Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN


KINERJA PERAWAT DI RS

Di susun oleh :
Julian Mahendra
160814201529

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang pasti mengalami kecemasan di sepanjang rentan hidupnya.
Kecemasan merupakan respon dari ancaman yang tidak di ketahui, samar-samar,
internal, dan konfiliktual. Kecemasan yang ringan dapat memeberi sistemulus
pertumbuhan dan perkembangan. Cemas yang berlebihan apalagi yang sudah
menjadi gangguan berat atau panik akan membahat fungsi sesesorang dalam
kehidupannya. Pada dasarnya kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk
bertahan hidup, tapi tingkat cemas atau ansietas yang berat maupun panik tidak
sejalan dengan kehidupan.

Kecemasan dalam kerja dapat terjadi pada berbagai macam pekerjaan


namun ada pekerjaan yang memiliki resiko kecemasan yang lebih tingggi dari
pekerjaan yang lain. Salah satu pekerjaan yang paling dapat membuat rasa cemas
adalah perawat. Banyak pekerja gilir mengalami kelelelahan. Hal ini disebabkan
oleh berbagai factor antara lain lingkungan kerja, riwayat penyakit, beban kerja,
sifat pekerjaan, shift pekerjaan, shift kerja, factor individu dan factor psikologis

Kecemasan selain disebabkan karena perubahan ekonomi dan kemajuan teknologi


juga dapat disebabkan oleh tiga kategori, yaitu : penyebab organisasi, antara lain :
hubungan perawat dengan perawat, hubungan perawat dengan atasan, dan
hubungan perawat dengan manajemen. Penyebab lingkungan meliputi :
lingkungan yang kurang nyaman, diskriminatif, perlakuan tidak menyenangkan dan
pelecehan, kekerasan di tempat kerja, beban kerja yang terlalu tinggi atau jam
kerja yang terlalu padat. Penyebab individu adalah usia, pendidikan, jenis kelamin,
status perkawinan, pelatihan yang pernah diikuti, masa kerja sebagi perawat.

Perawat yang bekerja dengan masa kerja lama lebih banyak memiliki
pengalaman dibandingkan dengan yang bekerja dengan masa kerja belum lama.
Masa kerja yang lama akan membuat perawat mempunyai pengalaman kerja yang
lebih banyak sehingga sudah terbiasa denga ancaman yang ada, hal tersebut
dapat meringankan atau mengurangi resiko kecemasan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.( Nursalam, 2009).

Kecemasan akan selalu terjadi pada perawat di RS, baik pada perawat
yang memiliki masa kerja lama maupun baru karena ancaman verbal abuse,
kekerasan fisik dan stresor kerja lain terjadi sepanjang waktu, bukan hanya waktu
awal bekerja maupun tahun-tahun akhir bekerja. Verbal abouse dan violence yang
dilakukan tiap pasien gangguan jiwa akan tetap menjadi ancaman bagi perawat
sekalipun perawat pernah menanganinya, sehingga tetap memberikan dampak
bagi psikologi perawat

Berdasrkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan


masa kerja dengan tingkat kecemasan perawat di rumah sakit .

( Dalam artikel ini sudah ada bebrapa unsur yang sesuai dengan judul yang saya
pilih dan dalam artikel ini lebih terikat dengan tingkat kelelahan perawat )

1.2 Tujuan penelitian

Tujuan dalam artikel ini untuk mengatasi tingkat kelelahan dalam menjalankan shift
di rumah sakit. ( Menuriut pendapat saya sudah tepat untuk mengatasi tingkat
kecemasan dalam menjalankan system kerja di rumah sakit )

Bagi mahasiswa

Dengan adanya penelitian ini mahasiswa mampu melihat adanya hubungan


tingkat kecemasan dengan pengaruh kinerja perawat di rumah sakit, sehingga
mampu melihat dampak dari kecemasan dan mampu mengatasinya
BAB II

Tinjauan pustaka

2.1

2.1.1. pengertian kecemasan

Stuart dan larsia (2006) menyatakan bahwa kecemasan merupakan


perasaan tidak nyaman, tidak enak, khawatie dan gelisah. Perasaan tidak
menyenangkan itu dapat berupa sumber-sumber yang berasal dari luar maupun
dari dalam. Sumber dari luar dapat berupa terpapar infeksi, virusdan bakteri,
polusigangguan keamanan, masalah temoat tinggal, pakaian, dan kecelakaan.
Sumber kecemasan dari dalam dapat berupa ganguan fisioplogis dapat berupa
,jantung sistim imun temperature dan system fisiologis lainnya.

Kecemasan merupakan respon dari stres yang tak dapat di hindari pada
kehidupan sehari hari. Bagaimana seseorang dapat mengatasi stresdan
kecemasan adalah hal yang penting sehingga kita dapat mengeti individu dapat
menjalankan personal, social dan pekerjaan (Ketlney, Schwcke and bostrom
2001).

Kecemasan merupakan respon normal akibat ancaman yang diterima dari


seseorang baik fisiologis, psikologis, nilai, identitas maupun status ( Wilson and
Holly , 1992).

Syamsu Yusuf (2009: 43) mengemukakan anxiety (cemas) merupakan


ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman, tidak matang, dan kekurangmampuan
dalam menghadapi tuntutan realitas (lingkungan), kesulitan dan tekanan kehidupan
sehari-hari.
2.1.2 klasifikasi tingkat kecemasan

1. Ansietas ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, ansietas ini
menyebabkan individu
menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat
memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.
2. Ansietas sedang
Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain.
Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian,
individu mengalami tidak
perhatian yang selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika
diarahkan untuk
melakukannya.
3. Ansietas berat
Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus
pada sesuatu yang rinci dan
spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan.
Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
4. Tingkat panik
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal yang rinci
terpecah dari proporsinya karena
mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu
melakukan sesuatu
walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan
menimbulkan peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang
menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional.
2.1.3 faktor yang mempengaruhi kecemasan

Berikut adalah factor factor yang mempengaruhi kecemasan menurut struat


dan laria (2005).

2.1.3.1 usia dan tingkat perkembangan

Semakin tua usuia seseorang atau semakin tinggi usia


perkembangan seseorang makan akan semakin banyak
pengalaman hidup yang di milikinya.

2.1.3.2 jenis kelamin

Kecemasan dapat dipengaruhi oleh asam lemak bebas dalam


tubuh. Pria pria mempunyai produksi asam lemak bebas yang
banyak di banding wanita sehingga pria beresiko mengalami
kecemasan yang lebih tingga ketimbang wanita .

2.1.3.3 pendidikan

Seseorang yang berpendidikan tinggi akan menggnakan kooping


yang lebih baik sehingga memiliki tinbgkat kecemasan yang lebih
rendah di bandingkan dengan pendidikan yang lebih rendah

2.1.3.4 sistem pendukung

System pendukung merupoakan sinstem pendukung individu,


keluarga, lingkungan, dan keluarga yang memberikan pengaruh
kepada individu dalam melakukan sesuatu .
BAB III

Kerangka konsep penelitian

3.1 kerangka konsep

Kerangka konsep penilitian adalah pada dasarnya kerangka hubungan antara


konsep konsep yg ingin di amatimelalui penilitian yang akan di lakukan ( Nasution
dan Usman 2007 ) .

variable independen variable dependen

Tingkat kecemasan
Keberhasilan terhadap
Kecemasan sedang kinerja
Kecemasan ringan Berhasil
Kecemasan berat Tidak berhasil

Keterangan

: factor yang di teliti

3.1.1. Hipotesis

Peneliti menyusun hipotesis penelitian ini sebagai berikut

Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan pengaruh kinerja perawat di rs

Perumusan hipotesis in itidak di tulius Ho dan Ha karena yang di buat adalah


hipotesis penilitian bukan hipotesis statistik. Selain itu peneliti tidak bertujuan untuk
mengetahui kekuatan hubungan melainkan kekuatan korelasi variable yang di teliti.
Hipotesis penelitian ini merupakan jawaban sementara dari pertanyaan peneliti.
(Dahlan 2010).
BAB IV

Metode penelitian

4.1 Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan, yaitu menjelaskan hubungan


antara variable bebas dengan avariabel terikat melalui ujian hepotesa yang
dirumuskan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik
dengan pendekatan belah lintang ( metode yang digunakan sudah tepat karena
variable dalam penelitian ini adalah sift pagi dan shift malam , sedangkan variable
yang terikat dalam artikel ini merupakan tingkat kelelahan )

4.2 tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan pada salah satu rumah sakit yang ada di batu dan akan di
laksanakan pada tanggal 1 desember 2019

4.3 etika penilitan

Etika penilitan berlangsung dari awal pembuatan proposal sampai akir dari
penilitian sampai peneliti menuliskan terori dengan benar. Selanjutnya peneliti akan
meminta perizinan kepada pihak rumah sakit yang akan menjadi tempat penilitian
bagi peneliti dengan membawa surat rekomendasi dari pihak rumah sakit bahwa
penilitian boleh di lakukan

4.3.1. inform consen

Lembar persetujuan antara responden dan peneliti

4.3.2 tanpa nama

Peneliti akan menjaga nama dan kerahasiaan responden yang


terlibat dalam penelitian

4.3.3 kerahasiaan
Peneliti akan menjaga seluruh rahasia responden .

4.5 Alat pengumpulan data

4.5.1 sumber pengumpulan data

a. data primer

data yang di dapat kan dari penelitan secara langsung

4.5.2 instrumen

Penilitian ini menggunakan juisioner sebagai alat pengumpulan data


instrument ini di pilih karena keefektifan pengumpulan data serta
karakteristik responden yang tidak buta huruf. Kuisioner yang di
ajukan berbentuk pertanyaan tertutup dengan medel tanda centang
dan pertanyaan dengan jawaban oposional dengan petunjuk
pengisian.

4.5.3 uji instrument

Validitas adalah sejauh mana ketepatan alat ukur dalam mengukur


suatu data ( Harsono dan sabri 2010). Pengujian instrument di
lakukan pada responden yang ada di rumah sakit dan akan di ambil
100 responden

4.6 Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan objeck penelitian yang telah di teliti


dan memenihu criteria yang telah di tetapkan oleh peneliti (
Notoadmodjo 2010). Populasi dalam penelitian iini adalah perawat
yanf bertugas di rumah sakit yang akan menjadi tempat penelitian.

4.7 Metode pengumpulan data

1. Setelah proposal penelitian telah di sahkan dan setujui oleh pembibmbig


mata ajar selanjutnya peneliti membuat surat perijinan untuk lahan peneliti
yang akan di tuju.
2. peneliti menentukan sempel yang akan di gunakan sesuia dengan
criteria sampe yang telah di tetapkan.

3. setelah mendapat calon responden peneliti menjelaskan maksud dan


tujuan dan meminta persetujuan

4. selanjutnya setelah calon responden bersedia peneliti menjelaskan isi


dari inform consen kepada responden

5.apabila responden telah memahami dan menyetujui peniliti meminta


tanda tangan responden

6. peneliiti menjelaskan tentang cara pengisian kuisioner dan menanyakan


tentang hal hal yang belum di mengerti

7. peneliti memulai pengumpulan data yang di bagikan kepada responden


selanjutnya di ambil kemnbali setelah kuisioer di isi

4.8 Pengolahan dan analisa data

4.8.1 pengolahan data

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting


dalam penelitian karena data yang di peroleh langsung dari
penelitian masih mentah, belum memberikan informasi jelas dan
belum siap untuk di sajikan. Pengolahan data dalam system ini
dengan pengolahan data manual dengan langkah langkah sebagai
berikut ( Notoatmodjo 2009).

1. Editing
Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan kuisioner ,
kejelasan relevansi dan konsistensi jawaban responden.
2. Coding
Peneliti merubah data berbentuk huruf menjadi angka
3. Prossesing
Peneliti memasukan data ke dalam computer yang telah di isi
oleh responden
4. Cleanig
Peneliti melakukan pengecekan kembali yang ada di dalam
computer
4.8.2 Analisa data
4.8.2.1 Analisis Univariat
Bertujuanuntuk meneskripsikan masing masing variableyang
di teliti.
4.8.2.2 Analisi Bivariat
Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kedua ariable

Anda mungkin juga menyukai