“FORENSIK KLINIK”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
SKENARIO
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa ke UGD oleh ibunya karena
mengeluh kesakitan pada bokong. Pasien mengaku telah disulut rokok oleh ayah
tirinya 1 hari yang lalu saat sang ibu sedang pergi ke kantor. Pada pemeriksaan
didapatkan luka bakar pada bokong kanan dan kiri.
KATA SULIT
1. Disulut: memasang
KATA KUNCI
PERTANYAAN
JAWABAN
1. Patofisiologi luka bakar
Pajanan panas yang menyentuh permukaan kulit akibatkan kerusakan
pembuluh darah kapiler kulit dan peningkatan permeabilitasnya. Sehingga
mengakibatkan edema jaringan dan pengurangan cairan intravaskular.
2. Derajat luka bakar
Luka bakar derajat I : kerusakan jaringan terbatas pada lapisan
epidermis (superfisial/epidermal). Kulit hiperemik berupa eritema,
sedikit edema , tidak dijumpai bula, dan terasa nyeri akibat ujung
saraf sensoris teriritasi.
Luka bakar derajat II : kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermis berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Pada
derajat ini terdapat bula dan terasa nyeri akibat iritasi ujung-ujung
saraf sensoris.
Kerusakan jaringan permanen yang meliputi seluruh tebal kulit
hingga jaringan subkutis, otot, dan tulang. Tidak ada lagi elemen
epitel dan tidak dijumpai bula, kulit yyang terbakar berwarna
keabu-abuan pucat hingga warna hitam kering (nekrotik).
Jadi, menurut skenario kemungkinan korban tersebut menderita
luka bakar derajat II.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan untuk mendeteksi terjadinya
hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia sebagian terjadi akibat
hemodilusi, terutama pada korban yang memperoleh resusitasi cairan,
dan sebagian lagi akibat hilangnya protein karena rusaknya kapiler.
Pada korban juga dapat terjadi hipomagnesia, hipofosfatemia dan
hipokalemia akibat pemberian cairan.
Pemeriksaan urin untuk mendeteksi terjadinya hemoglobinuria. Luka
bakar dapat menyebabkan rabdomiolisis, yang akan menyebabkan
mioglobinuria atau hemolisis yang merusak ginjal. Pada ginjal dapat
terjadi nekrosis tubular akut dan kegagalan ginjal, sehingga pada
kasus tertentu, pemeriksaan fungsi ginjal perlu dilakukan.
Pasal 72 Undang-undang Dasar No. 23 tahun 2002 anak harus dilindungi oleh
lingkungannya
Undang-undang tentang kekerasan terhadap anak pasal 341 KUHP, pasal 342
KUHP, pasal 343 KUHP, dan pasal 181 KUHP
Luas luka bakar adalah faktor penentu berikutnya dalam menentukan derajat
luka pada kasus luka bakar. Perkiraan luas luka bakar yang umum digunakan
dalam pengelolaan kasus forensik klinik adalah dengan menggunakan metode
“Rule of Nine” dari Wallace dan Lund-Browder.
Penentuan luas luka bakar dengan bantuan rule of nine Wallace yang
membagi sebagai berikut: kepala dan leher 9%, lengan 18%, badan bagain
depan 18%, badan bagian belakang 18%, tungkai 36%, dan genetalia/
perineum 1%. Luas telapak tangan penderita adalah 1% dari luas permukaan
tubuhnya. Pada anak-anak menggunakan modifikasi rule of nine Lund dan
Browder yang membedakan pada anak usia 15 tahun, 5 tahun, dan 1 tahun.