Anda di halaman 1dari 6

Nanda Salsabila Itsa, Asep Sukohar, Dwi Indria Anggraini | Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi

Terhadap Infeksi
Candida albicans (Kandidiasis)

Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi Terhadap Infeksi Candida
albicans (Kandidiasis)

Nanda Salsabila Itsa1, Asep Sukohar2, Dwi Indria Anggraini3


1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur khususnya spesies Candida albicans. Indonesia merupakan negara
yang memiliki insidensi kandidiasis yang tinggi karena memiliki iklim tropis yang mempermudah pertumbuhan jamur. Candida
albicans adalah flora normal tubuh manusia yang berhabitat terutama pada traktus gastrointestinal (rongga mulut dan faring),
urogenital khususnya wanita, dan pada kulit. Infeksi C. albicans umumnya merupakan infeksi oportunistik akibat tubuh pejamu
mengalami penurunan sistem imun sehingga flora normal dalam yang seharusnya bersifat komensal menjadi bersifat patogen.
Terapi infeksi jamur membutuhkan waktu yang lama dan masih terbatas maka diperlukan terapi alternatif non-farmakologis.
Salah satunya dapat menggunakan cuka sari apel / Apple Cider Vinegar (ACV). Cuka sari apel memiliki banyak manfaat yang
sangat berguna bagi tubuh dan dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan infeksi jamur. Telah dibuktikan
bahwa cuka sari apel dapat mengatasi kandidiasis dengan cara menghambat pertumbuhan dari Candida albicans. Kandungan
cuka sari apel yang paling berperan dalam penghambatan Candida albicans adalah asam asetat. Simpulan, cuka sari apel dapat
menghambat pertumbuhan Candida albicans.

Kata kunci: Antifungi, Candida albicans, Cuka sari apel, Kandidiasis

Utilization of Apple Cider Vinegar as An Antifungal Therapy on Candida albicans


Infection (Candidiasis)
Abstract
Candidiasis is a fungal infection caused by especially Candida albicans. Indonesia is one of the country that has high incidence of
candidiasis because of its tropical climate which makes fungal growth easier. Candida albicans is normal flora of on the human
gastrointestinal tract (oral and pharyngeal cavity), urogenital (specifically for women), and skin. C. albicans infection commonly
happens as an opportunistic infection when normal flora becomes pathogenic. Treatments of fungal infection take a long time
and still limited. Therefore, alternative non-pharmacological therapies are needed. One of alternative therapy for fungal
infection is by using Apple Cider Vinegar (ACV). Apple cider vinegar has many benefits that are very useful especially fungal
infections. Therapy was proved that apple cider vinegar can cure candidiasis by inhibiting the growth of Candida albicans. The
content of apple cider vinegar that is most important for inhibiting the growth of Candida albicans is acetic acid. Conclusions,
apple cider vinegar can inhibit the growth of Candida albicans.

Keywords: Antifungal, Apple cider vinegar, Candida albicans, Candidiasis

Korespondensi: Nanda Salsabila Itsa, alamat Jl. Pangeran Antasari gg. Pulau Sebuku No.1 Bandarlampung, HP 082175406699, e-
mail nandaitsa66@gmail.com

Pendahuluan komensal kandida ini berubah menjadi


Kandidiasis adalah infeksi jamur yang patogen.1 Prevalensi kandidiasis tinggi di negara
disebabkan oleh jamur genus Candida. Spesies berkembang dan banyak terjadi di daerah tropis
terbanyak penyebab kandidiasis adalah Candida dengan kelembaban udara yang tinggi. Kasus
albicans. Candida albicans merupakan flora kandidiasis di Indonesia menempati urutan
normal yang hidup di rongga mulut, saluran ketiga dalam insidensi dermatomikosis.2
pencernaan, dan vagina. Flora normal bersifat Indonesia merupakan negara tropis yang
komensal namun apabila adanya perubahan menjadi faktor risiko dari infeksi Candida. Selain
fisiologis pada tubuh pejamu atau pertahanan itu, kurangnya pengetahuan tentang higiene di
tubuh menurun, maka keseimbangan flora masyarakat, penggunaan obat-obatan
normal akan terganggu dan mengakibatkan sifat (antibiotik, kortikosteroid, dan sitostatik) jangka

Majority | Volume | Nomor | Desember 2018 | 290


Nanda Salsabila Itsa, Asep Sukohar, Dwi Indria Anggraini | Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi Terhadap Infeksi
Candida albicans (Kandidiasis)

panjang, banyaknya kejadian penyakit sistemik menyebabkan terganggunya ekologi mulut atau
seperti diabetes, keganasan, dan HIV/AIDS perubahan mikrobiologi mulut. 7 Penelitian
merupakan faktor yang mempermudah jamur yang dilakukan oleh Fanello (2006) mengenai
untuk berkembang biak lebih cepat.2 survei infeksi jamur terhadap 256 pasien rawat
Pengobatan konvensional untuk infeksi inap. Dari 35 pasien yang terinfeksi, 57%
jamur masih terbatas, sebagian alasan nya menderita kandidiasis oral.10
adalah karena obat antifungi saat ini memiliki Manifestasi kandidiasis oral dapat berupa
spektrum yang terbatas dan juga membutuhkan gejala bercak berwarna putih yang konfluen dan
biaya yang mahal dikarenakan kebutuhan terapi melekat pada mukosa oral dan faring. Secara
yang lama. Maka dari itu, obat-obatan baru dan klinis, kandidiasis oral terbagi menjadi lima
terapi sangat alternatif diperlukan, termasuk bentuk yaitu kandidiasis pseudomembranosa,
obat-obatan dari produk alami.3 Salah satu kandidiasis atropik, kandidiasis hiperplastik,
bahan alami yang dapat dijadikan sebagai terapi kandidiasis eritematosa dan keilitis angular.1,9
antifungi yaitu cuka sari apel. Beberapa Kandidiasis kulit biasanya ditemukan di daerah
penelitian telah membuktikan bahwa cuka sari intertriginosa dan menimbulkan gejala maserasi
apel dapat mengatasi kandidiasis seperti serta menjadi merah, paronikia, balanitis,
kandidiasis oral dengan cara menghambat ataupun pruritus ani. Untuk gejala kandidiasis
pertumbuhan dari Candida albicans.4,5 vulvovagina biasanya pasien mengeluhkan gatal,
keputihan, disparenia, disuria, kemerahan pada
Isi vagina, nyeri ketika berhubungan seksual,
Kandidiasis adalah infeksi yang pembengkakan vulva dan lesi pustulopapuler
disebabkan oleh jamur karena adanya diskrit didaerah labia. Gejala biasanya
pembiakan jamur secara berlebihan, dimana memburuk ketika akan menstruasi.9
normalnya muncul dalam jumlah yang kecil. Mekanisme terjadinya kandidiasis oral
(biasanya Candida albicans). Infeksi C. albicans dimulai dari transmisi patogen melalui jalur
umumnya merupakan infeksi oportunistik yaitu endogen dan eksogen. Jalur endogen yaitu
akibat kondisi tubuh pejamu mengalami dimana spesies Candida itu terdapat mikrobiota
immunocompromised, sehingga flora normal dari letak anatomi yang bervariasi disertai
dalam tubuh pejamu yang seharusnya bersifat adanya penurunan kondisi pejamu yang
komensal menjadi bersifat patogen. Dua faktor menjadikan peluang patogen. Jalur eksogen
penting pada infeksi opportunistik adalah yaitu melalui lingkungan luar tubuh seperti
adanya paparan agen penyebab dan melalui tangan tenaga kesehatan di rumah sakit
kesempatan terjadinya infeksi.6 Faktor yang tidak terjaga kebersihannya ketika
predisposisi kandidiasis adalah daerah tropis menangani pasien atau karena kontaminasi
atau lembab, penderita imunosuppresif seperti pemasanga alat kesehatan seperti kateter dan
HIV/AIDS dan keganasan, diabetes melitus, intravena.10
gangguan tiroid, gangguan darah, hospitalissi Candida albicans adalah salah satu
(infeksi nosokomial), perokok berat, malnutrisi mikroba flora normal manusia yang berhabitat
dan malabsorbsi, usia tua, kemoterapi, dan terutama pada traktus gastrointestinal (rongga
kebersihan mulut yang buruk.1,6,7,8 Kondisi mulut dan faring), urogenital khususnya wanita ,
kelembaban yang meningkat pada orang yang dan kadang-kadang pada kulit. Organisme ini
terpapar air terus menerus seperti tukang cuci, dapat menyebabkan sejumlah infeksi mulai dari
keringat berlebihan terutama pada orang mucosal kandidiasis hingga life threatening
gemuk, kencing pada pantat bayi, dan disseminated kandidiasis. Kandidiasis banyak
vulva/vagina perempuan hamil trimester ketiga menyebabkan infeksi didaerah mulut
cenderung mengalami kandidiasis.9 Selain itu, (kandidiasis oral) dan urogenital (kandidiasis
faktor predisposisi lain terjadinya kandidiasis vaginalis). 6,9 Beberapa penemuan di klinis yang
adalah karena pemakaian antibiotika dan berkaitan dengan infeksi C. albicans antara lain:
kortikosteroid jangka panjang yang dapat pseudomembran candidiasis, erythematous

Majority | Volume | Nomor | Desember 2018 | 291


Nanda Salsabila Itsa, Asep Sukohar, Dwi Indria Anggraini | Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi Terhadap Infeksi
Candida albicans (Kandidiasis)

candidiasis, candidal leukoplakia, denture (Enhanced adhesion to polystyrene), Csh1p


stomatitis, angular cheilitis, dan oral candidiasis (Contribution of cell surface hydrophobicity
yang terkait HIV. Daerah rongga mulut yang protein) dan reseptor permukaan sel lainnya
paling sering terlibat adalah bagian palatum, yang kurang dikenal. Semua reseptor yang
mukosa bukal, dan lidah.6 telah dikenal berhubungan dengan dinding
Candida albicans merupakan makhluk sel jamur.6,10
hidup yang memiliki dua wujud dan bentuk 2. Phenotypic Switching: Beberapa subpopulasi
secara simultan (dimorphic organism). Bentuk sel C. albicans dapat berubah secara sifat
pertama adalah yeast-like state atau non-invasif permukaan sel, morfologi, gambaran koloni,
dan kedua adalah fungal form yang metabolisme, dan sifat biokimia. Hal ini
memproduksi struktur seperti akar yang dapat untuk mempermudah C. akbicans agar lebih
menginvasi mukosa (invasif). Jamur Candida virulen dan lebih efektif selama infeksi.
tumbuh cepat pada media dengan suhu 25- Koloni dapat mengalami perubahan fenotif
37oC. Morfologi mikroskopis nya pseudohifa seperti halus, kasar, berbintik, berkerut, atau
yang merupakan rangkaian blastospora berumbai. Perubahan ini memiliki frekuensi
bercabang, namun dapat juga membentuk hifa yang tinggi sekitar satu koloni berubah per
sejati.9 10-104 koloni. Koloni juga dapat berubah
Jamur Candida albicans memiliki warna menjadi putih atau kusam. Koloni
beberapa faktor virulensi yang menjadi peran yang berwarna kusam mengghasilkan SAP1
dalam patogenesisnya. Faktor virulensi yang (Secrete Aspartyl Proteinase) dan SAP3 dan
dimiliki C. albicans diantaranya adalah: bersifat kurang virulen, sedangkan yang
1. Adhesi: adhesi adalah interaksi antara sel berwarna putih menghasilkan SAP2 dan lebih
Candida dengan sel pejamu yang menjadi tinggi virulensinya selama proses infeksi
syarat terjadinya kolonisasi. Interaksi non- sistemik.6
spesifik meliputi hidrofobik dan kekuatan 3. Sekresi enzim hidrolitik: enzim hidrolitik
elektrostatik sedangkan interaksi spesifik seperti protease, lipase, dan fosfolipase
berhubungan dengan adhesi pada adalah faktor virulensi yang sangat penting
permukaan epitel yang kemudian akan dalam nutrisi, perusakan jaringan,
menyebabkan invasi Candida ke permukaan penyebaran, dan patogenisitas jamur.
jaringan. Struktur dinding sel Candida Aktivitas yang tinggi dari fosfolipase terjadi
bertanggung jawab untuk melindungi dari selama invasi jaringan. Enzim fosfolipase
lingkungan yang tidak memnguntungkan. berperan dalam menghidrolisis ikatan ester
Dinding sel Candida memiliki beberapa dalam gliserofosfolipid yang menyusun
lapisan. Lapisan terluar adalah fibrillary layer, membran sel. Fosfolipase yang sangat
kemudian mannoprotein, -glucan, -glucan- penting untuk virulensi jamur adalah PLB
chitin, dan membran plasma. Pada (Phospholipase B). Kelompok sekresi enzim
permukaan dinding sel C. albicans terdapat hidrolitik C. albicans yang paling dikenal
reseptor yang berperan untuk adhesi pada adalah SAP (Secreted Aspartyl Proteinase).6
sel epitel dan endotel, protein serum, dan Tujuan utama dalam terapi kandidiasis
protein matriks ekstraseluler. Perlekatan adalah:
pada sel pejamu dan jaringan sangat penting 1. Untuk mencegah penyebaran sistemik
agar dapat memulai invasi atau penetrasi, 2. Untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi
lalu menyebar ke dalam tubuh pejamu dan faktor-faktor yang berkontribusi
terjadinya kolonisasi. Adanya adhesin yang 3. Untuk mengurangi perkembangan kandida
memfasilitasi perlekatan dengan permukaan 4. Untuk mengurangi kekurangnyamanan yang
sel pejamu menjadi peran penting pada terjadi
tahap pertama infeksi. Adhesin ini meliputi Manajemen terapi yang dilakukan pada
familia protein Als (Agglutinin-like sequence), kandiasasis dapat dilakukan dengan pengobatan
Hwp1p (Hyphae specipic adhesion), Eap1p secara topikal. Ketika terapi topikal mengalami

Majority | Volume | Nomor | Desember 2018 | 292


Nanda Salsabila Itsa, Asep Sukohar, Dwi Indria Anggraini | Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi Terhadap Infeksi
Candida albicans (Kandidiasis)

kegagalan maka lanjutkan dengan terapi 5. Kandungan beta-karotin bermanfaat sebagai


sistemik. Kegagalan pengobatan topikal antioksidan yang dapat menjaga kerutan
merupakan pertanda adanya penyakit sistemik pada wajah
yang mendasari.1 Kandidiasis oral dan 6. Menjaga keseimbangan pH dalam tubuh.12
mukokutan dapat diobati dengan nistatin Cuka sari apel mempunyai beberapa sifat
topikal, ketokonazol, gentian violet, dan antimikroba pada spesies mikroba yang
flukonazol. Kandidiasis vulvovaginitis merespon berbeda, seperti mempengaruhi pertumbuhan
lebih baik pada golongan azol, seperti mikroba, menekan sitokin mononuklear, dan
mikonazol, klotrimazol, ekonazol, ketokonazol, respons fagositik.11
sulkonazol, dan oksinazol merupakan pilihan Cuka sari apel telah menjadi bahan alami
untuk infeksi C. albicans yang dapat dipakai yang umum diresepkan ke dalam obat
sebagai krim atau losion.1,9 tradisional untuk pengobatan infeksi jamur.
Terapi infeksi jamur yang membutuhkan Aktivitas antifungi dari cuka sari apel mungkin
waktu lama menjadi masalah dalam manajemen dikaitkan dengan kandungan asam asetat di
terapi kandidiasis. Selain lama, obat-obatan dalamnya. Asam organik ini dapat
antifungi juga memiliki spektrum yang sempit menghancurkan membran luar dinding sel
sehingga terapi menjadi terbatas. Oleh karena organisme, menghambat sintesis
itu, diperlukan terapi alternatif untuk infeksi makromolekul, meningkatkan produksi peptida
jamur salah satunya adalah menggunakan antimikroba di sel inang, dan mengonsumsi
bahan-bahan alami.3 Salah satu bahan alami energi mikroba. Diketahui bahwa pertumbuhan
yang dapat digunakan sebagai antifungi adalah dan morfologi jamur dipengaruhi oleh pH dari
sari cuka sari apel / apple cider vinegar media pertumbuhannya. Asam organik dapat
(ACV).1,3,4,11 menurunkan nilai pH dan mempengaruhi
Cuka sari apel / Apple Cider Vinegar (ACV) pertumbuhan dengan mengasamkan sel yang
adalah larutan asam yang dihasilkan oleh nantinya sel tersebut akan mengonsumsi
fermentasi apel. Beberapa ilmuwan telah banyak energi untuk mempertahankan
meneliti sembilan puluh zat yang berbeda homeostasis pH intraseluler. Selain itu,
dalam cuka sari apel seperti tiga belas jenis kemungkinan cara kerja asam organik lainnya
asam karbolik, empat aldehida, dua puluh adalah dengan mengganggu reaksi metabolik
keton, delapan belas jenis alkohol, delapan etil dan akumulasi anion beracun.3,4
asetat, dan lain-lain. Selain itu, kandungan Menurut laporan kasus oleh Hassan et al
didalam suka sari apel kaya akan mineral seperti pada bulan Mei 2018, pada pasien diabetes
kalium, kalsium, magnesium, fosfor, klorin, tipe-1 yang didiagnosis kandidiasis oral akibat
natirum, sulfur, dan besi. Selain mineral, Candida albicans diberikan cuka sari apel yang
terdapat juga kandungan vitamin C, vitamin E, mengandung 5% asam asetat dengan cara
vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin meneteskan ke lidah dua kali sehari setelah
B6. Cuka sari apel memiliki beberapa manfaat sarapan dan sebelum tidur. Rejimen ini
yaitu: dilakukan selama tujuh hari. Hasilnya
1. Mengurangi berat badan didapatkan bahwa setelah dilakukan swab lidah
2. Mengatasi kekurangan kalium dalam tubuh pasien paska terapi, didapatkan penurunan
karena cuka sari apel memiliki kandungan jumlah Candida yang diisolasi. Hal ini
kalium tinggi membuktikan bahwa efek sari cuka apel benar
3. Kandungan pectin di dalam cuka sari apel dapat menghambat pertumbuhan Candida
membantu mengeliminasi kolesterol tubuh albicans sehingga dapat dijadikan terapi
dan juga membantu regulasi tekanan darah alternatif dalam infeksi Candida. 4
4. Aktivitas antifungi dan antibakteri
dikarenakan kandungan asam maleat yang Ringkasan
dimilikinya Kandidiasis adalah infeksi jamur yang
disebabkan oleh jamur genus Candida dengan

