Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evalution yang artinya penilaian.
Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku
yang berjudul Essentials of Educational Evaluation, dikatakan bahwa “Evaluation
refer to the act or process to determining the value of something”, artinya “evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”.
Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia
pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya.

Definisi yang dituliskan dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of


Current English (AS Hornby,1986) evaluasi adalah to find out,decide the amount or
value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Selain itu
berdasarkan terjemahan, kata-kata yang terkandung di dalam definisi tersebut pun
menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung
jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Suchman memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah
dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dan Sanders, dua ahli tersebut mengatakan
bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam
mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam
menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur serta alternatif strategi yang
diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Seorang ahli yang sangat
terkenal dalam evaluasi program bernama Stufflebeam (1971), mengatakan bahwa
evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang
sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam
setiap sistem pendidikan , karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan
mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahuidan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi
lebih baik ke depan

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkanbahwa evaluasi adalah kegiatan


untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif keputusan.

1.2 Persiapan Evaluasi Program Pembelajaran


Sebelum evaluasi program dilaksanakan seorang evaluator harus melakukan persiapan
secara cermat. Persiapan tersebut antara lain berupa penyusunan evaluasi, penyusunan
instrumen evaluasi, validasi instrumen evaluasi, menentukan jumlah sampel yang
diperlukan dalam kegiatan evaluasi, dan penyamaan persepsi antarevaluator sebelum
pengambilan data.

Penyusunan evaluasi terkait dengan model seperti apa yang akan diterapkan dalam
melakukan kegiatan evaluasi program. Model –model tersebut dapat model CIPP,
model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model
Michael Scriven, model evaluasi kelawanan, dan model Need Asseement. Pemilihan
model ini bergantung pada tujuan evaluas evaluasi program yang akan dilaksanakan
dan kriteria keberhasilan program, sehingga dalam penyusunan evaluasi hal penting
yang harus diketahui oleh seorang evaluator adalah tujuan program dan kriteria
keberhasilan program.

Setelah mengetahui tujuan dan kriteria keberhasilan program maka seorang evaluator
baru dapat menentukan metode pengumpulan data, alat pengumpul data, sasaran
evaluasi program, dan jadwal evaluasi program yang akan digunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan kegiatan evaluasi program. Sistematika dan/atau komponen-
komponen yang harus ada dalam evaluasi program secara garis besar sebagai berikut:
latar belakang masalah, problematika, tujuan evaluasi, populasi dan sampel,
instrumen, dan sumber data.

Setelah rencana evaluasi tersusun, langkah selanjutnya adalah penyusunan instrumen


evaluasi. Instrumen evaluasi yang disusun bergantung pada metode pengumpula data
yang dipilih. langkah-:
langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen evaluasi adalah:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun.
Contoh: tujuan menyusun lembar pengamatan adalah untuk mengetahui aktivitas
belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Membuat kisi-kisi yang berisi tentang perincian variabel dan jenis instrumen yang
akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan ini
dikembangkan dari kisi-kisi objek yang akan dievaluasi.
3. Membuat butir-butir instrumen, sesudah kisi-kisi tersusun maka langkah
selanjutnya adalah membuat butir-butir instrumen.
4. Menyunting instrumen, hal yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
a) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki
b) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas, dan sebagainya
c) Membuat pengantar permohonan pengisian bagian angket yang diberikan
kepada orang lain

Instrumen yang telah tersusun tidak secara otomatis dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen tersebut masih perlu divalidasi untuk
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Penentuan tingkat validitas dan
reliabilitas bisa dilihat pada buku-buku statistik dan metodologi penelitian yang
membahas tentang reliabilitas dan validitas instrumen.

Evaluasi adakalnya memiliki wilayah populasi yang cukup luas dan/atau


banyak. Apabila hal ini terjadi, seorang evaluator tidak mungkin menjadikan seluruh
subjek dalam wilayah populasi itu menjadi sumber data karena, di samping memakan
waktu lama juga memakan biaya yang tidak sedikit. Cara yang dapat ditempuh untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan mengambil sebagian dari seluruh anggota
populasi untuk dijadikan sumber data. Cara yang demikian disebut metode sampling.
Sementara itu metode penentuan subjek dengan menjadikan seluruh anggota populasi
debagai sumber data disebut metode populasi.

Metode populasi adalah metode penentuan subjek evaluasi dengan mengambil


seluruh subjek yang ada menjadi sumber data. Metode sampling adalah metode
penentuan subjek evaluasi dengan hanya mengambil sebagian individu yang ada
dalam populasi. Teknik sampling dibedakan menjadi dua macam, yaitu random
sampling dan nonrandom sampling. Random sampling adalah pengambilan sampel
secara random (semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama).
Nonrandom sampling adalah tidak semua individu diberi peluang yang sma untuk
menjadi anggota sampel. Ada beberapa jenis sampel, antara lain:

1) Proportional sample, mengambil sampel dari tiap subpopulasi dengan


memperhitungkan besar kecilnya subpopulasi.
2) Stratified sample, digunakan jika populasi terdiri dari kelompok-kelompok
yang mempunyai susunan bertingkat.
3) Purpove sample, teknik ini digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
4) Quota sample, jumlah sampel yang akan diteliti tela ditetapkan terlebih
dahulu.
5) Doble sample, atau sampel kembar, artinya dalam menentukan sampel kita
kelompokkam menjadi dua untuk keperluan-keperluan tertentu.
6) Area propability sample, membagi daerah populasi ke dalam sub-subdaerah
yang lebih kecil.
7) Cluster sample, hampir sama dengan area probability, tetapi dalam cluster
sample satuan sampel tidak terdiri dari individu, melainkan kelompok individu
atau cluster.

Langkah berikut setelah menentukan sampel evaluasi, yaitu menyamakan persepsi


antarevaluator tentang berbagai hal sebelum pengambilan data dimulai.pada
pelaksanaanya kegiatan evaluasi tidak mungkin hanya dilakukan oleh seorang
evaluator saja, melainkan melibatkan beberapa bahkan banyak evaluator. Apabila hal
ini terjadi maka perlu kesamaan persepsi antarevaluator agar tidak terjadisalah
persepsi. Beberapa hal yang perlu disamakan persepsinya, yaitu tujuan program,
tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan program jenis data yang diperlukan, metode
pengumpulan data, instrumen pengumpul data,wilayah generalisai, teknik sampling,
dan jadwal kegistsn evaluasi program. Manfaat penyamaan persepsi antarevaluator
adalah agar tidak terjadi bias dalam pengambilan data, sehungga data yang terkumpul
adalah data yang representatif, dapat dianalisis, dan kesimpulan yang diperoleh adalah
kesimpulan yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai