Anda di halaman 1dari 36

KECEMASAN

(ANSIETAS)
Materi Pembelajaran
A. Konsep Kecemasan B. Praktik Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan kecemasan
1. Pengertian
1. Pengkajian.
2. Tanda dan gejala
2. Merumuskan diagnosa
3. Tingkat kecemasan
keperawatan
4. Faktor predisposisi
3. Menyusun rencana keperawatan
5. Faktor presifitasi
4. Implementasi/Prosedur tindakan
6. Sumber koping
5. Melakukan evaluasi
7. Mekanisme koping
6. Membuat dokumentasi
8. Mekanisme pertahanan ego
yang perlu dikaji
9. Faktor yang mempengaruhi SDKI, SLKI,
SIKI,
Metode Pembelajaran & Evalausi

PENUGASAN ROLE PLAY QUIZ


TERSTRUKTUR
Pengertian
“Anxiety is a state in which the individual experiences
feeling of uneasiness (apprehension) and activation of the
autonomic nervous systems inrespons to vague, non
specific threat”
( Carpenito, 1989)
“Kecemasan mengandung arti sesuatu yang tidak jelas &
berhubungan dgn perasaan yang tidak menentu & tidak
berdaya”
(Stuart & Sundeen, 1995)
Ansietas merupakan pengalaman individu yang bersifat
subyektif yang sering bermanifestasi sebagai perilaku yang
disfungsional yang diartikan sebagai perasaan “kesulitan”
dan kesusahan tehadap kejadian yang tidak diketahui
dengan pasti (Varcarolis, 2007)

Ansietas menurut Kaplan (2005), adalah sebagai


“kesulitan” atau “kesusahan” dan merupakan konsekuensi
yang normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman
baru, penemuan identitas dan makna hidup
Tanda & Gejala
• Respons fisik :
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, mulut
kering, anoreksia, diare/konstipasi, gelisah, berkeringat,
tremor, sakit kepala, sulit tidur
• Respons Kognitif :
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima
rangsang luar, berfokus pada apa yang menjadi
perhatiannya
•Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat,
perasaan tidak aman
• Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup,
sukacita berlebihan, ketidakberdayaan meningkat secara
menetap, ketidakpastian, kekhawatiran meningkat,
fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat,
ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
Tingkat Kecemasan
1. Kecemasan ringan (Mild Anxiety)
- berhubungan dgn ketegangan dlm kehidupan sehari-hari
- menyebabkan seseorang menjadi waspada, lapang persepsinya
meluas, menajamkan indera
- dapat memotivasi individu utk belajar & mampu memecahkan
masalah scr efektif & menghasilkan pertumbuhan &
kreativitas

Contoh :
Seseorang yg menghadapi ujian akhir
Pasangan yg akan memasuki jenjang pernikahan
Individu yg akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih tinggi
Individu yg tiba-tiba dikejar anjing
2. Kecemasan sedang (Moderate Anxiety)
- memusatkan perhatian pd hal-hal yg penting &
mengenyampingkan yg lain
- perhatian seseorang menjadi selektif, namun dpt melakukan
sesuatu yg lebih terarah (dgn arahan orang lain)

Contoh :
Pasangan yg menghadapi kelahiran anak pertama dgn resiko tinggi
Keluarga yg menghadapi perpecahan
Individu yg mengalami konflik dlm pekerjaan
3. Kecemasan berat (Severe Anxiety)
- lapangan persepsi individu sgt sempit
- perhatian terpusat pd hal yg spesifik & tdk dpt berpikir ttg hal-
hal lain
- semua perilaku ditujukan utk mengurangi ketegangan
- diperlukan banyak arahan/perintah utk dpt terfokus pd area
lain

Contoh :
Individu yg mengalami kehilangan harta benda & orang yg dicintai
karena bencana alam, kebakaran, dll
Individu dlm penyanderaan
4. Panik
- individu kehilangan kendali diri & detil perhatian kurang
- tidak mampu melakukan apapun meskipun dgn perintah
- peningkatan aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan
berhubungan dgn orang lain, penyimpangan persepsi &
hilangnya pikiran rasional
- biasanya disertai dgn disorganisasi kepribadian
Contoh :
Individu dgn kepribadian pecah/depersonalisasi
Kecemasan yg diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis &
perilaku, sedangkan scr tdk langsung melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping sbg upaya utk melawan kecemasan
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang mempengaruhi jenis dan
jumlah sumber yang dapat digunakan individu untuk mengatasi
stres (Stuart & Laraia, 2005)

1. Biologi
Model biologis menjelaskan bahwa ekpresi emosi melibatkan
struktur anatomi di dalam otak (Fortinash, 2006). Aspek
biologis yang menjelaskan gangguan ansietas adalah adanya
pengaruh neurotransmiter. Tiga neurotransmiter utama yang
berhubungan dengan ansietas adalah norepineprin, serotonin dan
gamma-aminobutyric acid (GABA)
2. Psikologis
•Stuart dan Laraia (2005) menjelaskan bahwa aspek psikologis
memandang ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian yaitu id dan superego.
•Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003), maturitas individu, tipe
kepribadian dan pendidikan juga mempengaruhi tingkat ansietas
seseorang.
•Suliswati, dkk., (2005) memaparkan bahwa ketegangan dalam
kehidupan yang dapat menimbulkan ansietas diantaranya adalah
peristiwa traumatik individu baik krisis perkembangan maupun
situasional seperti peristiwa bencana, konflik emosional individu
yang tidak terselesaikan dengan baik, konsep diri terganggu.
3. Sosial budaya
• Suliswati, dkk., (2005) menerangkan bahwa riwayat
gangguan ansietas dalam keluarga akan mempengaruhi
respon individu dalam berespon terhadap konflik dan
cara mengatasi ansietas. Tarwoto dan Wartonah (2003)
memaparkan jika sosial budaya, potensi stres serta
lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi
terjadinya ansietas.
Faktor Presipitasi
Stuart dan Laraia (2005) menggambarkan stresor pencetus sebagai stimulus yang
dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan yang
memerlukan energi ekstra untuk koping. Stresor pencetus dapat berasal dari
sumber internal atau eksternal

1. Biologi (fisik).
Gangguan fisik adalah suatu keadaan yang terganggu secara fisik oleh penyakit
maupun secara fungsional berupa penurunan aktivitas sehari-hari. Stuart &
Laraia (2005) mengatakan bahwa kesehatan umum individu memiliki efek nyata
sebagai presipitasi terjadinya ansietas. Apabila kesehatan individu terganggu,
maka kemampuan individu untuk mengatasi ancaman berupa penyakit
(gangguan fisik) akan menurun.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa klien yang
mengalami gangguan fisik akan mengakibatkan ansietas.
Prevalensi pasien dengan post stroke yang mengalami
gangguan cemas menyeluruh adalah 6% di rumah sakit
akut dan 3,5% di komunitas. Salah satu studi di Swedia
mengatakan bahwa 41,2% pasien dengan cedera otak
mengalami gangguan cemas menyeluruh (Kaplan, 2005).
2. Psikologi
▪ Ancaman terhadap integritas fisik dapat mengakibatkan
ketidakmampuan psikologis atau penurunan aktivitas sehari-
hari seseorang.
▪ Ancaman eksternal yang terkait dengan kondisi psikologis dan
dapat mencetuskan terjadinya ansietas diantaranya adalah
peristiwa kematian, perceraian, dilema etik, pindah kerja,
perubahan dalam status kerja. Sedangkan yang termasuk
ancaman internal yaitu gangguan hubungan interpersonal
dirumah, ditempat kerja atau ketika menerima peran baru
(istri, suami, murid dan sebagainya).
3. Sosial budaya
• Status ekonomi dan pekerjaan akan mempengaruhi timbulnya
stres dan lebih lanjut dapat mencetuskan terjadinya ansietas
(Tarwoto & Wartonah, 2003).
• Orang dengan status ekonomi yang kuat akan jauh lebih sukar
mengalami stres dibanding mereka yang status ekonominya
lemah.
• Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi seseorang
mengalami ansietas, demikian pula fungsi integrasi sosialnya
menjadi terganggu yang pada akhirnya mencetuskan terjadinya
ansietas.
Sumber Koping
Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping di
lingkungan

Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu sebagai
berikut.
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi pada
tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku
menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan. Menarik
diri untuk memindahkan dari sumber stres. Kompromi untuk mengganti tujuan atau
mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi
berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan bersifat
maladaptif.
Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis
mekanisme koping :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu
• Upaya yang disadari dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi
secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk
mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.
• Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stres.
• Kompromi untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan
personal.
2. Mekanisme pertahanan ego
• Membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang
• Berlangsung tidak sadar
• Melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan bersifat maladaptif.
Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Kondisi Klinis Terkait:
1. Penyakit kronis progresif (misal ; kanker, penyakit
autoimun).
2. Penyakit Akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi
5. Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
Luaran (SLKI)
Intervensi Keperawatan (SIKI)
KASUS PENUGASAN
Instruksi Tugas Individu
1. Tuliskan data fokus dari kasus diatas
2. Lakukan Analisa data
3. Tuliskan rumusan diagnosis keperawatan (sesuai dengan
SDKI)
4. Tuliskan intervensi keperawatan, termasuk tujuan dan kriteria
hasil (sesuai dengan SLKI dan SIKI)
5. Tuliskan implementasi (SP-1 Ansietas)
6. Tuliskan evaluasi
7. Dokumentasikan dengan cara tulisan tangan menggunakan
double folio

Anda mungkin juga menyukai