Anda di halaman 1dari 21

PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PROBLEM BANGSA

(IMPLEMENTASI ETIKA PANCASILA)


MAKALAH

Oleh:
Kelompok 8
Rio Rizki Aprilian (D20191048)
Lailatul Farikha (D20191044)
Fiodita Nur Afiah (203103010001)
Muhamad Hilmi Fatahillah (204103010001)
Ivatul Hasanah (-)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


Fakultas Dakwah
Maret 2021
PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PROBLEM BANGSA
(IMPLEMENTASI ETIKA PANCASILA)
MAKALAH
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh:
Kelompok 8
Rio Rizki Aprilian (D20191048)
Lailatul Farikha (D20191044)
Fiodita Nur Afiah (203103010001)
Muhamad Hilmi Fatahillah (204103010001)
Ivatul Hasanah (-)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


Fakultas Dakwah
APRIL 2021
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam

tetap kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari

jaman jahiliyah hingga jaman penuh dengan ilmu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang diampu

oleh Ibu Febrina Rizky Agustina, M.Pd. Pada kesempatan ini, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Febrina Rizky Agustina, M.Pd yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pancasila sebagai Solusi Problem Bangsa (Implementasi Etika Pancasila)”. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan seluruh pihak yang telah

membantu menulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun, penulis telah berupaya

dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jember, 16 Maret 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

MOTTO .................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 6

A. Latar Belakang ....................................................................................... 6

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

C. Manfaat .................................................................................................. 7

BAB II :PEMBAHASAN......................................................................................... 8

A. Etika Pancasila ........................................................................................ 8

B. Pancasila sebagai Solusi Problem Bangsa .............................................. 10

C. Implementasi Pancasila sebagai Sistem Etika ......................................... 17

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 19

A. Kesimpulan ............................................................................................. 19

B. Saran ........................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 21

v
6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan pengetahuan, tingkah

laku, dan kemampuan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun

jiwa profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing dengan

menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga

menjadi warga negara yang baik (good citizenship).1

Pendidikan pancasila menyiapkan calon sarjana yang memiliki pribadi yang

berkualitas dan sesuai dengan apa yang tercantum dalam pancasila. Sikap-sikap yang

sesuai dengan pancasila tersebut, antara lain menjadi pribadi yang beriman kepada

Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berperilaku adil dan memiliki jiwa

perikemanusiaan, memiliki sikap toleransi dan semangat bersatu dengan orang lain

untuk persatuan bangsa, memiliki sikap pemimpin yang bijaksana dalam situasi apapun

dan memiliki sikap adil dalam melakukan kehidupan sosial.

Sehingga untuk membentuk pribadi di atas, dalam mata kuliah pancasila perlu

dipelajari tentang etika pancasila. Etika pancasila cabang filsafat yang dijabarkan dari

sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

1
Nurwardani et al., Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila.
bernegara di Indonesia. Etika Pancasila tercermin dalam empat tabiat saleh, yaitu

kebijaksanaan, kesederhanaan, keteguhan dan keadilan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu etika Pancasila?

2. Bagaimana peran Pancasila sebagai solusi problem bangsa?

3. Bagaimana implementasi Pancasila sebagai sistem etika?

C. Manfaat

1. Untuk mengerti dan memahami etika Pancasila

2. Untuk mengerti dan memahami Pancasila sebagai solusi problem bangsa

3. Untuk mengerti dan memahami implementasi Pancasila sebagai sistem etika

7
8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Etika Pancasila

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos”.yang berarti tempat tinggal yang

biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap dan cara

berpikir. Secara etimologis, etika adalah ilmu tentang segala sesuatu yang biasa

dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika menurut para ahli adalah sebagai

berikut:

Menurut Aristoteles, etika dibagi menjadi dua yaitu Terminius Technicus dan Manner

and Cutom. Terminius Technicus adalah etika sebagai ilmu pengetahuan yang

mempelajari suatu tindakan manusia. Sedangkan Manner and Cutom adalah

pembahasan etika yang memiliki hubungan dengan tata cara dan adat yang melekat

dalam diri manusia, terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku dan perbuatan

manusia.

Menurut Prof. Robert Salemon, etika adalah sebuah karakter individu atau sebagai

hukum yang sosial yang mengatur, mengendalikan dan membahas tingkah laku

manusia.

Menurut Drs. Sidi Gajalba, dalam sistematika filsafat, etika merupakan suatu teori

tentang perilaku manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat

ditentukan oleh akal.


Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa etika adalah

suatu pembahasan mengenai tingkah laku, adat kebiasaan dan perbuatan manusia mulai

dari yang baik sampai yang buruk. Pada bidang filsafat mengenal beberapa aliran etika,

yaitu etika keutamaan, teleologis dan deontologis. Etika keutamaan atau etika

kebajikan adalah teori tentang keutamaan atau virtue, artinya mempelajari tentang

perbuatan manusia itu baik atau buruk. Etika ini mengarah ke keberadaan manusia,

lebih menekankan pada what should I be? atau “saya harus menjadi orang yang

bagaimana?”.2 Untuk lebih ringkas tentang aliran etika, dapat disimak pada tabel 2.1

di bawah ini.

Tabel 2.1
Aliran Orientasi Watak Nilai Keterangan
Disiplin,
Moralitas yang didasarkan
Etika Keutamaan atau kejujuran, belas
pada agama kebanyakan
Keutamaan kebajikan kasih, murah
menganut etika keutamaan.
hati
Kebenaran dan Aliran etika yang
Konsekuensi kesalahan berorientasi pada
Teleologis
atau akibat didasarkan pada konsekuensi atau hasil dari
tujuan akhir perbuatan.
Kewajiban atau Kelayakan, Pandangan etika yang
Deontologis
keharusan kepatutan, mementingkan kewajiban.
Setelah di atas membahas tentang etika dan alirannya, maka selanjutnya adalah

pembahasan tentang etika pancasila. Etika pancasila adalah cabang filsafat yang

dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara di Indonesia. Etika pancasila juga berarti sebagai penilaian

2
Nurwardani et al.

9
baik dan buruk terhadap nilai-nilai pancasila. Dalam etika pancasila terdapat nilai-nilai

yang sama seperti nilai-nilai pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

kerakyatan dan keadilan.

Pancasila memiliki peranan penting dalam perwujudan sistem etika yang baik

di Indonesia. Di manapun dan kapanpun kita berada, etika wajib tetap ada dalam diri

kita. Sila-sila dalam Pancasila memiliki arti besar dalam membangun etika bangsa.3 Di

dunia internasional, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dengan etika

yang baik dan sopan. Sehingga peranan Pancasila dalam mewujudkan image bangsa di

dunia internsional sangatlah penting.

Aliran etika keutamaan menjadi aliran yang dominan pada etika pancasila.

Etika pancasila tercermin dalam empat perilaku baik yaitu kebijaksanaan,

kesederhanaan, keteguhan dan keadilan yang mana semua itu adalah orientasi aliran

etika keutamaan. Etika pancasila juga merupakan etika teleologis yang berisi pedoman

bagi warga negara Indonesia yang berusaha untuk mencapai tujuan dalam hidup

berbangsa dan bernegara. 4 Etika pancasila pun merupakan aliran etika deontologis

yang menjadi penuntun untuk menumbuhkan kesadaran menerapkan pancasila di masa

sekarang dan yang akan datang.

B. Pancasila sebagai Solusi Problem Bangsa

3
Rosanna and Hasan, “Pancasila sebagai Sistem Etika.”
4
Suprapto, “Konsep Muhammad Hatta Tentang Implementasi Pancasila dalam Perspektif Etika
Pancasila.”

10
Setiap bangsa di dunia pastilah memiliki problem atau masalah yang dihadapi

bersama oleh seluruh warga negaranya. Tidak terkecuali bangsa Indonesia. Apalagi

dengan status sebagai negara berkembang, Indonesia tidak henti-hentinya mengalami

permasalahan negara yang beragam. Mulai dari permasalahan di pemerintahan sampai

lingkungan masyarakat.

Indonesia sendiri memiliki beragam permasalahan yang tak kunjung selesai.

Misalnya, pengangguran, kriminalitas, korupsi, prostitusi, terorisme, penyalahgunaan

narkoba sampai bencana alam. Tentunya setiap masalah memiliki akar dan solusinya.

Begitu pula masalah yang dihadapi oleh sebuah bangsa. Adapun akar masalah bangsa

yang ada di Indonesia, berakar dari lima hal berikut: 5

a. Demokrasi berjalan sangat liberal

Demokrasi di Indonesia berjalan sangat liberal dan tidak terarah untuk

masyarakat luas. Pada pemilihan umum yang dilakukan untuk memilih para wakil

rakyat dan pemimpin pemerintahan biasanya menghasilkan para calon yang

memiliki tingkat popularitas tinggi tanpa masyarakat tahu bagaimana

kemampuannya. Padahal demokrasi yang benar adalah memilih wakil rakyat dan

pemimpin pemerintahan dengan memperhatikan kemampuannya dalam

menjalankan tugasnya nanti ketika terpilih.

Hal tersebut menyebabkan para calon terpilih malah lebih fokus mengurusi

partai politiknya. Mereka juga lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada

5
Kalimana, “Lima Akar Permasalahan Bangsa.”

11
kepentingan rakyat yang seharusnya menjadi hal yang dikedepankan. Parlemen

(wakil rakyat) hanya bekerja ketika ada desakan atau protes dari masyarakat

mengenai suatu hal. Begitu pula para kepala daerah. Tidak banyak yang benar-

benar memperhatikan masyarakatnya. Malah mayoritas kepala daerah terjerat

kasus korupsi yang kemudian menjadi tersangka. Hal ini terjadi karena “orang-

orang terpilih” itu tidak melaksanakan demokrasi dengan sepatutnya. Mereka

hanya mementingkan dirinya, kolega dan keluarganya.

b. Ketidakadilan dan kesenjangan sosial

Hasil pembangunan yang dilakukan tidak dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Hanya sekelompok elit tertentu yang dapat menikmati hasil pembangunan tersebut.

Sementara masyarakat bawah hanya menjadi sebagai penonton hasil pembangunan

tersebut. Bahkan para masyarakat menengah kebawah menjadi korban

penggusuran demi melakukan pembangungan yang hasilnya tidak dirasakan secara

merata oleh masyarakat.

Kesenjangan sosial antara orang kaya dan miskin termasuk paling buruk di

dunia. Ketimpangan kesejahteraan masyarakat di Indonesia semakin tinggi di

Indonesia. Laju tingkat ketimpangan kesejahteraan masyarakat di Indonesia

menjadi yang paling cepat di antara negara-negara di kawasan Asia Timur. Kondisi

seperti ini menyebabkan dampak negatif, yaitu pertumbuhan ekonomi dan potensi

konflik sosial.

c. Pemberantasan korupsi yang tidak serius

12
Kasus korupsi mungkin menjadi kasus yang sangat mainstream yang terjadi di

Indonesia. Korupsi tidak ada hentinya terjadi bahkans emakin bertambah dari

tahun ke tahun. Korupsi tidak hanya merugikan negara dalam sektor ekonomi,

tetapi juga merusak tatanan bangsa dan negara. Semakin memburuknya kasus

korupsi yang terjadi, menimbulkan anggapan pemerintah tidak serius dalam

menangani dan memberantas korupsi.

Banyak sekali pelaku korupsi yang tidak tertangkap oleh Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) karena memiliki modus yang tidak dijangkau KPK.

Mereka pun berhasil menikmati hasil korupsinya. Banyak sekali pejabat-pejabat

yang memiliki rekening ‘gendut’ yang artinya harta yang dimilikinya tidak

sebanding dengan penghasilan dari pekerjaannya.

d. Kesalahan sistem pendidikan

Menurut Munif Chatib, seorang praktisi pendidikan humanis, rendahnya

kualitas hidup di Indoensia dikarenakan oleh adanya “kesalahan” dalam sistem

pendidikannya. Metode pembelajaran dan pola yang tidak tepat dengan kurikulum

yang padat dan melelahkan menjadikan para pelajar seperti robot.

Meski sering diganti, semua kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia

cenderung fokus pada kemampuan kognitif, yaitu konstruksi proses berpikir,

termasuk mengingat, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Kemampuan afektif dan psikomotoris tidak terlalu difokuskan pada kurikulum di

Indonesia. Sehingga proses berkembangnya si pelajar tidak maksimal karena

hanya fokus pada pengembangan satu kemampuan satu saja.

13
Penyusun kurikulum pendidikan di Indonesia terpaku pada output atau hasilnya,

tetapi tidak dengan outcome yaitu dampak jangka panjang atau manfaat dan

harapan yang diinginkan. Pelajar tidak dibekali dengan keterampilan sehingga bisa

berkarya dan produktif dan kurang mendapat pembekalan nilai moralitas dan

integritas.

e. Pertumbuhan penduduk tidak terkendali

Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Indonesia menurut data Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) masih tergolong

tinggi mencapai 1,49% per tahun. Artinya setiap tahunnya, penduduk Indonesia

bertambah kurang lebih 4.5 juta jiwa. Idealnya, LPP di Indonesia hanya 0.5%.

Keadaan ini dapat menyebabkan ledakan jumlah penduduk di masa yang akan

datang.

Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh pada berkurangnya lahan

perumahan dan pertanian, berkurangnya persediaan pangan dan meningkatnya

pengangguran dan kemiskinan. Tingginya angka kemiskinan berpotensi pada

terjadinya kriminalitas dan gejolak sosial.

Contoh Masalah Bangsa dan Pancasila sebagai Solusinya

1. Korupsi

Korupsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelewengan uang

negara, perusahaan dan sebagainya untuk kepentingan pribadi atau orang lain.

Fenomena kasus korupsi di Indonesia semakin menjadi kasus mainstream yang

dilakukan oleh para pejabat. Korupsi menjadi masalah yang sangat mengganggu

14
dan jmenghambat pembangunan nasional karena korupsi sangat merugikan negara

bukan hanya di bidang ekonomi tetapi juga tatanan bangsa dan negara. 6

Kemunculan korupsi di Indonesia sebagai kejahatan yang telah mencapai

ambang batas sehingga pemberantasannya pun harus dilakukan secara optimal.

Pancasila sebagai ideologi negara haruslah menjadi solusi yang efektif bagi kasus

besar seperti korupsi ini. Semangat Pancasila perlu disegarkan kembali sebagai

upaya memecahkan masalah ini. Pancasila juga perlu kembali direvitalisasi

sebagai dasar negara dan menjadi prinsip prima dengan norma-norma agama.

Sebagai dasar negara, Pancasila harus dijadikan sebagai aturan untuk mengatur

masyarakatnya menjadi lebih baik. Sebagai prinsip prima, nilai-nilai Pancasila dan

norma agama harus menjadi dasar seluruh masyarakat Indonesia untuk berbuat

baik. Melalui hal tersebut, diharapkan masyarakat dapat kembali menyadari

bahwa Pancasila akan membawa mereka ke perbuatan yang baik dan korupsi pun

dapat diberantas dengan baik dan cepat.

2. Intoleransi

Sebagai negara dengan bermacam-macam agama, ras, suku dan budaya yang

berbeda membuat bangsa Indonesia memiliki keunikan tersendiri di antara bangsa-

bangsa lain di dunia. Sayangnya, keunikan ini malah menjadikan beberapa warga

negaranya kurang memiliki kesadaran untuk berbuat toleransi. Diskriminasi dan

penindasan masih saja terjadi sampai sekarang. Intoleransi pada saat ini terjadi

6
Minggu, “Korupsi Dan Pancasila.”

15
antara Islam dengan non-Islam, pribumi dengan cina, lokal dengan asing dan lain

sebagainya. Sikap intoleransi ini juga terjadi dengan disertai penindasan dan

penganiayaan. Jika semakin lama semakin tidak terkendali, permasalahan ini akan

mengikis rasa nasionalisme di dalam diri warga negara Indonesia.

Jika dikaitkan dengan sila Pancasila, permasalahan ini tentu jelas mengarah

kepada sila ke-3, persatuan Indonesia. Persatuan di Indonesia semakin pudar

karena sikap intoleransi ini. Sehingga perlunya kembali menyadarkan bahwa

dalam Pancasila (yang mana menjadi dasar negara yang menjadi aturan untuk

warga negaranya) tersirat nilai-nilai bahwa seluruh warga negara Indonesia harus

menghormati segala perbedaan yang ada untuk mencapai persatuan di Indonesia.

3. Hoax

Berkembangnya teknologi sangat disayangkan karena dibarengi dengan

merebaknya berita-berita bohong atau hoax. Hoax di Indonesia sudah sangat

berbahaya karena sudah sampai merugikan banyak pihak dan memecah belah

persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila dalam isu

ini berperan melalui sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab. Jika

masyarakat dapat menanamkan sikap adil dan beradab dalam dirinya dan

lingkungan sekitarnya, maka berita-berita bohong ini akan segera berakhir.

Kepedulian masyarakat-lah yang dibutuhkan dalam pemberantasan hoax-hoax

yang terjadi di Indonesia. Terutama kepedulian terhadap orang lain menjadi hal

yang harus ditekankan dalam diri masyarakat Indonesia.

16
C. Implementasi Pancasila sebagai Sistem Etika

Adapun contoh penerapan Pancasila sebagai sistem etika adalah sebagai berikut:

1. Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianut. Etika seperti ini menjadi

perilaku beretika kepada Tuhan yang dipercayainya. Apa yang diperintahkan

agama, maka dilakukan. Begitu pula apa yang dilarang agama, makan

dihindari. Inilah penerapan Pancasila sebagai sistem etika pada sila ke-1

2. Menjadi orang yang memiliki akhlak dan adab yang adil. Adil maksudnya

menyesuaikan adab atau perilaku dengan tempat dimana berada. Adil juga

bermakna memiliki sikap peduli baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Ini

menjadi penerapan pada sila ke-2

3. Menghormati dan menghargai perbedaan yang ada di Indonesia. Ini menjadi

penerapan Pancasila dalam sila ke-3. Etika seperti inilah yang harus

diterapkan agar persatuan di Indonesia dapat dicapai dan Indonesia menjadi

negara yang tidak terpecah belah hanya karena perbedaan.

