4 juta, lama
menyandang diabetes selama <5 tahun, mengikuti Prolanis ≥ 6 bulan, dan tidak memiliki penyakit penyerta menunjukkan
kualitas hidup yang lebih baik. Kesimpulan: Kualitas hidup peserta Prolanis diabetes tipe 2 di Puskesmas Depok Sleman
Yogyakarta dalam kategori baik.
Kata Kunci: diabetes mellitus, diabetes tipe 2, kualitas hidup, Prolanis
99
JPPNI Vol. 04/no.02/Agustus-November 2019
100
Kualitas Hidup Peserta Prolanis Diabetes Tipe 2 di Yogyakarta
101
JPPNI Vol. 04/no.02/Agustus-November 2019
di Banten dimana sebanyak 62% peserta hidup yang baik (Aryani, Kurdi, & Soebyakto,
Prolanis diabetes tipe 2 memiliki kualitas 2016). Penelitian lain menyebutkan
102
Kualitas Hidup Peserta Prolanis Diabetes Tipe 2 di Yogyakarta
Variabel Mean ± SD
Usia Dewasa Menengah (40-60 tahun) 3,83 ± 0,57
Dewasa akhir (> 60 tahun) 3,85 ± 0,45
Jenis Kelamin Perempuan 3,83 ± 0,54
Laki-laki 3,86 ± 0,42
Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah 3,44 ± 0,82
Sekolah Dasar 3,82 ± 0,47
SMP 4,00 ± 0,43
SMA 3,81 ± 0,52
Sarjana/Diploma 3,97 ± 0,36
Status Pekerjaan Bekerja 3,75 ± 0,55
Tidak Bekerja 3,89 ± 0,48
Status Perkawinan Menikah 3,85 ± 0,50
Single/Duda/Janda 3,78 ± 0,55
Penghasilan ≤ 2 Juta 3,80 ± 0,53
2 Juta - 4 Juta 4,11 ± 0,38
> 4 Juta 3,60 ± 0,06
Lama Menyandang DM < 5 tahun 3,90 ± 0,49
≥ 5 tahun 3,78 ± 0,53
Lama Mengikuti Prolanis < 6 bulan 3,76 ± 0,66
≥ 6 bulan 3,86 ± 0,45
Penyakit Penyerta Ada penyakit penyerta 3,80 ± 0,45
Tidak ada penyakit penyerta 3,88 ± 0,57
bahwa sebanyak 86,7% kualitas hidup kapasitas individu untuk hidup lebih mandiri
peserta Prolanis di Bali dalam kategori dan patuh terhadap terapi yang dijalani.
sedang (Sekardiani, 2018). Hal tersebut Kegiatan Prolanis seperti pemeriksaan
disebabkan oleh aspek lingkungan, aspek kesehatan, reminder untuk melakukan
hubungan sosial, dan aspek fisik pada kunjungan rutin, pemberian edukasi ber
penelitian tersebut ditemukan baik. Pada tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
instrumen DQL-BCI aspek lingkungan penyandang diabetes dalam mengelola
terletak pada item 1, 2, 3, 4, 7, 8 dengan rata- penyakitnya sehingga meminimalisir adanya
rata 4,00 ± 0,90, aspek sosial terdapat pada komplikasi (Hossein & Mohammad, 2008;
item 5 dan 6 dengan rata-rata 3,52±1,00, Aryani, Kurdi, & Soebyakto, 2016).
dan aspek fisik terdapat pada item 12, 13, Hasil penelitian berbeda juga ditemukan
14 dengan rata-rata 3,89±1,21. Seluruh pada penelitian Prolanis diabetetes tipe 2
aspek ditemukan pada nilai kualitas hidup di Bandung bahwa sebanyak 60% peserta
yang baik. memiliki kualitas hidup yang rendah
Adanya Prolanis dapat meningkatkan (Kirana & Budiman, 2016). Hal tersebut
103
JPPNI Vol. 04/no.02/Agustus-November 2019
disebabkan oleh aspek psychological well- diabetes tipe 2 usia dewasa akhir (≥ 60 tahun)
being peserta Prolanis diabetes tipe 2 di lebih baik dibandingkan dengan <60 tahun.
Bandung menunjukkan angka yang rendah. Penelitian ini serupa dengan penelitian di
Pada instrumen DQL-BCI aspek psikologis Korea Selatan yang menunjukkan bahwa
terdapat pada item 11 dan 15 dengan penyandang diabetes dengan usia <60
rata-rata 4,62±0,84, menunjukkan bahwa tahun memiliki kualitas hidup yang rendah.
aspek psikologis peserta Prolanis diabetes Hal tersebut disebabkan pada usia muda
tipe 2 di Puskesmas Depok 2 relatif lebih seseorang memiliki rasa ketakutan dan
tinggi. Hal tersebut karena peserta Prolanis kekhawatiran terhadap dampak diabetes
mendapatkan dukungan sosial dari peserta yang akan terjadi pada masa depan (Chung,
lain sehingga merasa diperhatikan dan dkk, 2013).
adanya kenyamanan dalam kelompok. Rerata kualitas hidup peserta Prolanis
Kegiatan Prolanis dapat meningkatkan diabetes tipe 2 berjenis kelamin laki-laki
kapasitas individu untuk hidup lebih mandiri lebih baik dibandingkan dengan perempuan.
dan patuh terhadap terapi yang dijalani. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Kegiatan Prolanis yang dilaksanakan seperti yang menunjukkan perempuan dengan
reminder peserta Prolanis dengan tujuan diabetes tipe 2 memiliki kualitas hidup lebih
untuk melakukan kunjungan rutin ke fasilitas buruk dibandingkan dengan laki-laki. Hal
kesehatan, pelaksanaan pemeriksaan ini disebabkan oleh perempuan dengan
kese h atan yang dilakukan satu bulan diabetes lebih rentan mengalami depresi
sekali, pemberian edukasi terkait dengan dan cemas (Correa, dkk, 2017). Selain itu,
pengelolaan diabetes dan diet diabetes pola gaya hidup laki-laki lebih relatif lebih
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan aktif dan banyak gerak dibandingkan dengan
pasien dalam mengelola diabetes dan perempuan (Lu, dkk, 2017).
meminimalisir adanya komplikasi sehingga Rerata kualitas hidup peserta Prolanis
dapat mempengaruhi kualitas hidup diabetes tipe 2 dengan pendidikan ter
(Hossein & Mohammad, 2008; Aryani, Kurdi, akhir SMP lebih baik dibandingkan dengan
& Soebyakto, 2016). pendidikan yang lain. Hal tersebut dise
Sejauh yang peneliti ketahui, penelitian babkan oleh akses pengetahuan dan infor
kualitas hidup peserta Prolanis diabetes masi mudah didapatkan melalui internet,
sebagian besar menggunakan instrumen keluarga dan orang lain. Informasi yang
WHO-QOL dimana instrumen tersebut diberikan kepada individu dengan diabetes
mengukur kualitas hidup secara umum dan membuat individu merasa diperhatikan.
tidak spesifik berdasarkan karakteristik Selain itu, pemberian edukasi setiap bulan
diabetes (Aryani, Kurdi, & Soebyakto, 2016; pada kegiatan Prolanis dapat menambah
Kirana & Budiman, 2016; Sekardiani, 2018). pengetahuan individu dengan diabetes.
Pada penelitian kualitas hidup di Puskesmas Pengetahuan yang dimiliki individu dapat
Depok, instrumen DQL-BCI digunakan meningkatkan keyakinan dalam membuat
untuk mengkaji dan mendeskripsikan keputusan perawatan (Malamtiga, Kandou,
kualitas hidup penyandang diabetes secara & Asrifudding, 2017).
spesifik. Instrumen yang sesuai dan lebih Rerata kualitas hidup peserta Prolanis
spesifik pada diabetes diharapkan mampu DM tipe 2 lebih baik pada kelompok yang
menggambarkan kualitas hidup yang lebih tidak bekerja dibandingkan yang bekerja.
baik dan tepat. Hal tersebut karena individu dengan
Rerata kualitas hidup peserta Prolanis diabetes yang berstatus bekerja mudah
104
Kualitas Hidup Peserta Prolanis Diabetes Tipe 2 di Yogyakarta
105
JPPNI Vol. 04/no.02/Agustus-November 2019
106
Kualitas Hidup Peserta Prolanis Diabetes Tipe 2 di Yogyakarta
Sari, R. M., Thobari, J. A., & Andayani, T. teristik pasien diabetes melitus tipe
M. (2011). Evaluasi kualitas hidup 2. Jurnal Keperawatan Padjajaran,
pasien diabetes melitus tipe 2 yang 2(1): 25-34.
diterapi rawat jalan dengan anti dia- Weijman., Ros, W. J., Rutten, G. E., Schaufe-
betik oral di RSUP Dr. Sardjito. Jur- li, W. B., & Winnubst, J. A. (2003)
nal Manajemen dan Pelayanan Far- Fatigue in employees with diabe-
masi, 1(1): 35-42. tes: its relation with work character-
Sekardiani, N. L. P. (2018). Gambaran istics and diabetes related burden.
kualitas hidup Peserta Prolanis Di Occup Environ Med, 60(1): i93-i98.
Puskesmas Petang 1 Kabupaten Winta, A. E., Setiyorini, E., & Wulandari, N.
Badung Bali. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu A. (2018). Hubungan kadar gula da-
Kesehatan, 16(3): 132-136. rah dengan tekanan darah pada lan-
Wahyuni, Y., Nursiswati, N., & Anna, A. sia penderita diabetes tipe 2. Jurnal
(2014). Kualitas hidup berdasarkan karak- Ners dan Kebidanan, 5(2): 163-171.
107