Anda di halaman 1dari 15

PENCEGAHAN PENYAKIT

STUNTING
Widia mauliza : 19010090
Ira nurmala : 19010057
Rizka Ananda : 19010083
Nanda riska : 19010076
Nadia putri : 19010070
Rahmatun nisa : 19010080
Rahma yanti : 19010078
Zakiatun nufus: 19010072
Zinatul hayati : 19010091
Definisi stunting
Stunting merupakan istilah untuk penyebutan anak yang
tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi
pendek). Stunting ( tubuh pendek ) adalah keadaan tubuh
yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah
median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi
referensi intemasional.Stunting adalah keadaan dimana
tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau keadaan dimana
tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak anak
lain seusianya ( MCN , 2009).
KLASIFIKASI STUNTING
Berikut adalah klasifikasi status gizi Stunting berdasarkan
indikator tinggi badan menurut umur (TB/U).
1. Sangat pendek : Zscore <-3
2. Pendek : Z score <-2 sampai dengan <_-
3. SD Normal : Z score>_-2 SD
patwhay
KELOMPOK RISTI STUNTING

Resiko tinggi penyakit stunting yaitu:Berdasarkan data hasil


studi kohor Kembang Anak (TKA) oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan di Kota Bogor, terdapat beberapa
faktor yang diduga merupakan risiko stunting pada anak usia 0-6
bulan yakni ibu yang berusia > 35 tahun, lahir dengan status
badan menurut PB/U < -2 SD, pendidikan ibu hingga SMP, dan
ibu pernah melahirkan > 2 kali.
DISTRIBUSI GEOGRAFI PENYAKIT STUNTING

Penyebaran stuntingIndonesia masih berada di urutan 4 dunia dan


urutan ke-2 di Asia Tenggara terkait kasus balita stunting.Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN)
memprediksi bahwa 4 tahun ke depan dari 20 juta kelahiran bayi,
tujuh juta di antaranya berpotensi mengalami stunting. Dengan
perkiraan ini, maka presentase bayi yang mengalami stunting di
Indonesia akan meningkat menjadi 27 persen.
FAKTOR PENYEBAB STUNTING

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya keadaan stunting pada


anak. Faktor penyebab stunting ini dapat disebabkan oleh faktor
langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung dari kejadian
stunting adalah asupan gizi dan adanya penyakit infeksi sedangkan
penyebab tidak langsungnya adalah pola asuh, pelayanan kesehatan,
ketersediaan pangan, faktor budaya, ekonomi dan masih banyak lagi
faktor lainnya (UNICEF, 2008; Bappenas, 2013).
TREND WAKTU PENYAKIT STUNTING

Stunting ini merupakan salah satu indikator gagal tumbuh pada Balita
akibat kekurangan asupan gizi kronis pada periode 1.000 hari pertama
kehidupan, yakni dari anak masih dalam bentuk janin hingga berusia 23
bulan.Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian
Kesehatan, prevalensi Balita stunting sebesar 24,4% pada 2021. Artinya,
hampir seperempat Balita Indonesia mengalami stunting pada tahun lalu.
Namun, demikian, angka tersebut lebih rendah dibanding 2020 yang
diperkirakan mencapai 26,9%.
UPAYA PENANGANAN STUNTING
Di Indonesia upaya penanggulangan stunting diungkapkan oleh
Bappenas (2011) yang disebut strategi lima pilar, yang terdiri dari:
1. Perbaikan gizi masyarakat terutama pada ibu pra hamil, ibu hamil dan
anak
2. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
3. Peningkatan aksebilitas pangan yang beragam
4. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
5. Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan
 
PROMOTIF,PREVENTIF, KURATIF DAN
REHABILITATIF STUNTING
1. Peran promosi Kesehatan dalam penurunan stunting
2. Pencegahan preventif stunting
3. Tindakan kuratif stunting
4. Upaya rehabilitatif stunting
kesimpulan
Dengan melihat beberapa pembahasan pada makalah di atas ,
maka dapat kami simpulkan bahwa stunting adalah kondisi dimana
balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan umur . Berdasarkan hasil PSG tahun 2015 ,
prevalensi balita pendek di Indonesia adalah 29 % . Angka ini
mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 27,5 % . Namun
prevalensi balita pendek kembali meningkat menjadi 29,6 % pada
tahun 2017 . Prevalensi balita sangat pendek dan pendek usia 0-59
bulan di Indonesia tahun 2017 adalah 9,8 % dan 19,8 % . Kondisi
ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu prevalensi balita sangat
pendek sebesar 8,5 % dan balita pendek sebesar 19 % .
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai