Anda di halaman 1dari 28

Mengevaluasi masalah-masalah ekonomi

Masalah Ekonomi Klasik

Kebutuhan Manusia adalah sesuatu yang perlu dipenuhi agar manusia dapat hidup
layak/laik. Inti masalah ekonomi klasik adalah kesenjangan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dihadapkan dengan alat pemuas yang terbatas

Kita sebagai manusia tidak lepas dari kebutuhan hidup, kebutuhan hidup dipenuhi guna
menjaga kelangsungan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus
bekerja guna memperoleh penghasilan. Hal ini semua dilakukan dalam rangka
memenuhi semua kebutuhan. Jadi kebutuhan manusia dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang kita perlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan mencapai
kesejahteraan.

Jika seseorang dapat mencukupi semua kebutuhannya maka orang tersebut telah
mencapai kemakmuran. Kemakmuran merupakan keseimbangan antara jumlah
kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan.

Di bawah ini terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan
dan manusia, yaitu faktor ekstern dan intern.

Faktor Intern

Faktor intern yaitu faktor-faktor yang timbul dari manusia itu sendiri, antara lain :

1. Profesi atau pekerjaan


2. Jenis kelamin
3. Usia
4. Tingkat pendidikan
5. Perasaan tidak puas
Faktor Ekstern

Faktor ekstern yaitu yang timbul dari luar diri manusia, misalnya :

1. Keadaan alam
2. Agama/kepercayaan
3. Adat istiadat
4. Lingkungan tempat tinggal
5. Perkembangan zaman dan teknologi

Penggolongan Kebutuhan Manusia

Kebutuhan manusia digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu :

Menurut tingkat kepentingan atau intensitasnya

Terdiri dari :

1. Kebutuhan primer/pokok

Kebutuhan primer adalah kebutuhan manusia yang mutlak harus dipenuhi untuk
menjaga kelangsungan hidup. Misalnya kebutuhan terhadap minuman dan
perumahan (rumah).

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari setiap diri
manusia, maka sering disebut juga kebutuhan alami.

2. Kebutuhan sekunder/pelengkap adalah kebutuhan yang dipenuhi untuk


melengkapi kebutuhan primer. Karena kebutuhan ini bersifat melengkapi
kebutuhan manusia. Misalnya kebutuhan akan alat-alat rumahtangga, alat-alat
sekolah, kendaraan, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan yang berupa barang-barang
mewah. Misalnya barang-barang perhiasan (emas, berlian), mobil mewah, villa,
dan sebagainya.

Menurut waktunya

Menurut waktunya kebutuhan dapat dibedakan menjadi :

1. Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan manusia yang harus segera dipenuhi saat
itu juga. Misalnya seorang yang baru lapar. Kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah makanan dan minuman.
2. Kebutuhan yang akan datang yaitu kebutuhan yang dipenuhi untuk keperluan
masa akan datang. Misalnya kita mulai sekarang menabung, ini digunakan
untu7k memenuhi kebutuhan masa yang akan datang.

Menurut subyek yang menggunakan

1. Kebutuhan individu, yaitu kebutuhan yang digunakan untuk memenuhi keperluan


individu. Misalnya kita seorang pelajar membutuhkan buku atau alat-alat
pelajaran.
2. Kebutuhan kolektif atau bersama, yaitu kebutuhan untuk memenuhi keperluan
bersama/kelompok. Misalnya kegiatan siskamling, kegiatan pramuka, kegiatan
olahraga dan sebagainya.

Alat Pemuas Kebutuhan

Jika kalian banyak memiliki kebutuhan maka harus ada alat pemuas kebutuhan.
Berbagai alat pemuas kebutuhan ini dapat dibedakan dengan dua macam, yaitu barang
dan jasa.

Barang adalah segala sesuatu yang tampak dan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Misalnya : makanan, buku, pakaian, dan lain-lain.

Jasa adalah sesuatu yang tidak tampak tetapi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan,
misalnya : ilmu pengetahuan, ibadah, hiburan/rekreasi dan lain-lain.

Jenis barang dapat dibedakan sebagai berikut :


Menurut kelangkaannya

1. Barang ekonomis

Barang ekonomis yaitu barang yang jumlahnya terbatas sehingga untuk


memperolehnya perlu mengeluarkan pengorbanan. Contohnya : makanan,
pakaian, alat-alat sekolah, dan lain-lain.

2. Barang bebas

Barang bebas artinya barang yang tersedia cukup banyak sehingga manusia
untuk memperolehnya tidak perlu mengeluarkan pengorbanan. Misalnya : sinar
matahari, udara.
Menurut cara penggunaannya

1. Barang subtitusi/pengganti

Barang substitusi yaitu barang yang dapat digunkan untuk menggantikan barang
lain dengan tujuan yang sama. Misalnya : minyak tanah diganti kayu bakar untuk
memasak, gula jawa diganti gula pasir.

2. Barang komplementer

Barang komplementer yaitu barang yang penggunaannya bersama-sama dengan


barang lain. Misalnya : kapur dengan papan tulis, buku tulis dengan pulpen,
sepeda motor dengan bensin.

Menurut tujuan pemakainnya

1. Barang konsumsi

Barang konsumsi artinya barang yang dapat langsung digunakan untuk


memenuhi kebutuhan. Contoh : nasi, makanan, pakaiann, sepatu, dan lain-lain.

2. Barang modal

Barang modal yaitu barang yang digunakan untuk menghasilkan barang lain,
contoh : kayu/papan digunakan untuk membuat meja, kain untuk membuat
baju, dan lain-lain.

Kegunaan (Utility) Benda

Macam-macam guna barang sebagai berikut :

1. Guna waktu (time utility)

Barang digunakan apabila digunakan pada waktu yang tepat. Contoh : payung
digunakan pada waktu hujan, obat digunakan pada waktu sakit dan lain-lain.

2. Guna tempat (place utility)

Barang berguna bila ditempatkan pada tempat yang tepat. Misalnya : batu
didaerah pegunungan atau hulu sungai, akan bermanfaat apabila dipindahkan
tempat ke kota untuk bahan bangunan atau untuk perbaikan jalan.
3. Guna bentuk (form utility)

Barang berguna apabila dirubah bentuknya sesuai dengan kebutuhan manusia,


misalnya : kayu/papan diubah menjadi mejaa, kursi, dan sebagainya.

4. Guna milik (ownership utility)


Barang berguna apabila barang tersebut sudah menjadi miliknya. Sepeda ditoko
akan berguna apabila sudah dibeli dan dimiliki oleh seseorang.

5. Guna unsur (elemen utility)

Barang akan lebih berguna didalamnya, misalnya : obat.

Kelangkaan Sumber Daya

Untuk menghasilkan barang dan jasa diperlukan sumber daya (resource). Dengan
menggunakan sumber daya ekonomi yang ada melalui proses produksi dapat dihasilkan
barang-barang dan jasa.

Sumber daya alam (SDA : Natural Resource)

Sumber daya alam adalah sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah.
Misalnya : tanah, air, biotis (hewan dan tumbuhan), gas bumi, sumber-sumber mineral,
udara, angin, dan lain sebagainya.

Berdasarkan kemampuannya untuk memperbaharui diri, maka sumber daya alam dapat
dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Sumber daya alam yang dapat dipulihkan (diperbaharui), misalnya : hutan.

Sumber daya yang tidak dapat pulih (diperbaharui), misalnya : mineral, minyak,
gas bumi, dan lain-lain.

2. Sumber daya manusia (SDM)

Sumber daya manusia juga dapat disebut tenaga kerja, apabila semua tenaga
kerja dapat dipergunakan penuh sebagai faktor produksi maka akan dapat
meningkatkan produksi barang-barang maupun jasa.

3. Modal (kapital)

Modal atau kapital merupakan salah satu faktor produksi yang dipergunakan
dalam proses produksi. Modal dapat berfungsi untuk meningkatkan produksi.
Demikian suatu perusahaan memerlukan banyak modal yang berupa gedung,
alat-alat produksi, bahan mentah dan lain-lain.

Kelangkaan sumber daya ekonomi maupun barang dan jasa dapat pula disebabkan oleh
hal-hal berikut :

1. Terjadinya bencana alam, seperti : banjir, gempa bumi, kebakaran, tsunami, dan
lain-lain.
2. Perang atau konflik antara bangsa/negara
3. Keterbatasan teknologi dan kemampuan manusia
4. Kerusakan yang disebabkan oleh manusia, seperti : penebangan liar (ilegal
logging)
5. Pertumbuhan penduduk yang cepat sehingga tidak mampu diimbangi oleh
pertambahan produksi
6. Keahlian/skill

Keahlian dapat diartikan seorang pengusaha yang mampu untuk menyatukan dan
mengelola ketiga sumber daya di atas untuk menghasilkan barang-barang dan jasa
yang dibutuhkan manusia.

Masalah Ekonomi Modern

Masalah pokok dalam ekonomi menurut aliran klasik (Adam Smith) terdiri atas:
Produksi, Distribusi, Konsumsi. Sedangkan menurut ajaran aliran ekonomi modern yang
dipelopori Paul A. Samuelson, ada tiga masalah poko ekomoni, antara lain :
1. Barang apa yang diproduksi (What) ?

Manusia dihadapkan pada alternatif yaitu dari berbagai macam produk/ output,
manakah yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya.kali ini penentuannya
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat semata, melainkan juga
untuk mendapatkan keuntungan maksimum.
2. Bagaimana cara memproduksi barang ( How) ?
Merencanakan dan menentuka langkah produksi barang dan jasa. Maksudnya
berhubungan dengan penggunaan teknologi tinggi(intensifikasi modal/mesin)
atau dengan teknologi sederhana(intensifikasi tenaga kerja). Jadi masyarakat
atau produsen akan dihadapkan kepada pilihan-pilihan tersebut dan alasan-
alasan serta pertimbangan apa yang melatar belakangi terhadap pilihan tersebut.
3. Untuk siapa barang atau jasa diproduksi (for whom) ?

Kepada siapa barang-barang/ sumber daya alam atau jenis itu diproduksi?
Jawabannhya adalah kepada masyarakat/konsumen yang mampu membayar
produk tersebut. Konsumen adalah setiap rumahtangga yang mengurangi atau
menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa yang dilakukan secara individu
maupun kelompok.

Menganalisis kelangkaan (hubungan antara sumber daya dengan


kebutuhan manusia)

etiap orang yang masih hidup pasti memiliki kebutuhan untuk dipenuhi. Kebutuhan
hidup manusia ini pun bisa beragam macamnya dan jumlahnya. Kebutuhan manusia
setiap saat berkembang dan bertambah seiring berjalannya waktu, seolah kebutuhan
manusia itu benar-benar tidak terbatas. Namun apapun yang terjadi manusia selalu
berusaha memenuhi kebutuhannaya dengan berbagai cara

Realitasnya manusia tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya karena sumber
daya ekonomi yang memang terbatas. Jika dipandang dari perspektif ilmu ekonomi,
kondisi nilah yang disebut sebagai kelangkaan.

Pengertian Kelangkaan

Tidak seperti pengertian kelangkaan secara umum, di dalam ilmu ekonomi, kelangkaan
tidak selalu berarti bahwa segala sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sulit untuk diperoleh.

Pengertian kelangkaan (scarcity) dalam ilmu ekonomi ini diartikan sebagai bentuk
kesenjangan antara sumber daya ekonomi yang terbatas dengan jumlah kebutuhan
hidup manusia yang tidak terbatas.

Timbulnya kelangkaan umumnya lantaran kebutuhan manusia yang terus bertambah.


Akibatnya, sumber daya yang ada tidak lagi cukup untuk dapat memenuhi
kebutuhannya.

Dalam keadaan seperti ini, manusia pada umumnya akan terdorong untuk melakukan
pilihan di antara berbagai alternatif yang dianggap paling menguntungkan baginya.
Kelangkaan ini memang jadi suatu hal yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Sebab,
kelangkaan hampir pasti bisa ditemukan di berbagai aspek kehidupan.
Karenaya, sudah selayaknya jika manusia mampu bersikap bijak dan rasional dalam
mengalokasikan sumber daya ekonomi sehingga masalah kelangkaan ini bisa diatasi
atau dihadapi dengan jalan yang terbaik.

Faktor Penyebab Kelangkaan

Masalah kelangkaan sepertinya memang menjadi masalah yang tidak bisa dihindari di
dalam masyarakat. Seringkali, ada sumber daya yang mengalami kelangkaan sehingga
menimbulkan beragam masalah. Lantas, apa kiranya yang menjadi faktor penyebab
kelangkaan yang timbul dalam kehidupan masyarakat ini?

Kelangkaan sumber daya ini pada dasarnya bisa dialami oleh setiap orang, bangsa dan
negara. Meski kondisi masing -masingnya berbeda – beda, namun pokok permasalahan
ekonominya pada dasarnya bisa dianggap sama. Yakni, adalah mengenai cara manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, sementara manusia juga dihadapkan
dengan ketersediaan alat pemenuh kebutuhan yang terbatas.

Akibatnya, masalah kelangkaan pun tidak bisa dihindari. Jika diamati, ada beberapa
faktor penyebab kelangkaan yang paling umum terjadi. Faktor penyebab kelangkaan ini
meliptui :
A. Keterbatasan Sumber Daya Alam
Lingkungan alam menjadi salah satu sumber daya yang melimpah yang mampu
menyediakan kebutuhan manusia. Meski berlimpah, sumber daya alam ini ada yang
merupakan sumber daya yang dapat diperbarui dan ada juga yang tidak dapat
diperbarui.

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui inilah yang jumlahnya sangat terbatas
sehingga penggunaannya harus benar –benar dikontrol. Akan tetapi, jumlah sumber
daya alam secara keseluruhan dapat semakin berkurang akibat sifat manusia yang
serakah dan eksploitatif. Alhasil, sumber daya alam, baik yang dapat diperbarui dan
yang tidak dapat diperbarui pun bisa mengalami kelangkaan.

B. Perbedaan Letak Geografis

Letak geografis yang berbeda –beda dapat menyebabkan persebaran sumber daya
menjadi tidak merata. Akibatnya, ada wilayah yang memiliki tanah subur dan kaya akan
barang tambang, namun ada pula wilayah yang tandus dan minim sumber daya alam,
bahkan kekurangan air bersih.
Akibat adanya perbedaan letak geografis inilah, maka dapat timbul kelangkaan sumber
daya. Kelangkaan sumber daya karena letak geografis ini umumnya lebih sulit untuk
dihindari.

C. Ketidakseimbangan Pertumbuhan Penduduk

Thomas Robert Malthus, seorang pakar demografi dan ekonomi politik dari Inggris,
menyatakan bahwa laju pertambahan penduduk lebih cepat daripada laju pertumbuhan
produksi. Masalahnya, laju pertambahan jumlah penduduk yang cepat ini pada
kenyataannya tidak diikuti dengan hasil produksi.

Akibatnya, hasil produksi yang ada pun tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia yang beragam dan semakin bertambah.

D. Rendahnya Kemampuan Produksi

Ketersediaan alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia bisa terpenuhi ketika terdapat
orang atau badan yang melakukan produksi. Sebab, kemampuan produksi ini
berpengaruh secara langsung terhadap ketersediaan barang dan jasa sebagai alat
pemenuhan kebutuhan.

Namun sayang, kemampuan produksi yang terbatas dapat mengakibatkan rendahnya


kapasitas produksi ini. Rendahnya kapasitas produksi ini pun disebabkan oleh
rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang digunakan dalam proses produksi.

E. Perkembangan Teknologi yang Lambat

Teknologi juga menjadi faktor penentu dalam upaya manusia memenuhi kebutuhan
hidup. Namun, tekonologi yang digunakan produsen dalam proses produksi ini sering
tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Produsen membutuhkan waktu yang
relatif panjang guna menerapkan teknologi produksi yang baru.

Padahal, kebutuhan hidup manusia terus mengalami perkembangan, baik dalam segi
kualitas maupun kuantitas. Lambatnya perkembangan dan penerapan teknologi inilah
yang kemudian menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan manusia atau
menyebabkan kelangkaan.

F. Terjadinya Bencana Alam


Bencana alam juga menjadi salah satu faktor alam yang dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Adanya bencana alam secara langsung dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan. Akibatnya, kelangsungan hidup manusia pun ikut
terpengaruh.
Sebagai contoh, bencana alam banjir dapat menghambat kelancaran distribusi barang
dan jasa. Keterlambatan ini yang kemudian menyebabkan masyarakat tidak dapat
segera mengonsumsi barang dan jasa sehingga menimbulkan kelangkaan.

