Anda di halaman 1dari 13

Stunting

Metodologi Penelitian
KELOMPOK 13

01 02 03

Adela Elza Putri Hijratul


Indriyanti Aprilia Othia

(213210161) (213210179) (213210187)


RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Solok tahun 2023, prevalensi
stunting tertinggi berada di wilayah kerja Puskesmas Tanah garam yaitu sebesar 300
kasus (29%) sedangkan prevalensi stunting terendah berada di wilayah kerja Puskesmas
Nanbalimo yaitu sebesar 37 kasux (4%), Di Puskesmas Tanah garam angka kejadian
munting tertinggi berada di tanah garam.
Stunting akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu
dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.Dampak jangka pendek apabila anak
mengalami storing anak akan menjadi apatis, mengalami gangguan bicara, dan gangguan
perkembangan Sedangan dampak jangka panjang dikombinasikan dengan morbiditas,
penyakit infeksi, penurunan skor IQ, penurunan perkembangan kognitif dan gangguan
pemusatan perhatian, serta mengalami kegagalan dalam 173 kejar tambah trotch ap
grow) (Putri, 2018).
KERANGKA KONSEP

Input
Proses
Output
Anak yang
mengalami Berdasarkan gizi
Anak yang
stunting anak dan tinggi
mengalami
badan
stunting
berkurang
PERTANYAAN
PENELITIAN
apakah ada hubungan berat badan
lahir dan panjang badan lahir dengan kejadian
stunting anak usia 24- 59 bulan di bulan di
nagari taruang-taruang wilayah kerja
Puskesmas Tanah garam tahun 2023
PERTANYAAN TUJUAN PENELITIAN

● Tujuan umum

Penelitian bertujuan untuk mengkaji faktor resiko status ekonomi orang tua dan ketahanan pangan
keluarga terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas tanah garam

● Tujuan khusus

Mengidentifikasi gambaran faktor risiko yang dialami pasien stunting berdasarkan riwayat stunting di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanah garam Solok sumatera Barat Tahun 2023.
DEFENISI STUNTING
Stunting adalah hasil sebagian besar nutrisi yang tidak memadai dan
serangan infeksi berulang pada 1.000 hari pertama kehidupan anak (Kementerian
Kesehatan RI, 2016).

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang di sebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan
baru nampak saat anak berusia dua tahun (MCA Indonesia, 2015).

Menurut WHO pada tahun 2012 stunting merupakan suatu keadaan dimana
tinggi badan anak yang terlalu rendah. Stunting atau terlalu pendek berdasarkan umur
adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (<-2SD) dari
tabel status gizi WHO child growth standard (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
DEFENISI STUNTING
Stunting merupakan hasil dari kekurangan gizi kronis dan sering terjadi
antar generasi di tambah dengan penyakit yang sering. Hal tersebut adalah ciri khas
endemik kemiskinan Stunting terkait dengan lebih rendahnya perkembangan kognitif
dan produktivitas. Stunting adalah masalah kesehatan masyarakat utama di hampir
semua provinsi di Indonesia dan peringatan telah diberikan presiden RI yang
tertantang untuk mengurangi stunting di Indonesia (USAID, 2010).

Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding


tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia). Pertumbuhan dapat dilihat
dengan beberapa indicator status gizi. Secara umum terdapat 3 indikator yang bisa
digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi dan anak, yaitu indikator berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB), Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang diakibatkan
oleh kekurangan zat gizi secara kronis. Hal ini ditunjukkan dengan indikator TB/U
dengan nilai skor-Z (Zscore) di bawah minus 2 (Atikah et al. 2018).
DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Defenisi Cara ukur Alat ukur Skala ukur Hasil ukur
Stunting Stunting merupakan hasil Anak yang mengalami Meteran Ordinal panjang badan
dari kekurangan gizi kronis dan stunting laki-laki dan atau tinggi
sering terjadi antar generasi di badan pada
tambah dengan penyakit yang perempuan
anak umur 0-
sering. Hal tersebut adalah ciri
khas endemik kemiskinan 59 bulan,
Stunting terkait dengan lebih dikatakan
rendahnya perkembangan stunting jika
kognitif dan produktivitas. nilai z-skor di
Stunting adalah masalah bawah-2 SD
kesehatan masyarakat utama
di hampir semua provinsi di dengan
Indonesia dan peringatan telah indikator PB/U
diberikan presiden RI yang untuk umur 0-
tertantang untuk mengurangi 2 tahun atau
stunting di Indonesia (USAID, TB/U untuk
2010).
umur lebih dari
2 tahun
berdasarkan
standar WHO
2006.
HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan pene
liti. Menurut La Biondo-Wood dan Haber dalam Nursalam (2015).
Hipotesis adalah suatupertanyaan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel yang diharapkan bisamenjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.

● Adapun Hipotesis dari penelitian ini yakni:


H0 1 :Apakah tidak ada hubungan berat badan lahir dan panjang badan lahir dengan
kekerasan ting anak pada usia 24 sampai 59 bulan di wilayah puskes taruang
taruang.
Ha1: Apakah ada hubungan berat badan lahir dan panjang badan lahir dengan
kekerasan ting anak pada usia 24 sampai 59 bulan di wilayah puskes taruang
taruang.
DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi analiti dengan menggunakan metode
cross sectional, yang mana peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel bebas dan variabel terikat pada suatu saat tertentu
secara bersamaan. Studi kasus dilakukan dengan mengidentifikasi
kelompok kasus (anak yang mengalami stunting ) dan kelompok
kontrol (anak yang tidak mengalami stunting), kemudian secara.
retrosfektif (melihat kebelakang) ditelti faktor yang mempengaruhi
stunting
POPULASI SUBJEK PENELITIAN
Populasi terjangkau penelitian adalah penderita pada anak yang
mengalami stunting usia 24 sampai 59 bulan di puskesmas
taruang taruang
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai