Anda di halaman 1dari 10

2.

2 Konsep Produksi, Distribusi, dan Konsumsi


Sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk monopluralis
mempunyai keinginan atau kebutuhan yang bermacam-macam. Kebutuhan
orang satu berbeda dengan kebutuhan orang lain. Kebutuhan sekarang berbeda
dengan kebutuhan pada masa yang akan datang. Selain itu kebutuhan manusia
senantiasa bertambah, baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Kebutuhan
manusia dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Menurut Intensitasnya (tingkat kepentingannya)
Berdasarkan intensitasnya kebutuhan manusia dapat dibedakan
menjadi kebutuhan primer, sekunder , dan tersier. Kebutuhan primer adalah
kebutuhan yang mau tidak mau harus dipenuhi. Terpenuhinya kebutuhan
primer ini dimaksudkan untuk mempertahankan hidup secara layak. Apabila
kebutuha primer ini tidak dapat dipenuhi, maka manusia tidak dapat
mempertahankan hidupnya sebagai layaknya manusia. Adapun kebutuhan
yang termasuk kebutuhan primer adalah makan, minum, sandang, papan.
Kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi jika
kebutuhan primer sudah dapat terpenuhi. Yang termasuk kebutuhan
sekunder misalnya kebutuhan terhadap alat-alat rumah tangga, televisi,
sepeda motor, meja kursi, tempat tidur, kulkas. Kebutuhan sekunder ini juga
disebut juga kebutuhan cultural, karena timbulnya kebutuhan ini karena
meningkatkan peradaban atau kebudayaan atau lingkungan di mana manusia
berada. Semakin tinggi peradaban manusia, maka semakin banyak dan
semakin baik tuntutan kebutuhan yang diinginkan. Selain itu, dengan
adanya lingkungan yang berbeda dapat menyebabkan permintaan barang-
barang yang berbeda pula.
Kebutuhan tersier yaitu merupakan kebutuhan terhadap barang-barang
mewah. Sebagai contoh kebutuhan terhadap emas, berlian, mobil mewah.
Karena pengaruh lingkungan, di era global sekarang ini orang berusaha
memenuhi kebutuhan tersier, meskipun pendapatan mereka sebenarnya
belum mencuupi. Mereka merasa malu dengan teman-teman jika tidak
mampu memiliki barang mewah tersebut.

2. Menurut Jangka Waktunya


Menurut jangka waktunya kebutuhan manusia dapat dibedakan
menjadi kebutuhan sekarang, kebutuhan masa yang akan datang, dan
kebutuhan yang tidak menentu. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang
tidak dapat ditunda. Misalnya kebutuhan obat untuk orang sakit. Kebutuhan
orang untuk masa yang akan datang adalah kebutuhan yang disediakan
sekarang, tetapi penggunaannya untuk masa yang akan datang. Misalnya
menabung untuk mencukupi kebutuhan masa yang akan datang, asuransi
untuk memenuhi kebutuhan di hari tua, bersekolah untuk bekal hidup di
masa datang. Sedangkan kebutuhan yang tidak tertentu waktunya
merupakan kebutuhan yang tidak diperkirakan sebelumnya, sehingga
kebutuhan ini bersifat mendadak. Misalnya kebutuhan yang disebabkan
adanya kecelakaan, kematian, sakit dan sebagainya.
3. Kebutuhan Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya kebutuhan manusia dapat dibedakan menjadi
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Contoh kebutuhan jasmani adalah
makan, minum, pakaian, rumah. Sedangkan kebutuhan rohani adalah
kebutuhan yang berhubungan dengan jiwa. Sebagai contoh kebutuhan akan
pendidikan, hiburan, agama, dan ketenteraman.

4. Menurut subyek yang membutuhkan


Kebutuhan berdasarkan subyek yang membutuhan dapat dibedakan
menjadi kebutuhan individu dan kebutuhan secara kelompok,. kebutuhan
individu antara yang satu dengan yang lain tidak sama. Sedangkan
kebutuhan kelompok ditujukan untuk kepentingan bersama, misalnya
kebutuhan keamanan, persatuan, peraturan tata tertib, dan perlindungan.

Untuk memenuhi semua kebutuhan di atas baik yang berupa barang


maupun jasa ternyata tidak mudah, tetapi memerlukan pengorbanan baik yang
berupa tenaga, pikiran, waktu, kesempatan. Dengan demikian barang dan jasa
yang dibutuhkan manusia harus diadakan melalui kegiatan ekonomi, di mana
kegitan tersebut meliputi kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

A. Produksi
1. Pengertian produksi
Pengertian produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit yang dimaksud produksi
adalah setiap kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang, sehingga jika
tidak ada wujud barang yang dihasilkan, maka kegiatan itu tidak termasuk
produksi. Sedangkan dalam arti luas yang dimaksud dengan produksi adalah
setiap kegiatan atau usaha untuk menciptakan atau meningkatkan “nilai”
kegunaan suatu barang. Suatu barang dikatakan memiliki nilai kegunaan
apabila barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai obyektif
dan nilai subyektif. Yang dimaksud dengan barang atau jasa mempunyai
nilai obyektif adalah kesanggupan barang untuk memuaskan kebutuhan
manusia. Misalnya, sepiring nasi dapat memenuhi kebutuhan manusia akan
makanan. Nilai subyektif artinya, arti yang diberikan seseorang kepada
suatu barang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
Tindakan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang
dapat dilakukan dengan cara:
a. Kegiatan untuk menciptakan barang baru, misalnya kegiatan pertanian,
perikanan, peternakan dan pertambangan;
b. Kegiatan dengan cara mengubah bentuk, sehingga barang tersebut
meningkat kegunaannya. Misalnya kayu diubah menjadi meja, kursi,
almari dan sebagainya;
c. Kegiatan memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain yang
memerlukan, sehingga barang tersebut kegunaannya meningkat.
Misalnya, pasir di sungai dipindahkan ke kota tempat pembangunan;
d. Mengatur waktu penggunaan suatu barang. Misalnya, padi pada waktu
panen harganya murah, kemudian disimpan dalam gudang dan pada saat
musim peceklik padi tersebut dijual;
e. Kegiatan memindahkan hak milik, sehingga kegunaannya meningkat,
misalnya melalui perdagangan. Misalnya, sebuah cangkul dan sabit yang
masih dimiliki oleh toko kegunaannya kurang, setelah dibeli dan menjadi
milik petani maka kegunaannya meningkat.
f. Kegiatan menyediakan jasa. Misalnya, tindakan yang dilakukan seorang
dokter ketika sedang merawat pasien, seorang guru yang sedang
mengajar murid-muridnya, kegiatan perbengkelan, persewaan perkakas,
perbankan, asuransi, dan sebagainya.

Dengan memperhatikan pengertian produksi dalam arti luas, maka


kita mendapatkan gambaran bahwa tidak semua kegiatan produksi berupa
perubahan bentuk. Seorang pedagang yang memindahkan hasil produksi
gabah dari suatu tempat ke tempat lain juga disebut berproduksi. Sebab
gabah yang disuatu tempat produksi melimpah bernilai rendah, maka
dengan memindahkan gabah tersebut menjadi bertambah nilainya di tempat
lain. Dengan demikian seorang pedagang tersebut telah menambah manfaat
atas gabah tersebut.
Kegiatan produksi dapat dilakukan oleh perseorangan, maupun oleh
badan usaha. Badan usaha dapat dapat berupa Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Orang atau badan uaha yang
kegiatannya memproduksi atau menghasilkan barang disebut produsen,
sedangkan barang yang dihasilkan disebut produk atau output.
Setiap kegiatan mempunyai tujuan tidak terkecuali kegiatan produksi.
Tujuan produksi baik perseorangan maupun perusahaan adalah mencari laba
atau keuntungan. Laba akan diperoleh apabila penerimaan dari hasil
penjualan barang yang dihasilkan lebih banyak daripada biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Oleh sebab itu, seorang
produsen tidak akan memproduksi apabila tidak mendapatkan laba.
Sebaliknya, apabila laba yang diperoleh itu semakin banyak, maka produsen
akan terdorong untuk menghasilkan barang lebih banyak.

2. Faktor-faktor Produksi
Barang dan jasa yang digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan
manusia sebagian besar harus diproduksi. Untuk memproduksi barang dan
jasa diperlukan faktor-faktor produksi. Adapun yang dimaksud dengan
faktor produksi adalah sesuatu yang diperlukan dalam melakukan proses
produksi.
Faktor-faktor produksi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya alam (natural resources)
Yang dimaksud sumber daya alam adalah segala sesuatu yang
disediakan oleh alam yang dapat digunakan manusia dalam memenuhi
kebutuhannya. Sumber daya alam ini dapat berupa tanah, pasir, hewan,
bahan-bahan tambang, dan sebagainya. Sumber daya alam dapat
dikelompokkan menjadi dua macam:
1) Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources),
yaitu kekayaan alam yang dapat diremajakan atau diusahakan
kembali. Misalnya, hutan dapat diremajakan kembali melalui
reboisasi, hewan dapat dikembang-biakkan sehingga jumlahnya
memenuhi kebutuhan,
2) Dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non
renewable resources), yaitu kekayaan alam yang tidak dapat
diremajakan atau diusahakan kembali. Apabila sumber daya alam
tadi sudah habis, maka tidak dapat diusahakan kembali, sehingga
pemakaiannya harus diperhitungkan benar-benar dengan tetap
menjaga kebutuhan di masa yang akan datang dan tidak merugikan
generasi yang akan datang. Contoh sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui antara lain minyak bumi, batubara, besi, dan
sebagainya.

b. Sumber Daya Manusia (human resources)


Yang dimaksud sumber daya manusia adalah kemampuan atau
usaha manusia baik yang berupa jasmani maupun rohani, yang
digunakan untuk meningkatkan nilai guna suatu barang. Sumber daya
manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja rohani dan
tenaga kerja jasmani.
Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang dalam melakukan
pekerjaannya dengan menggunakan pikiran, misalnya seorang pimpinan
perusahaan, pengarang, dan sebagainya. Tenaga kerja jasmani yaitu
tenaga kerja yang dalam melakukan pekerjaannya banyak
menggunakan kemampuan fisiknya, antara lain buruh, kuli, tukang
becak, dan pesuruh. Di lain pihak tenaga kerja dapat juga dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1) Tenaga kerja terdidik (skilled labaur),
2) Tenaga kerja terlatih (trained labaur), dan
3) Tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled and
untrained labaur).

Tenaga kerja terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan proses


pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal.
Sebagai contoh, antara lain dokter, insinyur, dan guru. Tenaga kerja
terlatih yaitu tenaga kerja yang dihasilkan melalui latihan yang
dilakukan secara terus menerus. Misalnya penjahit, sopir, tukang cukur,
tukang batu, dan tukang kayu. Sedangkan tenaga kerja yang tidak
terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan
pendidikan tertentu maupun latihan tertentu. Contoh tukang sapu, laden
tukang, buruh gendong, pesuruh, dan sebagainya.

c. Sumber Daya Modal (Capital Resources)