3.2 Memahami Model, pelaku ekonomi, perilaku konsumen dan produsen dalam
kegiatan ekonomi

Model Ekonomi

Dalam pembahasan kali ini kita akan bahas hubungan antar pelaku ekonomi agar dapat
mengetahui bagaimana arus kegiatan ekonomi di masyarakat tersebut berlangsung.Ada
beberapa model hubungan antarpelaku ekonomi, mulai dari yang paling sederhana
hingga yang paling lengkap dan kompleks sebagai berikut.

Model kegiatan ekonomi sederhana (dua sektor)

Model dengan campur tangan pemerintah (tiga sektor)

Model kegiatan ekonomi terbuka (empat sektor)

untuk lebih jelas diagram hubungannya silakan klik baca lagi tentang Diagram interaksi
antar pelaku ekonomi

Mari kita bahas dulu apa itu pelaku ekonomi

1. Pelaku Ekonomi

A. Pengertian Pelaku Ekonomi

Pelaku ekonomi adalah pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Secara garis
besar, pelaku ekonomi dapat dikelompokkan menjadi 4 pelaku, yaitu rumah tangga
konsumen, rumah tangga produsen/perusahaan, Pemerintah dan Masyarakat Luar
Negeri. Setiap pelaku ekonomi ada yang berperan sebagai produsen, konsumen, atau
distributor.
Secara garis besar para pelaku ini dikategorikan menjadi empat sektor, yakni rumah
tangga atau para konsumen (RTK) produsen (RTP), pemerintah, dan Masyarakat luar
negeri. Keempat pelaku ini pun ada dalam sistem perekonomian di Indonesia.

1. Rumah tangga Konsumen

Mereka adalah pelaku ekonomi yang utama karena rumah tangga konsumen meminta
barang dan jasa dari pasar barang dan jasa (output). Untuk itu kita harus
mengkonsumsi atau membeli barang dan jasa. Rumah tangga ikut menentukan barang
apa yang akan diproduksi. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan ekonomi. Maka tidak
aneh kalau rumah tangga kita termasuk salah satu pelaku ekonomi. Rumah tangga
konsumen juga menawarkan tenaga kerja, tanah, kapital, dan kewirausahaan.
2. Rumah tangga Produsen

Mereka adalah produsen/atau perusahaan yang dibentuk oleh pengusaha atau


wirausahawan dengan tujuan mencari laba dengan cara menggabungkan tenaga kerja
(sumber daya manusia), modal, dan tanah atau sumber daya alam untuk menghasilkan
barang dan jasa. Mereka menjalankan fungsi produksi atau bertindak sebagai produsen
baik secara perorangan maupun secara kolektif atau terorganisasi. Produsen akan
mengelola usahanya dengan beberap acara atau bentuk seperti perusahaan perorangan
(PO), berpartner, misalnya CV, firma, atau akan membentuk perseroan (PT). Usaha
perseorangan merupakan bentuk yang paling sederhana. Ini adalah usaha/perusahaan
yang dimiliki hanya oleh satu orang. Contohnya adalah petani, seorang dokter, tukang
listrik, dan sebagainya. Yang kedua adalah berpartner atau partnership. Ini bentuk
usaha yang melibatkan dua orang atau lebih individu untuk menyertakan sumber daya
mereka dengan tujuan mencari laba.

3. Pemerintah/Rumah Tangga Negara

Peranan rumah tangga negara atau pemerintah dalam kegiatan ekonomi anatar lain:
1. Pengatur
2. Konsumen

3. Sebagai produsen

4. Pembuat dan pelaksana aturan main

5. Menjamin kompetisi

6. Menyediakan barang publik


4. Masyarakat Luar Negeri

Masyarakat ekonomi luar negeri adalah pelaku ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi luar negeri, sektor ini mencakup ekspor dan impor barang dan jasa serta
aliran modal yang berkaitan dengan transaksi investasi perbankan. Peran rumah tangga
konsumsi adalah sebagai berikut:

1. Konsumen

2. Pemasok atau pemilik faktor produksi

3. Ikut mempengaruhi mengenai apa yang akan diproduksi oleh perusahaan

3. PT atau corporation.

Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan Ekonomi

Kali ini kita akan membahas tentang Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan
Ekonomi. Kegitan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Dalam hal ini segala sesuatu perlu dioptimalkan. Nah berikut ini
adalah pembahasan tentang Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan
Ekonomi

Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa
setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan
diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan
setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan
pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen
akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen
melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya
membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut.

Ruang Lingkup Perilaku Konsumen

Studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-
barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli,
mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa
sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.

Di samping mempelajari pemakaian konsumen dan evaluasi pasca-pembelian produk


yang mereka beli, para peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu
membuang produk. Dengan tujuan adalah bahwa mereka harus menyesuaikan produksi
mereka dengan kekerapan konsumen membeli penggantinya.

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat
kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan
pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan
pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga
tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Pendekatan Perilaku Konsumen

Pendekatanuntuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang :


1.Pendekatan Kardinal

2.Pendekatan Ordinal

1.) Pendekatan Kardinal

1. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.

Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan

Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap
satu satuan.Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan
konsumsi semakin kecil.( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu
atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ).Hukum ini
menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin
menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.

Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan
uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen
memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal,
sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau
membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.

2.) Pendekatan Ordinal

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa


kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan.
Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.Pendekatan ordinal
mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).Tingkat kepuasan
konsumen dengan menggunakan kurva indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat
kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang
sama).
Ciri-ciri kurva indiferens:

1. Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang


yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)

2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang
dikonsumsi (marginal rate of substitution)

3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu
kurva indiferens yang berbeda

2. Teori Perilaku Produsen

Teori Produsen dan Fungsinya

produksi dapat kita lihat dimana saja,Yang dimaksud dengan teori produksi
adalah kegiatan yang membuat barang-barang,produksi juga sangat berkaitan dengan
nilai guna suatu barang.Di dalam produksi terdapat proses produksi tertentu yang harus
dijalani sehingga bias menghasilkan barang yang berguna.

Di dalam menganalisis teori produksi, kita mengenal 2 hal:

1. Produksi jangka pendek

Dalam membahas teori produksi kita perlu membedakan pengertian jangka panjang
dan jangka pendek.Jangka pendek dan jangka panjang tidak terkait dengan lamanya
waktu yang digunakan dalam proses produksi.Produksi dalam jangka pendek bararti
terdapat satu factor produksi yang bersifat tetap,sedangkan factor produksi yang
lainnya bersifat variable(berubah-ubah).produksi dalam jangka panjang berarti semua
factor produksi yang digunakan bersifat variable(berubah-ubah).

2. Produksi jangka panjang

Sebagaimana telah dijelaskan,produksi dalam jangka panjang tidak terkait dengan


jangka waktu proses produksi,tetapi lebih kepada sifat factor produkdi yang digunkan .
Dalam jangka panjang semua factor produksi yang digunakan bersifat variable atau
berubah-ubah.untuk mempelajari produksi dalam jangka panjang kiata akan
mempelajari kurva isoquant dan jumlah produk optimal.

a.) Isoquant atau Isoproduk

Kurva isokuant atau isoproduk adalah kurva tempat kedudukan titik-titik yang
menunjukan kombinasi dua factor produksi untuk menghasilkan tingkat produksi yang
sama.

b.) Produksi optimal

Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau
efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep
ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan
efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan
tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya
dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga
harga input-output.

3. Biaya Produksi

Pengertian Biaya Produksi

Berikut ini beberapa definisi biaya produksi dari berbagai sumber :

a. Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi


dari suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue)
di periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5).
b. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).

c. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu


item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik
(Amin Widjaya Tunggal, 1993:1)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah
biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar
dibandingkan dengan jenis biaya lain.

Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung
harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih
dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan
elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :

1. Biaya bahan baku (direct material Cost)

Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu
macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)

Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan


didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung
diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha
itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :

1. Biaya bahan penolong


2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5. Biaya listrik dan air pabrik
6. Biaya asuransi pabrik
7. Operasi lain-lain

Proses Produksi

Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya.


Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:

1. Produksi atas dasar pesanan

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan


produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini
mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order
cost methode)

2. Produksi masa

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan


produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa
standar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan
metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya
produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan
produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan.

3.3 Memahami hukum permintaan, penawaran, konsep elastisitas dan harga


keseimbangan pasar

Dalam kegiatan ekonomi kita harus mampu memahami hukum permintaan maupun
hukum penawaran, sehingga kita dapat memperoleh hasil optimal dalam setiap
kegiatan ekonomi. Nah sekarang kita akan coba pahami satu persatu, mulai dari istilah
permintaan dan penawaran

Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan
waktu tertentu. Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau
ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu

Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas
yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro
terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga
digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini
memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi
sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang
ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga
dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat
mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya
pergeseran dari permintaan atau penawaran.

Hukum Permintaan dan Penawaran


Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka
permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin
rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.

Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya


dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli
sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga
ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan
yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan
konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya
mahal.

Hukum permintaan

Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang
bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga
naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang
diminta meningkat. Dengan demikian hukum permintaan berbunyi:

―Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta,
dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
diminta.‖

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap
tetap).
Hukum penawaran

Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak.
Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin
sedikit. Inilah yang disebut hukum penawaran. Hukum penawaran menunjukkan
keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga. Dengan
demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:

―Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia
ditawarkan.‖

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi


penawaran tidak berubah (ceteris paribus). Demikian bahasan kita tentang Hukum
Permintaan dan Hukum Penawaran

3.4 Menerapkan langkah-langkah perhitungan biaya produksi dan


keuntungan (teori biaya)

Pengertian Biaya Produksi

Biaya dalam pengertian Produksi ialah semua ―beban‖ yang harus ditanggung oleh produsen
untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan tersebut. Semua faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan
pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk
menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output
tersebut sering disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri merupakan biaya suatu
faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang
menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.

Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut: bahan baku atau bahan
dasar termasuk bahan setengah jadi, bahan-bahan pembantu atau penolong, upah
tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur, penyusutan peralatan produksi,
uang modal, sewa, biaya penunjang seperti (biaya angkut, biaya administrasi,
pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi), biaya pemasaran seperti
biaya iklan dan pajak

Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Biaya Eksplisit

Biaya Eksplisit ialah biaya yang nyata-nyata dikeluarkan dalam memperoleh faktor
produksi (nilai dan semua input yang dibeli untuk produksi). Pembayarannya berupa
uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan
perusahaan. Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.

2. Biaya Implisit

Biaya implisit disebut juga imputed cost (ongkos tersembunyi), ialah taksiran biaya atas
faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses
produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik perusahaan
sendiri.

Produksi, Produktivitas, dan Biaya

Keputusan tingkat produksi senantiasa berkaitan dengan tingkat produktivitas factor –


factor produksi yang digunakan. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat
produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain,
produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi,
biaya produksi akan semakin rendah. Begitu juga sebaliknya. Perilaku biaya juga
berhubungan dengan periode produksi. Dalam jangka pendek ada factor produksi tetap
yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung
pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah
variable, biaya juga variable. Artinya, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan
dengan tingkat produksi.

Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas


disbanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan
biaya produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola
pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka
panjang. Untuk perusahaan yang ber‖skala hasil menarik‖ (Increasing return to scale atau
IRS), penambahan tingkat produksi justru menurunkan biaya produksi. Sebaliknya
dengan perusahaan yang ber‖skala hasil menurun‖ (decreasing return to scale atau DRS).

Biaya Produksi Jangka Pendek


Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat
menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Dalam biaya
produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannnya dengan produksi, maka dapat
dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya:

a. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada
suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan
supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada
departemen tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu
penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.

2. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan:

a. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC)

Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan
tidak berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian
input tetap. Misalnya: gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin,
sewa tanah dan lain-lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu
dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:

TC = FC + VC FC = TC – VC

Keterangan: TC = Biaya Total (Total Cost)


FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya
jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.

b. Biaya Variabel Total (Total Variable Cost / VC)


Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar
kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak
barang yang diproduksi biaya variabelnya semakin besar, begitu juga sebaliknya. Biaya
variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

VC = TC – FC

Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya
jumlah produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.

c. Biaya Total (Total Cost / TC)

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Dengan kata lain, biaya total adalah
jumlah biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC

Biaya variabel merupakan unsur biaya total karena biaya total memiliki sifat yang juga
dimiliki oleh biaya variabel, yaitu bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah seiring
dengan berubah-ubahnya jumlah output yang dihasilkan.
Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki
bentuk yang persis sama dengan bentuk kurva Biaya Variabel (VC), serta antara
keduanya terpisah oleh suatu jarak vertikal yang selalu sama.

d. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost / AFC)

Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang
yang dihasilkan. Rumus :

AFC = FC / Q

Keterangan: FC = Biaya Tetap Total

Q = Kuantitas

e. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost / AVC)

Biaya variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi.

Rumusnya:

AVC = VC/Q

keterangan: VC = Biaya Variabel Total


Q = Kuantitas

f. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost / AC)

Average Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi
banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah
ini:

AC = TC /Q atau (VC+FC)/Q

AC = AVC + AFC

Biaya Produksi Jangka Panjang

Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input
yang akan digunakan. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan
dengan biaya tetap dan biaya berubah. Dalam jangka panjang semua biaya adalah
variabel. Karena itu biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya
variabel, biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama dengan
perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.
Modul Ekonomi Bisnis SMK

Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat memperluas kapasitas


produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size) yang akan
meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat
digambarkan kurva biaya rata-rata (AC). Sehinggas analisis mengenai bagaimana
produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat
dilakukan dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat
produksi yang akan dicapai serta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

a) Biaya Rata-rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost/ LAC)

Biaya total rata-rata jangka panjang adalah biaya total dibagi jumlah

output. LAC = LTC/Q

Keterangan : LAC = Biaya rata-rata jangka panjang

Q = Jumlah output

b) Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost/LMC)

Biaya marginal jangka panjang adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya
variabel. Biaya marginal jangka panjang dapat dihitung dengan rumus:

LMC = ∆LTC / ∆Q

Keterangan: LMC = Biaya marginal jangka panjang

∆LTC = Perubahan biaya total jangka panjang

∆Q = Perubahan output.

c) Biaya Total Jangka Panjang (Long-run Total Cost/LTC)

Biaya total jangka panjang adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh
output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total jagka panjang dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:

LTC = LVC

Keterangan: LTC = Biaya total jangka panjang


33 | P a g e

Ikuti dan Follow blog kami di https://peb-2013.blogspot.co.id


Modul Ekonomi Bisnis SMK

LVC = Biaya Variabel jangka panjang

Dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya
yang paling minimum untuk memproduksikan suatu tingkat produksi. Terdapat
kapasitas produksi lain (AC lain) yang dapat meminimumkan biaya. Sebagai buktinya
perhatikanlah AC1 dan AC2. Titik A1 adalah titik ttterendah dari AC1. Dengan demikian
dalam jangka pendek, produksi sebesar QA dapat di produksikan dengan biaya yang
lebih rendah dari titik manapun pada AC1. Tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum
merupakan biaya yang paling minimum, karena apabila kapasitas produksi yang berikut
digunakan (AC2), produksi sebesar QA akan mengeluarkan biaya sebesar seperti yang
ditunjukkan oleh titik A pada AC2. Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa kurva LRAC,
walaupun tidakmenghubungkan setiap titik terendah dari AC, menggambarkan biaya
minimum perusahaan dalam jangka panjang.

Menentukan Keuntungan

Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan produsen


adalah ―mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana
keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum‖. Berdasarkan kepada pemisalan

34 | P a g
Ikuti dan Follow blog kami di https://peb-2013.blogspot.co.id e
Modul Ekonomi Bisnis SMK
ini dapat ditunjukan pada tingkat kapasitas memproduksi yang bagaimana
perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya.

Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan


perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan kepada volume penjualan dan
ada pula yang memasukan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat
produksi yang akan dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan
kepada usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang
memperhatikan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.

Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya
produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi biaya
produksi, dan kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya
produksi.. Keuntungan yang maksimum dicapai apabila perbedaan diantara
hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.

Dengan demikian, tujuan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-


besarnya(maksimum) merupakan asumsi dalam meng-analisis perilaku
produsen (individual maximization).

Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara, yaitu :

a) Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara


keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.

b) Keuntungan maksimum terjadi pada saat penerimaan marginal (MR)


dan biaya marginal (MC).

Biaya marginal adalah perubahan biaya total perunit perubuhan output. Penerimaan marginal
adalah perubahan penerimaan total perunit output atau penjualan hasil penjualan marginal,
satu konsep mengenai hasil penjualan yg sangat penting untuk diketahui dalam analisa
penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan
marginal,yaitu tambahan hasil perjualan yg diperoleh perusahaan dari menjual barang yg
diprouksinya.

35 | P a g
Ikuti dan Follow blog kami di https://peb-2013.blogspot.co.id e

Anda mungkin juga menyukai