Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evalution yang artinya penilaian.
Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku
yang berjudul Essentials of Educational Evaluation, dikatakan bahwa “Evaluation
refer to the act or process to determining the value of something”, artinya “evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”.
Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia
pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya.
Suchman memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah
dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dan Sanders, dua ahli tersebut mengatakan
bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam
mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam
menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur serta alternatif strategi yang
diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Seorang ahli yang sangat
terkenal dalam evaluasi program bernama Stufflebeam (1971), mengatakan bahwa
evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang
sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam
setiap sistem pendidikan , karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan
mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahuidan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi
lebih baik ke depan
Penyusunan evaluasi terkait dengan model seperti apa yang akan diterapkan dalam
melakukan kegiatan evaluasi program. Model –model tersebut dapat model CIPP,
model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model
Michael Scriven, model evaluasi kelawanan, dan model Need Asseement. Pemilihan
model ini bergantung pada tujuan evaluas evaluasi program yang akan dilaksanakan
dan kriteria keberhasilan program, sehingga dalam penyusunan evaluasi hal penting
yang harus diketahui oleh seorang evaluator adalah tujuan program dan kriteria
keberhasilan program.
Setelah mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan program maka seorang evaluator
baru dapat menentukan metode pengumpulan data, alat pengumpul data, sasaran
evaluasi program, dan jadwal evaluasi program yang akan digunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan evaluasi program. Sistematika dan/atau komponen-
komponen yang harus ada dalam evaluasi program secara garis besar sebagai berikut:
latar belakang masalah, problematika, tujuan evaluasi, populasi dan sampel,
instrumen, dan sumber data.
Instrumen yang telah tersusun tidak secara otomatis dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen tersebut masih perlu divalidasi untuk
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Penentuan tingkat validitas dan
reliabilitas bisa dilihat pada buku-buku statistik dan metodologi penelitian yang
membahas tentang reliabilitas dan validitas instrumen.