Sumber daya modal di sini adalah segala daya atau barang yang
dihasilkan untuk dipakai menghasilkan barang atau jasa selanjutnya.
Contohnya adalah uang, tanah, mesin-mesin, peralatan, kendaraan,
gedung, dan sebagainya.
Dilihat dari asal atau sumber modal, maka modal dapat dibedakan
menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah
modal yang berasal dari pemilik atau calon pemilik. Modal asing adalah
modal yang berasal dari pinjaman baik yang berasal dari perseorangan
atau perusahaan bank.
Dilihat dari kepentingannya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu
modal pribadi dan modal masyarakat. Modal pribadi adalah modal yang
digunakan untuk menghasilkan barang /jasa untuk memenuhi
kepentingannya sendiri, misalnya kendaraan pribadi yang disewakan,
rumah yang disewakan, dan lain-lain.
Modal masyarakat adalah modal yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, misalnya modal untuk membangun jembatan,
jalan raya, rumah sakit, dan sebagainya.

d. Keterampilan Pengusaha (skill)


Pengusaha adalah orang yang bertanggungjawab terhadap suatu
usaha berani mengambil inisiatif dan yang mengambil keputusan serta
berani menanggung segala resiko.Tugas pengusaha adalah mengatur dan
menentukan serta mengkombinasikan berbagai faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Oleh sebab itu seorang pengusaha perlu memiliki keterampilam
dalam hal mengkombinasikan faktor produksi alam, tenaga kerja, dan
modal untuk menghasilakan barang dan jasa. Keterampilan pengusaha
untuk mengatur berbagai faktor produksi inilah yang merupakan faktor
keempat dari proses produksi. Keterampilan pengusaha sangat
dibutuhkan dalam proses produksi, karena tanpa adanya keterampilan
dari pengusaha, maka sumber daya alam, tenaga kerja dan modal akan
tetap tinggal.
Kebutuhan manusia semakin lama semakin bertambah baik jumlah
maupun kualitasnya. Pada masyarakat yang masih tradisional,
kebutuhan mereka sederhana dan relatif terbatas, sedangkan pada
masyarakat yang sudah maju kebutuhan mereka bermacam-macam.
Oleh sebab itu, produksi harus ditingkatkan atau diperluas guna
menambah jumlah dan jenis barang yang diproduksi maupun untuk
meningkatkan kualitas barang.
Untuk memperluas produksi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Ekstensifikasi
Ekstensifikasi adalah meningkatkan produksi dengan cara
menambah atau memperluas faktor produksi yang digunakan.
Sebagai contoh, untuk meningkatkan produksi pertanian dilakukan
dengan cara menambah luas lahan pertanian.
2) Intensifikasi
Intensifikasi adalah meningkatkan produksi dengan cara
meningkatkan produktivitas tanpa menambah faktor produksi.
Misalnya dibidang pertanian, untuk meningkatkan produksi
digunakan bibit unggul, cara menanam yang diatur, pemupukan
yang teratur, penyiangan yang teratur, dan sebagainya.
3) Diversifikasi
Diversifikasi adalah usaha meningkatkan produksi dengan cara
menambah jenis hasil poduksi. Barang-barang yang dihasilkan
ditambah jenis atau mutunya sehingga akan meningkatkan nilai
produksinya.
Misalnya dibidang pertanian, sawah tidak hanya ditanami satu jenis
tanaman tetapi dari berbagai jenis tanaman (tumpang sari).

B. Distribusi
1. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah semua kegiatan untuk menyalurkan atau
memindahkan barang/jasa dari produsen ke konsumen. Produsen adalah
mereka yang menghasilkan barang/jasa. Sedangkan konsumen adalah
mereka yang menggunakan atau memakai barang/jasa.
Dalam kenyataan hidup, produsen dan konsumen tidak selalu ada
di wilayah yang sama. Mungkin letak produsen berada di luar kota,
sedangkan tempat tinggal konsumen berada di kota atau sebaliknya.
Barang-barang yang sudahdiproduksi tidak akan berguna jika jauh dari
konsumen. Oleh karena itu, barang-barang tersebut harus didekatkan
kepada konsumen dengan cara disalurkan atau didistribusikan. Lembaga
atau orang yang bertugas menyalurkan barang dari produsen ke
konsumen disebut distributor.

2. Fungsi Distribusi
Sebagian besar barang-barang yang dihasilkan oleh produsen agara
sampai ketangan konsumen memerlukan proses yang panjang. Tempat
tinggal konsumen tidak selalu berada dalam satu wilayah dengan
produsen. Tempat tinggal konsumen tidak sama, tetapi terpisah-pisah.
Oleh karena itu untuk menyampaikan barang-barang dari produsen ke
konsumen kegiatan distribusi sangat penting. Tanpa adanya distribusi,
barang-barang yang dihasilkan tidak akan sampai ke konsumen. Dengan
demikian fungsi distribusi adalah:
a. Menyalurkan barang-barang dari produsen ke konsumen; dan
b. Membantu memperlancar pemasaran, sehingga barang-barang yang
dihasilkan produsen dapat segera terjual kepada konsumen.
Dalam kegiatan distribusi, faktor waktu memagang peranan yang
penting. Kegunaan barang akan maksimal jika barang yang dibutuhkan
itu dapat diperoleh pada saat diperlukan. Sebaliknya distribusi yang tidak
tepat waktunya akan menimbulkan kerugian bagi produsen atau
konsumen, yaitu produsen kehilangan keuntungan dan konsumen
kepuasannya berkurang.
Misalnya menjelang hari raya Natal, banyak penduduk yang
memerlukan baju baru. Seandainya distribusi pakaian terlambat, maka
pakaian tidak terjual sehingga perusahaan kehilangan keuntungan.
Sementara itu banyak orang kecewa, karena tidak dapat mengenakan
baju baru pada saat hari raya Natal tersebut.
3. Saluran Distribusi
Menurut Vernon dan Jacskon (1994) sebagaimana dikemukakan
oleh Winataputra (2003), jenis saluran distribusi berdasarkan
intensitasnya dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Bentuk intensif yaitu jenis saluran yang memanfaatkan banyak
pedagang besar dan kecil;
b. Bentuk selektif yaitu jenis distribusi yang hanya memanfaatkan
beberapa grosir dan sejumlah kecil pengecer;
c. Bentuk eksklusif yaitu saluran distribusi yang hanya melibatkan satu
perantara dalam lingkungan masyarakat tertentu untuk menangani
produk.

Saluran distribusi yang sekarang ini kita jumpai dapat dibagi


menjadi dua, yaitu saluran langsung dan saluran tidak langsung. Saluran
distribusi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Saluran distribusi langsung dari produsen ke konsumen. Biasanya
hanya sedikit barang yang dipasarkan secara langsung. Misalnya
seorang petani menjual berasnya kepada konsumen dengan cara
dibawa sendiri ke pasar, atau peternak penghasil susu menjualnya
sendiri dengan cara pergi kerumah-rumah dengan sepedanya; dan
b. Saluran tidak langsung, yang dibagi menjadi dua yaitu dari produsen
ke pengecer ke konsumen dan dari produsen ke grosir ke pengecer ke
konsumen

4. Lembaga-Lembaga Distribusi
Keberadaan lembaga distribusi sangat penting dalam kegiatan
ekonomi, karena melalui lembaga distribusi inilah barang-barang
produksi dari prpdusen dapat dijual ke konsumen. Adapun lembaga-
lembaga distribusi itu adalah sebagai berikut:
a. Grosir (wholesaler)
Yang dimaksud grosir adalah pedagang perantara yang membeli
barang dagangan untuk dijual kembali terutama kepada pengusaha
lain bukan kepada konsumen. Grosir berfungsi untuk mengumpulkan
dan menyebarkan barang produksi. Grosir merupakan sumber pasokan
yang penting bagi pengecer.
b. Agen
Agen adalah pedagang perantara yang tidak membeli dan memiliki
barang yang mereka jual. Agen biasanya dibayar dengan suatu komisi
berdasarkan volume penjualannya.
c. Pedagang eceran (Retailer)
Pengecer adalah suatu pedagang yang membeli barang-barang dari
produsen atau grosir kemudian menjualnya kepada konsumen.
Pedagang eceran meliputi semua kegiatan yang berkaitan dengan
penjualan barang dan jasa untuk konsumen terakhir.

5. Alat-Alat Distribusi
Untuk memperlancar pelaksanaan distribusi diperlukan alat-alat
yaitu:
a. Alat pengangkut
Alat pengangkut berguna untuk memindahkan atau menyalurkan
barang dari satu tempat ke tempat lain. Alat pengangkut diperlukan
guna memperlancar distribusi, sehingga barang tersebut dapat sampai
ke konsumen tepat pada waktunya.

b. Alat penyimpanan (Gudang)


Gudang diperlukan untuk menyimpan barang yang belum terjual serta
untuk menampung barang yang belum tersalurkan. Selain itu gudang
digunakan untuk menghimpun barang jadi yang siap untuk dijual atau
bahan baku yang digunakan untuk proses produksi.

c. Alat promosi
Promosi sangat penting dalam perdagangan yaitu usaha untuk
memperkenalkan barang-barang kepada masyarakat umum. Melalui
promosi diharapkan masyarakat umum sebagai konsumen tertarik,
sehingga konsumen ada minat untuk membeli. Cara yang dapat
digunakan dalam promosi antara lain melalui iklan, reklame,
selebaran, pameran, majalah, radio, televisi, dan sebagainya.

C. Konsumsi
1. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan manusia untuk mengurangi atau
menghabiskan guna suatu barang. Selama masih hidup manusia
memerlukan konsumsi, baik yang tinggal di daerah pedesaan maupun
yang tinggal diperkotaan. Setiap hari manusia berkonsumsi baik yang
berupa barang atau jasa. Berkurang atau hilangnya guna barang, karena
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Barang dan jasa merupakan alat
untuk memenuhhi kebutuhan manusia.
Secara garis besar barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Barang konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali pemakaian,
sehingga setelah digunakan barang tersebut menjadi tidak berguna
lagi. Sebagai contoh: makanan, minuman, buah-buahan, dan
sebagainya.
b. Barang konsumsi yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur
dan akhirnya akan rusak atau habis kegunaannya. Misalnya meja-
kursi, pakaian, sepatu, almari, radio, televisi, hand phone, dan
sebagainya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Melakukan Konsumsi


Ada bebarapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya konsumsi
seseorang, antara lain:
a. Tersedianya barang-barang yang dibutuhkan
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi akan mempengaruhi
konsumsi seseorang. Apabila barang yang tersedia jumlahnya sedikit,
maka mereka akan berusaha mengurangi konsumsi.
b. Harga barang
Tinggi rendahnya barang konsumsi akan mempengaruhi banyak
sedikitnya konsumsi seseorang. Jika haraga barang konsumsi tinggi,
maka konsumsi akan berkurang dan sebaliknya jika harga barang
rendah maka konsumsi mereka bertambah.
c. Penghasilan atau pendapatan
Tinggi rendahnya penghasilan atau pendapatan seseorang akan
mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi. Jika seseorang memiliki
penghasilan tinggi artinya orang tersebut memiliki daya beli yang
banyak, sehingga mereka mampu membeli barang dalam jumlah yang
banyak sehingga konsumsi juga banyak. Sebaliknya jika pendapatan
seseorang rendah, artinya daya beli yang dimilikinya juga rendah dan
barang yang dapat dibelinya juga sedikit, sehingga konsumsi juga
sedikit.

Kebutuhan hidup manusia tidak terbatas sedangkan penghasilan


atau pendapatan, maka tidak mungkin semua kebutuhan dapat terpenuhi.
Oleh karena itu, kebutuhan-kebutuhan manusia perlu dikelompokkan
berdasarkan atas penting tidaknya kebutuhan orang yang bersangkutan.
Kebutuhan yang penting atau kebutuhan yang mendesak harus
didahulukan untuk dipenuhi sedangkan kebutuhan yang kurang penting
atau kurang mendesak dapat ditunda. Urutan kebutuhan seseorang yang
disusun berdasarkan tingkat kepentingannya disebut skala kebutuhan.
Skala kebutuhan setiap orang tidak sama mengingat tingkat
kepentingan kebutuhan juga tidak sama. Meskipun demikian, skala
kebutuhan selalu menggambarkan urutan kebutuhan berdasarkan tingkat
kepentingannya, dimana kebutuhan yang paling penting merupakan
kepentingan atas yang lain.
Contoh skala kebutuhan untuk seseorang sebagai berikut:
• Kebutuhan pertama : makan;
• Kebutuhan kedua : pakaian;
• Kebutuhan ketiga : tempat tinggal;
• Kebutuhan keempat : kesehatan;
• Kebutuhan kelima : pendidikan;
• Kebutuhan kenam : sosial;
• Kebutuhan ketujuh : hiburan;
• Kebutuhan kedelapan : menabung;
• Kebutuhan kesembilan : dan lain-lain.

3. Nilai Suatu Barang


Nilai suatu barang adalah kemampuan suatu barang untuk ditukarkan
dengan barang lain serta kemampuan barang untuk dapat dipakai
memenuhi kebutuhan. Suatu barang dikatakan mempunyai nilai apabila
barang tersebut mempunyai kemampuan untuk dipakai atau dapat
ditukarkan dengan barang atau jasa lain. Penilaian suatu barang antara
orang yang satu dengan yang lain tidak selalu sama dan pada umumnya
tergantung dari mana cara penilaian itu dilakukan serta siapa yang
menilai barang tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka nilai suatu barang dibedakan
menjadi dua, yaitu:

a. Nilai tukar
Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk dapat
ditukarkan dengan barang lain. Nilai tukar ini dapat dibagi menjadi
nilai tukar obyektif dan nilai tukar subyektif. Nilai tukar obyektif
adalah kemampuan suatu barang, karena barang tersebut dapat
ditukarkan dengan barang lain. Misalnya satu sepeda motor dapat
ditukarkan dengan tiga televisi.
Nilai tukar subyektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang
terhadap suatu barang dan setiap orang dapat berbeda-beda. Dengan
adanya perbedaan arti yang diberikan oleh setiap orang berbeda
mengakibatkan nilai barang yang bersangkutan menjadi berbeda pula.
Misalnya, seseorang menganggap bahwa hand phone itu sangat
berarti, sehingga memilikii nilai yang tinggi, shingga tidak boleh jika
hanya ditukar dengan sebuah radio. Sebaliknya ada yang menganggap
bahwa radio memiliki arti yang sangat penting, sehingga nilai radio itu
sangat tinggi, akibatnya orang tersebut menghendaki satu radio dapat
ditukar dengan dua sepeda atau lebih.

b. Nilai pakai
Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang untuk dapat dipakai
dalam rangka memenuhi atau memuaskan kebutuhan manusia. Nilai
tukar dapat dibagi menjadi dua yaitu nilai pakai obyektif dan nilai
pakai subyektif. Nilai pakai obyektif adalah kemampuan suatu barang
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya, listrik memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk penerangan.
Nilai pakai subyektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang
terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat dipakai untuk
memenuhi kebutuhannya. Nilai pakai subyektif untuk setiap orang
dapat berbeda, sehingga terhadap barang yang sama nilai yang
diberikan tidak sama. Misalnya, cangkul bagi seorang petani
merupakan barang yang sangat penting, sehingga mempunyai nilai
pakai yang tinggi. Sedangkan cangkul bagi seorang guru merupakan
barang yang kurang berarti, karena kurang berguna untuk memenuhi
kebutuhan seorang guru

Anda mungkin juga menyukai