Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN WAWANCARA

STRATEGI COPING DALAM MENGATASI ACADEMIC BURNOUT PADA


MAHASISWA DI ERA PANDEMI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asesmen Dasar

Dosen Pengampu:
Lu’luatul Chizanah, S.Psi., M.A.
Drs. Isaac Jogues Kiyok Sito Meiyanto, Ph.D.

Disusun oleh:

1. Mutie Camelia Salma 20/462622/PS/08303


2. Nabila Ayu Puspita 20/462623/PS/08304
3. Nur Amanah Ridho S 20/462630/PS/08311
4. Octiva Fairuz Izdihar K. 20/462633/PS/08314
5. Ridha Hanifah 20/462640/PS/08321

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
I. JUDUL
Judul wawancara ini adalah “Strategi Coping dalam Mengatasi Academic Burnout
pada Mahasiswa di Era Pandemi”

II. LATAR BELAKANG


Selama masa pandemi Covid 19 semua kegiatan dilaksanakan secara daring, tak
terkecuali proses pembelajaran di universitas. Perkuliahan daring adalah salah satu bentuk
isolasi sosial untuk menghentikan penularan virus. Akan tetapi, isolasi sosial yang
disebabkan oleh pandemi memiliki kaitan kuat dengan tekanan psikologi, kecemasan
tinggi, dan tingkatan stress (Brooks et al., 2020; Wang et al., 2020; Li et al., 2020;
Rajkumar, 2020; Troyer , 2020).
Stress dalam perkuliahan umumnya berupa kebutuhan membina hubungan baru,
menyesuaikan kebiasaan belajar dengan mata kuliah yang diambil, berdamai dengan
pekerjaan atau tugas yang terlalu banyak, belajar memanajemen waktu, dan beradaptasi di
tempat baru (Teixeira et al., 2021; Beiter et al., 2015). Beberapa hal tersebut menjadi
semakin sulit karena mahasiswa di tengah pandemi harus melakukannya sendiri secara
daring. Terlebih, bertambahnya semester, bobot sks, dan tugas mingguan menjadi stressor
tersendiri. Stressor tersebut menyebabkan mahasiswa mengalami academic burnout.
Academic burnout adalah kejenuhan dalam proses belajar yang disebabkan oleh
stress, beban pelajaran, dan berbagai faktor psikologis lain yang merujuk pada kelelahan
secara emosional, kecenderungan depersonalisasi, dan merasa rendah karena sedikit
pencapaian yang diraih (Balogun et al., 1996; Lingard et al., 2007; Yang, 2004; Zhang et
al., 2007). Berdasarkan paparan sebelumnya, secara khusus dapat dikatakan bahwa
mahasiswa mengalami burnout (Balogun et al., 1996; Chang et al., 2000; Yang, 2004).
Di samping itu, keadaan academic burnout yang terjadi dapat berkontribusi dalam
memberikan dampak negatif pada mahasiswa. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa
siswa dengan tingkat academic burnout yang tinggi cenderung memiliki tingkat
performansi akademik yang lebih rendah dan mengalami penurunan motivasi (Fiorilli et
al., 2017; McCarthy et al., 1990). Lebih lanjut, keadaan tersebut juga dapat
mempengaruhi kapasitas siswa dalam menghadapi peristiwa yang terjadi di sekolah dan
berkaitan positif dengan depresi (Fiorilli et al., 2017). Sementara itu, dari aspek sosial,
keadaan tersebut juga mempengaruhi hubungan relasi siswa di mana siswa yang
mengalami academic burnout melaporkan skor empati yang lebih rendah (Paro et al.,
2014).
Dari berbagai dampak yang ditimbulkan oleh academic burnout, coping yang
merupakan proses pengontrolan diri dalam menanggapi situasi stres dari sosiokultural
perlu untuk dimiliki oleh mahasiswa (Compas et al., 2005). Menurut Lazarus & Folkman
(1984), coping tersebut memiliki fungsi untuk mengubah situasi yang menyebabkan
timbulnya stres atau mengatur reaksi emosional yang muncul karena suatu masalah.
Berdasarkan fungsi tersebut, terdapat dua tipe coping yang dapat digunakan, yakni
problem-focused coping yang mana melibatkan pelaku untuk mengatasi masalah dan
emotion-focused coping yang mana melibatkan upaya untuk mengatur emosi yang timbul
(Lazarus & Folkman, 1984).

III. TUJUAN
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk strategi
coping dalam mengatasi academic burnout di era pandemi.

IV. TINJAUAN TEORI


A. Definisi Konseptual
1. Academic Burnout
Menurut Maslach dan Leiter (2016), burnout adalah respons yang
berkepanjangan terhadap stres emosional dan interpersonal kronis di
tempat kerja. Burnout didefinisikan oleh tiga dimensi utama yakni
kelelahan, sinisme, dan inefisiensi profesional. Dimensi kelelahan
digambarkan sebagai kehilangan energi, menipis, melemah, dan kelelahan.
Dimensi sinisme digambarkan sebagai sikap negatif atau tidak pantas,
hilangnya idealisme, mudah tersinggung, dan penarikan diri. Sementara,
dimensi inefisiensi profesional digambarkan sebagai penurunan
produktivitas atau kemampuan, moral yang rendah, dan ketidakmampuan
untuk menghadapinya. Burnout selalu lebih mungkin terjadi ketika
terdapat ketidaksesuaian antara sifat pekerjaan dan sifat orang yang
melakukan pekerjaan tersebut. Faktor utama burnout di antaranya yaitu
beban kerja yang berlebihan, kurangnya kontrol, kurangnya penghargaan,
kurangnya komunitas, nilai konflik, dan kurangnya keadilan, yang
merupakan indikasi jelas bahwa antara orang dan pekerjaan tidak cocok
(Maslach & Leiter, 1997).
Selanjutnya, Salmela-Aro & Upadyaya (2014) mendefinisikan
academic burnout sebagai perasaan lelah karena tuntutan dan persyaratan
untuk belajar (fatigue), memiliki perasaan pesimis dan tanpa minat pada
konten dan tugas-tugas (pessimism and lack of interest), dan perasaan
pengembangan pribadi yang buruk dalam pendidikan dan kurikulum
(reduced personal self-efficacy). Academic burnout juga dapat diartikan
sebagai perasaan rendah diri dan kelelahan mental yang diperlihatkan oleh
para siswa terhadap stres kronis karena kurangnya sumber daya untuk
melakukan tugas-tugas mereka (Sharififard et al, 2014).
2. Strategi Coping
Lazarus & Folkman (1984) mendefinisikan coping sebagai bentuk
upaya kognitif dan perilaku yang terus berubah untuk mengelola tuntutan
internal dan eksternal yang dinilai membebani dan melebihi kemampuan
seorang individu. Coping tidak termasuk ke dalam sifat atau kepribadian,
akan tetapi, sebagai perangkat strategi yang tersedia untuk diterapkan ke
dalam situasi yang sesuai.
Terdapat dua pendekatan coping, yaitu
a. Emotion-focused
Strategi coping yang berfokus kepada emosi internal
seseorang dibandingkan situasi eksternal yang memicu respon
emosional. Strategi ini berfokus pada situasi yang dinilai tidak ada
yang dapat diubah pada kondisi lingkungan yang berbahaya,
mengancam, atau menantang dengan mengubah respon emosional
individu terhadap masalah, seperti berangan-angan, menghindar,
dan sebagainya.
b. Problem-focused
Strategi coping yang berfokus langsung kepada masalah
yang sedang dihadapi dengan tindakan langsung. Strategi ini
biasanya digunakan ketika kondisi dinilai dapat diubah, misalnya
mempelajari hal baru, mencari alternatif lain, atau
mengembangkan perilaku baru.

B. Definisi Operasional
Dalam pengambilan data ini, strategi coping yang dimaksud mengacu pada
teori Lazarus & Folkman (1984), baik dengan pendekatan emotion-focused
maupun problem-focused. Emotion-focused merupakan pendekatan yang
mengubah atau mengurangi emosi negatif terkait dengan situasi yang tidak
menyenangkan (menghindar, berangan-angan, berpikir positif, meditasi, dll.),
sedangkan problem-focused merupakan pendekatan yang berfokus pada masalah
yang sedang dihadapi dengan tindakan langsung (mengidentifikasi masalah,
mencari alternatif lain, dll.). Untuk mengeksplorasi strategi coping, maka akan
dilakukan wawancara pada mahasiswa. Semua pertanyaan yang telah disiapkan
tentunya mengacu pada teori yang tertera. Dari hasil wawancara tersebut, akan
ditemukan kecenderungan pada pendekatan strategi coping yang diterapkan
mahasiswa.

V. ASPEK DAN INDIKATOR


Berdasarkan pada aspek strategi coping menurut Lazarus & Folkman (1984),
aspek dan indikator yang akan digunakan peneliti dalam melakukan wawancara adalah
sebagai berikut.

No. Aspek Indikator Perilaku


1. Problem-focused coping Mengidentifikasi masalah

Menyelesaikan secara aktif

Mencari alternatif lain

Mencari dukungan dari orang lain

Memperbaiki kontrol diri

2. Emotion-focused coping Mengeluarkan/ mengubah emosi negatif

Mendistraksi diri

Memanajemen perasaan agresif

Berpikir positif

VI. METODE PENGAMBILAN DATA


A. Metode
Metode yang digunakan untuk pengambilan data mengenai strategi coping
dalam mengatasi academic burnout yaitu wawancara. Wawancara digunakan
supaya data yang diperoleh dari partisipan lebih luas dan mendalam
B. Jenis Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur.
Kami memilih untuk menggunakan wawancara jenis ini dengan alasan agar
interviewer dapat melakukan probing dan interviewee dapat bercerita lebih detail
serta fleksibel mengenai pengalamannya sehingga data yang didapatkan lengkap
dan menyeluruh.

VII. ITEM PERTANYAAN


No. Aspek Indikator Perilaku Item

1. Problem-focus Mengidentifikasi masalah Ketika sedang mengalami


ed coping burnout, apakah anda mencari
sumber yang menyebabkan
anda mengalami hal tersebut?

Ketika Anda mengalami


academic burnout,
bagaimana cara Anda
menguraikan isi kepala
Anda untuk
mempermudah mencari
jalan keluar?

Menyelesaikan Ketika Anda mengalami


secara aktif academic burnout, apakah
anda cenderung menghindari
pemicu burnout atau
berusaha
menyusun strategi untuk
menghadapinya?
Mencari alternatif lain
Apakah Anda mencari
alternatif lain untuk
mengatasi academic burnout?
Mencari dukungan
dari orang lain Bagaimana dukungan yang
diberikan oleh lingkungan
sekitar anda? Menurut
Anda, seberapa penting
dukungan itu untuk Anda?

Ceritakan bentuk
dukungan yang Anda cari
dan peroleh ketika
mengalami academic
burnout!

Memperbaiki kontrol diri Bagaimana Anda tetap


mempertahankan
produktivitas Anda ketika
mengalami
academic burnout?

2. Emotion-focus Mengeluarkan/mengub Ketika sedang mengalami


ed coping ah emosi negatif academic burnout,
bagaimana cara Anda dalam
mengatasi emosi negatif
dalam diri Anda?

Mendistraksi diri Pernahkan anda


mengalihkan fokus
terhadap hal lain
(misalnya hobi) ketika
mengalami academic burnout?
Memanajemen Pernahkah emosi negatif
perasaan agresif yang Anda rasakan memicu
perilaku agresif? Jika
pernah, ceritakan
cara Anda untuk menahan
perilaku agresif Anda ketika
merasakan emosi negatif
akibat academic burnout!
Berpikir positif

Bagaimana cara
mempertahankan atau
mengembalikan pikiran
positif Anda ketika
merasakan
academic burnout?

Urutan Pertanyaan
1. Pernahkah Anda mengalami academic burnout?
2. Faktor apa yang membuat Anda mengalami academic burnout?
3. Seperti apakah bentuk academic burnout yang Anda rasakan?
4. Bagaimana cara Anda untuk melepaskan beban academic burnout, apakah dengan
cara yang positif atau negatif? Dan bagaimana cara Anda menyalurkannya? 5. Ketika
sedang mengalami burnout, apakah Anda mencari sumber yang menyebabkan anda
mengalami hal tersebut?
6. Ketika Anda mengalami academic burnout, bagaimana cara Anda menguraikan isi
kepala Anda untuk mempermudah mencari jalan keluar?
7. Ketika Anda mengalami academic burnout, apakah anda cenderung menghindari
pemicu burnout atau berusaha menyusun strategi untuk menghadapinya? 8. Ceritakan
bentuk dukungan yang Anda cari dan peroleh ketika mengalami academic burnout!
Menurut Anda, seberapa penting dukungan itu untuk Anda? 9. Apakah Anda mencari
alternatif lain untuk mengatasi academic burnout?
10. Bagaimana Anda tetap mempertahankan produktivitas Anda ketika mengalami
academic burnout?
11. Ketika sedang mengalami academic burnout, bagaimana cara Anda dalam
mengatasi emosi negatif dalam diri Anda?
12. Pernahkah emosi negatif yang Anda rasakan memicu perilaku agresif? Jika
pernah, ceritakan cara Anda untuk menahan perilaku agresif Anda ketika
merasakan emosi negatif akibat academic burnout!
13. Pernahkah anda mengalihkan fokus terhadap hal lain (misalnya hobi) ketika
mengalami academic burnout? Bagaimana caranya?
14. Bagaimana cara mempertahankan atau mengembalikan pikiran positif Anda
ketika merasakan academic burnout?
15. Menurut Anda, apakah coping yang selama ini anda lakukan efektif untuk
menghadapi academic burnout?
DAFTAR PUSTAKA

Aghajari, Z., Loghmani, L., Ilkhani, M., Talebi, A., Ashktorab, T., Ahmadi, M., & Borhani,
F. (2018). The relationship between quality of learning experiences and academic
burnout among nursing students of Shahid Beheshti University of medical sciences in
2015. Electronic Journal of General Medicine, 15(6).
https://doi.org/10.29333/ejgm/93470

Aslan, I., Ochnik, D., & Çınar, O. (2020). Exploring perceived stress among students in
Turkey during the covid-19 pandemic. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 17(23), 1–17. https://doi.org/10.3390/ijerph17238961

Babicka-Wirkus, A., Wirkus, L., Stasiak, K., & Kozłowski, P. (2021). University students’
strategies of coping with stress during the coronavirus pandemic: Data from Poland.
PLoS ONE, 16(7 July), 1–27. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0255041

Compas, B. E., Champion, J. E., & Reeslund, K. (2005). Coping with Stress: Implications
for Preventive Interventions with Adolescents. Prevention Researcher, 12(3), 17-20.

Fiorilli, C., De Stasio, S., Di Chiacchio, C., Pepe, A., & Salmela-Aro, K. (2017). School
burnout, depressive symptoms and engagement: Their combined effect on student
achievement. International Journal of Educational Research, 84, 1-12. https://doi.org/
10.1016/j.ijer.2017.04.001.

Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. Springer publishing
company.

Lin, S. H., & Huang, Y. C. (2014). Life stress and academic burnout. Active Learning in
Higher Education, 15(1), 77–90. https://doi.org/10.1177/1469787413514651

Maslach, C., Leiter, M.P. (1997). The Truth about Burnout. Jossey-Bass Publishers, San
Francisco, CA.
Maslach, C., & Leiter, M. P. (2016). Understanding the burnout experience: Recent research
and its implications for psychiatry. World Psychiatry, 15(2), 103–111.
https://doi.org/10.1002/wps.20311

McCarthy, M. E., Pretty, G. M., & Catano, V. (1990). Psychological sense of community
and student burnout. Journal of college student development.

Paro, H. B., Silveira, P. S., Perotta, B., Gannam, S., Enns, S. C., Giaxa, R. R., ... & Tempski,
P. Z. (2014). Empathy among medical students: is there a relation with quality of life
and burnout?. PloS one, 9(4), e94133.. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0094133.

Rahmati, Z. (2015). The Study of Academic Burnout in Students with High and Low Level
of Self-efficacy. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 171(1996), 49–55.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.087

Salmela-Aro K, Upadyaya K. (2014). School burnout and engagement in the context of


demands–resources model. British Journal of Educational Psychology, 84(1), 137-151.
https://doi.org/10.1111/bjep.12018
Sharififard F, Nourozi K, Hosseini MA, Asayesh H, Nourozi M. (2014). Related factors
with academic burnout in nursing and paramedics students of Qom University of
Medical Sciences in 2014. Nursing Education, 3(3), 59-68. [InPersian]

Anda mungkin juga menyukai