Majority | Volume | Nomor | Desember 2018 | 293


Nanda Salsabila Itsa, Asep Sukohar, Dwi Indria Anggraini | Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi Terhadap Infeksi
Candida albicans (Kandidiasis)

spesies tersering yaitu Candida albicans. berbagai mekanisme. Penelitian sebelumnya


Kandidiasis biasanya terjadi pada pasien dengan telah membuktikan bahwa cuka sari apel
kondisi immunocompromised seperti penderita terbukti dapat menurunkan jumlah koloni
HIV/AIDS, diabetes, atau pengguna Candida albicans pada pasien kandidiasis.
kortikosteroid janga panjang. Kandidiasis sering
bermanifestasi di baberapa bagian tubuh Daftar Pustaka
seperti di rongga mulut (kandidiasis oral) atau di 1. Hakim L, Ramadhian MR. Kandidiasis oral.
vagina (kandidiasis vaginalis). Majority [internet]. 2015 [disitasi tanggal 9
Candida albicans adalah salah satu Oktober 2018]; 4(8):53. Tersedia dari:
mikroba flora normal manusia namun dapat http://fk.unila.ac.id/majority/
menjadi patogen jika terdapat penurunan imun 2. Soetojo SDR, Astari L. Profil pasien baru
tubuh. Jamur Candida albicans memiliki infeksi kandida pada kulit dan kuku. BIKKK-
beberapa faktor virulensi yang menjadi peran Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
dalam patogenesisnya. 2016;28(1):34.
Manajemen terapi yang dilakukan pada 3. Manohar J, Gopinath. Antifungal activity of
kandiasasis dapat dilakukan dengan pengobatan apple cider vinegar againts clinical isolates
secara topikal. Namun, Terapi infeksi jamur of Candida species. Internasional Journal of
yang membutuhkan waktu lama dan juga Current Research [internet]. 2017 [disitasi
memiliki spektrum yang terbatas. Terapi tanggal 10 Oktober 2018]; 9(4):49317-20.
alternatif untuk infeksi jamur salah satunya Tersedia dari: http://www.journalcra.com
adalah menggunakan bahan-bahan alami 4. Hassan MS. The effect of apple cider
seperti sari cuka sari apel / apple cider vinegar vinegar (ACV) as an antifungal in a diabetic
(ACV). patient (type II diabetes) with intraoral
Cuka sari apel / Apple Cider Vinegar (ACV) candidosis (a case report). Internasional
adalah larutan asam yang dihasilkan oleh Journal of Dentistry and Oral Health. 2018;
fermentasi apel. Cuka sari apel memiliki 4(5).54-7.
beberapa manfaat yang sangat berguna bagi 5. Mota AC, De Castro RD, De Araujo OJ, De
tubuh. Cuka sari apel adalah bahan alami yang Oliveira LE. Antifungal activity of apple
umum menjadi obat tradisional untuk cider vinegar on Candida species involved
pengobatan infeksi jamur. Aktivitas antifungi in denture stomatitis. Journal of
dari cuka sari apel mungkin dikaitkan dengan Prosthodontics [internet]. 2015 [disitasi
kandungan asam asetat di dalamnya. tanggal 9 Oktober 2018]; 24(4):296-302.
Kandungan asam organik tersebut dapat Tersedia dari:
menghambat pertumbuhan dari Candida https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25
albicans dengan berbagai macam mekanisme. 219289
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa 6. Lestari PE. Peran faktor virulensi pada
cuka sari apel dapat menurunkan jumlah koloni patogenesis infeksi Candida albicans.
Candida albicans. Stomatognatic (J.K.G Unej) [internet]. 2010
[disitasi tanggal 11 Oktober 2018];
Simpulan 7(2):113-7. Tersedia dari
Salah satu terapi alternatif kandidiasis https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA
/article/view/2064
yaitu menggunakan bahan alami cuka sari apel /
7. Hardjono SBW, Subagyo G. Kandidiasis di
Apple Cider Vinegar. Cuka sari apel memiliki
mulut akibat kemoterapi dan
kandungan yang bermanfaat untuk penatalaksanaannya. Maj Ked Gi [internet].
menyembuhkan kandidiasis khususnya 2011 [disitasi tanggal 1 Oktober 2018];
kandungan asam asetat didalamnya. Asam 18(2):173-7. Tersedia dari: h
organik tersebut dapat mengganggu https://doi.org/10.22146/majkedgiind.154
pertumbuhan Candida albicans dengan

Majority | Volume | Nomor | Desember 2018 | 294


Nanda Salsabila Itsa, Asep Sukohar, Dwi Indria Anggraini | Pemanfaatan Cuka Sari Apel Sebagai Terapi Antifungi Terhadap Infeksi
Candida albicans (Kandidiasis)

16
8. Saskia, TI. Mutiara H. Infeksi jamur pada
penderita diabetes melitus. Majority
[internet]. 2015 [disitasi tanggal 10 Oktober
2018]; 4(8):69-74. Tersedia dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.ph
p/majority/article/view/1476
9. Mutiawati, VK. Pemeriksaan mikrobiologi
pada Candida albicans. JKS [internet]. 2016
[disitasi tanggal 2 November 2018];
16(1):53-63. Tersedia dari:
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article
/view/5013
10. Sabila AA, Ismail A, Mujayanto R. Oral
hygiene buruk pasien rawat inap tidak
berkaitan dengan pertumbuhan oral
candidiasis. Odonto Dental Journal
[internet]. 2017 [disitasi tanggal 2
November 2018]; 4(1):56-60. Tersedia dari:
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/odj/a
rticle/view/1544
11. Yagnik D, Serafin V, Shah AJ. Antimicrobial
activity of apple cider vinegar againts
Escherichia coli, Staphylococcus aureus and
Candida albicans; downregulating cytokine
and microbial protein expression. Scientific
Reports [internet]. 2018 [disitasi tanggal 2
November 2018]; 8(1):1732. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29
379012
12. Jabir HB, Abbas FN, Khalaf RM. In vitro
assessment of antifungal potential of apple
cider vinegar and acetic acid versus
fluconazole in clinical isolates of
otomycosis. TQMJ. 2011; 5(1): 126-33

Majority | Volume | Nomor | Desember 2018 | 295

Anda mungkin juga menyukai