Anda di halaman 1dari 104

A.

Kebutuhan Manusia
1.Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan
jasmani maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan manusia tidak terbatas pada kebutuhan yang bersifat
konkret (nyata) tetapi juga bersifat abstrak (tidak nyata). Misalnya rasa aman, ingin dihargai, atau
dihormati,maka
kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas. Beberapa factor yang menyebabkan kebutuhan manusia
itu tidak terbatas antara lain sebagai berikut :

 Makin bertambahnya jumlah penduduk.


 Makin maju ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Makin meluaskan lingkungan perguruan.


 Meningkatkan tingkat kebudayaan manusia.

Dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a.Berusaha secara individu atau kelompok dalam masyarakat atau lingkungannya.
b.Pemenuhan kebutuhan tidak sekaligus, tetapi harus menerapkan skala prioritas yaitu
mengutamakan kebutuhanmana yang harus didahulukan.
2. Macam-macam Kebutuhan
a. Kebutuhan menurut itngkat intensitasnya
1) Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat mempertahankan
hidupnya. Supaya dapat hidup manusia harus makan, minum, dan berpakaian. Selain itu manusia
juga memerlukan tempat tinggal atau rumah. Kebutuhan primer juga disebut sebagai kebutuhan
alamiah.
2) Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang terjadi setelah kebutuhan primer terpenuhi.
3) Kebutuhan tersier atau kebutuhan kemewahan adalah kebutuhan yang terjadi setelah kebutuhan
primer dan sekunder terpenuhi. Ia masih memerlukan hal-hal lain yang tingkatannya lebih tinggi.
Namun kebutuhan sekunder cenderung ke arah barang prestise di dalammasyarakat, missal : berlian,
mobil mewah, dan rumah megah.
b. Kebutuhan menurut sifatnya
1) Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani. Misal : makanan,
minuman, pakaian, dan olahraga.
2) Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang merupakan upaya manusia untuk memenuhi kepuasan
jiwa atau rohani seseorang. Misal : rekreasi, mendengarkan musik, dan ibadah.
c. Kebutuhan menurut subjeknya
1) Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang dirasakan oleh seseorang dan pemenuhannya dapat
dilakukan secara individu. Misalnya petani membutuhkan cangkul, siswa membutuhkan buku tulis dan
pensil.
2) Kebutuhan kelompok atau kolektif adalah kebutuhan yang diraskan oleh kelompok orang secara
bersamaan dan pemenuhannya dapat dilakukan secara bersama-sama, misal : jalan, rumah sakit, dan
tempat rekreasi.
d. Kebutuhan menurut waktu
1) Kebutuhan sekarang adalha kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi saat ini dan tidak boleh
ditunda-tunda, misalnya obat bagi orang sakit, makan bagi orang lapar.
2) Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang sifatnya tidak terdesak dan dapat ditunda
sampai dengan waktu yang telah ditentukan. Kebutuhan ini berhubungan dengan persediaan atau
persiapan untuk waktu yang akan datang. Misalnya orang tua menabung untuk persiapan sekolah
anaknya dan asuransi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan
Ada beberapa hal yang menyebabkan kebutuhan manusia antara satu dengan yang lain berbeda-
beda, di antaranya sebagia berikut :
a. Peradaban
Peradaban adalah satu faktor yang membuat kubutuhan tiap zaman berbeda. Kebutuhan manusia
pada zaman dahulu hanya tertuju pada kebutuhan primer, misal nenek moyang berpakaian memakai
kulit kayu dan daun-daunan, makan pun cukup ubi-ubian. Seiring perkembangan peradaban semakin
berkembang pula jenis kebutuhan, manusia membutuhkan makanan lain yang bervariasi dan pakaian
terbuat dari bahan yang bagus.
b. Lingkungan
Lingkungan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia. Kebutuhan
masyarakat yang mendiami sebuah pesisir berbeda dengan masyarakat yang mendiami pegunungan,
penduduk pesisir membutuhkan jarring, perahu, dan pancing agar dapat menangkap ikan di laut.
Sedangkan penduduk pegunungan lebih membutuhkan cangkul, benih tanaman, dan pupuk untuk
bercocok tanam.
c. Adat Istiadat
Adat istiadat juga mempengaruhi perbedaan kebutuhan setiap individu/kelompok. Pria Jawa memiliki
tradisi untuk menggunakan blangkon, sedangkan pria di daerah lain tidak.
d. Agama
Agama termasuk salah satu faktor yang membuat kebutuhan setiap individu berbeda, misalnya
penganut agama Islam membutuhkan sajadah untuk salat dan dilarang mengonsumsi daging babi,
sedang penganut agama Hindu membutuhkan sesajen dalam upacara keagamaan dan dilarang
mengonsumsi daging sapi.

B. Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Kebutuhan Manusia yang Tidak Terbatas
Manusia dihadapkan kepada inti masalah ekonomi, yaitu keinginan yang tidak terbatas dengan
sumber daya atau barang dan jasa yang terbatas. Maka manusia harus mampu menggunakan sumber
daya yang terbatas untuk menghasilkan barang atau jasa agar dapat mengimbangi keinginan yang
tidak terbatas.
Kelangkaan adalah suatu kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk
memuaskan kebutuhan kita atau alat pemuas kebutuhan yang tidak sebanding untuk memperolehnya
diperlukan pengorbanan yang lebih besar. Barang adalah alat pemuas kebutuhan yang berwujud dan
memiliki bentuk serta dapat diraba. Sedangkan jasa yaitu alat pemuas kebutuhan yang tidak
berwujud dan tak bisa diraba.
Macam-macam barang sebagai alat pemuas kebutuhan.
1. Barang Menurut Cara Memperolehnya
a. Barang ekonomi adalah barang yang memiliki kegunaan sebagai alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas dan untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan.
b. Barang bebas/nonekonomi adalah alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya tidak terbatas sehingga
manusia untuk mendapatkannya tidak perlu mengeluarkan pengorbanan. Misal sinar matahari, udara,
air di laut/pantai.
Suatu barang adakalanya sebagai barang bebas namun pada saat yang lain sebagai barang ekonomi.
Hal tersebut dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tertentu, misalnya air bagi masyarakat pedesaan
merupakan barang bebas dan dapat langsung diambil dari alam. Namun bagi masyarakat kota air
bersih merupakan barang ekonomi karena untuk mendapatkannya harus membeli.
2. Barang Menurut Kegunaannya
a. Barang Konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang secara langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Barang konsumsi sering disebut barang jadi atau barang siap pakai.
Ada dua jenis barang konsumsi antara lain sebagai berikut.
1) Barang konsumsi yang habis dalam satu kali pemakaian, misalnya makanan dan minuman.
2) Barang konsumsi yang bisa dipakai berulang-ulang, misalnya pakaian, perabot rumah tangga.
b. Barang Produksi
Barang produksi disebut juga barang modal adalah barang yang digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang baru.
Barang produksi dibedakan menjadi dua.
1) Barang produksi yang habis dalam satu kali proses produksi, misalnya tepung terigu untuk
membuat roti.
2) Barang produksi yang tidak akan habis dalam satu kali proses produksi, misalnya mesin-mesin dan
peralatan pabrik yang dapat digunakan secara berulang-ulang dalam proses produksi.
3. Barang Menurut Hubungan dengan Barang Lain
a. Barang subtitusi, yaitu barang sebagai alat pemuas kebutuhan yang pemakaiannya dapat
menggantikan barang lain. Misalnya beras diganti dengan jagung, minyak tanah diganti dengan kayu
bakar/arang. Namun secara umum barang subtitusi harganya lebih murah.
b. Barang komplementer, yaitu barang sebagai alat pemuas kebutuhan yang akan berguna jika
digunakan secara bersama-sama dengan barang lain, misalnya bensin akan berfungsi jika digunakan
bersama-sama dengan kendaraan, listrik akan lebih berfungsi apabila digunakan dengan lampu atau
peralatan rumah tangga.
4. Barang Menurut Proses Pembuatannya
a. Barang mentah, yaitu barang yang belum diolah/belum mengalami proses produksi. Barang mentah
ada yang langsung dapat dikonsumsi, misalnya buah apel, papaya, dan barang mentah yang harus
diproses terlebih dahulu untuk dapat dikonsumsi, misalnya kapas, kayu, dan padi.
b. Barang setengah jadi, yaitu barang yang sudah mengalami produksi, misalnya barang harus
diproses menjadi kain dan baju.
c. Barang jadi, yaitu barang hasil proses produksi dan sudah siap untuk dikonsumsi/digunakan.
Barang jadi merupakan barang akhir yang dihasilkan dari proses produksi, misalnya pakaian
merupakan hasil pemrosesan dari kapas, benang menjadi pakaian.
5. Barang dari Segi Jaminannya
a. Barang bergerak, yaitu barang yang bisa dipindahkan dan digunakan sebagai jaminan untuk
memperoleh pinjaman atau kredit usaha jangka pendek.
b. Barang tidak bergerak, yaitu barang yang tidak bisa dipindahkan dan digunakan sebagai agunan
atau jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek, misalnya tanah dan gedung.
Benda pemuas kebutuhan diciptakan manusia untuk tujuan tertentu, sehingga mempunyai nilai guna
atau manfaat tertentu. Kegunaan benda pemuas kebutuhan dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Kegunaan Dasar (elemeny utility)
Kegunaan dasar adalah kegunaan mendasar dari benda sebelum mengalami perubahan, misal pasir
sebelum jadi beton.
2. Kegunaan bentuk (farm utility)
Kegunaan bentuk adalah kegunaan dari suatu benda karena perubahan bentuknya, misal kayu
dijadikan meja dan kursi.
3. Kegunaan tempat (place utility)
Kegunaan tempat adalah peningkatan kegunaan dari suatu benda karena perubahan tempat atau
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, misal pasir di sungai bermanfaat untuk bangunan.
4. Kegunaan waktu (time utility)
Kegunaan waktu adalah peningkatan kegunaan karena benda dipakai pada waktu tertentu. Misalnya
paying dipakai waktu hujan.
5. Kegunaan pelayanan (service utility)
Kegunaan pelayanan adalah peningkatan kegunaan barang atau jasa karena adanya pelayanan dari
pihak tertentu. Misalnya rumah sakit berguna bila ada dokter, perawat, dan pasien.
6. Kegunaan kepemilikan (ownership utility)
Kegunaan kepemilikan adalah peningkatan kegunaan karena benda tersebut dimiliki orang yang tepat
dalam memenuhi kebutuhannya. Misal cangkul lebih berguna untuk petani, buku untuk anak sekolah
(pelajar)

SEBELUM BELAJAR LEBIH LANJUT SILAHKAN KERJAKAN SOAL BERIKUT SAMPAI KKM
TERCAPAI DENGAN KLIK DISINI

C. Masalah Pokok Ekonomi


Bertambahnya peradaban manusia yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk, ilmu
pengetahuan, perekonomian maka semakin komplek permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi tidak hanya untuk memenuhi kbeutuhan manusia saja, tetapi juga yang
memiliki kebutuhan dan gaya hidup yang selalu meningkat dan berubah-ubah. Pada dasarnya
masalah ekonomi berada dalam lingkup produksi, konsumsi, dan distribusi.
Ada beberapa masalah pokok dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut.
1. Apa (What)
Barang apa dan jumlah berapa barang yang harus diproduksi? Perusahaan ini mengacu pada jenis
jumlah barang serta jasa yang harus dihasilkan oleh suatu perekonomian. Agar dapat memecahkan
masalah tersebut produsen swasta atau pemerintah harus melakukan analisis pasar untuk
menentukan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Hal tersebut untuk memperoleh
kepastian bahwa barang dan jasa tersebut memang betul-betul dibutuhkan.
2. Bagaimana (How)
Bagaimana barang harus diproduksi? Produksi dilakukan siap, dengan faktor produksi yang mana
serta tekniknya seperti apa? Untuk memecahkan masalah ini pihak swasta maupun pemerintah harus
menentukan teknik produksi yang efektif dan efisien, selain itu ada pembagian secara jelas pihak-
pihak yang akan melakukan produksi. Input produksi baik cara memperoleh maupun
menggunakannya juga harus direncanakan secara tepat.
3. Siapa Pelaku Produksi (Who)
Di zaman modern, banyak pihak yang bisa melakukan produksi. Pihak itu bisa pemerintah, swasta,
atau koperasi. Pertimbangan mengenai pelaku merupakan hal yang penting karena setiap pihak
memiliki kelebihan tertentu yang mungkin melakukan produksi lebih baik.
4. Untuk Siapa (For Whom)
Untuk siapa barang diproduksi? Siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat dari adanya
barang dan jasa diseluruh negeri atau bagaimana produksi nasional didistribusikan kepada setiap
orang? Dalam hal ini produsen swasta ataupun pemerintah juga harus melakukan analisis pasar untuk
menentukan konsumen yang akan menggunakan barang atau jasa. Perencanaan produksi dalam
organisasi memang harus ditentukan secara tepat terutama dalam menentukan pihak yang akan
menggunakan barang dan jasa hasil produksi.
Tiga perusahaan ekonomi mengenai apa yang akan dihasilkan, bagaimana menghasilkan, serta untuk
siap barang atau jasa itu dihasilkan dan didistribusikan, tidak akan menjadi masalah ekonomi apabila
terpenuhi hal-hal seperti berikut.
a. Sumber daya ekonomi tersedia dalam jumlah yang tak terbatas.
b. Setiap barang dan jasa dapat dengan mudah untuk dihasilkan dan didistribusikan kepada setiap
orang yang memerlukannya.
c. Kebutuhan manusia sudah sepenuhnya terpenuhi.
d. Barang dan jasa sudah berhasil diproduksi dalam jumlah yang melimpah, sehingga barang dan jasa
tersebut dapat diperoleh dimanapun secara mudah.
e. Setiap orang telah mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkannya. Barang dan jasa tersebut
telah dibagikan secara merata kepada setiap orang dari keluarga-keluarga dalam masyarakat untuk
jangka waktu cukup lama.

D. Biaya Peluang
Tenaga kerja sebagai faktor produksi yang dapat digunakan secara alternatif dalam suatu kegiatan
produksi, maksudnya jika seornag tenaga kerja telah melakukan suatu kegiatan produksi tertentu
maka tenaga tersebut dalam waktu bersama kehilangan kesempatan untuk melakukan jenis kegiatan
produksi yang lain. Yang dimaksud biaya peluang adalah kesempatan yang hilang untuk melakukan
suatu kegiatan produksi peluang ditentukan oleh nilai tertinggi dari beberapa peluang atau
kesempatan yang hilang. Anto seorang tenaga kerja berpeluang untuk menjadi sales dengan gaji Rp
700.000/bulan, menjadi karyawan perusahaan dengan gaji Rp 800.000/bulan, dan berpeluang
menjadi satpam dengan gaji Rp 900.000/bulan, apabila Anto memilih untuk berwiraswasta sehingga ia
tidak bekerja sebagai sales, karyawan, dan satpam maka biaya peluangnya adalah Rp 900.000 yaitu
kesempatan terbaik yang hilang.

E. Sistem Ekonomi
1. Pengertian Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi adalah perpaduan dari aturan-aturan atau cara-cara yang merupakan satu kesatuan
dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian lain. Sistem ekonomi yang dipilih dan
dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan pokok berikut ini.
a. Barang yang akan diproduksi berapa banyaknya?
b. Bagaimana cara memproduksinya?
c. Untuk siapa barang itu diproduksi?
d. Kapan barang itu diproduksi?
Masing-masing negara berbeda-beda dalam membuat keputusan tentang masalah-masalah tersebut,
tergantung pada sistem ekonomi yang dianutnya. Sistem ekonomi bertujuan untuk mengatur
pertukaran barang dan jasa guna meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan salah satu
tujuan politik nasional, oleh Karen aitu sistem ekonomi merupakan bagian dari sistem nasional.
Sistem ekonomi atau sistem perekonomian pada dasarnya mengatur hubungan ekonomi antar
manusia dalam masyarakat mengenai bagaimana mereka harus berperilaku dan bertindak antara
yang satu terhadap yang lain serta bagaimana keputusan yang mempengaruhi orang lain boleh
diambil. Sistem ekonomi dianut manusia dan masyarakat. Secara implicit sistem ekonomi mempunyai
hubungan yang erat dengan sistem politik yang ada.
2. Macam-macam Sistem Ekonomi
a. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional
secara turun temurun mengandalkan alam dan tenaga kerja sesuai dengan keadaannya yang
tradisional. Perekonomiannya pun bersifat tradisional, teknik produksi dipelajari secara turun temurun.
Caranya produksi lebih mengandalkan alam dan tenaga kerja. Hasil produksinya pun terbatas hanya
untuk keluarga dan kelompok.
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional
1) Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana.
2) Hanya sedikit menggunakan modal
3) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang)
4) Belum mengenal pembagian kerja
5) Masih terikat dengan tradisi.
6) Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.
Kebaikan sistem ekonomi tradisional
1) Setiap individu menjadi produsen.
2) Pertukaran secara barter umumnya dilandasi oleh kejujuran dan usaha-usahanya tidak mencari
laba.
3) Pertukaran secara barter memungkinkan individu untuk menjalin kekurangan yang erat dengan
individu yang lain.
Kelemahan sistem ekonomi tradisional
1) Sulitnya menetapkan ukuran atau satuan barang yang ditukarkan.
2) Sulitnya mencari orang yang membutuhkan barang yang akan ditukarkan.
3) Kadang-kadang masalah kepuasan sering diabaikan.
b. Sistem Ekonomi Pasar (Liberal)
Sistem ekonomi liberal adalah sistem ekonomi di mana kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi
dilakukan oleh pihak swasta. Pada sistem ekonomi pasar, pemerintah hanya mengawasi dan
melakukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara. Sistem ekonomi
pasar sesuai dengan ajaran yang dikemukakan oleh Adam Smith. Dalam bukunya Adam Smith
menganjurkan agar kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Masyarakat menentukan jenis
kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai kemakmuran. Jika setiap individu makmur, maka
negarapun akan makmur. Dalam ekonomi pasar pihak swasta menguasai alat-alat produksi, akibatnya
pemilikan tidak terbatas. Setiap individu berusaha meningkatkan keterampilan dan kemampuannya
untuk menguasai sector ekonomi, sehingga timbullah persaingan untuk maju.
Pada sistem ekonomi para pemerintah bertugas membuat peraturan dan mengawasi pelaksanaannya.
Kegiatan ekonomi pemerintah hanya berhubungan dengan penyelenggaraan negara saja. Sistem
ekonomi pasar juga disebut ekonomi pertukaran bebas (free exchange economy)
Ciri-ciri sistem ekonomi pasar (liberal)
1) Setiap individu bebas memiliki barang dan alat-alat produksi.
2) Kegiatan ekonomi di semua bidang dilakukan oleh masyarakat (swasta)
3) Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
4) Modal memegang peranan penting dalam kegiatan ekonomi.
5) Setiap orang diberi kebebasan dalam hal pemakaian barang dan jasa.
6) Kegiatan produksi dilakukan dengan tujuan mencari laba, bahkan semua kegiatan ekonomi
didorong oleh prinsip bola.
7) Terjadinya persaingan bebas antara pengusaha.
Kebaikan sistem ekonomi pasar (liberal)
1) Adanya persaingan mendorong masing-masing individu berusaha untuk maju dan bertindak secara
efisien.
2) Masing-masing ornag bebas untuk memilih pekerjaan yang ia sukai sesuai dengan bakatnya.
3) Produksi didasarkan atas kebutuhan masyarakat.
4) Adanya persaingan bebas, produsen cenderung untuk meningkatkan kualitas hasil produksi.
5) Kemungkinan pendapatan dapat ditingkatkan melalui usaha memaksimalkan keuntungan.
6) Pengembangan usaha yang dilakukan produsen dalam memaksimalkan keuntungan memungkinkan
dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Kelemahan sistem ekonomi pasar.
1) Persaingan menyebabkan yang kuat semakin kuat yang lemah semakin lemah.
2) Persaingan dapat menimbulkan monopoli.
3) Pemerataan pendapatan semakin sulit dicapai di dalam sistem ekonomi pasar.
4) Memungkinkan dapat menimbulkan sifat-sifat mementingkan diri sendiri.
5) Terdorong hasrat untuk mendapatkan untuk besar sering kali produsen mengabaikan syarat-syarat
perubahan.
6) Pemanfaatan sumber alam sering kali tidak menghiraukan lingkungan.
c. Sistem ekonomi berpusat (komando)
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sangat dominant dan
berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian, dalam sistem ini peran masyarakat (swasta)
sangat kecil. Dalam sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi
dengan metode bagaimana barang diproduksi dan untuk siapa barang tersebut diproduksi.
Ciri-ciri sistem ekonomi komando
1) Semua alat dan sumber produksi adalah milik pemerintah / negara
2) Jenis-jenis pekerjaan dan pembagiannya dalma suatu negara diatur oleh pemerintah.
3) Pemerintah menentukan pembatasan yang luar kepada individu dalam melakukan usaha.
4) Kehidupan perekonomian seluruhnya diatur/dipegang oleh pemerintah.
5) Tenaga kerja dianggap sebagai pekerja negara.
6) Sistem harga tidak bebas.
Kebaikan sistem ekonomi komando (terpusat)
1) Perekonomian sepenuhnya ditangani oleh pemerintah, baik dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan maupun pengawasan, maka pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, dan
pengangguran.
2) Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga pasar dalam
negeri berjalan lancer.
3) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.
4) Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah.
Keburukan sistem ekonomi komando
1) Mematikan inisiatif individu untuk maju/berkembang, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat.
2) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
3) Masyarakat tidak punya kebebasan dalam memiliki sumber daya.
d. Sistem ekonomi campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi dimana pemerintah dan swasta (masyarakat) saling
berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran
1) Pemerintah sebagai pengendali dalam persaingan kegiatan ekonomi.
2) Kegiatan ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Pemerintah menentukan berbagai macam kebijakan yang dianggap penting.
4) Pemerintah memotivasi serta membimbing kepada sektor usaha dalam kegiatan ekonomi.
5) Hak milik perorangan dan swasta diakui oleh pemerintah tapi penggunaannya tidak bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
Kebaikan sistem ekonomi campuran
1) Sektor ekonomi yang dikuasai pemerintah lebih diarahkan untuk kepentingan masyarakat.
2) Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, dengan swasta cenderung menguntungkan
semua pihak.
3) Kegiatan usaha pihak swasta terikat pada peraturan yang dibuat pemerintah.
4) Pemakaian tenaga kerja pada umumnya disesuaikan dengan syarat-syarat perburuhan.
5) Penetapan harga lebih terkendali.
6) Hak perorangan secara nyata diakui.
Kelemahan sistem ekonomi campuran
1) Beban pemerintah lebih berat daripada swasta dalam melakukan kegiatan ekonomi.
2) Sektor produksi yang lebih menguntungkan dikelola oleh pemerintah sehingga swasta kurang dapat
memaksimalkan keuntungan dalam kegiatan usahanya.
3) Adanya anggapan bahwa karyawan yang bekerja pada pemerintah statusnya lebih tinggi daripada
pegawai di swasta.
e. Sistem ekonomi kerakyatan
Dalam sistem ekonomi kerakyatan pengaturan kehidupan ekonomi melibatkan seluruh potensi
masyarakat dengan berlandaskan pada pemerataan dan keadilan.
Ekonomi kerakyatan, yaitu sistem ekonomi yang betul-betul berorientasi pada kepentingan rakyat
banyak (masyarakat). Dalam hal ini pemerintah berpihak pada mereka yang lemah dan miskina.
Ciri-ciri sistem ekonomi kerakyatan
1) Persaingan pasar secara sehat dan tidak saling merugikan.
2) Pemerintah dominant dalam mengatur mekanisme pasar.
3) Perekonomian berjalan lancar atas kemitraan antara ekonomi rakyat dengan konglomerat yang
lancar.
4) Pemberdayaan ekonomi rakyat sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
5) Koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat.

Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi

Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan sumber
daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat atau inti permasalahan ekonomi adalah
adanya kelangkaan (scarcity). Kelangkaan dapat diartikan sebagai suatu kondisi ketika
kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sementara sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan tersebut sangat terbatas jumlahnya. Untuk mengatasi kelangkaan tersebut,
manusia melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhannya. Upaya-upaya tersebut
antara lain memproduksi barang dan jasa guna menambah kuantitas dan kualitas sumber
daya yang tersedia.

Sumber daya diperlukan untuk dapat memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan
manusia. Namun, sumber daya yang tersedia tidak cukup untuk memproduksi barang dan
jasa yang dibutuhkan. Jadi, langka bukan berarti sedikit, tetapi adanya ketidakseimbangan
antara kebutuhan manusia dan sumber daya yang tersedia.

Iklan (Tutup K!k 2x)


Kelangkaan sumber daya ekonomi merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang
dihadapi oleh manusia, selain masalah kebutuhan manusia terhadap sumber daya
ekonomi. Oleh karena itu, masalah kelangkaan berhubungan erat dengan kebutuhan
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya ekonomi dapat
dikelompokkan menjadi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal,
dan sumber daya kewirausahaan (entrepreneurship).

1. Sumber Daya Alam


Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbarui
(renewable resources) dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (non renewable
resources). Sumber daya alam yang dapat diperbarui sumber daya alam yang memiliki
kemampuan untuk mempertahankan atau mengganti diri (reproduksi) melalui proses alami
atau dengan campur tangan manusia dan manajemen yang tepat.

Contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sebagian besar tanaman dan
hewan-hewan, air, dan udara. Adapun sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui
adalah sumber daya alam yang tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan atau
mengganti diri (reproduksi) baik tanpa atau dengan campur tangan manusia. Sebagian
besar dari sumber daya ini sedang dieksploitasi melebihi kemampuan pulihnya, walaupun
ada yang dapat digunakan berkali-kali seperti minyak bumi, mineral, dan kayu hutan tropis.
Sumber daya alam tersebut, terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui jika
terus dieksploitasi lama kelamaan akan habis, sedangkan kebutuhan manusia akan tetap
ada. Sebagai contoh, menurut Lucky Sondakh, usaha pertambangan PT Freeport di Timika,
Irian Jaya dapat menghasilkan sekitar 45.000 kg emas per tahun, dan PT New Mount di
Sulawesi Utara menghasilkan sekitar 10.000 kg emas per tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa sumber daya alam adalah terbatas atau langka. Perlu diingat bahwa langka bukan
berarti sedikit, tetapi adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan manusia dan sumber
daya yang tersedia. Contoh lain yang dialami sehari-hari adalah kebutuhan akan minyak
bumi, misalnya, berupa bensin dan minyak tanah. Di beberapa daerah di Indonesia sering
terdengar di berita adanya kelangkaan bensin dan minyak tanah, sehingga terjadi antrean
panjang konsumen yang membutuhkannya. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya alam
(berupa bensin dan minyak tanah) adalah langka atau terbatas.

2. Sumber Daya Manusia


Dalam kegiatan ekonomi, sumber daya manusia merupakan faktor produksi paling penting
karena berbagai macam pekerjaan dalam berbagai tingkat keahlian, keterampilan, dan
pengetahuan dilakukan oleh tenaga kerja. Adapun yang dimaksud dengan tenaga kerja
adalah semua orangyang bersedia dan sanggup untuk bekerja. Tenaga kerja meliputi
mereka yang bekerja untuk upah atau gaji maupun mereka yang bekerja untuk kepentingan
diri sendiri.Menurut Sadono Sukirno, jika dilihat dari tingkat keahlian dan pendidikannya
tenaga kerja dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
a. Tenaga kerja kasar, yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau berpendidikan
rendah dan tidak memiliki keahlian dalam sesuatu bidang pekerjaan, seperti pembantu, kuli
angkut, dan pesuruh.
b. Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pendidikan atau
pengalaman kerja, seperti montir mobil, tukang kayu, tukang memperbaiki TV dan radio.
c. Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki pendidikan yang tinggi dan ahli
dalam bidang-bidang tertentu, seperti, dokter, akuntan, ahli ekonomi dan insinyur.

Dalam era globalisasi, suatu perusahaan akan sukses di pasar bebas, jika perusahaan
memiliki daya saing yang tinggi. Daya saing yang tinggi akan ditentukan oleh efisiensi yang
tinggi. Selanjutnya, efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia
(tenaga kerja) yang profesional dan terampil.

Di Indonesia dengan jumlah penduduk 222 juta jiwa(berdasarka data Badan Pusat Statistik,
2005), masih belum memiliki sumber daya manusia berkualitas yang mencukupi kebutuhan
lapangan kerja. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberadaan tenaga kerja yang
ahli dan profesional masih langka. Hal ini dapat dilihat banyak tenaga ahli asing yang
bekerja di Indonesia. Banyak kebutuhan akan tenaga kerja yang tidak terpenuhi karena
tidak sesuai dengan kualifikasi yang diinginkan.

Hal ini menunjukkan adanya kelangkaan sumber daya manusia.Sebaliknya, di negara-


negara maju dan Timur Tengah terjadi kelangkaan tenaga kerja pada tingkat tenaga kerja
kasar dan tenaga kerja terampil. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka
menggunakan tenaga kerja dari Asia (Thailand, Filipina, Indonesia, dan Vietnam). Hal ini
menunjukkan bahwa kelangkaan tenaga kerja dapat terjadi pada semua tingkat keahlian
dan pendidikan bergantung pada tempat (negara) dan waktu tertentu.

Iklan (Tutup K!k 2x)


3. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal tidak terbatas berupa uang, tetapi dapat pula berupa barang modal,
seperti peralatan, mesin-mesin, dan bangunan. Modal dalam definisinya yang paling luas
adalah segala sesuatu yang sudah diproduksi yang akan digunakan untuk memproduksi
barang atau jasa lainnya. Barang-barang modal terdiri atas barang yang sangat berguna
dalam proses produksi. Seperti telah dikemukakan, barang modal terdiri atas mesin-mesin,
alat-alat besar, instalasi-instalasi pabrik, gedung-gedung, meja, jalan, jembatan, bangku,
dan alat-alat pengangkutan. Semuanya telah dibuat oleh manusia dan digunakan dalam
proses produksi sepanjang waktu.

Seperti sumber daya lainnya, sumber daya modal juga langka. Dalam kehidupan sehari-
hari, dapat dilihat banyak perusahaan yang gulung tikar karena kekurangan modal. Di
negara-negara tertentu, kemajuan ekonominya lambat karena kekurangan barang modal di
masyarakat yang bersangkutan. Banyak proyek pembangunan yang tertunda juga karena
terbatasnya modal. Jadi, kelangkaan modal bukan berarti modal yang ada sedikit, tetapi
karena adanya ketidakseimbangan akan kebutuhan modal dengan jumlah modal yang
tersedia.

4. Sumber Daya Kewirausahaan (Entrepreneurship)


Menurut Soeparman Soemahamidjaja, orang kali pertama yang menggunakan kata
“entrepreneurship” adalah Richard Cantillondalam ‘Essai sur la nature du commerce’
(1755), sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dengan
menetapkan harga pembelian untuk dijual secara partai besar maupun secara eceran,
namun dengan harga yang tidak pasti. Karakteristik dari seorang entrepreneurship
adalah“memikul beban ketidakpastian”.

5. Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi


Dalam hubungannya dengan manajemen, entrepreneurdapat diartikan sebagai orang yang
memiliki dan menggunakan sumber daya finansial (uang), bahan mentah (materials), dan
tenaga kerja untuk menghasilkan produk baru, bisnis proses produksi, atau pengembangan
organisasi usaha. Dengan demikian, seorang entrepreneurmemiliki kemampuan untuk
menciptakan produk baru dan berbeda dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa. Orang-orang yang memiliki
kualitas sebagai entrepreneurship ini jumlahnya terbatas atau langka.
MASALAH POKOK EKONOMI

1. Masalah Pokok Ekonomi Menurut Aliran Klasik


Dari keterbatasan sumber daya dan keinginan yang tidak terbatas muncullah masalah pokok ekonomi.
Masalah pokok ekonomi telah ada sejak dulu dan tetap ada hingga sekarang. Berikut ini kita akan
membahas masalah pokok ekonomi yang telah muncul sejak manusia hidup berkelompok atau
bermasyarakat berdasarkan tinjauan ekonom klasik.

Ekonom klasik diwakili oleh Adam Smith. Menurut Adam Smith kemakmuran tidak terletak pada emas,
melainkan pada barang-barang. Kemakmuran menunjukkan suatu keadaan yang seimbang antara
kebutuhan dengan benda pemuas kebutuhan. Proses untuk mencapai kemakmuran suatu masyarakat
tidaklah mudah. Hal inilah yang menjadi masalah pokok ekonomi di masyarakat.

Menurut teori ilmu ekonomi klasik, masalah pokok ekonomi masyarakat dapat digolongkan kepada tiga
permasalahan penting, yaitu masalah produksi, masalah distribusi, dan masalah konsumsi.

a. Masalah Produksi

Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia di tengah masyarakat. Karena
masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersedia pun beragam jenisnya sehingga
muncul permasalahan bagi produsen, yaitu brang apa saja yang harus diproduksi. Munculnya
pertanyaan tersebut di atas tidak lain karena hetergonnya masyarakat. Dengan demikian, tentu
menimbulkan permasalahan bagi produsen dan menimbulkan kekhawatiran apabila memproduksi suatu
barang tertentu, tetapi tidak dikonsumsi masyarakat.

b. Masalah Distribusi

Agar barang atau jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan sarana
dan prasarana distribusi yang baik. Contoh, hasil panen dari kebun memerlukan alat angkut yang
ditunjang prasarana jalan yang baik agar hasil panen cepat sampai ke tangan konsumen dan tidak
tertimbun di produsen.

c. Masalah Konsumsi

Hasil produksi yang telah didistribusikan kepada masyarakat idealnya dapat dipakai atau dikonsumsi
oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula. Persoalan yang
muncul apakah barang tersebut akan dikonsumsi dengan tepat oleh masyarakat yang benar-benar
membutuhkannya atau menjadi sia-sia karena tidak terjangkau oleh masyarakat sehingga proses
konsumsi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
2. Masalah Pokok Ekonomi Menurut Aliran Modern

Para ahli ekonomi modern sepakat bahwa dengan sumber daya yang tersedia, paling sedikit ada tiga
masalah pokok yang dihadapi setiap pereokonomian dan harus dipecahkan oleh masyarakat sebagai
subjek ekonomi.

a. Apa dan Berapa Banyak Barang atau Jasa yang akan Diproduksi?

Mengingat bahwa sumber produksi yang tersedia terbatas dan penggunaannya bersifat alternatif, maka
masyarakat harus menentukan jenis dan jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi. Masyarakat
dapat memilih satu atau beberapa jenis barang atau jasa yang akan diproduksi dengan perbandingan
tertentu. Pilihan yang dilakukan oleh masyarakat ini tentu yang dipandang paling menguntungkan dan
memberikan manfaat yang paling besar bagi masyarakat guna memenuhi kebutuhan.

Bisa saja suatu negara tertentu tidak memproduksi senjata, peluru nuklir atau bahkan komputer. Di sisi
lain, negara tersebut memproduksi banyak bahan pangan seperti gandum, beras, sayuran, dan buah-
buahan. Lalu dari mana senjata untuk angkatan perang? Dengan adanya kegiatan perdagangan
internasional kebutuhan akan senjata dapat dipenuhi dengan cara membeli dari negara yang
memproduksi senjata tersebut.

b. Bagaimana Cara Memproduksi Barang atau Jasa?

Pertanyaan ini menyangkut teknik produksi yang diterapkan dan kemampuan mengoptimalkan faktor-
faktor produksi atau sumber daya yang ada di dalam proses produksi. Dengan keterbatasan sumber
daya ekonomi yang tersedia, para produsen harus mampu menciptakan teknik produksi yang efisien.
Untuk itu, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi produksi perlu ditingkatkan.

c. Untuk Siapa Barang atau Jasa Dihasilkan?

Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa atau lapisan masyarakat mana yang menikmati barang
atau jasa yang diproduksi. Apakah setiap warga mendapat bagian yang sama atau berbeda?

Apakah barang atau jasa yang diproduksi hanya untuk orang kaya saja? Apakah pendapatan nasional
telah didistribusikan secara adil? Haruskah gaji para manajer sepuluh kali lipat dari gaji buruh? Apakah
proyek mobil murah dilaksanakan agar penduduk berpendapatan rendah dapat mengonsumsinya?
Semua pertanyaan tersebut menyangkut untuk siapa barang atau jasa diproduksi.
Ketiga pertanyaan di atas, yaitu apa - bagaimana - untuk siapa, bersifat fundamental dan kait-mengait
satu dengan yang lain serta selalu dihadapi oleh setiap negara, baik negara berkembang maupun negara
maju. Namun, tidak semua perekonomian dapat memecahkan ketiga masalah tersebut dengan cara
yang sama.

Biaya Peluang (opportunity cost)

Biaya peluang muncul, karena adanya pilihan yang dilakukan individu-individu, perusahaan, dan
masyarakat atas kelangkaan yang dihadapi. Seperti diketahui, sumber-sumber daya ekonomi yang
tersedia sangat terbatas, sehingga memaksa manusia untuk melakukan pilihan dalam kehidupannya.
Pilihan yang dibuat akan mengakibatkan pengorbanan pada pilihan yang lain, dan timbulah biaya
peluang.

Biaya peluang adalah biaya yang dikorbankan untuk menggunakan sumber daya bagi tujuan tertentu,
yang diukur dengan manfaat yang dilepasnya karena tidak menggunakannya untuk tujuan lain.
Sederhananya biaya peluang adalah biaya yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang lain.

Contohnya, ketika lulus SMA Farida mendapat dua tawaran pekerjaan. Tawaran pertama sebagai
pelayan toko di dekat rumah dengan gaji Rp. 400.000,- per bulan. Sedang tawaran lain sebagai pramusaji
si sebuah rumah makan di kotanya dengan gaji Rp. 900.000,- per bulan. Dengan beberapa
pertimbangan, diantaranya ingin dekat dengan keluarga, akhirnya Farida memutuskan bekerja sebagai
pelayan toko. Dengan mengambil keputusan sebagai pelayan toko, berarti Farida telah menghilangkan
peluang untuk bekerja sebagai pramusaji yang sebenarnya bisa memberikan pendapatan sebesar Rp
900.000,- per bulan. Dengan demikian, biaya peluang yang ditanggung Farida dengan memilih bekerja
sebagai pelayan toko adalah sebesar Rp.900.000,- per bulan.

Intinya dalam pengambilan keputusan biaya peluang tergantung pada tujuan dan situasi individu yang
bersangkutan.

Contoh lainnya :

Adi memiliki uang sebesar Rp. 700.000,-. Adi bermaksud untuk membeli pakaian model terbaru yang
harganya Rp. 250.000,- dan buku novel untuk melengkapi koleksi buku novelnya, berhubung hobi adi
adalah membaca. Dengan demikian beberapa kemungkinan Adi dalam membelanjakan uangnya
terpampang pada tabel simulasi biaya peluang berikut :
Dari keempat kombinasi diatas awalnya Adi akan mengambil pilihan A, karena ia akan mendapatkan 1
setel pakaian baru dan 11 buku novel koleksi baru serta masih memiliki uang sisa sebesar Rp. 10.000,-
yang akan ia pergunakan untuk membeli cemilan di rumah nanti malam. Namun karena ia melihat ada
pakaian gaun yang bagus dan harganya menarik yakni Rp. 250.000,- maka Adi memutuskan untuk
membelikan pacarnya Zaskia pakaian gaun tersebut. Sehingga adi hanya mendapatkan 2 stel pakaian
dan 5 buah koleksi novel baru. Dengan demikian biaya peluang untuk membeli baju gaun yang
ditanggung adi adalah seharga 11 -5 buku = 6 buku + Rp. 10.000,- atau setara Rp. 40.000,- x 6 = Rp.
240.000,- + Rp. 10.000,- = Rp. 250.000,-.

Dengan demikian kita dapat menarik kesimpulan beberapa point hal penting :

Biaya peluang muncul karena adanya hukum kelangkaan

Hukum kelangkaan mengharuskan kita untuk memilih atau menentukan prioritas dalam memenuhi
kebutuhan

Biaya peluang merupakan biaya yang dikorbankan untuk memperoleh sesuatu yang lain

Biaya peluang dapat dihitung dengan dua cara, yaitu :

Bila ada dua pilihan, biaya peuang dihitung dari nilai peluang yang dikorbankan atau yang tiak dipilih

Bila ada lebih dari dua pilihan, biaya peluang dihitung dari nilai peluang terbaik yang dikorbankan atau
yang tidak dipilih

A. Pengertian Sistem Ekonomi Menurut Pendapat Para Ahli - Terdapat pendapat para ahli yang
mendefinisikan pengertian sistem ekonomi yaitu sebagai berikut...

 Gilarso (1992: 486) : Menurut pendapat Gilarso, pengertian sistem ekonomi adalah
keseluruhan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku masyarakat (para produse,
konsumen, pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi
(produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga terbentuk satu kesatuan
yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.
 Gregory Grossman dan M. Manu : Menurut Gregory Grossman dan M. Manu, pengertian
sistem ekonomi adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdiri dari
atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta lembaga-lembaga ekonomi yang bukan saja
saling berhubungan dan berinteraksi melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling
menopang dan mempengaruhi.
 McEachern : Pengertian sistem ekonomi menurut McEachern adalah seperangkat mekanisme
dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana , dan untuk siapa barang dan jasa
diproduksi (what, how, dan for whom).
 Chestesr A Bermand : Menurut Chester A Bermand, pengertian sistem ekonomi adalah
suatu kesatuan yang terpadu yang secara kolestik yang di dalamnya ada bagian-bagian dan
masing-masing bagian memiliki ciri dan batas tersendiri.
 Dumatry (1996) : Pengertian sistem ekonomi menurut Dumatry adalah suatu sistem yang
mengatur dan terjalin hubungan ekonomi antar sesama manusia dengan seperangkat
kelembagaan dalam suatu ketahanan.

B. Fungsi Sistem Ekonomi - Sistem ekonomi memiliki banyak kegunaan yang fungsi sangat vital
bagi perekonomian suatu negara di seluruh dunia ini. Fungsi sistem ekonomi adalah sebagai
berikut...

 Sebagai penyedia dorongan untuk berproduksi.


 Berfungsi dalam mengkoordinasi kegiatan individu dalam suatu perekonomian.
 Sebagai pengatur dalam pembagian hasil produksi di seluruh anggota masyarakat agar dapat
terlaksana seperti yang diharapkan
 Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa berjalan dengan baik.

C. Macam-Macam Sistem Ekonomi - Terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang dianut di
berbagai negara di dunia ini antara lain sebagai berikut...

1. Sistem Ekonomi Tradisional : Sistem ekonomi tradisional ialah suatu sistem ekonomi dalam
organisasi kehidupan ekonomi berdasarkan kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun yang
mengandalkan faktor produksi apa adanya.

a. Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional

 Belum terdapat pembagian kerja yang jelas.


 Bergantung pada sektor pertanian/agraris.
 Memiliki ikatan tradisi sifatnya kekeluargaan, sehingga bersifat kurang dinamis.
 Teknologi produksi sederhana.

b. Kebaikan sistem ekonomi tradisonal

 Menimbulkan rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan masing-masing individu dalam


memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Pertukaran secara barter dilandasi rasa kejujuran daripada mencari keuntungan.

c. Keburukan sistem ekonomi tradisional

 Masyarakat dengan pola pikir statis


 Hasil produksi yang terbatas sebab hanya menggantungkan faktor produksi alam dan tenaga
kerja secara apa adanya.

2. Sistem Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis) : Sistem ekonomi terpusat adalah sistem


ekonomi di mana pemerintah memiliki kekuasaan yang dominan pada pengaturan kegiatan ekonomi.
Penguasaan dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dikerjakan
oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem ekonomi terpusat antara lain: Rusia, RRC,
dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).
Advertisement
a. Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat

 Seluruh kegiatan perekonomian diatur dan ditetapkan oleh pemerintah baik dari produksi,
distribusi, dan konsumsi serta penepatan harga
 Tidak ada kebebabasan dalam berusaha karena hak milik perorangan atau swasta tidak diakui
 Seluruh alat-alat produksi dikuasai oleh negara.

b. Kebaikan sistem ekonomi terpusat

 Pemerintah dapat melakukan pengawasan dan pengendalian dengan mudah


 Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan perekonomian.
 Kemakmuran masyarakat merata.
 Terdapat perencanaan pembangunan yang lebih cepat direalisasikan.

c. Keburukan sistem ekonomi terpusat

 Terdapat penindasan daya kreasi masyarakat sehingga hampir semua inisiatif, inovasi
diprakarsai oleh pemerintah.
 Terdapat pasar gelap yang diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu ketat oleh
pemerintah.
 Masyarakat tidak dijamin dalam memilih dan menentukan jenis pekerjaan serta memilih
barang konsumsi yang dikehendaki.
 Pemerintah bersifat paternalistis, artinya aturan ditetapkan oleh pemerintah seluruhnya benar
dan harus dipatuhi

3. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis): Sistem ekonomi liberal ialah sistem ekonomi berdasarkan
kebebasan seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat dalam kegiatan perekonomian tanpa adanya
campur tangan daripada pemerintah. Suatu kondisi dalam mana pemerintah benar-benar lepas
tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire. Negara-
negara penganut sistem ekonomi liberal antara lain: Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia,
Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia {yang|dengan} pernah menganut sistem ekonomi liberal pada
tahun 1950-an.

a. Ciri-ciri sistem ekonomi liberal

 Swasta/masyarakat diberikan banyak kebebasan dalam melakukan kegiatan perekonomian


 Memiliki kebebasan memiliki barang modal (barang kapital).
 Dalam melakukan tindakan ekonomi dilandasi atas semangat untuk mencari keuntungan
sendiri.

b. Kebaikan sistem ekonomi liberal

 Terdapat persaingan yang mendorong kemajuan usaha.


 Campur tangan pemerintah dalam kegiatan perekonomian ekonomi kecil sehingga
memberikan kesempatan lebih luas bagi pihak swasta.
 Produksi berdasar pada permintaan pasar ataupun kebutuhan masyarakat.
 Pengakuan hak milik oleh negara, memberikan mansyarakat semangat dalam berusaha.

c. Keburukan sistem ekonomi liberal

 Adanya praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan bagi pihak lemah.
 Dapat menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
 Timbulnya praktik yang tidak jujur yang dengan berlandas mengejar keuntungan sebesar-
besarnya, sehingga kepentingan umum biasa tidak diperhatikan atau dikesampingkan.
4. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem ekonomi yang di satu sisi pemerintah memberikan
kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha melakukan kegiatan ekonomi, akan tetapi disisi lain
pemerintah memiliki campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan menghindari penguasaan
secara penuh dari segolongan masyarakat pada sumber daya ekonomi.

a. Ciri-ciri sistem ekonomi campuran

 Adanya pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang menguasai hajat
hiduporang banyak yang dikuasai oleh negara.
 Terdapat campur tangan pemerintah terhadap mekanisme pasar melalui berbagai kebijakan
ekonomi
 Mekanisme kegiatan perekonomian teradalah campur tangan pemerintah dengan berbagai
kebijakan ekonomi.
 Hak milik perorangan diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentinga umum.

b. Kebaikan sistem ekonomi campuran

 Sektor ekonomi dikuasai oleh pemerintah yang bertujuan untuk kepentingan masyarakat.
 Hak individu/swasta diakui dengan jelas.
 Harga lebih mudah untuk dikendalikan.

c. Keburukan sistem ekonomi campuran

 Peranan pemerintah lebih berat dibandingkan dengan swasta.


 Timbulnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintah karena banyak sektor-
sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak pemerintah sedangkan sedikit sekali
pengawasannya

5. Sistem Ekonomi Pancasila: Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang didasari dari
jiwa ideologi Pancasila yang dalamnya terdapat makna demokrasi ekonomi yaitu kegiatan ekonomi
berdasarkan usaha bersama dengan asas kekeluargaan dan kegotong royongan dari, ole, dan untuk
rakyat dalam bimbingan dan pengawasan pemerintah.

a. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Pancasila - Ciri-ciri pokok sistem ekonomi Pancasila terdapat pada
UUD 1945 Pasal 33, dan GBHN Bab III B No. 14. Berikut ini ciri-ciri pokok sistem ekonomi Pancasila.

Pasal Perkara 33 Setelah Amandemen 2002

 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.


 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
 Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
 Perekonomian nasional diselenggarakan atas dasar demokrasi ekonomi secara prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,
serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal diatur dalam undang-undang.

GBHN Bab III B No. 14


 Pembangunan ekonomi didasarkan kepada demokrasi ekonomi menentukan masyarakat
memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan. Oleh karenanya maka pemerintah
berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi serta
menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan dunia usaha; sebaliknya dunia usaha
perlu memberikan tanggapan terhadap pengarahan dan bimbingan serta penciptaan iklim
tersebut dengan kegiatan {yang|dengan} nyata.

D. Faktor Penyebab Macam-Macam Sistem Ekonmi - Timbulnya beragam sistem ekonomi


tersebut dalam suatu negaa disebabkan karena beberapa faktor penyebab antara lain sebagai
berikut...

 Ada tidaknya campur tangan pemerintah pada kegiatan ekonomi.


 Terdapat pada sistem pemerintahan yang dijalankan suatu negara
 Kepemilikan negara terhadap faktor-faktor produksi.
 Sumber daya yang dimiliki dalam negara tersebut.

Perilaku Konsumen dan Produsen dalam Kegiatan


Ekonomi
A. Kegiatan Ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kalian sering mendengar perkataan ekonomi. Coba sebutkan,
apa saja yang mengandung perkataan ekonomi! Ya! Dapat juga ditambahkan, misalnya: kegiatan
ekonomi, pembangunan ekonomi, kesulitan ekonomi, dan banyak lagi. Dalam materi yang pertama, kita
membahas tentang pengertian kegiatan ekonomi. Apakah kegiatan ekonomi itu? Dengan melihat
kehidupan di lingkungan sekitarmu, kalian akan tahu apa kegiatan ekonomi itu!
Istilah ekonomi mula-mula berasal dari Yunani. Oikos berarti rumah tangga, dan nomos berarti
aturan. Perubahan kata ekonomis menjadi ekonomi mengandung arti aturan yang berlaku untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Dalam perkembangannya, kita mengenal
seorang tokoh sekaligus sebagai Bapak Ekonomi yaitu Adam Smith (1723-1790). Dalam bukunya An
Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of Nation, yang
diterbitkan pada tahun 1776. Secara sistematis untuk pertama kalinya Adam Smith menguraikan
kehidupan eknnomi secara keseluruhan serta menunjukkan bagaimana semua itu berhubungan satu
sama lain.
Ilmu ekonomi terkait erat dengan kemakmuran. Telah diketahui, bahwa ilmu ekonomi adalah
bahan kajian yang mempelajari upaya memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran. Kalau
begitu, jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut mengalami kemakmuran. Masyarakat
dikatakan makmur apabila semua kebutuhan materi dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan
tingkat kemakmuran dapat diukur dari banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak
barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
B. Perilaku Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Pengertian Konsumsi

Sebenarnya apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan konsumsi itu? Apakah dengan sekedar
makan nasi, kalian bisa dikatakan telah melakukan konsumsi? Seperti diketahui, motif utama
konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa adalah memperoleh kepuasan yang sebesar-besarnya.
Pada dasarnya, kepuasaan ini diperoleh karena adanya manfaat atau daya guna dari barang dan jasa.
Sepiring nasi yang kalian santap misalnya, dapat memberi rasa kenyang. Dengan menyantap nasi
tersebut, kalian telah menghabiskan manfaat atau daya guna nasi tersebut.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, secara singkat konsumsi sering diartikan sebagai kegiatan
memakai, meng- gunakan, memanfaatkan barang atau jasa. Dalam pengertian ekonomi, konsumsi
diartikan sebagai kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus habis.
2. Fungsi Konsumsi

Apa yang kalian tahu tentang fungsi konsumsi? Kegiatan-kegiatan konsumsi yang pernah
kalian lakukan pasti memiliki fungsi. Coba lakukan kegiatan konsumsi di kehidupanmu! Kemudian
pikirkan apa fungsi kegiatan konsumsi yang telah kalian lakukan. Dari situlah kalian akan tahu fungsi
konsumsi.

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh konsumen pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:

· Untuk memenuhi kebutuhan manusia.


· Memberikan kesenangan kepada manusia.
· Indikator untuk mengukur tingkat status sosial manusia.
· Menambah tingkat permintaan masyarakat.
Berbagai macam kebutuhan konsumsi sangat mempengaruhi tingkat permintaan kebutuhan tersebut
oleh masyarakat.Semakin banyak kebutuhan konsumsi yang diperlukan oleh konsumen, semakin
banyak pula permintaan barang kebutuhan yang dikeluarkan.
3. Tujuan Konsumsi

Jika kalian melakukan kegiatan konsumsi, misalnya membeli baju, apakah kalian dapat mengetahui
tujuan konsumsi yang kalian lakukan?
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia secara umum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup atau untuk memperoleh kepuasan sebesar-besarnya dan mencapai tingkat kemakmuran.Namun,
dengan adanya tingkatan/lapisan masyarakat yang berbeda-beda, tujuan konsumsi juga berbeda pula.
Pada masyarakat tradisional yang ditandai dengan peradaban yang belum maju dan kebutuhan
masih sederhana, kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Contohnya kehidupan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Pada masyarakat modern, tujuan konsumsi sudah berubah bukan hanya sekedar mempertahankan
hidup, tetapi lebih banyak diarahkan untuk kepentingan kesenangan atau prestise (harga
diri).Contohnya konsumsi barang mewah.
4. Utilitas (Utility) Barang dan Jasa

a. Barang dan Jasa


Di dalam teori ekonomi, benda-benda yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia
disebut barang. Syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu benda untuk dapat disebut barang
adalah dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Barang dan jasa dapat dibedakan berdasarkan ketersediaannya, berdasarkan daya tahannya, dan
berdasarkan penggunaanya, berdasarkan hubungannya dengan barang lain, berdasarkan jaminan, dan
dari proses pembuatannya.
1) Berdasarkan ketersediaan
2) Berdasarkan hubungannya dengan barang/jasa lain
3) Berdasarkan jaminan
4) Berdasarkan proses pembuatan
5) Berdasarkan daya tahan
6) Berdasarkan penggunaannya
b. Utilitas Barang/Jasa
Setiap hari dalam kehidupan, kalian memanfaatkan barang seperti tas, sepatu, televisi, jasa potong
rambut dan sebagainya. Mengapa barang/jasa tersebut kalian pakai? Karena barang/jasa berguna
bagi kalian. Namun, apa saja bentuk-bentuk kegunaan dari suatu barang/jasa yang sering kalian
gunakan? Jawabannya adalah sebagai berikut.
1) Time Utility (berguna karena waktu)
2) Place Utility (berguna karena tempat)
3) Form Utility (berguna karena bentuk)
4) Ownersheep Utility (berguna karena pemilikan)
5) Element Utility (berguna karena unsur)
5. Nilai Barang dan Jasa (Value of Good)

Barang dan jasa mempunyai nilai.Nilai dapat dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut.
· Nilai Pakai Objektif
Adalah kemampuan dari suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh nasi bagi setiap
penduduk Indonesia mempunyai nilai pakai objektif, sebab tanpa membeda-bedakan orangnya, setiap
penduduk Indonesia dapat memakan nasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya waktu lapar.
· Nilai Pakai Subjektif
Adalah arti yang yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu benda/jasa sehubungan benda/jasa
tersebut dapat dipakai memenuhi kebutuhan hidup pribadi pemakainya (unsur psikologis pemakainya.
Unsur psikologis pemakai adalah kepercayaan pemakai terhadap barang yang dipakainya.Misalnya
barang yang dianggap menjadi jimat, menimbulkan kekuatan supranatural, meningkatkan prestise atau
dapat memberikan kepuasan yang sangat mendalam bagi si pemakai. Contohnya benda antik, lukisan,
batu akik, model pakaian, dan kemenyan.
6. Bentuk-bentuk Perilaku Konsumsi

Bila dilihat dari segi pertimbangan rasional (akal sehat), perilaku konsumen dalam berbelanja
dibedakan menjadi dua macam: (1) perilaku konsumsi rasional; dan (2) perilaku konsumsi irasional.
1. Perilaku Konsumsi Rasional.
Adalah perilaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar) dalam mengkonsumsi
suatu produk. Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar pertimbangannya adalah sebagai
berikut.
a. Produk tersebut mampu memberikan kegunaan optimal (optimum utility) bagi konsumen.
Suatu pembelian dapat dikatakan rasional bila dalam membeli barang, darang tersebut benar-
benar dapat memenuhi kebutuhan kita. Semakin lama jangka waktu pemuasannya, maka akan semakin
baik. Misalnya, akan lebih baik jika kita membeli pakaian yang dapat digunakan dalam banyak acara
daripada membeli pakaian yang hanya bisa digunakan dalam satu acara.
b. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen.
Butuh tidaknya kita akan barang tersebut dapat dilihat dari posisi barang tersebut dalam skala
prioritas kita. Bila manusia membeli barang yang ada di posisi paling atas dalam skala prioritas,
berarti manusia telah melakukan tindakan konsumsi yang rasional.
c. Mutu produk terjamin.
Bagaimana kita tahu mutu produk itu terjamin? Bila barang tersebut merupakan makanan, barang
tersebut sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Bagi kaum muslim, suatu produk dapat terjamin
bila telah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
d. Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen yang membeli.
Suatu pembelian dapat dikategorikan sebagai rasional, bila ada kesesuaian antara harga yang
harus dibayar dan uang yang dimiliki.
2. Perilaku Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional)
Sebuah tindakan dalam berbelanja dapat dikatakan tidak rasional bila seorang konsumen
memutuskan membeli barang tanpa pertimbangan yang baik. Contoh perilaku konsumsi irrasional:
a. Membeli barang hanya karena tertarik dengan iklannya.
Banyak iklan yang menipu atau menyembunyikan informasi. Kalau kalian memperhatikan sebuah
iklan dan keesokan harinya kalian membeli barang karena barang itu kelihatan bagus di iklan, berarti
kalian termasuk konsumen yang irrasional.
b. Tertarik membeli barang hanya karena mereknya yang terkenal.
Banyak orang yang menganggap kalau mereka punya barang merek tertentu mereka akan dianggap
hebat. Namun, kalau kalian membeli jeans hanya karena mereknya yang terkenal tanpa meneliti dan
membandingkan kualitasnya dengan produk lain, maka perilakumu dapat dikatakan irrasional.
c. Membeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh bonus.
Pikirkanlah tujuanmu saat membeli barang obral atau barang yang ada bonusnya. Apakah kalian
membeli barang memang karena membutuhkan barang tersebut, ataukah karena obral? Karena bila
kalian membeli hanya untuk obral atau bonus, kalian dikategorikan sebagai konsumen yang irrasional.
d. Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena kebutuhan akan barang tersebut.
Memiliki baju yang bermerek mungkin terlihat keren di mata teman-temanmu. Tetapi bila baju
itu telah kalian kenakan, apakah teman-temanmu masih dapat mengenali mereknya sepintas lalu? Bila
demikian, apakah pengeluaranmu sebanding dengan penghargaan yang kalian peroleh?
C. Pola Perilaku Konsumen
Coba luangkan waktumu untuk mengamati kesibukan di pagi hari! Suasana pagi yang ramai dengan
kesibukan orang-orang yang ingin bergegas menuju tempat beraktivitas. Siapa sajakah mereka?
Bisakah kalian menemukan jawabannya? Betul! Mereka adalah pegawai yang menuju kantor, guru dan
murid yang tidak ingin terlambat masuk sekolah, serta para pembeli yang ingin berbelanja.
Aktivitas yang mereka lakukan merupakan perwujudan dari pilihan yang telah mereka ambil
dengan harapan dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan yang
optimal.
Bila kita amati lebih jauh, mereka adalah para konsumen. Kegiatan utama konsumen membeli
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sudut pandang ekonomi mikro, konsumen
memiliki pola tertentu dalam menjalankan kegiatannya. Berikut akan dibahas lebih dalam.
1. Pendekatan Teori

Kegiatan utama konsumen adalah membeli barang dan jasa dengan tujuan memperoleh kepuasan
(utility). Pola perilaku konsumen dalam membeli barang dan jasa tersebut dapat dijelaskan dengan
pendekatan:
1. Teori Kardinal
2. Teori Ordinal
3. Teori Atribut
Teori ke 2 dan 3 akan kalian pelajari di perguruan tinggi nanti. Sekarang kalian akan mempelajari
teori kardinal.
Untuk memahami teori kardinal perlu beberapa anggapan (asumsi) dasar, yaitu:
a. Kepuasan (utility) setiap konsumen dapat diukur dengan satuan tertentu. Sebagai contoh, apabila
kalian mengonsumsi sebatang coklat, maka kalian bisa menyatakan kepuasan yang kalian peroleh
sebesar misalnya 50 satuan utilitas. Lebih lanjut kepuasan konsumen dianggap bersifat dapat
dijumlahkan. Apabila bersama coklat kalian juga mengonsumsi makanan kecil yang kalian nilai memberi
kepuasan 25, maka kepuasan total kalian akan menjadi 50 + 25 = 75 satuan kepuasan.
b. Dalam setiap kegiatan konsumsi berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility yaitu semakin banyak
unit barang yang dikonsumsi maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap
suatu tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun.
c. Konsumen selalu berusaha mendapatkan kepuasan maksimum.
d. Konsumen menggunakan seluruh anggaran yang dimilikinya.
2. Teori Nilai Konsumen

Pada halaman sebelumnya, kita telah membahas tentang pendekatan teori kardinal yang di
dalamnya telah disinggung mengenai marginal utility, law of diminishing marginal utility, dan total utility.Di
dalam teori nilai konsumen, akan dibahas secara lebih lanjut!
Dalam ilmu ekonomi, berbagai keputusan yang diambil oleh konsumen dalam melakukan konsumsi
dijelaskan dengan teori nilai guna. Nilai guna atau utilitas berarti kepuasan yang diperoleh konsumen
dari konsumsi suatu barang atau jasa. Nilai guna total seorang konsumen biasanya meningkat saat ia
mengkonsumsi suatu produk dalam jumlah yang semakin meningkat, namun pada tingkat yang
umumnya lebih lambat. Artinya, setiap unit tambahan yang dikonsumsi menambahkan nilai guna
marjinal yang lebih kecil dibandingkan dengan unit sebelumnya, sejalan dengan kejenuhan individu
bersangkutan terhadap produk tersebut. Pada umumnya, kita dapat menggolongkan teori nilai guna ke
dalam empat macam sebagai berikut.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
· Faktor Internal
1. Pendapatan
Pendapatan konsumen berpengaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi
pendapatan konsumsi, konsumsi cenderung semakin besar pula. Sebaliknya, konsumen yang
berpendapatan rendah biasanya tidak akan banyak melakukan kegiatan konsumsi karena daya belinya
juga rendah. Pendapatan dan konsumsi dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
2. Motivasi
Setiap orang mempunyai motivasinya sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan konsumsi. Ada
yang melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar diperlukan. Namun ada pula
orang yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang lain, padahal sebenarnya ia tidak
membutuhkannya. Sebagian lain mengkonsumsi barang/jasa tertentu demi memperlihatkan status
sosial/gengsi. Misalnya seorang siswa membeli handphone keluaran terbaru agar dianggap keren oleh
teman-temannya.
3. Sikap dan kepribadian
Sikap dan kepribadian individu juga mempengaruhi perilaku konsumsinya. Orang yang hemat
hanya akan membeli barang-barang yang telah direncanakan, sementara orang yang boros seringkali
membeli barang-barang diluar perhitungannya. Orang yang menyukai barang kuno akan berani
membeli barang itu dengan harga tinggi, sementara orang yang tidak menyukai barang kuno tidak
akan membeli barang itu meskipun diberi gratis.
4. Selera
Masing-masing individu mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih berbagai jenis
barang/jasa. Ini juga berpengaruh terhadap pola konsumsi. Misalnya, meskipun sama-sama remaja,
kalian dan teman-temanmu memiliki selera yang berbeda dalam pemilihan benda konsumsi. Dalam hal
celana, misalnya. Temanmu mungkin menyukai jins sementara kalian menyukai celana kargo.
· Faktor Eksternal

1. Kebudayaan
Kebudayaan yang terdapat di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat di
daerah tersebut.Di Jepang dan Cina, orang makan dengan menggunakan dengan menggunakan sumpit.
Sementara di negara barat, sendok dan garpu sering ditemani pisau. Bagaimana dengan kalian sebagai
orang Indonesia? Apakah kalian makan dengan cara orang barat, cara orang Cina atau makan dengan
menggunakan tangan?
2. Status Sosial
Status/posisi seseorang di dalam masyarakat dengan sendirinya akan membentuk pola konsumsi
orang tersebut. Konsumsi seorang presiden, raja, atau menteri sudah jelas berbeda dengan konsumsi
sopir, tukang kayu, atau pengusaha kecil. Bagi tukang kayu, makan nasi dan tempe sudah cukup.
Namun bagi seorang konglomerat, harus ada pilihan lauk hingga lima macam dan tempatnya harusnya
mewah.
3. Harga Barang
Sudah menjadi hukum ekonomi bahwa bila harga barang naik, konsumsi akan menurun, dan bila harga
barang rendah, konsumsi akan tinggi. Ini juga berlaku untuk tingkat harga barang substitusi, seperti
yang sudah yang diuraikan dalam pembahasan tentang hukum permintaan dan penawaran.
Pengertian Permintaan, Penawaran, Hukum Permintaan dan Penawaran Dan Harga Keseimbangan

Di setiap transaksi perdagangan dalam ekonomi pasti terdapat suatu permintaan (demand), penawaran
(supply), harga dan kuantitas akan suatu barang atau jasa yang saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya. Permintaan dan penawaran akan saling bertemu dan akan membentuk satu titik pertemuan
dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang).

Berikut sedikit penjelasan tentang permintaan, penawaran, hukum permintaan dan penawaran, faktor
yang mempengaruhi permintaan dan penawaran serta tentanh harga keseimbangan.

Pengertian Permintaan (demand) dan Penawaran (supply)

Permintaan dan penawaran dalam ilmu ekonomi, adalah merupakan suatu penggambaran atas
hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual terhadap suatu barang.

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu
tertentu

Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di
pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli
dan penjual, serta interaksi mereka di pasar. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model
dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga
akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang
ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.
Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang
kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.

Hukum Permintaan dan Penawaran

Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau
pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan
semakin sedikit dan sebaliknya.

Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang
ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki
terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang
dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa
menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya
mahal.

Hukum permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif
antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang
diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian
hukum permintaan berbunyi:

“Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan
sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.”

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku
jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah (dianggap tetap).

Hukum penawaran

Bahwa semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin
rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Inilah yang disebut hukum
penawaran. Hukum penawaran menunjukkan keterkaitan antara jumlah barang yang ditawarkan
dengan tingkat harga. Dengan demikian bunyi hukum penawaran berbunyi:

“Semakin tingi harga, semakin banyak jumlah barang yang bersedia ditawarkan. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat harga, semakin sedikit jumlah barang yang bersedia ditwarkan.”

Hukum penawaran akan berlaku apabila faktor-faktor lain yang memengaruhi penawaran tidak berubah
(ceteris paribus).

Faktor – faktor yang mempengaruhi Permintaan dan Penawaran

Tingkat permintaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang selalu mengikutinya, antara lain adalah
: perilaku/selera konsumen, ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap,
pendapatan/penghasilan konsumen, perkiraan harga di masa depan dan banyaknya/intensitas
kebutuhan konsumen.

Sedangkan pada tingkat penawaran akan dipengaruhi antara lain oleh : biaya produksi dan teknologi
yang digunakan, tujuan dari suatu Perusahaan, pajak, ketersediaan dan harga barang
pengganti/pelengkap dan prediksi/perkiraan harga di masa depan.

Penentuan Harga Keseimbangan

Harga keseimbangan atau harga ekuilibrium dalam ekonomi adalah merupakan harga yang terbentuk
pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas
keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual
(produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini
telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli
dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan
berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah
perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu, harga merupakan
nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga
keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses
mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan
penjual dengan penawarannya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat diartikan harga yang terbentuk pada
titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas
keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual
(produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini
telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli
dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Menentukan Keadaan Keseimbangan Dengan Matematik

Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan
permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.

CONTOH :

Persamaan permintaan : Qd = 1.500 – 0,001 Pq

Persamaan penawaran : Qs = -100 + 0,001 Pq

Syarat keseimbangan adalah permintaan sama dengan penawaran atau Qd = Qs.

1.500 – 0,001 P = -100 + 0,001 Pq

1.500 + 100 = 0,001 P + 0,001 Pq

1.600 = 0,002 Pq

Pq = 800.000 ( harga keseimbangan / harga pasar).

Pasar Output dan Pasar Input


Pengertian dan Macam Pasar Output

Pasar output adalah pasar yang memperjualbelikan barang dan jasa yang merupakan output (hasil) dari kegiatan
produksi. Berikut ini percakapan yang menggambarkan sebagian fenomena dari pasar output.

Pasar Sepatu dan Listrik

Dini : Benar-benar gawat Fan!

Fani : Kenapa, Din? Ada yang tidak beres?


Dini : Betul, Fan. Tahu tidak, harga sepatu kesayanganku sekarang naik

lagi.

Fani : Itu sih masalah kecil, Din. Kamu tinggal ganti merk. Kan ada banyak

merk sepatu di pasar. Tinggal pilih saja yang mirip dengan sepatu

kesayanganmu.

Dini : Kamu benar juga ..., tapi ngomong-ngomong kalau tarif listrik naik

terus, apakah kita bisa pindah sambungan listrik, Fan?

Fani : Inginnya sih begitu. Apalagi ibuku sering mengeluh. Maklum

keluargaku kan bukan keluarga kaya. Hanya kata kakakku, memang

mau pindah ke mana, apa mau disambungkan ke telingaku? He..he....

Kalaupun tarif listrik naik terus kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kan

perusahaan penghasil listrik cuma satu. Tapi setelah dipikirkan, ada

hikmahnya juga Din..., keluargaku jadi pandai menghemat listrik.

Dini : Begitu ya ..., jadi lebih enak kalau harga sepatu yang naik .... Kita

bisa bebas pindah ke merk sepatu yang lain.

Fani : Betul ..., karena pasar sepatu berbentuk persaingan monopolistik.

Dini : Terus kalau listrik bentuk pasarnya apa?

Fani : Menurut teori sih namanya monopoli, karena penjualnya hanya satu.

Dini : Kamu kok bisa pintar begitu, Fan. Memang kamu baca di mana

teorinya?

Fani : Ya di buku ini. Kalau tidak percaya, baca saja sendiri.


Pasar output memiliki dua macam struktur pasar, yakni pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak
sempurna. Pasar persaingan monopolistik dan pasar monopoli, seperti yang disinggung dalam percakapan pada
ilustrasi di atas adalah bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna. Apa perbedaan pasar persaingan sempurna
dengan pasar persaingan tidak sempurna? Di mana letak perbedaannya?

Pengertian dan Macam Pasar Input


Pasar input atau pasar faktor produksi adalah pasar yang memperjualbelikan faktor-faktor produksi. Atau, bisa juga
diartikan sebagai pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran faktor-faktor produksi. Permintaan faktor
produksi umumnya berasal dari perusahaan, sedangkan penawaran faktor produksi umumnya berasal dari rumah
tangga. Dalam kenyataan, permintaan terhadap faktor-faktor produksi bisa berubahubah, yaitu naik atau turun.

Faktor-faktor yang memengaruhi naik turunnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi di antaranya, sebagai
berikut.

1. Perubahan harga faktor produksi. Bila harga faktor produksi naik maka permintaan terhadap faktor produksi akan
turun. Bila harga factor produksi turun maka permintaan terhadap faktor produksi akan naik.

2. Perubahan teknologi. Teknologi yang semakin maju akan meningkatkan permintaan terhadap faktor produksi.
Kemajuan teknologi mampu menghadirkan mesin-mesin yang dapat membuat barang dengan cepat, murah, dan
banyak sehingga mendorong pengusaha meningkatkan jumlah produksi. Kemajuan teknologi akhirnya cenderung
menggeser kurva permintaan faktor produksi ke kanan yang menunjukkan meningkatnya permintaan terhadap faktor
produksi secara keseluruhan.

3. Perubahan permintaan barang jadi. Bila permintaan barang jadi meningkat maka permintaan terhadap faktor
produksi akan naik. Mengapa demikian? Karena barang jadi dibuat dari kombinasi factor produksi. Sebaliknya, bila
permintaan barang jadi menurun maka permintaan terhadap faktor produksi juga menurun.

4. Perubahan permintaan faktor produksi komplementer. Bila permintaan terhadap faktor produksi komplementer
meningkat maka permintaan terhadap faktor produksi pasangannya juga meningkat. Sebaliknya, bila permintaan
terhadap faktor produksi komplementer menurun maka permintaan terhadap faktor produksi pasangannya juga
menurun.

5. Perubahan keuntungan produksi. Bila keuntungan yang diterima produsen meningkat tajam, umumnya akan
mendorong produsen memperbanyak jumlah produk atau memperluas usaha di bidang lain.
Kedua hal tersebut pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap faktor produksi. Demikian pula
sebaliknya, bila keuntungan yang diterima produsen menurun tajam maka permintaan terhadap faktor produksi akan
menurun.

Seperti halnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi maka penawaran terhadap faktor-faktor produksi pun bisa
naik dan turun.

Faktorfaktor yang memengaruhi naik dan turunnya penawaran terhadap factor produksi, di antaranya sebagai
berikut.

1. Perubahan harga faktor produksi. Bila harga faktor produksi naik maka penawaran terhadap faktor produksi akan
naik. Dan bila harga factor produksi turun maka penawaran terhadap faktor produksi akan turun.

2. Jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang tinggi umumnya juga memiliki jumlah tenaga kerja (penduduk yang
siap kerja yang berusia 15 s.d. 64 tahun) yang tinggi pula. Dengan demikian, semakin tinggi jumlah penduduk,
semakin tinggi pula penawaran faktor produksi tenaga kerja.

3. Jumlah produksi modal-barang. Ada dua macam faktor produksi modal, yakni modal barang dan modal uang.
Bila produksi modal barang (misalnya, mesin-mesin) meningkat maka penawaran modal barang juga akan
meningkat.

4. Sifat faktor produksi alam. Ada dua sifat faktor produksi alam. Pertama, dapat diperbarui (seperti hutan, tanaman,
sawah, dan tanaman kebun). Kedua, tidak dapat diperbarui (seperti hasil-hasil tambang: minyak bumi, emas, timah,
dan lain-lain). Bila faktor produksi alam bersifat tidak dapat diperbarui maka suatu saat penawarannya akan terus
menurun, bahkan nol (habis).

5. Jumlah pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan bisa berbentuk formal (resmi, melalui sekolah) dan
informal (tidak resmi, melalui keluarga dan masyarakat). Pendidikan kewirausahaan bisa memunculkan banyak
wirausahawan yang tangguh. Semakin banyak pendidikan kewirausahaan, akan semakin banyak pula penawaran
factor produksi wirausaha. Belakangan ini di kota-kota besar banyak muncul sekolah bisnis yang mengajarkan
kewirausahaan.

6. Corak sosiobudaya masyarakat tertentu. Pada kelompok masyarakat tertentu, penawaran faktor produksi tenaga
kerja didominasi oleh pria karena pada masyarakat tersebut wanita dilarang bekerja di luar rumah.
Sebaliknya, di masyarakat tertentu lainnya penawaran tenaga kerja didominasi oleh wanita karena pada masyarakat
tersebut wanita dituntut bekerja dibanding pria. Hal demikian tentu akan memengaruhi tinggi rendahnya penawaran
tenaga kerja, bila dibandingkan dengan masyarakat yang memberikan kebebasan bagi pria dan wanita untuk bekerja.

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

1. Pembangunan Ekonomi adalah segala proses yang ditujukan untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto
suatu negara melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Pembangunan Ekonomi ditujukan untuk mencapai
Pertumbuhan Ekonomi.
2. Ciri-Ciri Pembangunan Ekonomi :
 Adanya perubahan struktur perekonomian, dari perekonomian bercorak Agraris / Pertanian menjadi
Perekonomian Industri / Jasa
 Adanya peningkatan pendapatan per kapita dan pendapatan nasional disertai dengan Pemerataan /
Distribusi Pendapatan
 Adanya penguasaan terhadap berbagai teknologi serta munculnya inovasi – inovasi baru
3. Tujuan Pembangunan Ekonomi
 Mengacu pada pertumbuhan Ekonomi
 Meningkatkan pendapatan per kapita
 Melakukan distribusi pendapatan untuk pemerataan
 Menghapus Kesenjangan Sosial
4. Menurut Prof. Denis Goulet, ada 3 nilai inti pembangunan ekonomi, yaitu :
5. Harga Diri. Pembangunan Ekonomi dilakukan agar suatu negara memiliki harga diri karena mampu
menyetarakan kemampuannya dengan negara-negara lain serta mampu untuk mendukung kehidupan
rakyatnya.
6. Rejeki Kehidupan. Pembangunan Ekonomi dilakukan sehingga masyarakat di suatu negara mendapatkan
rejeki ( pendapatan) yang memadai dan mampu untuk menyokong hidupnya
7. Kebebasan dari Perbudakan. Kebebasan dari Perbudakan berarti juga kebebasan dari Kemiskinan dan
Kebodohan. Pembangunan Ekonomi ditujukan agar masyarakat menjadi semakin berkembang misalnya
memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anaknya agar bebas dari kebodohan dan kemiskinan di masa
depan.
8. Menurut Dudley Seers, pembangunan ekonomi harus mencakup 3 aspek berikut yaitu :
9. Peningkatan Pendapatan per Kapita ( Penurunan Kemiskinan )
10. Penghapusan kesenjangan sosial
11. Pengurangan jumlah pengangguran
12. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembangunan Ekonomi :
 Tanah dan Kekayaan Alam
 Kualitas dan Kuantitas Penduduk dan Tenaga Kerja
 Sistem Sosial dan Budaya Masyarakat
 Kepemilikan atas barang modal dan penguasaan teknologi
7. Indikator Keberhasilan Pembangunan Ekonomi terbagi menjadi 3, yaitu :
8. Indikator Moneter yang terbagi lagi menjadi 2
 Pendapatan per Kapita
 Net Economic Welfare / Tingkat Kesejahteraan Hidup Bersih
1. Indikator Non-Moneter yang terbagi 2 :
 Indikator Sosial
 Indeks Kualitas Hidup / IKH
1. Indikator Campuran yang terbagi 2 :
 Indikator Susenas Inti ( dibuat oleh Badan Pusat Statistik )
 Human Development Index / Indeks Pembangunan Manusia
Diluar Indikator diatas ada pula indikator lain yaitu Garis Kemiskinan / Poverty Line dan Basic
Minimum Needs.

8. Masalah-Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang


Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang selalu terhambat oleh masalah-masalah yang
sudah berakar dan mendarahdaging di semua negara berkembang. Masalah-masalah tersebut
antara lain :

 Ketergantungan pada sektor pertanian primer


 Kualitas hidup yang sangat rendah
 Produktivitas tenaga kerja yang rendah
 Kurangnya informasi
 Tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi
 Ketergantungan pada negara maju dan kerentanan dalam Hubungan Internasional
9. Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Indonesia membuat rencana 5 tahunan untuk pembangunan Ekonomi yang disebut sebagai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah / RPJM. RPJM diprogramkan mulai dari tahun 2005
sampai dengan tahun 2025.

 RPJM 1 ( 2005 – 2009 ) Melakukan penataan ulang terhadap sistem perekonomian di wilayah Indonesia
untuk mewujudkan Indonesia yang aman, damai, adil, demokratis dan meningkatkan kesejahteraan serta
kemakmuran rakyat
 RPJM 2 ( 2010 – 2014 ) Memantapkan proses penataan ulang dengan meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia dan pengembangan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 RPJM 3 ( 2015 – 2019 ) Melakukan penyempurnaan terhadap penataan ulang dan memfokuskan
pembangunan pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang didukung dengan pengembangan
IPTEK untuk meningkatkan daya saing perekonomian negara
 RPjm 4 ( 2020 – 2025 ) Mencapai Indonesia yang MANDIRI, MAJU, ADIL, dan MAKMUR dengan
mencapai tingkat tertinggi dari daya saing kompetitif perekonomian yang didukung oleh pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Sumber Daya Manusia yang kompeten dan berdaya saing.
10. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi – Suatu keadaan dimana telah terjadi peningkatan Produk Domestik
Bruto di suatu wilayah tanpa memperhatikan apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk.
11. Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi – Merupakan suatu proses

Pertumbuhan Ekonomi – Merupakan suatu keadaan

Pembangunan Ekonomi lebih luas dan memperhatikan seluruh proses serta perubahan yang
terjadi, sementara Pertumbuhan Ekonomi hanya terfokus pada peningkatan sarana dan prasarana
tanpa memperhatikan struktur, proses, dan perubahan yang terjadi.

12. Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan Ekonomi dapat diukur dengan menggunakan PDB / Produk Domestik Bruto.
Rumus untuk menghitungnya adalah :

 Pt = PDBtahun ini – PDBtahun lalu / PDBtahun lalu x 100 %


13. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Ada berbagai teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh para ahli, dan berikut adalah
beberapa diantaranya

 Teori Klasik ( Adam Smith dan David Ricardo ) Menyatakan bahwa Pertumbuhan Ekonomi didukung
oleh 4 faktor yaitu :
 Jumlah Penduduk
 Luas tanah dan Kekayaan alam
 Penerapan teknologi
 Ketersediaan / kepemilikan / tersedianya barang modal
Menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi maksimal terjadi ketika jumlah penduduk tidak terlalu
besar dengan besar modal dan luas tanah yang masih cukup luas. Stationary State ( Keadaan
Stagnan ) dimana pertumbuhan ekonomi tidak berkembang maksimal terjadi ketika produktivitas
mengalami penurunan.

 Teori Schumpeter, menekankan peranan besar dari wirausahawan dan businessman terutama dalam
pembentukan modal. Menurut Schumpeter, ada 2 bentuk investasi / penanaman modal yang dilakukan
oleh wirausahawan / businessman yaitu
 Investasi Otonom, investasi yang dilakukan karena memang dibutuhkan penanaman modal untuk
melakukan inovasi
 Investasi Terpengaruh, investasi yang dilakukan karena adanya pengaruh dari pertumbuhan ekonomi
positif di suatu negara sehingga mendorong para wirausahawan untuk melakukan investasi
Menurut Schumpeter, peran wirausahawan sangat besar karena ketika mereka melakukan
penanaman modal ataupun investasi mereka telah melakukan perluasan di perusahaan mereka
sehingga memungkinkan terbentuknya lapangan pekerjaan yang lebih luas bagi masyarakat.

 Teori Neoklasik, terbagi 2 yaitu Teori Harrod Domar dan Teori Solow
Teori Harrod-Domar

Teori Harrod Domar menggunakan 4 asumsi :

 Barang Modal telah Digunakan Secara Penuh


 Besarnya tabungan proporsional dengan fluktuasi pendapatan nasional
 Rasio jumlah modal dan barang yang diproduksi tetap
 Perekonomian hanya terdiri dari 2 sektor ( Perekonomian Tertutup )
Teori Solow, teori menyatakan bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi pertumbuhan Ekonomi
yaitu :

 Pertumbuhan Penduduk
 Pertumbuhan Teknologi
 Pertumbuhan Modal
 Teori Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Teori Pertumbuhan Ekonomi Rostow menjelaskan tahap – tahap ataupun level – level yang
dilalui oleh negara-negara dalam mengalami pertumbuhan Ekonomi, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Masyarakat Tradisional dengan ciri :


 Masih menggunakan cara-cara tradisional dalam berproduksi
 Hanya bisa menghasilkan sedikit barang dan jasa untuk keperluan rumah tangga sendiri
 Masih memproduksi barang-barang tradisional dan banyak bergantung pada alam
1. Tahap Masyarakat Transisi
 Mulai memiliki pemikiran untuk mengubah struktur perekonomian
 Adanya perubahan struktur di lembaga-lembaga yang beroperasi di masyarakat
 Mulai dibuatnya rencana yang kokoh dan matang untuk perekonomian
1. Tahap Lepas Landas
 Terjadinya proses produksi dan peningkatan perekonomian secara terus menerus
 Produksi meningkat 10% dari Pendapatan Nasional Netto
 Lembaga-lembaga masyarakat mulai berfungsi dengan baik
 Adanya kestabilan Sosial Politik
1. Tahap Menuju Kedewasaan
 Adanya tenaga profesional di semua bidang
 Sektor agraris digantikan oleh sektor industri dan jasa
 Pemakaian manajer di perusahaan perusahaan bukan lagi pemilik perusahaan itu sendiri tapi memakai
orang-orang yang memang kompeten yang dipekerjakan oleh perusahaan
1. Tahap Konsumsi yang Tinggi
 Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan masyarakat adalah untuk meningkatkan nilai / arti hidup sehingga
lebih banyak memuaskan kebutuhan Tersier
 Produksi berjalan dengan lancar dan baik
 Adanya keinginan untuk melakukan pemerataan di semua wilayah

Masalah-Masalah yang Dihadapi Pemerintah di Bidang Ekonomi


April 4, 2013

BY ULFFAA

Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalah-masalah mikro seperti kekakuan harga, monopoli
dan eksternalitas yang memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam
lingkup ekonomi makro yang memerlukan kebijakan pemerintah. Permasalahan ekonomi makro
Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Inflasi yang tidak terkendali,
ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri merupakan beberapa masalah pemerintah dalam
bidang ekonomi makro.

1. Masalah Kemiskinan

Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya Program Inpres
Data Tertinggal (IDT), pemberian kredit untuk para petani dan pengusaha kecil berupa Kredit Usaha Kecil
(KUK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program bapak Angkat,
Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) dan program wajib belajar.

2. Masalah Keterbelakangan
Jika ditinjau dari segi penguasaan teknologi, indonesia masih dikategorikan negara berkembang. Ciri lain
negara adalah rendahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan
pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat,
rendah tingkat keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurang modal, kurangnya
produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat manajemen usaha. Untuk mengatasi keterbelakangan
ini, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, melakukan pertukaran tenaga ahli, melakukan
transfer teknologi dari negara-negara maju.

3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja

masalah lain yang dihadapi Indonesia dalan pembangunan di bidang eknomi adalah masalah lapangan
kerja dan pengangguran. Masalah ini saling berhubungan satu sama lain. Masalah pengangguran timbul
karena terjadi ketimpangan antara jumlah angkatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah
pengangguran dan terbatasnya kesempatan kerja, pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja
sehingga tenaga kerja memiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan
investasi-investasi baru, terutama bersifat padat karya(labour intensive), pemberian penyuluhan dan
informasi yang cepat mengenai lapangan kerja.

4. Masalah Kekurangan Modal

Kekurangan Modal adalah satu ciri penting setiap negara yang memulai proses pembangunan.
Kekurangan ini bukan saja menghambat kecepatan pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan
tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut untuk lepas dari kemiskinan.masalah kemiskinan,
keterbelakangan, pengangguran dan kekurangan modal yang terjadi disuatu negara berkembang
disebabkan oleh lingkaran yang sulit diputuskan. Lingkaran keterbelakangan dan kemiskinan tersebut
adalah pendapatan rendah menyebabkan kemampuan investasi rendah, investasi rendah menyebabkan
pemupukan modal rendah, modal rendah menyebabkan produktivitas rendah, produktivitas rendah
menyebabkan pendapatan rendah dan seterusnya berputar tanpa terputus. Untuk mengatsi masalah-
masalah tersebut, pemeritah harus melakukan suatu program besar sehingga dapat memutuskan
lingkaran setan, misalnya melalui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih
produktif.

5. Masalah Pemerataan Pendapatan

Masalah lain yang dihadapi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan ekonomi adalah masalah
pemerataan pembangunan. Pembangunan ekonomi Indonesia terkonsentrasi hanya di kota-kota besar
terutama di Pulau Jawa dan didominasi oleh kelomok tertentu. Pada hakikatnya, pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sehingga keberhasilan pembangunan nasional tidak
hanya diukur dengan keberhasilan dibidang ekonomi (secara materi).

6. Inflasi dan Tingkat Pengangguan yang Terus Meningkat

Inflasi atau kenaikan tngkat harga secara umum dan terus menurus bagi sebuah negara sebenarnya
merupakan hal yag wajar, selama tidak melebihi batas normal, berlangsung singkat dan masih dapat
terkendalikan oleh pemerintah. Inflasi ini dianggap berbahaya karena dapat menyebabkan dampak
negatif seperti menurunkan tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan dan
mengganggu stabilitas ekonomi. Seperti halnya inflasi, pengangguran yang terus meningkat merupakan
masalah bagi pebangunan ekonomi. Pengangguran yang terus meningkat biasanya berdampak buruk
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan stabilitas nasional.

7. Ketergantungan Terhadap Impor dan Utang Luar Negeri

Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintahdan sektor swasta terhadap impor dan utang luar
negeri merupakan masalah pembangunan. Impor yang tinggi jelas akan mengurangi cadangan devisa
negara. Jika cadangan devisa negara berkurang, stabilitas ekonomi nasional akan lemah. Utang luar
negeri masalah yang muncul adalah menyangkut beban utangnya, yaitu pembayaran bunga utang setiap
tahun dan pelunasan pokok utang luar negeri.

Ekonomi makro merupakan kegiatan perekonomian yang mempelajari secara keseluruhan, artinya dalam
cabang ilmu ekonomi makro menjelaskan perubahan ekonomi yang memengaruhi banyak masyarakat,
perusahaan, dan pasar. Dalam perkembangan Ekonomi Makro berkaitan dengan masalah ekonomi publik
(negara).

Aspek analisis dalam Ekonomi Mikro adalah sebagai berikut:

 Pendapatan nasional
 Investasi
 Kesempatan kerja
 Inflasi
 Neraca pembayaran
Ekonomi mikro merupakan kegiatan perekonomian yang mempelajari hanya pada bagian kecilnya, artinya
bagian kecilnya yaitu seperti perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan
kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Dalam perkembangan ekonomi mikro yang kini
telah melahirkan beragam teori dan konsep mengenai ekonomi regional, ekonomi manajerial, ekonomi
lingkungan, dan ekonomi sumber daya alam.

Dalam aspek analisis Ekonomi Mikro adalah sebagai berikut..

 Analisis biaya dan manfaat


 Teori permintaan dan penawaran
 Elastisitas
 Model-model pasar
 Industri
 Teori produksi
 Teori harga

Perbedaan Ekonomi Makro dan Mikro


Harga
Harga adalah nilai dari suatu komoditas atau barang tertentu saja
Harga adalah nilai dari suatu komoditas secara keseluruhan atau agregat

Unit analisis
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi yang melibatkan secara individual. Contohnya permintaan dan
penawaran, pasar, biaya dan laba atau rugi dari suatu perusahaan

Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara agregat atau keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional,
inflasi, deflasi, investasi, pertumbumhan ekonomi.

Tujuan analisis
Ekonomi mikro lebih memfokuskan terhadap tujuan analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya yang
dimiliki agar dapat tercapai kombinasi yang tepat.

Ekonomi makro lebih memfokuskan terhadap tujuan analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi yang
dilakukan terhadap perekonomian yang terjadi secara keseluruhan.

Demikianlah pengertian dan perbedaan dari ekonomi makro dan ekonomi mikro yang dapat kami sampaikan
kepada anda. semoga bermanfaat

Pendapatan Nasional

II. Pendapatan Nasional


1. Pengertian Pendapatan Nasional

Dalam ilmu ekonomi pendapatan nasional merupakan konsep yang menarik untuk
dipelajari. Setiap kegiatan ekonomi dalam suatu negara pasti berkaitan pendapatan
nasional. Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara juga dapat dilihat dari pendapatan
nasionalnya. Usaha-usaha pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara pasti
diarahkan untuk meningkatkan untuk menstabilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
suatu perekonomian dalam periode tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pasar. Setiap
negara memiliki suatu sistem perhitungan pendapatan nasional. Sistem tersebut
merupakan suatu cara mengumpulkan informasi perhitungan terhadap hal-hal sebagai
berikut.
a. Nilai berbagai ibarang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara
b. Nilai berbagai jenis pengeluaran atas produk nasional
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan
untuk menciptakan produk nasional tersebut.
2. Konsep-Konsep Pendapatan Nasional

a. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross


Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu negara dalam periode tertentu atau satu tahun termasuk barang dan jasa
yang diproduksi oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut dan oleh penduduk
negara lain yang tinggal di negara bersangkutan.
b. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
masyarakat suatu negara selama periode tetentu baik yang tinggal di dalam negeri
maupun di luar negeri.
c. Produk Nasional Netto (PNN) atau Net National Product (NNP)
Produk Nasional Neto adalah produk nasional bruto dikurangi penyusutan barangbarang
pengganti modal dalam proses produksi.
d. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) = NNI
Pendapatan Nasional Neto adalah produk nasional neto dikurangi dengan pajak tidak
langsung dan ditambah dengan subsidi
e. Pendapatan Perorangan (Personal Income = PI)
Pendapatan Perongan adalah seluruh jumlah seluruh penerimaan yang benar-benar
sampai di tangan masyarakat ditulis dalam rumus: PI = NNI = transfer payment –
(laba ditahan + iuran asudanri + iuran jaminan sosial + pajak perseorangan)
f. Pendapatan Disposable/ setelah pajak (Disposible Income)
Pendapatan Disposible adalah pendapatan perseorangan setelah dikurangi dengan pajak penghasilan.
Rumusnya: Disposible Income = Personal Income – Pajak Penghasilan.
g. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah keseluruhan dari nilai tambah bruto yang berhasil
diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada suatu wilayah selama periode tertentu.
II. Metode Perhitungan Pendapatan Naisonal
Ada beberapa pendekatan untu menghitung pendapatan nasional antara lain sebagai berikut:
1. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan Pendapatan (income a product) adalah suatu pendekatan dimana pendapatan nasional
diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberi
sumbangan terhadap proses produksi.
a. Kompensasi untuk pekerja
Pekerja mendapat upah dan gaji serta penerimaan lain, seperti pemberian tunjangan pensiun,
jaminan sosial, dan pendapatan lainnya.
b. Keuntungan Perusahaan
Merupakan pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan karena mengelola sumber daya yang
dimilikinya
c. Pendapatan Usaha Perorangan
Merupakan pendapatan yang diterima dari enggunaan tenaga kerja dan hasil usaha orangan, seperti
petani
d. Pendapatan Sewa
Merupakan balas jasa yang diberikan pada pemilik sumber daya yang digunakan untuk kegiatan
ekonomi
e. Bunga Netto
Bunga neto dibayar oleh perusahaan sikurangi dengan bunga uang diterima oleh perusahaan,
ditambah netto yang diterima dari luar negeri
Pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut
NI = Yw + Yr + Yi + Yp
Keterangan :
NI = Pendapatan Nasional
Yw = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
Yr = Pendapatan bersih dari sewa
Yi = Pendapatan dari bunga
Yp = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
2. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai tambah eluruh banda dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai sektor di dalam perekonomian.
Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlakan nilai pasar dari pengeluaran sektor rumah
tangga untuk barang konsumsi dan jasa (C) pengeluaran investasi (I), tabungan (S), pengeluaran
pemerintah (G), pengeluaran sektor ekspor impor (X-M)
Pendekatan ini dapat dirumuskan:
PDB = C + I + G + (X-M) atau
PDB = C + S + G + (X-M)
Keterangan :
PDB : Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
S : Tabungan
G : Pengeluaran pemerintah
X : Total Expor
M : Total Impor
Perhitungan Pendapatan Nasional
Produk Pamesti Bruto (PPB)
Dikurangi pendapatan netto luar negeri
Produk Nasional Bruto (PNB)
Penyusutan
Produk Nasional Netto (NNP)
Pajak tak langsung
Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Transfer payment

Dikurangi
Dana jamsos
Pajak penghasilan
Laba tak dibagi

Pendapatan Perseorangan (PI)


Pajak langsung
Pendapatan disposibel (DI)

Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional


Tujuan penghitungan pendapatan nasional untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara
dalam waktu satu tahun. Manfaat yang diperoleh dari penghitungan pendapatan nasional adalah
sebagai berikut:
Mengetahui dan menelaah kondisi atau struktur perekonomian
Dari perhitungan pendapatan nasional, kita dapat menggolongkan suatu negara sebagai negara
industri, pertanian atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya sektor-sektor industri, pertanian,
pertambangan, dan lain-lain. Berdasarkan pendapatan nasional dapat kita ketahui bahwa Indonesia
adalah negara pertanian atau agraris, sedang Amerika Serikat, negara-negara di Eropa dan Jepang
adalah negara Industri.
Menurut PBB, perekonomian suatu negara terdiri dari 11 sektor usaha, yaitu sebagai berikut:
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Listrik, gas, dan air minum
Bangunan
Perdagangan, hotel, dan restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Sewa rumah
Pemerintah dan pertahanan
Jasa-jasa lain
Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu
Data mengenai pendapatan nasional dibuat setiap tahun, maka kita dapat membandingkan besarnya
pendapatan nasional suatu negara dari tahun ke tahun. Perbandingan tersebut diharapkan dapat
memberikan informasi sebagai berikut.
Ada tidaknya kenaikan/penurunan perekonomian
Ada tidaknya perubahan struktur ekonomi
Pertambahan dan pengurangan kemakmuran materiil
Kenaikan atau penurunan pendapatan per kapita berdasakarn jumlah penduduknya.
Membandingkan perekonomian antarbangsa atau antar daerah
Data perhitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian
suatu negara dengan negara laindan antar satu daerah/provinsi dengan daerah/provinsi lain. Kita
dapat membandingkan pendapatan per kapita antara Amerika Serikat dengan Jepang dan antara Jawa
Tengah dengan Jawa Timur. Perbandingan ini berguna untuk menilai seberapa jauh kita tertinggal
atau lebih maju dibandingkan dengan negara lain yang yang lebih maju atau lebih terbelakang dari
kita.
Merumuskan kebijaksanaan pemerintah
Perhitungan pendapatan nasional berguna pula untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Seandainya kita menginginkan pertumbuhan produk nasional bruto setinggi 8%, maka perhitungan
pendapatan nasional inilah yang kita lihat. Dengan mengetahui proporsi masing-masing sektor,
pertanian 8% itu dialokasikan kepada sektor pertanian misalnya 5%, sektor industri 15%,
pertambangan 12% dan seterusnya.
Dari kecepatan pertumbuhan sektor pertanian dalam subsektor tanaman bahan makanan pemerintah
dapat menentukan kebijakan pengadaan pangan. Misalnya dapat tidaknya bahan makanan disediakan
dari produksi dalam negeri dan seberapa besar masih harus diimpor. Berdasarkan pendapatan per
kapita, pemerintah dapat pula menentukan kebijakan kependudukan dan penggunaan dana investasi.
Pendapatan Per kapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Adapun rumusnya sebagai berikut.
Pendapatan Per Kapita=(Pendapatan nasional)/(Jumlah penduduk)
Pendapatan per kapita terhitung secara berkala, biasanya per satu tahun.
Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain
Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lain
Sebagai data untuk kebijakan atau sebgai bahan baku pertimbangan mengambil kebijakan atau
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah ekonomi
Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara
Pendapatan per kapita sebagai barometer untuk mengukur taraf hidup rata-rata masyarakat suatu
negara masih ada kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan oleh berikut ini.
Tingginya pendapatan per kapita suatu negara dalam perhitungannya kurang memperhatikan aspek
pemerataan distribusi pendapatan dan harga barang keperluan sehari-hari
Tingginya pendapatan per kapita belum tentu mencerminkan secara realistis tingkat kesejahteraan
masyarakat, karena ada faktor-faktor lain yang sifatnya relatif atau sangat subjektif sehingga sulit
diukur tingkat kesejahteraannya.
Tingginya pendapatan per kapita tidak menjelaskan mengenai masalah pengangguran yang ada serta
berapa lama seseorang itu bekerja.
Berdasarkan Bank Dunia (World Bank) tingkat pendapatan per kapita suatu negara dibedakan menjadi
empat kelompok
Negara berpendapatan rendah (Low Income Economics)
Negara berpendapatan rendah yaitu negara yang memiliki PNB per kapita $ 675 atau kurang
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah (Lower Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah, yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per
kapita antara $ 675 – $ 2.695
Negara yang berpendapatan menengah tinggi (Upper Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah tinggi, yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita antara $
2.695 – $ 8.355
Negara yang berpendapatan tinggi (High Income Economics)
Negara yang berpendapatan tinggi yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita diatas $ 8.355
Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlakan nilai pasar dari pengeluaran sektor rumah
tangga untuk barang konsumsi dan jasa (C) pengeluaran investasi (I), tabungan (S), pengeluaran
pemerintah (G), pengeluaran sektor ekspor impor (X-M)
Pendekatan ini dapat dirumuskan:
PDB = C + I + G + (X-M) atau
PDB = C + S + G + (X-M)
Keterangan :
PDB : Produk Domestik Bruto
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
S : Tabungan
G : Pengeluaran pemerintah
X : Total Expor
M : Total Impor
Perhitungan Pendapatan Nasional
Produk Pamesti Bruto (PPB)
Dikurangi pendapatan netto luar negeri
Produk Nasional Bruto (PNB)
Penyusutan
Produk Nasional Netto (NNP)
Pajak tak langsung
Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Transfer payment

Dikurangi
Dana jamsos
Pajak penghasilan
Laba tak dibagi

Pendapatan Perseorangan (PI)


Pajak langsung
Pendapatan disposibel (DI)

Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional


Tujuan penghitungan pendapatan nasional untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan
mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara
dalam waktu satu tahun. Manfaat yang diperoleh dari penghitungan pendapatan nasional adalah
sebagai berikut:
Mengetahui dan menelaah kondisi atau struktur perekonomian
Dari perhitungan pendapatan nasional, kita dapat menggolongkan suatu negara sebagai negara
industri, pertanian atau jasa. Dapat ditentukan pula besarnya sektor-sektor industri, pertanian,
pertambangan, dan lain-lain. Berdasarkan pendapatan nasional dapat kita ketahui bahwa Indonesia
adalah negara pertanian atau agraris, sedang Amerika Serikat, negara-negara di Eropa dan Jepang
adalah negara Industri.
Menurut PBB, perekonomian suatu negara terdiri dari 11 sektor usaha, yaitu sebagai berikut:
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan
Listrik, gas, dan air minum
Bangunan
Perdagangan, hotel, dan restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Bank dan lembaga keuangan lainnya
Sewa rumah
Pemerintah dan pertahanan
Jasa-jasa lain
Membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu
Data mengenai pendapatan nasional dibuat setiap tahun, maka kita dapat membandingkan besarnya
pendapatan nasional suatu negara dari tahun ke tahun. Perbandingan tersebut diharapkan dapat
memberikan informasi sebagai berikut.
Ada tidaknya kenaikan/penurunan perekonomian
Ada tidaknya perubahan struktur ekonomi
Pertambahan dan pengurangan kemakmuran materiil
Kenaikan atau penurunan pendapatan per kapita berdasakarn jumlah penduduknya.
Membandingkan perekonomian antarbangsa atau antar daerah
Data perhitungan pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk membandingkan perekonomian
suatu negara dengan negara laindan antar satu daerah/provinsi dengan daerah/provinsi lain. Kita
dapat membandingkan pendapatan per kapita antara Amerika Serikat dengan Jepang dan antara Jawa
Tengah dengan Jawa Timur. Perbandingan ini berguna untuk menilai seberapa jauh kita tertinggal
atau lebih maju dibandingkan dengan negara lain yang yang lebih maju atau lebih terbelakang dari
kita.
Merumuskan kebijaksanaan pemerintah
Perhitungan pendapatan nasional berguna pula untuk membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
Seandainya kita menginginkan pertumbuhan produk nasional bruto setinggi 8%, maka perhitungan
pendapatan nasional inilah yang kita lihat. Dengan mengetahui proporsi masing-masing sektor,
pertanian 8% itu dialokasikan kepada sektor pertanian misalnya 5%, sektor industri 15%,
pertambangan 12% dan seterusnya.
Dari kecepatan pertumbuhan sektor pertanian dalam subsektor tanaman bahan makanan pemerintah
dapat menentukan kebijakan pengadaan pangan. Misalnya dapat tidaknya bahan makanan disediakan
dari produksi dalam negeri dan seberapa besar masih harus diimpor. Berdasarkan pendapatan per
kapita, pemerintah dapat pula menentukan kebijakan kependudukan dan penggunaan dana investasi.
Pendapatan Per kapita
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata untuk masing-masing penduduk dalam suatu
negara selama satu periode tertentu. Adapun rumusnya sebagai berikut.
Pendapatan Per Kapita=(Pendapatan nasional)/(Jumlah penduduk)
Pendapatan per kapita terhitung secara berkala, biasanya per satu tahun.
Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain
Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lain
Sebagai data untuk kebijakan atau sebgai bahan baku pertimbangan mengambil kebijakan atau
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah ekonomi
Sebagai data untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara
Pendapatan per kapita sebagai barometer untuk mengukur taraf hidup rata-rata masyarakat suatu
negara masih ada kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan oleh berikut ini.
Tingginya pendapatan per kapita suatu negara dalam perhitungannya kurang memperhatikan aspek
pemerataan distribusi pendapatan dan harga barang keperluan sehari-hari
Tingginya pendapatan per kapita belum tentu mencerminkan secara realistis tingkat kesejahteraan
masyarakat, karena ada faktor-faktor lain yang sifatnya relatif atau sangat subjektif sehingga sulit
diukur tingkat kesejahteraannya.
Tingginya pendapatan per kapita tidak menjelaskan mengenai masalah pengangguran yang ada serta
berapa lama seseorang itu bekerja.
Berdasarkan Bank Dunia (World Bank) tingkat pendapatan per kapita suatu negara dibedakan menjadi
empat kelompok
Negara berpendapatan rendah (Low Income Economics)
Negara berpendapatan rendah yaitu negara yang memiliki PNB per kapita $ 675 atau kurang
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah (Lower Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah ke bawah, yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per
kapita antara $ 675 – $ 2.695
Negara yang berpendapatan menengah tinggi (Upper Middle Economics)
Negara yang berpendapatan menengah tinggi, yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita antara $
2.695 – $ 8.355
Negara yang berpendapatan tinggi (High Income Economics)
Negara yang berpendapatan tinggi yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita diatas $ 8.355
Manfaat perhitungan pendapatan per kapita:
1. Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun
2. Sebagai data perbandingan tingkat suatu negara dengan negara lain
3. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup negara dengan negara lainnya
4. Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi
V. Hubungan Pendapatan Nasional Penduduk dan Pendapatan Per Kapita
Pendapatan nasional sebuah negara tinggi, tetapi jumlah penduduknya besar maka pendapatan per
kapitanya akan rendah. Sebaliknya pendapatan nasional rendah, tetapi jumlah penduduk kecil,
pendapatan per kapitanya mungkin tinggi. Pendapatan per kapita yang tinggi memberikan gambaran
umum tentang kesejahteraan penduduk, tetapi belum tentu selurh rakyat menikmat kemakmuran.
Untuk itu harus ada aspek pemerataan pendapatan.
Untuk mengukur tingkat pemerataan pendapatan biasa digunakan Koefisien Gini (Gini Ratio). Adapu
kurva yang menggambarkan hubungan kuantitatif antara persentase penduduk sebagai penerima
pendapatan dengan persentase pendapatan yang nyata-nyata diterima disebut Kurva Lorenz.

VI. Membandingkan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia dengan Negara Lain
Berdasarkan PDB suatu negara bisa menunjukkan tingkat produktivitas masyarakat di negara tersebut
dalam menghasilkan barang dan jasa. Berikut ini kita akan melihat PDB yang dihasilkan Indonesia
dibandingkan dengan negara lain.

VII PDB Indoneia Menurut Sektor Usaha


PDB Indonesi menurut sektor usaha dari tahun 1004 – 2009 seperti dalam tabel di bawah ini :
Slide 1

Lapangan
2004 2005 2006 2007 2008* 2009**
Usaha

1. Pertanian,
Peternakan,
Kehutanan 247.163,6 253.881,7 262.402,8 271.509,3 284.620,7296.369,3
dan

Perikanan

2.
Pertambangan
160.100,5 165.222,6 168.031,7 171.278,4 172.442,7179.974,9
dan
Penggalian

3. Industri
469.952,4 491.561,4 514.100,3 538.084,6 557.764,4569.550,8
Pengolahan

4. Listrik, Gas
10.897,6 11.584,1 12.251,0 13.517,0 14.993,6 17.059,8
& Air Bersih

5. Konstruksi 96.334,4 103.598,4 112.233,6 121.808,9 130.951,6140.184,2

6.
Perdagangan,
271.142,2 293.654,0 312.518,7 340.437,1 363.813,5367.958,8
Hotel &
Restoran

7.
Pengangkutan 96.896,7 109.261,5 124.808,9 142.326,7 165.905,5191.674,0
dan
Komunikasi

8. Keuangan,
Real Estate &
Jasa 151.123,3 161.252,2 170.074,3 183.659,3 198.799,6208.832,2

Perusahaan

9. Jasa-jasa 152.906,1 160.799,3 170.705,4 181.706,0 193.024,3205.371,5

Produk
Domestik 1.656.516,81.750.815,21.847.126,71.964.327,32.0
Bruto

endapatan Per Kapita (Income Per Capita/IPC)

“Pada Kesempatan kali ini ekonomi kelas x .blogspot.com akan membahas mengenai Pendapatan per
kapita. Materi ini saya ulas guna untuk memudahkan kalian memahami Pendapatan Nasional”

1. Pengertian Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah jumlah (nilai) barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap
penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu.

Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau standar hidup suatu
negara dari tahun ke tahun. Dengan melakukan perbandingan seperti itu, kita dapat mengamati apakah
kesejahteraan masyarakat pada suatu negara secara rata-rata telah meningkat. Pendapatan per kapita
yang meningkat merupakan salah satu tanda bahwa rata-rata kesejahteraan penduduk telah meningkat.
Pendapatan per kapita menunjukkan pula apakah pembangunan yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah telah berhasil, berapa besar keberhasilan tersebut, dan akibat apa yang timbul oleh
peningkatan tersebut.

2. Hubungan Pendapatan Nasional, Jumlah Penduduk, dan Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi jumlah penduduk
suatu negara pada tahun tersebut. Pendapatan nasional dapat dilihat dari beberapa pendekatan.

Konsep pendapatan nasional yang bisa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita oleh
pemerintah suatu negara umumnya adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto
(PNB). Dengan demikian, pendapatan per kapita dapat dihitung dengan menggunakan salah satu rumus
berikut.

Dimana :

IPCn = Income Per Capita (Pendapatan Per kapita) tahun n

GNPn = Gross National Product (Produk Nasional Bruto) tahun


n

Pn = Population (Jumlah Penduduk) tahun n

Sumber :

Eko, Yuli. 2009. Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional :
Jakarta.

Mulyati, sri Nur dan Mahfudz, Agus dan Permana, Leni. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.

Materi terkait :
Apa itu Pendapatan Nasional ?

Konsep GNP (PDB), PDRB, GNP (PNB), NNP (PNN) , NNI, PI, dan DI

Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional

Indikator Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Pendapatan Per Kapita

Membandingkan PDB dan Pendapatan Per Kapita Indonesia dengan Negara Lain’

Indeks Harga Konsumen

Pengertian Inflasi

Macam-macam Inflasi

Teori Inflasi

Dampak Inflasi

Peran Bank Sentral dalam Mengendalikan Inflasi

EKONOMI KELAS 11 – INDEKS


HARGA DAN INFLASI
Ekonomi – Indeks Harga dan Inflasi

1. Indeks Harga adalah perbandingan harga rata-rata dari tahun yang sedang dihitung dengan harga rata-rata
pada tahun dasar
2. Indeks Harga terbagi menjadi 3 yaitu :
 Indeks Harga Produsen, yaitu indeks harga yang menunjukkan fluktuasi harga dari hasil-hasil pertanian di
pedesaan dan seberapa besar nilai tukar dari produk pertanian. Indeks ini secara langsung
menggambarkan kondisi kesejahteraan dan pemasukan petani.
 Indeks Harga Perdagangan Besar, yaitu indeks harga yang menunjukkan harga dari barang-barang
berjumlah grosir ( banyak ), yang mencakup hasil pertanian, hasil pertambangan, hasil industry, ekspor,
dan impor.
 Indeks Harga Konsumen, yaitu indeks harga yang menggambarkan harga dari barang-barang eceran yang
dibeli masyarakat untuk kebutuhan konsumsi, terdiri dari pangan, sandang, perumahan, dan barang serta
jasa. Indeks ini memunculkan jenis indeks baru yaitu Indeks Bahan Pokok yang terdiri dari beras, ikan
asin, minyak goreng, minyak tanah, gula pasir, sabun cuci, tekstil, dan batik.
3. Tujuan Penghitungan Indeks Harga
Penghitungan Indeks Harga mengandung beragam tujuan yang bervariasi. Tujuannya
diantaranya adalah :

 Indeks Harga Produsen dapat digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan petani


 Indeks Bahan Pokok dan Indeks Harga Konsumen dapat menjadi dasar perhitungan perusahaan dalam
menaikkan gaji pegawai
 Indeks Harga dapat menjadi pedoman pertimbangan bagi perusahaan dalam membeli dan menyetok
beraneka barang
 Indeks Harga dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam mengatur pembelanjaan dan
pengeluarannya
 Menjadi indicator yang menggambarkan perekonomian secara umum
 Indeks Harga Perdagangan Besar dapat menunjukkan kecenderungan tren yang hidup di masyarakat
4. Metode Penghitungan Indeks Harga
Penghitungan Indeks harga memiliki 2 metode yaitu Metode Indeks Harga Agregatif Tidak
Tertimbang dan Metode Indeks Harga Agregatif Tertimbang. Dalam metode IHATT, yang
diperhitungkan adalah jumlah harga pada tahun yang dihitung kemudian dibagi dengan jumlah
harga pada tahun dasar, kemudian dikalikan 100% dan diselisihkan dengan 100 untuk
memperoleh tingkat inflasi. Sementara pada metode IHAT, yang diperhitungkan adalah
pengalian dari harga tahun dihitung dengan jumlah produk terjual dibagi dengan harga tahun
dasar dikalikan jumlah produk terjual dikalikan 100%. Metode IHAT diatas adalah metode
Laspeyres yang digunakan oleh Biro Pusat Statistik. Ada metode IHAT lain yang sebenarnya
bias digunakan yaitu metode Tahun Khas dan metode Paasche.

5. Inflasi adalah keadaan dimana harga-harga mengalami kenaikkan secara terus menerus dan
berkepanjangan / dalam jangka waktu yang panjang sehingga mengakibatkan nilai uang akan turun.
6. Penyebab Inflasi dibagi 2 yaitu :
 Inflasi karena kenaikan permintaan barang
Kenaikkan konsumsi masyarakat menyebabkan permintaan akan barang terus naik, sementara
Supply yang ditawarkan oleh produsen berjumlah tetap sehingga terjadi kelangkaan yang
menyebabkan harga barang-barang naik karena semua orang berebut untuk mendapatkannya.
Kenaikkan permintaan barang dapat disebabkan karena kenaikkan belanja pemerintah,
pengeluaran belanja besar untuk kebutuhan ekspor ataupun untuk memenuhi kebutuhan swasta.

 Inflasi karena kenaikkan biaya produksi


Ketika biaya produksi meningkat, Produsen harus memutar otak agar tidak mengalami kerugian.
Dengan modal yang sama dan biaya meningkat, maka produsen harus mengurangi penawaran
barang yang ia miliki. Namun ketika melakukan pengurangan, ternyata permintaan berada pada
angka yang tetap sama sehingga pada akhirnya harga harus mengalami kenaikkan.

 Inflasi karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak


Orang-orang yang percaya pada teori ekonomi klasik percaya bahwa jumlah uang yang beredar
akan mempengaruhi peningkatan harga barang-barang

7. Teori Inflasi
 Teori Kuantitas
Teori Kuantitas menyatakan bahwa semakin banyak jumlah / kuantitas uang yang beredar di
masyarakat, maka akan menyebabkan peningkatan harga yang semakin menjadi

 Teori Keynes
Teori Keynes berpendapat bahwa ada segolongan manusia dalam masyarakat yang memiliki
nafsu berlebihan dan ingin memenuhi kebutuhan barang dan jasa secara berlebihan dari apa yang
ada / tersedia. Konsumsi tinggi menyebabkan harga cenderung meningkat

 Teori Struktural
Teori Struktural menyatakan bahwa inflasi disebabkan oleh keadaan perekonomian yang kaku.
Ketika terjadi peningkatan terhadap demand, tidak disertai dengan peningkatan terhadap supply
yang cepat oleh produsen karena kakunya fleksibilitas sehingga menyebabkan harga mengalami
peningkatan.

8. Jenis-Jenis Inflasi terbagi menjadi 3 yaitu Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya berdasarkan sumber,
dan penyebabnya
 Berdasarkan tingkat keparahannya
 Inflasi Ringan dibawah 10%
 Inflasi Sedang yaitu 10% – 30% yang sudah mulai mempengaruhi perekonomian terutama pada
masyarakat yang penghasilannya tetap dan pas pasan
 Inflasi Berat yaitu 30% hingga 100% yang mengacaukan perekonomian
 Inflasi Sangat Berat / Hyperinflation yaitu inflasi diatas 100% yang mengacaukan semua system
perekonomian dan menyebabkan krisis ekonomi yang menelan masyarakat
 Berdasarkan Sumbernya
 Inflasi bersumber dari luar negeri, jikalau suatu Negara mengimpor barang dari Negara luar yang sedang
mengalami inflasi, maka Negara tersebut akan langsung terpengaruh akibat naiknya harga barang modal,
menyebabkan naiknya harga jual barang sehingga menyebabkan inflasi akibat kenaikan biaya produksi
 Inflasi dari dalam negeri, misalnya disebabkan oleh pencetakan uang baru ataupun kebijakan anggaran
deficit yang menyebabkan pemerintah terus mencetak uang demi menutupi deficit. Selain itu bisa juga
karena adanya gagal panen yang menyebabkan supply berkurang dan harga naik.
 Berdasarkan penyebabnya
 Inflasi dikarenakan kenaikan jumlah permintaan sementara penawaran tetap
 Inflasi karena naiknya biaya produksi yang menyebabkan penawaran turun sementara permintaan tetap
9. Menghitung Inflasi
Indeks Harga Konsumen tahun dihitung – Indeks Harga Konsumen tahun dihitung – 1 / Indeks
Harga Konsumen tahun dihitung -1 x 100 %

10. Dampak dari Inflasi


 Dampak terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengakibatkan kenaikkan pendapatan karena perusahaan mempertimbangkan
naiknya harga bahan pokok sehingga harus dilakukan kenaikan gaji, namun bisa pula berdampak
buruk dimana pendapatan masyarakat justru tetap dan akhirnya kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Inflasi terkendali dapat mendorong pemilik perusahaan untuk melakukan
perluasan yang membuka kesempatan kerja dan memberi pemasukan bagi rakyat, namun hal itu
tidak selalu terjadi.

 Dampak Terhadap Ekspor


Ketika inflasi terjadi maka harga barang-barang ekspor turut mengalami kenaikkan karena
naiknya biaya produksi ataupun karena kelangkaan. Ketika barang ekspor berharga tinggi maka
akan mengurangi daya saingnya diluar negeri sehingga jumlah konsumsi luar negeri menurun
dan menekan pemasukan devisa Negara.

 Dampak Terhadap Keingininan Masyarakat untuk Menabung


Inflasi menyebabkan masyarakat semakin malas menabung karena bunga yang didapat dari bank
tidak sebanding / banyak yang termakan oleh laju inflasi yang cepat dan tinggi sehingga
masyarakat tidak menabung dan peredaran uang terus berantakan. Laju Inflasi adalah tingkat
persentase kenaikan harga harga dalam beberapa indeks harga dari satu periode ke periode
tertentu.

 Dampak Terhadap Kalkulasi Harga Bahan Pokok


Tingkat Inflasi yang tidak tetap menyebabkan sulitnya melakukan kalkulasi untuk harga bahan
pokok sehingga kalkulasinya bisa terlalu tinggi ataupun terlalu rendah dan biasanya merugikan
pihak konsumen.

11. Cara Mengendalikan Inflasi


 Kebijakan Moneter, yaitu kebijakan yang menetapkan regulasi untuk mengendalikan serta mengatur
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijkaan moneter ada 3 yaitu :
 Penetapan Persediaan Kas
Penetapan Persediaan Kas memaksa bank umum untuk memiliki persediaan kas dalam jumlah
tertentu sehingga akan menekan bank umum untuk tidak mengeluarkan terlalu banyak uang ke
peredaran masyarakat

 Kebijakan Diskonto
Kebijakan Diskonto adalah kebijakan yang dapat dilakukan dengan menaikkan suku bunga
sehingga membuat masyarakat tertarik untuk menabung. Semakin banyak jumlah uang yang
ditabung maka semakin baik karena peredaran uang dapat kembali dikurangi dan dikendalikan

 Kebijakan Operasi Pasar Terbuka


Dilakukan dengan menjual surat-surat berharga misalnya Surat Utang Negara. Semakin banyak
yang terjual maka semakin berkurang jumlah uang yang beredar di masyarakat.

 Kebijakan Fiskal, yaitu kebijakan yang dilakukan untuk mengatur pengeluaran dan penerimaan
pemerintah. Kebijakan Fiskal dapat dilakukan dengan :
 Mengurangi pengeluaran pemerintah sehingga permintaan akan konsumsi barang berkurang dan
diharapkan dapat menekan harga ke tingkat yang lebih baik dan mensejahterakan masyarakat
 Meningkatkan tariff pajak yang diharapkan dapat menekan konsumsi berlebihan yang merugikan
 Kebijakan diluar Fiskal dan Moneter
 Meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan di pasaran, misalnya dengan menetapkan aturan yang
mendukung peningkatan produksi perusahaan sehingga supply meningkat seiring dengan peningkatan
demand yang menyebabkan harga tetap ada dalam kondisi stabil dan terjangkau
Menetapkan harga maksimum untuk jenis barang tertentu agar harganya tetap dapat diakomodasi oleh
masyarakat, meskipun harus sangat berhati-hati karena kesalahan dalam penetapan harga maksimal
dapat menimbulkan pasar gelap
Uang dan Bank

A. Uang
Dalam ilmu ekonomi tradisional, uang didefinisikan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara
umum. Alat tukar dapat berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat
dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakat pada zaman dahulu
melakukan perdagangan dengan cara barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang.
1. Sejarah Uang
Pada lingkungan masyarakat yang masih sederhana
pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan
barang lain yang disebut barter atau dikenal dengan istilah innatura. Pertukaran innatura ini bisa terjadi
apabila terdapat dua orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan
yang harus bersifat timbal balik. Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia,
sistem barter ini mengalami kesulitan yaitu sebagai berikut :
a. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang dingginkan dan juga mau
menukarkan barang yang dimilikinya
b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai
pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.
c. Kesulitan karena barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi
Bahan yang memnuhi syarat-syarat uang adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak
disebut dengan uang logam (metalic money). Uang logam emas dan perak juga disebut full bodied
money, artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum
pada mata uang tersebut). Uang yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin
penuh dengan body-nya disebut juga uang standar. Pada saat itu, setiap orang menempa, melebur.
Menjual dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam penyimpanan uang
logam.
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum sebagai alat perantara untuk mempermudah
tukar menukar dalam kehidupan ekonomi masyaratkat.
Berdasarkan definisi tersebut, maka uang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Disenangi dan dapat diterima secara umum
b. Tahan lama dan tidak mudah rusak
c. Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama
d. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan atau di bawa kemana-mana tanpa kesulitan
e. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai
f. Memiliki satu kualitas saja
g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan
2. Fungsi Uang
Secara umum yang memiliki fungsi sebagai pernatara untuk pertukaran barang dengan barang, juga
untuk menghindarkan perdagangan cara barter. Pada dasarnya fungsi uang mencakup tiga fungsi, yaitu
sebagai berikut :

a. Alat tukar

Tahan lama

Diterima tanpa keraguan

Ringan dan mudah dibawa

Nominalnya harus dapat dipecah-pecah

Tidak mudah dipalsukan

b. Satuan hitung
Sebagai satuan hitung untuk mempermudah masyarakat untuk menghitung nilai satu barang dalam
mata uang. Tanpa adanya fungsi satuan hitung, kita akan sulit membandingkan harga barang satu
dengan yang lainnya. Dengan skala yang lebih luaws, tanpa adanya uang sebagai satuan hitung, orang
akan kesulian membandingkan harga satu rumah dengan rumah yang lain, dan lain sebagainya.
c. Alat penimbun kekayaan
Uang juga merupakan penimbun kekayaan. Banyak orang yang menyimpan sebagian kekayaannya
dalam bentuk uang yang disimpan di rumah untuk atau dibank dalam bentuk tabungan tau deposito.

B. Sejarah Bank dan Pengertian Bank


1. Sejarah Bank
Kata bank berasal dari bahasa Itala, yaitu banco. Banco pada masa lalu berarti bangku atau meja. Meja
dalam sejarah bank pertama kali digunakan sebagai temapt menukar uang. Karena itu bank pertama
kalinya adalah tempat pertukaran uang. Pada tahapan berikutnya, fungsi bank diperankan oleh para
“pandai besi” (goldsmith) yang menyediakan jasa penyimpan uang emas dan perak untuk menghindari
pencurian. Untuk membuktikan bahwa seseorang telah menitipkan uang, dia diberi selembar kertas
yang lebih populer dengan nama goldsmith notes. Goldsmith notes dapat disamakan dengan uang giral
dewasa ini. Dengan lembar kertas itu, transaksi jual beli uang emas bisa dilakukan dengan mudah oleh
glodsmith dan penyimpan uang.
2. Pengertian Bank
Prof. G.M. Verryn Stuart dalam bukunya yang berjudul Bank Politic, memberi pengertian bahwa bank
adalah suatu badan usaha yang bertujuan untuk memberi kredit, baik dengan uang sendiri maupun yang
dipinjam dari orang lain, dan mengedarkan alat penukar berupa uang kertas dan uang giral.
3. Jenis Bank
Bank dapat kita kelompokkan atas jenis kegiatannya, bentuk badan hukum, dan kepemilikan.

a. Pembagian bank menurut jenis kegiatannya


Bank sentral/Bank Indonesia.

Pengertian bank Indonesia

UU no. 23 Tahun 1999 tentang bank Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan UU no 3 Tahun 2004,
bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
bebas dari campur tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas di atur
dalam undang-undang ini (pasal 4 ayat 2).

Tujuan bank Indonesia

Tujuan bank Indonesia di tetapkan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan
nilai rupiah yang dimaksudkan adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa terhadap mata
uang negara lain.

Tugas/peran bank Indonesia

Tugas pokok bank Indonesia sebagai berikut.


(1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Sebagai otoriter moneter, Bank Indonesia menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Arah kebijakan didasarkan pada sasran ekonomi
makro lainnya, baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Implementasi kebijakan
moneter ini dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional, ayitu uang primer base money. Untuk
melaksanakan tugas di bidang moneter, bank Indonesia memiliki alat-alat canggih yang dikenak\l
dengan piranti moneter. Piranti tersebut adalah operasi pasr terbuka, penentu tingkt diskonto dan
penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan reserve requirement.
Berkaitan dengan perannya di bidang moneter ini, Bank Indonesia juga menentukan kebijakan nilai
tukar, mengelola cadangan devisa, dan berperan sebagai lender of the lats resort.
(2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Selain tugasnya di bidang moneter dan perbankan, tugas lain Bank Indonesia yang tidak kalah
pentingnya adalah mengatur dan menyelenggarakan sistem pembayaran antara lain, dengan jalan
memperluas, memperlancar dan mengatur lalu lintas pembayaran giral dan menyelenggarakan kliring
antar bank. Sistem pembayaran tunai menyangkut pencekakan dan peredaran uang agar jumlah
denominasi, kelayakan, maupun keamanan uang sebagai alat pembayaran yang sah dpat memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan pembagian aktifitas ekonomi.
Sementara sistem pembayaran nontunai menyangkut peredaran uang yang pada umumnya dalam
bentuk giral dan produk-produk perbankan lainnya, baik melalui proses kliring antar bank maupun
memakai alat kredit.
Program pengembangan sistem pembayaran nasional yang telah dikembangkan antara lain sistem
klering elektronik Jakarta (SKEJ), penetapan kliring Tto, bank Indonesia layanan Informasi dan transaksi
antar bank secara elektronik (BI-Line), Sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) dan sistem trasnfer
dalam US$.
(3) Mengatur dan mengawasi bank
Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi bank, BI menetapkan peraturan memberikan dan
mencabut izin atas kelembagaan atau kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan
atas bank dan dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan dn mencabut ijin usaha bank, BI
juga dapat memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, serta memberikan
ijin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, BI melakukan pengawasan langsing on site supervision maupun tidak langsung,
pengawasan langsung bik dilakukan dalam bentuk pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu
bila diperlukan. Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap
laporan-laporan yang disampaikan oleh bank.
2) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha seperti menghimpun dana dan
memberikan pinjaman serta jasa lalulintas pembayaran dalam bidang keuangan kepada masyarakat.
Usaha dan fungsi bank umum meliputi hal-hal berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan lainnya.
b) Memberikan kredit dan menerbitkan surat pengakuan utang.
c) Membeli, menjual , atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah
nasabahnya, terdapat hal-hal berikut.
(1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak boleh lebih
lama dari kebiasaan dalm perdagangan surat-surat yang dimaksud.
(2) Surat pengakuan utang dan kertas dgang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada
kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud.
(3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
(4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi.
(5) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
d) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.
e) Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan sarana
komunikasi seperti surat maupun dengan wesel, cek atau sarana lainnya.
f) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan pihak
ketiga.
g) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
h) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.
i) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak
tercatat di bursa efek.
j) Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua atau sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi
kewajibannya kepada nbank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
k) Menyediakan pembayaran dan melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
sesuai dengan undang-undang dan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
3) Bank syari’ah
Bank syariah adalah bank yang dikelola dengan prinsip Islam yang mengharamkan memungut bunga dari
suatu transaksi ekonomi. Bank syariah memperoleh penerimaan melalui cara-cara yang dibenarkan ileh
syariat Islam. Pada hakikatnya cara-cara tersebut mirip dengan mekanisme jual beli pada umumnya.
Namun semua aktifitas ekonomi yang dibenarkan oleh syariat Islam adalah yang memenuhi beberapa
hal berikut.
a) Bersifat produktif
Prinsip yng utama dari ekonomi Islam adalah fokus pada kegiatan ekonomi riil.
Artinya, ekonomi Islam memandang bahwa semua aktifitas ekonomi harus produktif. Inilah sebabnya
mengapa bunga yang merupakan pendapatan tak produktif (imbalan atas ,odal, bukan dari penggunaan
modal) tidak diperbolehkan dalam perbankan syariah.
b) Tidak eksploitatif
Artinya kegiatan ekonomi tidak boleh ditujukan demi keuntungan satu pihak dan mengirbankan pihak
lain. Kedua belah pihak harus sama-sama diuntungkan. Hak kepemilikan adalah menurut azas
kemanfaatan, bukan penguasaan.
c) Berkeadilan
Dalam prinsip keadilan, tidak boleh ada transaksi ekonomi yang merugikan pihak-pihak yang terlibat
baik secara langsung maupun tidak langsung.
d) Tidak bersifat spekulatif
Dalam prinsip syariah, spekulasi dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat atau mubazir.
Spekulasi dianggap sebagai perjudian dan mengakibatkan orang yang melakukannya terancam
kemiskinan. Uang atau barang yang dispekulasikan pun menjadi tidak produktif dan bermanfaat.
e) Anti riba
Masih banyak perdebatan apakah bunga termasuk ke dalam riba yang diharamkan oleh syariat Islam.
Akan tetapi Majelis Ulama Indonesia dalam fatwa terakhirnya telah memutuskan bahwa bunga bank
termasuk riba. Riba sebenarnya adalah tambahan yang ditetapkan dalam perjanjian atas suatu barang
yang dipinjam, ketika barang tersebut dikembalikan.
4) Bank perkreditan rakyat
Bank Perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya dan memberikan pinjaman pad masyarakat.
a) Usaha
(1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan deposito berjangka, tabungan, atau
bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
(2) Memberikan kredit.
(3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
(4) Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
b) Larangan
BPR dilarang karena berikut:
(1) Menerima soimpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalulintas pembayaran.
(2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
(3) Melakukan penyertaan modal.
(4) Melakukan usaha perasuransian.
(5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha yang telah ditentukan.
c) Izin usaha
BPR izinnya dizinkan oleh menteri keuangan setelah mendengar pertimbangan bank Indonesia.
d) Sasaran
Sasaran layanan BPR adalah kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai
dan pensiunan.
e) Fungsi
Selain sebagian penghinmpunan dan penyalur dana masyarakat, BPR juga membantu petanii dari lintah
darat.

b. Pembagian bank menurut badan hukum


Menurut badan hukum, bank dibedkn menjadi bank yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT),
Firma, koperasi dan perusahaan perorangan.
c. Pembagian bank menurut kepemilikan
Berdasarkan faktor kepemilikan, bank dibedakan atas bank pemerintah, bank swasta, bank campuran,
bank milik pemerintah daerah dan bank syariah.
1) Bank pemerintah adalah bank yang modalnya berasal dari pemerintah dan bertugas meningkatkan
kesejahteraaan masyarakat. Contoh: BTN.
2) Bank swasta adalah bank yang pemilik modalnya dimiliki oleh pihak swasta. Umumnya bank tersebut
bertujuan mencari laba. Contoh: Bank Mega, Bank Niaga, dan Bank NISP.
3) Bank campuran adalah bank yang sebagian modalnya dimiliki pemerintah dan sebagian lainnya
dimiliki swasta. Contohnya: Bank DKI, BPD Sumbar (Bank Nagari) dan BPD Jawa Barat (Bank Jabar).
d. Produk perbankan
1) Kredit pasif
Kredit pasif yaitu cara-cara bank menghimpun dana dari masyarakat.
a) Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya hanya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek bilyet giro.
b) Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannnya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu.
c) Deposito on call adalah simpanan yang tetap berada di bank selama deposan tidak membutuhkannya.
Jika ingin mengambil simpanan, deposan lebih dahulu memberitahukan kepada bank.
d) Deposito automatic roll over adalah deposit yang jatuh tempo tetapi belum ditarik oleh deposan dan
bunganya langsung diperhitungkan secara otomatis.
2) Kredit aktif
Kredit aktif yaitu cara bank menyalurkan dana ke masyarakat.
Kredit Rekening Koran (RIK) adalah bank memberi jaminan kepada nasabah yang dapat diambil sebagian
sesuai kebutuhan.
Kredit reimburse (letter of credit L/C) adalah pinjaman kepada nasabah yang dapat diberikan kepada
nasabah dengan mengeluarkan wesel. Wesel tersebut dapat diperdagangkan setelah di akseptasi.
Kredit dokumenter adalah pinajaman yang diberikan kepada nasabah setelah nasabah menyerahkan
dokumen pengiriman barang yang telah disetujui oleh kapten kapal.
Kredit dengan jaminan surat-surat berharga, yaitu pinjaman yang diberikan kepada nasabah untuk
membeli surat-surat berharga dan sekaligus surat-surat berharga tersebut sebagai jaminannya.
C. Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan berasal dari kata bijak di tambah imbuhan ke-an. Bijak artinya pandai, mahir atau selalu
menggunakan akal budi. Sedang kebijakan artinya kepandaian atau kemahiran. Moneter artinya
keuangan atau mengenali keuangan. Jadi menurut arti katanya kebijakan moneter adalah kepandaian
mengenai keuangan.
Kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang diambil oleh penguasa moneter (bank Central atau
bank Indonesia) untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar atau daya beli uang. Caranya adalah
dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka, kebijakan
diskonto, rasio cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit dan moral suasion.
Melalui instrumen-instrumen tersebut akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar. Perubahan
jumlah uang ini pada akhirnya akan memengaruhi kestabilan moneter agar lebih kondusif pertumbuhan
ekonomi masyarakat. Keberhasilan kebijakan moneter biasanya diukur dari peningkatan kesempatan
kerja, perbaikan neraca pembayaran dan perbaikan kualitas kerja.
1. Tujuan Kebijakan Moneter
Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengn
bergairahnya dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan kebijakan moneter
adalah sebagai berikut.
a. Menjaga stabilitas ekonomi
Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan,
terkendali dan berkesinambungan. Artinya pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan
pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
b. Menjaga stabilitas harga
Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang jasa. Interaksi
jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Adakalnya harga itu naik
atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat. Kalau harga cenderung naik terus menerus maka orang akan membelanjkan seluruh
uangnya yang justru mengakibatkan gejala ekonomi yang disebut inflasi.
c. Meningkatkan kesempatan kerja
Jika junlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa maka perekonomian akan stabil.
Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan
adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaaan baru atau perluasan usaha berarti
meningkatkan kesempatan kerja.
d. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara
mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, maka harga-harga barang ekspor akan menjadi
lebih murah sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah
ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
B. Jenis dan Instrumen Kebijakan Moneter
Ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu tight money policy dan easy money policy.
1. Tight Money Policy (kebijakan uang ketat) adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah
uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan menaikkan suku bunga , menjyal SBI, menaikan
cadangan kas, dan membatasi pemberian kredit.
2. Easy Money Policy (kebijakan uang longgar) adalah kebijakan yang diambil bank sentral untuk
menambah jumlah uang beredar. Kebikjakan uang longgar ini dapat berupa penurunan tingkat suku
bunga (kebijakan diskonto), penurunan cadangan kas (kebijakan cash ratio), dan kelonggaran
pemberian kredit.

A.KEBIJAKAN MONETER

1. Pengertian Kebijakan Moneter


Perekonomian suatu negara yang hanya mengandalkan pada mekanisme pasar ternyata tidak
mampu untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kegagalan mekanisme pasar pernah
dialami amerika serikat . Perekonomian amerika serikat mengalami depresi pada tahun 1929.
Pemerintah amerika berusaha mengalami depresi dengan ikut campur tangan dalam
perekonomian melalui berbagai kebijakan.
Kebijakan yang dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian nasional inilah yang dimaksud
dengan kebijakan ekonomi makro. Kebijakan ekonomi makro dapat berupa kebijakan moneter.
Nopirin (1992:45) kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter
(biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Iswardono(1997:126) kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan makro.
Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan
keseimbangan neraca pembayaran.
Suryono (2000:111) kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memengaruhi
jalannya perekonomian dengan cara memengaruhi penawaran uang dalam masyarakat atau
dengan cara memengaruhi tingkat suku bunga.
Sadono sukirno (2012:24) kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah yang
dilaksanakan oleh bank sentral (di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia) untuk
mempengaruhi (mengubah) jumlah penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku
bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Dari pengertian – pengertian diatas, kebijakan moneter dapat dideskripsikan sebagai tindakan-
tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral untuk
mempengaruhi atau mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dalam perekonomian dalam
rangka mencapai stabilitas perekonomian yang diukur dari kesempatan kerja, kestabilan harga,
dan keseimbangan neraca pembayaran.

2.Macam-macam Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral dapat berupa kebijakan moneter kuantitatif
maupun kualitatif.
a.Kebijakan moneter kuantitatif
Kebijakan moneter kuantitatif merupakan kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi
penawaran uang dan tingkat bunga dalam suatu perekonomian secara langsung dan regulasi.
Kebiajakan moneter kuantitatif dapat bersifat ekspansif dan kontraktif.
1)Kebijakan moneter ekspansif ( monetary expansive policy)
Kebijakan moneter ekspansif merupakan kebijakan yang dibuat oleh bank sentral yang
bertujuan menambah jumlah uang yang beredar (JUB) di dalam perekonomian. Kebijakan
moneter ekspansif dibuat saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan
moneter ekspansif dapat juga disebut juga sebagai easy money policy (kebijakan uang
longgar).
Bank sentral dapat menambah jumlah uang yang beredar (JUB) dalam perekonomian dengan:
a) Menurunkan tingkat suku bunga,
b) Membeli surat-surat berharga,
c) Menurunkan cadangan kas,
d) Melonggarkan pemberian kredit.
Kebijakan moneter ekspansif yang dilakukan oleh Bank Indonesia diantaranya adalah
menurunkan suku bunga bank Indonesia, membeli surat-surat berharga di pasar modal
Indonesia, menurunkan giro wajib minimum (GWM) setiap bank umum di Bank Indonesia.

2) Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive policy)


Kebijakan moneter kontraktif merupakan kebijakan yang dibuat oleh bank sentral yang
bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian masyarkat. Kebijakan
moneter kontraktif dibuat saat perekonomian mengalami inflasi. Kebijakan moneter kontraktif
dapat juga disebut tight money policy (kebijakan uang ketat).
Bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian dengan:
a) Menaikkan tingkat suku bunga,
b) Menjual surat-surat berharga,
c) Menaikkan candangan kas,
d) Pengetatan pemberian kredit,
Kebijakan moneter kontraktif yang dilakukan Bank Indonesia diantarnya adalah menaikkan suku
bunga Bank Indonesia, melelang sertifikat bank Indonesia (SBI ) dan surat berharga pasar uang
(SPBU), menaikkan giro wajib miimum (GWM) setiap bank di Bank Indonesia, pengetatan
pemberian kredit dengan penerapan 5C ( Character, capability, collateral, capital, dan condition
of economy).

b. Kebijakan moneter kualitatif


Kebijakan moneter kualitatif merupakan kebijakan bank sentral mengawasi jenis-jenis pinjaman
dan investasi yang dilakukan oleh bank umum.
Kebijakan moneter kualitatif dapat dilakukan dengan:
1) Pengawasan pinjaman selektif
Pengawasan pinjaman selektif yaitu Bank sentral memastikan bank umum memberikan jenis
pinjaman dan investasi sesuai dengan yang diinginkan pemerintah. Jenis pinjaman dan
investasi mana yang perlu didorong atau dikurangi.
2) Pembujukan Moral
Pembujukan moral yaitu himbauan-himbauan bank sentral untuk bank umum dan pelaku
moneter lainnya agar tindakannya mendukung kebijakan yang ditetapkan oleh bank sentral (
pemerintah)
Bank sental dapat melakukan himbauan kepada bank umum dengan cara bertemu langsung
atau melalui pidato, pengumuman dan surat edaran
Bank sentral juga dapat memberikan himbaun atau informasi kepada masyarakat agar tidak
terpancing dengan isu-isu kondisi moneter misalnya pemerintah dapat memberikan
pengumunan menjamin uang masyrakat di bank agar masyarakat tidak melakukan
pengambilan uang secra serentak akibat isu yang terkait dengan ketidakpercayaan masyrakat
pada perbankan.

3. Tujuan Kebijakan moneter


a. Menjaga kestabilan ekonomi, artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan
pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
b. Menjaga kestabilan harga, artinya harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara
jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar
c. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
perekonomian.
d. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas
tingkat harga.
e. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang
diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
f. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui
sumber penerimaan yang normal.
g. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil, pengusaha akan
mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi
akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat.
h. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau
sebaliknya.

4. Peranan Kebijaksanaan Moneter


Kebijaksanaan moneter itu bagaikan “dawai gitar” karena dapat ditarik untuk meredam inflasi
tetapi tidak dapat ditekan (dorong) untuk mengatasi resesi. Karena hal itu, oleh Keynes
ditawarkan secara simultan penjelasan tentang arti pentik kebijaksanaan moneter dimana
diharapkan mampu meredam depresi.
Sebagaimana diketahui bahwa kebijaksanaan moneter merupakan salah satu bagian integral
dari kebijaksanaan ekonomi makro. Oleh sebab itu kebijaksanaan moneter ditujukan untuk
mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
stabilitas harga, pemerataan pembangunan dan keseimbangan neraca pembayaran. Tentunya,
semua sasaran tersebut perlu dicapai secara serempak dan maksimal. Atau dengan perkataan
lain melalui kebijakan moneter diharapkan dapat dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
tingkat pengangguran dan inflasi yang rendah serta perkembangan keseimbangan neraca
pembayaran yang mantap.
Kebijakan diharapkan mampu mempercepat proses pembangunan dan mengatasi maalah
inflasi. Berikut adalah pembahasannya.
a. Membantu mempercepat proses pembangunan.
Hal ini dilakukan dengan menghimpun dan mengerahkan dana untuk membentuk modal
disektor-sektor ekonomi strategis. Sektor tersebut meliputi pertanian maupun industri. Hal itu
memperluas kesempatan kerja dan proses pembangunan
b. Menciptakan penawaran uang yang cukup
Kebijakan moneter dilakukan untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar. Inflasi, terjadi
karena pengeluara masyarakat lebih dari penawaran barang. Untuk mengatasinya, penawaran
uang harus dikurangi melalui penghematan pengeluaran agregat sehingga pengeluaran akan
keseimbangan dengan penawaran barang.

5. Instrumen Kebijakan Moneter


Agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, bank sentral dapat menggunakan instrumen-
instrumen kebijakan moneter seperti berikut ini.
a. Kebijakan operasi pasar terbuka
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral yang bertujuan
untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan
cara menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal. Jika
bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar (dalam keadaan inflasi), maka bank
sentral akan menjual Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan penjualan SBI, uang akan masuk
ke bank sentral, sehingga uang beredar berkurang. Sebaliknya, jika bank sentral mengamati
bahwa jumlah uang yang beredar kurang dari kebutuhan, maka bank sentral akan membeli
kembali SBI atau surat-surat berharga lainnya dari pasar modal. Pembelian SBI berarti
membayarnya dengan memakai uang. Pembelian SBI atau surat berharga itu akan menambah
jumlah uang yang beredar.
b. Kebijakan diskonto
Pada instrumen kebijakan ini, pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang yang
beredar dengan mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah
uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), maka bank sentral mengeluarkan
keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang
hasrat orang untuk menabung. Dengan menabung, jumlah uang beredar di tangan masyarakat
akan masuk ke bank. Dengan cara ini laju inflasi dapat ditekan. Sebaliknya, jika bank sentral
mengamati bahwa kesulitan-kesulitan dibidang ekonomi disebabkan karena jumlah uang
beredar terlalu sedikit (terjadi deflasi), maka bank sentral mengusahakan penambahan jumlah
uang dengan cara menurunkan suku bunga. Dengan menurunkan suku bunga berarti hasrat
masyarakat untuk menabung berkurang dan orang akan mengambil uang tabungannya,
sehingga bertambahlah uang beredar di masyarakat.
c. Kebijakan cadangan kas
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash
ratio). Bank umum menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito,
sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada presentase tertentu dari uang yang
disetorkan nasabah yang tidak boleh dipinjamkan. Jumlah uang yang tidak boleh dipinjamkan
itu disebut cadangan kas minimum. Misalkan, jumlah uang nasabah suatu bank dengan
berbagai bentuk tabungan adalah Rp. 6.000.000,00. Jika bank sentral mematok cadangan kas
minimum 20%, maka jumlah uang yang tidak boleh dipinjamkan adalah sebesar 20% x Rp.
6.000.000,00 = Rp. 1.200.000,00. Sedangkan 80% lainnya yaitu Rp. 4.800.000,00 boleh
dipinjamkan. Misalkan selama ini cadangan kas minimum 20%. Lalu bank sentral melihat jumah
uang beredar terlalu banyak. Bank sentral kemudian menaikkan cadangan kas minimum
menjadi 30%. Dengan peningkatan cadangan tersebut berarti jumlah uang yang menjadi
cadangan semakin banyak dan uang yang beredar berkurang. Kebijakan ini biasa diambil pada
saat terjadinya inflasi. Sebaliknya, jika emerintah melihat bahwa jumlah uang beredar kurang
dari kebutuhan, maka pemerintah menurunkan cadangan kas minimum sehingga jumlah uang
beredar akan bertambah. Kebijakan ini diterapkan saat terjadi deflasi.
d. Kebijakan kredit selektif
Selain instrument kebijakan yang telah disebutkan di atas, instrumen kebijakan moneter lain
yang dapat digunakan pemerintah adalah kebijakan pemberian kredit yang diperketat. Kredit
tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 5
C (Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of economy). Dengan kebijakan
kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat dikontrol. Langkah kebijakan ini biasa diambil
pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.
e. Kebijakan dorongan moral (moral suasion)
Bank sentral dapat juga mengurangi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman,
pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi
pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman
tabungan apapun atau melepaskan pinjaman.

B. KEBIJAKAN FISKAL

1. Pengertian Kebijakan Fiskal


Terdapat beberapa pengertian kebijakan fiskal yang dikemukakan oleh para ekonom, antara
lain:
- Samuelson (2009), kebijakan fiskal adalah proses penetapan pajak dan pengeluaran
pemerintah dalam rangka membantu memperkecil fluktuasi dari siklus ekonomi (business cycle)
dan membantu untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja yang tinggi,
dan membebaskan perekonomian dari inflasi yang tinggi atau bergejolak.
- Parkin (2012), kebijakan fiskal adalah penggunaan anggaran negara untuk mencapai
beberapa tujuan ekonomi makro, seperti tingkat kesempatan kerja penuh, pertumbuhan
ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan, dan stabilitas tingkat harga.
- Tulus TH Tambunan, kebijakan fiskal memiliki dua prioritas, priotitas pertama adalah
mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan masalah-masalah
APBN lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari
pengeluarannya. Prioritas kedua untuk mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait
dengan pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.
- Nopirin, kebijakan fiskal terdiri dari perubahan pengeluaran pemerintah atau perpajakan
dengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta susunan permintaan agregat. Indikator yang
biasa dipakai adalah budget defisit yakni selisih antara pengeluaran pemerintah (dan juga
pembayaran transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak.
- Suryana (2000), kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam pengeluaran dan
pendapatannya dengan tujuan untuk menciptakan kesempatan kerja yang tinggi tanpa inflasi.
- Khouri (2006), kebijakan fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk mengarahkan dan
mengendalikan pengeluaran dan perpajakan.
- J.M. Keynes, kebijakan fiskal sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif
serius. Melalui kebijakan fiskal, pengeluaran agregat dapat ditambah dan langkah ini akan
menaikkan pendapataan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan
langkah yang perlu dilaksanakaan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak
ini akan menambah kemampuan masyarakat dalam membeli barang/jasa dan akan
meningkatkan pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat dapat ditingkatkan lagi dengan cara
menaikkan pengeluaran pemerintah terutama pos pembelian barang/jasa yang diperlukan atau
untuk menambah investasi pemerintah.
Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal
adalah suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan keuangan
negara untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik yang terbatas pada
sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.
Pengertian lainnya menyatakan bahwa kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam
rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor publik.
Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur
mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya perpajakan dan pengeluaran
pemerintah. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada
ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan
industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan
daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

2. Macam Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal secara umum berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Kebijakan Fiskal yang Disengaja (discretionary)
Kebijakan fiskal yang disengaja adalah langkah pemerintah untuk mengubah pengeluaran dan
pemungutan pajak dengan tujuan untuk mengurangi laju naik turunnya kegiatan ekonomi dari
waktu ke waktu dan menciptakan kegiatan ekonomi yang mencapai tingkat penggunaan tenaga
kerja yang tinggi. Dengan usaha ini dapat terlihat seberapa jauh peranan pemerintah
melakukan campur tangannya dalam pengaturan jalannya roda perekonomian.
b. Kebijakan Fiskal Pasif (automatic stabilizers atau built-in stabilizer)
Kebijakan pasif disebut juga kebijakan fiskal dengan penstabil otomatis, yang erat kaitannya
dengan penerapan berbagai pajak. Dalam realitanya sebagian besar dari pajak-pajak yang
dikenakan pada masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, berhubungan erat dengan
tingginya arus pendapatan nasional. Semakin tingi arus pendapatan nasional, semakin tinggi
pula penerimanan yang diperoleh dari sektor pajak, baik langsung maupun tak langsung. Pajak
pendapatan, pajak perseroan, pajak kekayaan dan sebagainya adalah pajak langsung yang
jelas sekali berhubungandengan tingkat pendapatan negara.

Dilihat dari sisi ekonomi makro, kebijakan fiskal dibagi dalam 3 macam:
a. Kebijakan fiskal pemerintah yang bersifat ekspansif
Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi
masalah pengangguran yang tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan
memperbesar pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau
mengurangi tingkat pajak.
b. Kebijakan fiskal pemerintah yang bersifat kontraktif
Kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan fiskal yang dilakukan pada saat
perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan yang
dilakukan adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.

Berdasarkan sistem anggaran, kebijakan fiskal dibagi dalam 3 macam:


a. Kebijakan anggaran surplus
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar
daripada pengeluarannya. Hal ini dapat terjadi bila perekonomian aktif, sehingga pemerintah
tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mendorong perekonomian. Apabila perekonomian
aktif, maka pemerintah akan bisa mengumpulkan pajak lebih banyak.. Baiknya anggaran
surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas
(overheating)untuk menurunkan tekanan permintaan.
b. Kebijakan anggaran defisit
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari
pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian, apabila aktivitas
perekonomian lambat dan pengangguran meningkat. Peningkatan pengeluaran pemerintah
bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru dalam mengatasi pengangguran. Apabila
banyak tenaga kerja yang diserap, maka masyarakat akan semakin mampu untuk membeli
barang dan jasa. Anggaran yang defisit dapat membahayakan suatu negara, karena dapat
memicu munculnya inflasi dan peningkatan utang pemerintah.
c. Kebijakan anggaran berimbang
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuannya adalah agar terjadi kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.

3. Tujuan , Fungsi, dan Peran Kebijakan Fiskal


a. Tujuan Kebijakan Fiskal
1) Untuk meningkatkan laju investasi
Kebijaksanaan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi di sektor swasta dan
sektor negara. Ini dapat dicapai dengan mengendalikan konsumsi baik aktual maupun potensial
dan dengan meningkatkan rasio tabungan marginal.
2) Untuk mendorong investasi sosial secara optimal
Kebijakan fiskal harus mendorong arus investasi ke jalur-jalur yang dianggap diinginkan
masyarakat. Ini berkaitan dengan pola optimum investasi dan menjadi tanggung jawab dari
negara untuk mendorong investasi pada overhead sosial dan ekonomi
3) Meningkatkan kesempatan kerja/ mencegah pengangguran
Kebijakan fiskal harus ditujukan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi
pengangguran atau setengah pengangguran. Untuk itu pengeluaran pemerintah harus
diarahkan kepada penyediaan overhead sosial dan ekonomi. Pengeluaran seperti itu
menciptakan lebih banyak pekerjaan dan menaikkan efisiensi produktif perekonomian dalam
jangka panjang.
4) Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
Kebijakan fiskal harus meningkatkan usaha memprtahankan stabilitas ekonomi menghadapi
fluktuasi siklis internasional jangka pendek.
5) Untuk meningkatkan dan meredistribusikan Pendapatan Nasional
Kebijakan fiskal harus meningkatkan pendapatan nasional dan mendistribusikan kembali
pendapatan nasional itu begitu rupa sehingga ketimpangan ekstrim dalam pendapatan dan
kesejahteraan di dalam perekonomian dapat berkurang. Pentingnya meniadakan ketimpangan
pendapatan dan kesejahteraan ini hampir tak dapat dikatakan jurang perbedaan pendapatan
dan kesejahteraan yang sangat ekstrim menciptakan perpecahan sosial yang menjurus kepada
ketidakstabilan politik dan ekonomi, dan menghalangi pembangunan ekonomi.
6) Menanggulangi inflasi / kestabilan harga
Kebijakan fiskal harus pula bertujuan untuk menanggulangi tendensi inflasi yang melekat pada
perekonomian sedang berkembang. Dalam perekonomian semacam itu, selalu terdapat
ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran sumber-sumber riil. Dengan
bertambahnya injeksi daya-beli ke dalam perekonomian tersebut, permintaan meningkat tetapi
penawaran relatif tetap inelastis karena kekakuan struktural, ketidaksempurnaan pasar, dan
”leher botol” yang menghambat penawaran barang-barang penting.

b. Fungsi Kebijakan Fiskal


1) Fungsi alokasi
Dalam penerapan fungsi ini kebijakan fiskal berperan aktif mengalokasikan atau mengatur
faktor-faktor produksi yang sudah ada di masyarakat secara lebih maksimal. Dan jika faktor
ekonomi tersebut dapat dikelola dengan baik maka dapat membantu pemenuhan kebutuhan
rakyat disamping juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian secara luas.
2) Fungsi distribusi
Untuk mencapai fungsi ini, penerapan kebijakan fiskal dapat dimulai dari sistem yang mengatur
pembagian dan pemerataan hasil pendapatan negara. Hal ini tentunya menjadi faktor yang
sangat penting mengingat tidak jarang pendistribusian pendapatan negara tidak benar-benar
sampai dengan baik hingga ke rakyat banyak.
3) Fungsi stabilisasi
Pada fungsi stabilitas beberapa faktor yang dijaga agar tetap stabil yaitu harga barang
kebutuhan pokok, pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja yang memadai.
4) Fungsi dinamistik
Pada fungsi dinamistis, pemerintah menggerakkan proses pembangunan ekonomi agar lebih
cepat tumbuh berkembang dan maju. Misalnya jika pemerintah melakukan kebijakan hanya
terbatas pada instansi dijajarannya sedangkan swasta justru terpasung.

c. Peran Kebijakan Fiskal


Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan
dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-
masalah ekonomi yang dihadapi. Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil
oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian, khususnya Perekonomian Indonesia.
Menurut Tulus TH Tambunan, kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama adalah mengatasi
defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan masalah-masalah APBN lainnya.
Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang
kedua adalah mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ;
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.
Sedangkan menurut Nopirin, Ph. D. 1987, kebijakan fiskal terdiri dari perubahan pengeluaran
pemerintah atau perpajakkan dengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta susunan
permintaan agregat. Indicator yang biasa dipakai adalah budget defisit yakni selisih antara
pengeluaran pemerintah (dan juga pembayaran transfer) dengan penerimaan terutama dari
pajak.
Dapat disimpulkan peran kebijakan fiskal adalah :
1) Mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja negara
Defisit anggaran berarti pengeluaran pemerintah lebih basar dari pada penerimaan pemerintah.
Defisit anggaran yang berlangsung lama mengakibatkan:
a) Inflasi
b) Utang pemerintah bertambah
2) Mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain; pertumbuhan ekonomi,
tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.
3) Mengatur jumlah uang yang beredar namun lebih menekankan pada pengaturan pendapatan
dan belanja pemerintah.
4) kebijakan fiskal berperan dalam hal pengelolan pengeluaran seperti dengan membentuk
anggaran belanja untuk mendirikan perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta
melalui pemberian subsidi, keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan langkah ini
tercipta tambahan lapangan pekerjaan

4. Instrumen Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan dalam
pendapatan dan pengeluaran Negara dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran
agregat dalam perekonomian atau mempengaruhi jalannya perekonomian. Kebijakan ini diambil
untuk menstabilkan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, mempetinggi pertumbuhan
ekonomi, dan keadilan dalam pemerataan pendapatan. Instrumen kebijakan fiskal yang paling
utama adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah ditentukan
dengan melihat akbiat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan nasional. Seperti dijelaskan,
bahwa kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah melalui perubahan dalam pendapatan,
dalam hal ini pajak dan dalam pengeluaran pemerintah dalam hal ini APBN. Pajak merupakan
komponen penting dalam menentukan kondisi makro ekonomi suatu negara. Mengubah tarif
pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi, jika pajak diturunkan maka kemampuan
atau daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah
output. Sebaliknya kenaikan tarif pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta
menurunkan output industri secara umum. Sedang pinjaman dipakai sebagai alat untuk
menekan inflasi lewat pengurangan dana yang ada di masyarakat. Diantara beberapa pilihan
instrumen kebijakan fiskal yang lazim dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi
makro antara lain :
a. Menaikkan atau menurunkan pajak rumah tangga
b. Mengatur pengeluaran pemerintah untuk pengusaha tertentu
c. Memberikan rangsangan fiskal (insentif atau subsidi) pada pengusaha tertentu
Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang
anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian.
Anggaran belanja Negara terdiri dari penerimaan atas pajak, pengeluaran pemerintah
(government expenditure) dan transfer pemerintah (government transfer).
Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang tidak
menghasilkan balas jasa secara langsung, contohnya pemberian beasiswa kepada mahasiswa,
bantuan bencana alam dan sebaginya.

5. Hubungan Antara Kebijakan Fiskal dan APBN


Dalam pengertian umum disebutkan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
dilaksanakan lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pengaruh kebijaksanaan fiskal
terhadap perekonomian dapat dianalisis dalam dua tahap yang berurutan yaitu bagaimana
suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan ke dalam APBN serta bagaimana APBN tersebut
dapat mempengaruhi perekonomian.
Menerjemahkan kebijakan fiskal ke dalam APBN artinya dalam mengelola sumber pendapatan,
terutama pajak dan bea. Pemerintah menyatakan kemampuan mengumpulkan pendapatan
untuk digunakan mengelola pemerintahan dalam anggaran pendapatan serta janji/komitmen
pemerintah menjalankan pemerintahan dan pembangunan dalam anggaran belanja. APBN
mempunyai dua sisi, sisi yang mencatat pengeluaran dan sisi yang mencatat penerimaan. Sisi
pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang untuk
pelaksanaannya.
Dalam prakteknya, pos-pos yang tercantum sangat beraneka ragam dan mencerminkan apa
yang ingin dilaksanakan pemerintah dalam programnya. Sebagai contoh program pemerintah
dapat berupa kegiatan yang mengakibatkan adanya pengeluaran untuk belanja pegawai,
belanja barang/jasa, belanja modal maupun transfer serta berbagai pengeluaran lainnya.
Semua pos pada sisi pengeluaran tersebut memerlukan dana untuk melaksanakannya.
Sehingga diperlukan suatu objek untuk memperoleh penerimaan negara guna melakukan
pembayaran pengeluaran tersebut. Sisi penerimaan menunjukkan dari mana dana yang
diperlukan tersebut diperoleh. Ada empat sumber utama untuk memperoleh dana yaitu dari
pajak, pinjaman bank sentral, pinjaman dalam negeri serta pinjaman luar negeri.
Kebijakan fiskal bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara optimal.
Kebijakan fiskal sangat berhubungan dengan pemasukan atau pendapatan negara, diantara
pendapatan negara antara lain misalnya : bea dan cukai, devisa negara, pariwisata, pajak
penghasilan, pajak bumi dan bangunan, impor, dan lain-lain.
Untuk pengeluaran negara contohnya belanja persenjataan , pesawat, proyek pemerintah,
pembangunan sarana dan prasarana umum, atau program lain yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat. Perubahan-perubahan pada belanja atau penerimaan pajak
pemerintahan pusat yang dimaksudkan untuk mencapai penggunaan tenaga kerja, stabilitas
harga, dan laju pertumbuhan ekonomi yang pantas.

Jenis Instrumen kebijakan fiskal antara lain :


a. Kebijakan Fiskal Ekspansif / Anggaran Defisit(Defisit Budget), peningkatan belanja
pemerintah dan/atau penurunan pajak yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat
dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan produk domestik
bruto dan menurunkan angka pengangguran.
b. Kebijakan Fiskal Kontraktif / Anggaran Surplus(Surplus Budget), pengurangan belanja
pemerintah dan/atau peningkatan pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan agregat
dalam perekonomian. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengontrol inflasi
c. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Angaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan
pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadi kepastian anggaran serta
meningkatkan disiplin.
6. Analisis Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal diarahkan pada empat sasaran utama:
a. Menciptakan Stimulus Fiskal
Guna menciptakan stimulus fiskal dengan sasaran penerimaan manfaat yang lebih tepat,
pemerintah telah mengeluarkan peraturan-peraturan administratif dan menciptakan mekanisme
penyaluran dana secara transparan (dana JPS)
b. Memperkuat Basis Penerimaan
Upaya memperkuat basis penerimaan ditempuh melalui perbaikan administrasi dan struktur
pajak, ekstensifikasi penerimaan pajak dan bukan pajak, seperti penjualan saham BUMn,
penjualan asset BPPN.
c. Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan
Upaya untuk menunjang program rekapitalisasi dan penyehatan perbankan dilakukan

Ketenagakerjaan dan Pengangguran

Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I
pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga
kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki
usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut
pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat
mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang
menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja.

