Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP

PENCEGAHAN PENYAKIT HIV AIDS DAMPAK PERGAULAN BEBAS

DI SMP 17 AGUSTUS 1945

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan HIV/AIDS mengarahkan sikap remaja yang merupakan

reaksi remaja untuk dapat menjauhi atau menghindari pada perilaku yang

mengarah pada seks bebas yang dapat membawa masalah kesehatan penularan

HIV/AIDS (Azwar, 2015). Kematangan seksual remaja mengakibatkan remaja

mulai tertarik dengan anatomi fisiologis tubuhnya, muncul

kecemasankecemasan dan pertanyaan-pertanyaan seputar mens-truasi, mimpi

basah, ukuran payudara, penis dan lain sebagainya. Selain tertarik kepada

dirinya, juga muncul ketertarikan terhadap lawan jenis (Marheni, 2007).

Kondisi ini menyebabkan remaja dalam hal ini termasuk mahasiswa menjadi

rentan terhadap masalah-masalah perilaku beresiko, seperti melakukan

hubungan seks sebelum menikah hingga mengakibatkan kehamilan yang tidak

diinginkan, serta penyalahgunaan NAPZA.

Perilaku yang salah ini dapat membawa resiko terhadap penularan

penyakit menular seksual seperti HIV (Human Immunodefiency Virus)/AIDS

(Acquired Immunodefiency Syndrome) oleh karena hubungan seks bebas pada

remaja (Soetjiningsih, 2015).


Menurut Kementrian kesehatan RI Angka kejadian HIV diindonesia

pada tahun 2017 sebanyak 10.376 orang. Presentase ineksi HIV tertinggi 1 2

dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (69,6%), diikuti kelompok umur

20-24 tahun (17,6%), dan kelompok umur ≥50 tahun (6,7%). Sedangkan

angka kejadian AIDS sendiri sebanyak 673 orang. Prensentase AIDS tertinggi

diindonesia dilaporkan pada kelompok umur 30-39 tahun (38,6%), diikuti

kelompok umur 20-29 tahun (29,3%), dan kelompok umur 40-49 tahun

(16,5%). (Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pencegahan Dan

Pengendalian Penyakit. 2017).

Perkembangan seksual pada remaja harus dibarengi dengan informasi

tentang pacaran, hubungan seksualitas termasuk masalah kesehatan HIV –

AIDS yang sering berhubungan dengan perilaku seks bebas. Pengetahuan

remaja mengenai seks bebas dan penularan HIV/AIDS masih rendah. Yang

paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka

kehamilan yang tidak diinginkan. Terlebih dengan makin berkembangnya

kemajuan teknologi dalam mengakses informasi terutama mengenai materi

yang berkaitan tentang pornografi semakin mudah. Seperti melalui internet,

atau telepon seluler ditambah dengan pergaulan yang bebas akan semakin

memicu perilaku menyimpang dari para remaja (Muzayyanah, 2018).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP 17 Agustus 1945

menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS masih rendah.

Hanya 4 orang yang memiliki pengetahuan tentang HIV/ AIDS, sedangkan 11


orang lainnya tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Pentingnya

memahami kondisi tersebut, membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang ”Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pencegahan

penyakit HIV AIDS dampak pergaulan bebas di SMP 17 Agustus 1945”.

Penelitian ini penting dilakukan karena rendahnya tingkat pengetahuan remaja

di SMP 17 Agutstus 1945 tidak dapat diabaikan. Pengabaian terhadap hal

tersebut akan membahayakan kesehatan utamanya kesehatan reproduksi

sehingga penting untuk diatasi segera.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat

muncul adalah adakah hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

pencegahan penyakit HIV AIDS dampak pergaulan bebas di SMP 17 Agustus

1945?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

pencegahan penyakit HIV AIDS dampak pergaulan bebas di SMP 17

Agustus 1945 .

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang pencegahan penyakit

HIV AIDS dampak pergaulan bebas di SMP 17 Agustus 1945.

b. Mengidentifikasi sikap pencegahan penyakit HIV AIDS dampak

pergaulan bebas di SMP 17 Agustus 1945


c. Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

pencegahan penyakit HIV AIDS dampak pergaulan bebas di SMP 17

Agustus 1945.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi Keluarga Pasien dan Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi keluarga dan pasien untuk

menambah informasi serta pengetahuan tentang HIV AIDS sehingga

menurunkan angka HIV AIDS akibat dampak pergaulan bebas.

1.4.2. Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningatkan kemampuan dalam

mengedukasi Kesehatan tentang HIV AIDS.

1.4.3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya agar dapat memperbaiki kekurangan penelitian

sebelumnya. Dan dapat mengembangkan metode penelitian yang

berhubungan dengan intervensi pencegahan penyakit HIV AIDS.

Anda mungkin juga menyukai