4. Melakukan musyawarah mufakat ketika akan mengambil sebuah keputusan.

Ini merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang harus dipertahankan. Jangan

menjadi orang yang memaksakan kehendak dan tidak peduli dengan

pendapat orang lain. Karena setiap warga negara Indonesia memiliki hak dan

kewajiban yang sama. Ini menjadi penerapan Pancasila sebagai sistem etika

pada sila ke-4

5. Tidak merampas hak orang lain dan selalu menjalankan kewajiban sebagai

warga negara. Semua warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama.

17
Ini sudah menjadi sebuah keadilan yang sama rata dan jangan sampai hak

orang lain kita rampas dan membuat orang tersebut menjadi sengsara. Begitu

pula kesadaran akan kewajiban sebagai warga negara jangan sampai

ditinggalkan. Jangan menjadi orang yang selalu menagih hak tetapi

kewajiban tidak dilakukan.

18
19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila

untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di

Indonesia. Etika pancasila juga berarti sebagai penilaian baik dan buruk terhadap nilai-

nilai pancasila. Dalam etika pancasila terdapat nilai-nilai yang sama seperti nilai-nilai

pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

Pancasila menjadi solusi problem bangsa yang sangat beragam. Misalnya,

korupsi, intoleransi dan hoax. Peran pancasila ketika menjadi solusi problem bangsa

adalah menjadi ‘rumah’ tempat warga negara Indonesia kembali dari tindakan yang

dilakukannya secara salah.

Implementasi Pancasila sebagai sistem etika bisa dilakukan dengan menjalankan

ibadah sesuai agama yang dianut, menjadi orang yang memiliki akhlak dan adab yang

adil, menghormati dan menghargai perbedaan yang ada di Indonesia, melakukan

musyawarah mufakat ketika akan mengambil sebuah keputusan, tidak merampas hak

orang lain dan selalu menjalankan kewajiban sebagai warga negara


B. Saran

Indonesia memerlukan warga negara yang memiliki etika yang baik. Sehingga

warga negara Indonesia harus menyadari bahwa Pancasila bukan hanya menjadi dasar

negara saja, tetapi juga menjadi sistem etika yang mana menjadi pedoman warga

negara Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala yang dilakukan

haruslah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tindakan menyalahi aturan Pancasila

merupakan tindakan yang sangat tidak beretika. Implementasi Pancasila sebagai sistem

etika tidak sulit untuk dilakukan asal memahami bagaimana sebenarnya Pancasila

mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara tiap-tiap warga negaranya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Nurwardani, Paristiyanti, dkk. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pancasila.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2016.

Rosanna, Saffana Wahyu, and Safari Hasan. “Pancasila sebagai Sistem Etika.”
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata, n.d.

Suprapto, Sri. “Konsep Muhammad Hatta Tentang Implementasi Pancasila dalam


Perspektif Etika Pancasila.” Jurnal Filsafat Universitas Gadjah Mada 23
(2013). https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/13194. (diakses
28/4/2020)

Kalimana, De. “Lima Akar Permasalahan Bangsa.” Blog. Kompasiana, Beyond


Blogging (blog), February 11, 2018.
https://www.kompasiana.com/kalimana/5a7fbee5dd0fa8248f1147b2/lima-akar-
permasalahan-bangsa?page=all. (diakses 28/4/2020)

Minggu, Alvitus. “Korupsi dan Pancasila.” Blog. Kompasiana, Beyond Blogging


(blog), October 4, 2019.
https://www.kompasiana.com/alvitus/5d96d0660d82306638620282/korupsi-
dan-pancasila. (diakses 29/4/2020)

Puspitasari, Ajeng. “Pancasila Sebagai Solusi Permasalahan Bangsa.” Blog.


Indoseiana (blog), December 9, 2019.
https://www.indonesiana.id/read/136471/pancasila-sebagai-solusi-
permasalahan-bangsa. (diakses 29/4/2020)

https://kbbi.web.id/korupsi (diakses 29/4/2020)

21

Anda mungkin juga menyukai