Klasifikasi Tenaga Kerja

Berdasarkan penduduknya

Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika
tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan
sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

Bukan tenaga kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada
permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah
penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.
Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
Berdasarkan batas kerja

Angkatan kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.

Bukan angkatan kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya
bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:

Anak sekolah dan mahasiswa

para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan

parapengangguran sukarela

Berdasarkan kualitasnya

Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang
tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter,
guru dan lain-lain.

Tenaga kerja terampil

Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui
pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu
menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apotik,mekanik dan lain-lain.

Tenaga kerja tidak terdidik

Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh:
kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

Masalah Ketenagakerjaan

Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

Rendahnya kualitas tenaga kerja

Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan denganmelihat tingkat pendidikan negara
tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini
menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini
akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.

Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja

Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan
membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan
kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah
angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.

Persebaran tenaga kerja yang tidak merata

Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa, Sementara di daerah lain masih
kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sector Pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan
demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber
daya alam yang belum dikelola secara maksimal.

Pengangguran

Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung
tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang
gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan
kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.

Jenis & macam pengangguran

Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal
karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat
pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:


Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak
mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-
turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan
corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti:

Akibat permintaan berkurang

Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi

Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka
pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim
tanam,pedagang durian yang menanti musim durian

Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi
sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga
manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian
karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat
(aggrerate demand).
Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerjayang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah
menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti indonesia dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana
pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak
orang.

Akibat pengangguran

Bagi perekonomian negara

Penurunan pendapatan perkapita.

Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.

Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi masyarakat

Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.

Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.

Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik

Kebijakan-Kebijakan Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang disesuaikan


dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :


Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.

Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan
sektor ekonomi yang kekurangan.

Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong,
dan

Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat
padat karya.

Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.

Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.

Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektoragraris dan sektor formal
lainnya.

Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembztan, jalan raya.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut.

Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan

Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim
tertentu.

Cara Mengatasi Pengangguran Siklis

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut.

Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

A. Pengertian, Fungsi, serta Tujuan APBN dan APBD

1.1. Pengertian APBN dan APBD


1.1.1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah kebijakan fiskal dalam
konteks pembangunan Indonesia. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pada hakikatnya merupakan rencana kerja pemerintah yang akan dilakukan
dalam satu tahun yang dituangkan dalam angka-angka rupiah. Secara singkat,
APBN didefinisikan sebagai daftar sistematis yang memuat rencana penerimaan
dan pengeluaran negara selama satu tahun yang dinyatakan dalam rupiah.
Anggaran mengandung sisi penerimaan dan sisi pengeluaran dengan skala yang
lebih besar dan jenis kegiatan yang rumit.

Landasan hukum APBN, yaitu Pasal 23 ayat 1 UUD 1945, yang mengatakan
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan
keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat”. Jika DPR tidak menyetujui anggaran yang diusulkan
pemerintah, pemerintah memakai anggaran tahun lalu. Struktur dasar APBN
terdiri atas sisi penerimaan dan sisi pengeluaran negara. Sisi penerimaan
negara terdiri atas penerimaan dalam negeri (migas, pajak, dan bukan pajak),
dan penerimaan luar negeri atau bantuan luar negeri yang disebut juga
penerimaan pembangunan meliputi bantuan program dan bantuan proyek.

Adapun sisi pengeluaran negara, terdiri atas pengeluaran rutin (antara lain:
belanja barang, belanja pegawai, dan subsidi daerah otonom), dan pengeluaran
pembangunan yang merupakan biaya pelaksanaan proyek-proyek pemerintah.
Penerimaan pembangunan dalam anggaran negara ditujukan untuk menutupi
kekurangan penerimaan yang lebih kecil.

Tabel 1. Struktur Dasar APBN (format lama)

Sisi Penerimaan Sisi Pengeluaran

Penerimaan dalam negeri, terdiri atas: Pengeluaran rutin, terdiri atas:


A. C.
1. penerimaan migas dan non migas; 1. belanja pegawai;
2. penerimaan pajak; 2. belanja barang;

3. penerimaan bukan pajak. 3. subsidi daerah otonom;

B. Penerimaan pembangunan, terdiri atas: 4. bunga dan cicilan utang;

5. lain-lain.

1. bantuan program; D. Pengeluaran pembangunan, terdiri atas:

2. bantuan proyek. 1. pembiayaan pembangunan rupiah;

2. pembiayaan proyek.

Di era reformasi, format APBN ini kemudian mengalami perubahan, seperti


terlihat dalam Tabel 2. berikut.

Tabel 2. Struktur Dasar APBN (format sekarang)

Uraian

A. Pendapatan Negara dan Hibah

A.1. Penerimaan dalam negeri

a) Penerimaan perpajakan

i. Pajak dalam negeri

1. Pajak penghasilan

a. Migas

b. Non migas

2. Pajak pertambahan nilai

3. Pajak bumi dan bangunan

4. Bea perolehan atas tanah dan bangunan

5. Cukai

6. Pajak lainnya
ii. Pajak perdagangan internasional

1. Bea masuk

2. Pajak/Pungutan ekspor

b) Penerimaan bukan pajak

i. Penerimaan SDA

1. Minyak bumi

2. Gas alam

3. Pertambangan umum

4. Kehutanan

5. Perikanan

ii. Bagian laba BUMN

iii. PNBP lainnya

A.2. Hibah

B. Belanja Negara

B.1. Anggaran belanja pemerintah pusat

a) Pengeluaran rutin

b) Pengeluaran pembangunan

B.2. Anggaran belanja untuk daerah

a) Dana perimbangan

b) Dana otonomi khusus dan penyeimbang

C. Keseimbangan Primer

D. Surplus/Defisit Anggaran (A–B)

E. Pembiayaan (E1+E2)

E.1 Pembiayaan dalam negeri


E.2 Pembiayaan luar negeri (Neto)

1.1.2. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Seperti halnya kebijakan fiskal dalam APBN, keuangan daerah yang ditunjukkan
dalam APBD juga menggambarkan tentang perkembangan kondisi keuangan
dari suatu pemerintahan daerah. APBD adalah suatu gambaran tentang
perencanaan keuangan daerah yang terdiri atas proyeksi penerimaan dan
pengeluaran suatu pemerintahan daerah dalam suatu periode tertentu.

Landasan hukum APBD adalah Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, tentang


Pemerintahan Daerah dalam pasal 78 ayat 1 yang menyatakan bahwa
penyelenggaraan tugas pemerintah daerah dan DPRD dibiayai dari dan atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

1.2. Fungsi APBN dan APBD [1]

Fungsi APBN dan APBD menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003, yaitu
sebagai berikut.

a. Fungsi Otorisasi

Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah menjadi
dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan.

b. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah


menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan.

c. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah
menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Fungsi Alokasi

Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara dan daerah harus
diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya,
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

e. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara dan


daerah harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

1.3. Tujuan Penyusunan APBN dan APBD

Tujuan penyusunan APBN atau APBD adalah sebagai pedoman penerimaan dan
pengeluaran negara atau daerah, agar terjadi keseimbangan yang dinamis,
demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Adapun tujuan akhirnya adalah
mencapai masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan UUD 1945, pemerintah wajib menyusun APBN. Sebelum menjadi


APBN, pemerintah menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN). Di Indonesia, pihak yang bertugas menyusun RAPBN adalah
pemerintah, dalam hal ini presiden dibantu para menterinya. Biasanya, presiden
menyusun RAPBN dalam bentuk nota keuangan. Nota keuangan tersebut
kemudian disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk
disidangkan. RAPBN biasanya disampaikan sebelum tahun anggaran yang akan
dilaksanakan. RAPBN yang diajukan presiden kepada DPR akan disidangkan dan
dibahas kelayakannya oleh DPR.
Jika disetujui oleh DPR, RAPBN tersebut akan menjadi APBN. APBN ini akan
dikembalikan kepada pemerintah untuk dilaksanakan. Jika RAPBN tersebut
ditolak DPR, pemerintah harus menggunakan kembali APBN tahun lalu tanpa
perubahan. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat cara penyusunan APBN
pada Bagan 1. berikut.

Bagan 1. Penyusunan APBN.

B. Sumber-Sumber Pendapatan Negara dan Daerah

2.1. Sumber-Sumber Penerimaan/Pendapatan Negara

Di Indonesia penerimaan negara, dapat dibedakan atas dua sumber, yaitu


sebagai berikut.

1. Penerimaan dalam negeri. Penerimaan ini terdiri atas penerimaan minyak


dan gas bumi (migas) dan penerimaan di luar migas.
2. Penerimaan pembangunan. Penerimaan ini terdiri atas, bantuan program
dan bantuan proyek.

Penerimaan dalam negeri memegang peranan yang penting dalam membiayai


kegiatan pembangunan. Dengan meningkatkan kegiatan pembangunan
tersebut, maka penerimaan dalam negeri pun terus diusahakan agar
meningkat. Dalam perkembangannya, ketergantungan penerimaan dalam
negeri pada sektor migas harus dikurangi. Dengan demikian, penerimaan dalam
negeri dari sektor di luar migas, dalam hal ini penerimaan pajak, dan bukan
pajak, perlu ditingkatkan. Dana luar negeri masih tetap dimanfaatkan terutama
untuk melengkapi sumber pembiayaan dalam negeri. Walaupun demi kian,
jumlah serta persyaratannya (antara lain tidak adanya ikatan politis) harus
dipertimbangkan.
2.2. Sumber-Sumber Pendapatan Pemerintah Daerah

Sebelum berlaku otonomi daerah, sumber keuangan daerah, baik provinsi,


kabupaten maupun kota, yaitu menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 1997
tentang Pemerintahan Daerah, yaitu sebagai berikut.

1. Penerimaan Asli Daerah (PAD)


2. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
3. Bantuan pusat (APBN) untuk daerah tingkat I dan II
4. Pinjaman daerah
5. Sisa lebih anggaran tahun lalu
6. Lain-lain penerimaan daerah yang sah

Sejalan dengan adanya pelimpahan sebagian wewenang pemerintahan dari


pusat ke daerah melalui Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang. No. 25 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah, terjadi perubahan dalam sumber
pendapatan daerah, yakni dengan dimasukkannya komponen dana
perimbangan dalam struktur APBD.

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana
perimbangan merupakan bentuk pelaksanaan kebijakan desentralisasi fiskal
pemerintah pusat di era otonomi daerah.

Secara garis besar, sumber pendapatan pemerintah daerah, yaitu sebagai


berikut.

2.2.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Sumber Pendapatan Asli Daerah, yaitu:

1. pajak daerah;
2. retribusi daerah;
3. bagian pemda dari hasil keuntungan perusahaan milik daerah (BUMD);
4. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
5. sumbangan dari pihak ketiga yang diatur dalam Undang-Undang.

2.2.2. Dana Perimbangan

Sumber dana perimbangan, yaitu dana bagi hasil, Dana Alokasi Umum (DAU),
dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

1) Dana bagi hasil, terdiri atas:

a) bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

b) bagian daerah dari penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB);

c) bagian daerah dari penerimaan sumber daya alam.

2) Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu bantuan umum yang digunakan sesuai
dengan prioritas pembangunan daerah dalam batas-batas arahan pemerintah
pusat yang bertujuan mengurangi ketimpangan horizontal antardaerah.
Contohnya, bantuan blok yang penggunaan dananya untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di daerah.

3) Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu bantuan khusus yang digunakan untuk
kegiatan pembangunan yang sasarannya telah ditetapkan oleh pemerintah
pusat yang bertujuan mengurangi ketimpangan vertikal antara pusat dan
daerah. Contohnya, pembangunan di daerah yang berbatasan dengan negara
lain.

2.2.3. Sumber Lain Pendapatan Daerah yang Sah


Sumber lain pendapatan daerah yang sah, di antaranya dari:

1. sisa lebih perhitungan anggaran daerah;


2. penerimaan pinjaman daerah;
3. dana cadangan daerah;
4. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Selain sumber-sumber pendapatan yang telah dijelaskan, ada beberapa hal


yang perlu Anda pahami, yaitu berkaitan dengan perbedaan pendapatan daerah
dengan pendapatan daerah yang sudah otonomi. Daerah-daerah yang tidak
diberikan otonomi khusus, selain mendapatkan sumber pendapatan dari potensi
sumber daya alam yang dimiliki, juga dana yang diberikan oleh pemerintah
pusat. Namun, untuk daerah yang diberi kewenangan melalui otonomi, daerah
memiliki kewenangan yang lebih besar dalam pembagian dana antara pusat dan
daerah.

Peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih relatif kecil dalam struktur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Padahal, PAD adalah satu
komponen pendapatan daerah yang sangat diharapkan menjadi sumber utama
keuangan daerah dalam pelaksanaan otonomi. Dengan kata lain, peranan
penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat dalam bentuk bagi hasil pajak
dan bukan pajak, sumbangan dan bantuan masih mendominasi struktur APBD.
Sumber-sumber penerimaan yang relatif besar pada umumnya dikelola oleh
pemerintah pusat, sedangkan sumber penerimaan yang relatif kecil dikelola
oleh pemerintah daerah.

Tabel 3. Realisasi penerimaan Pemda Tk I seluruh Indonesia menurut jenis


penerimaan (dalam jutaan rupiah)

No. Jenis Penerimaan 1994/1995 % 1995/1996 %

Sisa lebih perhitungan anggaran


1. 583.815 6,01 926.244 8,19
tahun lalu

2. PAD 3.009.751 24,50 3.854.281 34,07

3. Bagi hasil pajak/bukan pajak 753.349 7,76 986.737 8,72

4. Sumbangan dan bantuan 5.310.364 54,69 5.489.016 48,52


5. Penerimaan pembangunan 51.848 0,53 57.347 0,51

Sumber: INDEF, dikutip dari Tambunan, 2001

Sementara itu, menurut laporan Econit, peranan PAD dalam APBD terlihat
dalam Tabel 4. berikut.

Tabel 4. Peran PAD terhadap APBD Dati I seluruh Indonesia menurut APBN
1999/2000 (dalam miliar rupiah)

Dati I APBD PAD %PAD terhadap APBD

DI. Aceh 153.739 48.681 31,66

Sumut 413.073 204.570 49,52

Sumbar 158.503 56.958 35,93

Riau 317.686 94.110 29,62

Jambi 116.755 31.600 27,06

Sumsel 271.494 101.002 37,20

Bengkulu 97.449 19.125 19,62

Lampung 181.137 74.697 41,23

DKI Jakarta 2.793.000 1.721.045 61,61

Jabar 885.180 537.717 60,74

Jateng 703.677 385.451 54,77

Yogyakarta 139.742 62.802 44,94

Jatim 875.804 550.033 62,80

Bali 202.314 120.917 54,76

Kalbar 167.280 49.087 29,34

Kalteng 182.600 23.500 12,86


Kalsel 161.275 48.895 30,31

Kaltim 291.055 82.737 28,42

Sulut 125.971 23.462 18,62

Sulteng 136.035 25.918 19,05

Sulsel 255.772 94.374 36,89

Sultra 106.733 11.641 10,90

NTB 115.184 24.381 21,16

NTT 123.525 21.851 17,68

Maluku 133.034 19.902 17,68

Irian Jaya 289.922 25.352 14,96

Sumber: Econit, dikutip dari Saragih, 2003

Pajak dan retribusi daerah adalah satu sumber penerimaan PAD yang terbesar.
PAD sendiri adalah komponen penting dalam APBD apalagi di era otonomi
daerah, meskipun masih ada daerah yang mengandalkan bantuan dari pusat.
(Sumber: Pengantar Mikro Ekonomi, 2003)

C. Kebijakan Pemerintah di Bidang Fiskal

3.1. Kebijakan Anggaran Berimbang

3.2. Kebijakan Anggaran Tidak Berimbang

D. Jenis-Jenis Pengeluaran Negara dan Daerah serta Pengaruhnya terhadap


Perekonomian

4.1. Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah


4.1.1. Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat

Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu aspek penggunaan sumber daya


ekonomi yang secara langsung dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah (pusat
maupun daerah) dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat melalui
pembayaran pajak. Di Indonesia, pengeluaran pemerintah dapat dibedakan
menurut dua klasifikasi, sebagai berikut.

1. Pengeluaran rutin pemerintah, yaitu pengeluaran untuk pemeliharaan


atau penyelenggaraan pemerintah sehari-hari. Termasuk dalam
pengeluaran rutin, yaitu belanja pegawai, belanja barang, subsidi daerah
otonom, bunga, dan cicilan utang luar negeri.
2. Pengeluaran pembangunan, yaitu pengeluaran untuk pembangunan, baik
fisik seperti jalan, jembatan, gedung-gedung dan pembelian kendaraan
dinas, maupun pembangunan nonfisik spritual, seperti penataran dan
training.

4.1.2. Jenis-Jenis Pengeluaran Daerah

Seperti halnya pengeluaran negara dalam APBN, pengeluaran daerah juga


merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam setiap penyusunan
APBD. Secara singkat, komponen yang menyusun APBD, yaitu pendapatan
daerah, belanja daerah, dan pembiayaan. Secara umum komposisi pengeluaran
bagi daerah adalah sama dengan komposisi pengeluaran negara. Setiap daerah
memiliki komposisi pengeluaran daerah yang berbeda-beda. Bagaimanapun,
komposisi dari APBD suatu daerah harus disesuaikan dengan perkembangan
keuangan pemerintah daerah yang bersangkutan. Setiap daerah tidak harus
memaksakan diri untuk memperbesar pengeluaran tanpa diimbangi dengan
kemampuan pendapatannya, khususnya kapasitas pendapatan asli daerah
(PAD)-nya.

4.2. Pengaruh APBN dan APBD terhadap Perekonomian

1. APBN didefinisikan sebagai daftar sistematis yang memuat


rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang
berupa penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun yang dinyatakan dalam rupiah.
2. APBD adalah suatu gambaran tentang rancangan
anggaran dan pendapatan belanja daerah berupa
3. keuangan daerah yang terdiri atas proyeksi penerimaan
dan pengeluaran suatu pemerintahan daerah dalam suatu
periode tertentu.
4. Struktur dasar APBN terdiri atas sisi penerimaan dan sisi
pengeluaran negara. Sejalan dengan berlakunya otonomi
daerah, struktur APBN mengalami perubahan yang cukup
mendasar yang ditunjukkan oleh adanya pos dana
perimbangan.
5. Fungsi APBN dilaksanakan sesuai dengan Trilogi
Pembangunan: pertumbuhan, pemerataan dan stabilisasi.
Fungsi APBN meliputi fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan
fungsi stabilisasi.
6. APBD pada pemerintahan daerah seperti halnya APBN
dalam pemerintahan pusat, memiliki tiga fungsi utama,
yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi
stabilisasi.
7. Sumber penerimaan negara terdiri atas penerimaan dalam
negeri dan penerimaan pembangunan. Penerimaan dalam
negeri terdiri atas penerimaan minyak dan gas bumi
(migas), dan peneriman di luar migas. Penerimaan
pembangunan terdiri atas bantuan program dan bantuan
proyek.
8. Secara garis besar sumber pendapatan pemerintah daerah
adalah sebagai berikut: PAD, dana perimbangan,
pinjaman, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
9. Dana perimbangan merupakan bentuk pelaksanaan
kebijakan desentralisasi fiskal pemerintah pusat di era
otonomi daerah.
10. Pengeluaran pemerintah terdiri atas pengeluaran rutin
dan pengeluaran pembangunan.
11. Pengeluaran rutin pemerintah, yaitu pengeluaran untuk
pemeliharaan atau penyelenggaraan pemerintah sehari-
hari, seperti belanja pegawai dan belanja barang. Adapun
pengeluaran pembangunan, yaitu pengeluaran untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan, seperti jalan
raya, jembatan, dan gedung-gedung (infrastruktur).
12. Secara umum komposisi pengeluaran bagi daerah
adalah sama dengan komposisi pengeluaran negara.
Setiap daerah memiliki komposisi pengeluaran daerah
yang berbeda-beda.
13. APBN dan APBD memiliki pengaruh yang besar
terhadap perekonomian. Pengaruh ini dapat terlihat antara
lain pada sektor moneter, neraca pembayaran, dan sektor
produksi.
14. Pada dasarnya kebijakan anggaran terbagi atas dua
macam, yaitu kebijakan anggaran berimbang dan
kebijakan anggaran tidak berimbang.
15. Kebijakan anggaran berimbang ialah kebijakan
anggaran yang besarnya penerimaan (dari sektor migas
dan pajak) dengan pengeluaran pemerintah sama
besarnya.
16. Kebijakan anggaran berimbang dinamis biasanya
disertai dengan peningkatan nilai APBN dalam setiap
perubahan tahun anggaran.
17. Anggaran tidak berimbang dibedakan atas anggaran
defisit (deficit budget) dan anggaran surplus (surplus
budget).

Perbedaan pasar uang dan pasar modal mungkin sering kita dengar,
akan tetapi mungkin Anda belum paham pengertian tentang kedua istilah
tersebut. Mungkin juga Anda tidak terlalu paham dengan perbedaan dari
keduanya. Maka dari itu, sebelum membahas tentang perbedaan pasar
uang dan pasar modal, ada baiknya jika kita mengetahui arti dari pasar
uang dan pasar modal ini, sehingga kita akan semakin paham tentang
kedua istilah ini.

Pasar uang atau Money Market merupakan tempat atau kegiatan dimana disana terjadi
pertemuan permintaan dan penawaran dana-dana yang terwujud dalam sekumpulan surat
berharga dan memiliki jangka waktu yaitu kurang dari satu tahun. Sedangkan yang dimaksud
dengan pasar modal atau yang sering disebut dengan bursa efek adalah merupakan tempat
bertemunya dua pihak yaitu pihak yang menawarkan kepada pihak yang memerlukan dana
yang memiliki jangka panjang, yaitu dalam surat bukti hutang jangka panjang atau obligasi,
surat yang menunjukkan pernyataan modal (saham) dan lainnya yang termasuk surat berharga.
Setelah mengetahui pengertian tentang pasar modal dan pasar uang, maka kita menjadi lebih paham,
sehingga bisa kita tarik kesimpulan tentang perbedaan antara pasar uang dan pasar modal. Adapun
perbedaannya adalah sebagai berikut:

1. Jangka waktu
Dari pengertian di atas, kita bisa mengetahui bahwa perbedaan pasar uang dan pasar modal yang
pertama adalah ada pada jangka waktu. Jangka waktu dana-dana dan surat-surat berharga yang
diperjualbelikan dalam pasar uang adalah jangka waktu pendek yaitu kurang dari satu tahun. Adapun
jangka waktu untuk jual beli dana-dana, obligasi, saham dan surat berharga lain pada pasar modal
adalah jangka waktu yang lama, yaitu lebih dari satu tahun.

2. Tempat
Seperti yang kita tahu bahwa pasar modal memiliki tempat yang jelas yang diketahui oleh masyarakat
luas. Di negara kita sendiri, kini terdapat dua pasar modal yaitu bursa efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Sedangkan untuk pasar uang tidak memiliki transaksi khusus dan transaksi yang ada
dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi.

3. Otoritas tertinggi
Untuk pasar uang otoritas tertingginya adalah BI, sedangkan otoritas tertinggi untuk pasar modal yang
memegang otoritas tertinggi adalah Departemen keuangan.

4. Tempat terjadinya
Terjadinya pasar modal ini ada di bursa efek, sedangkan untuk pasar uang terjadi diantara bank.

5. Risiko
Setiap pasar uang dan pasar modal ini memiliki risiko masing-masing. Namun untuk pasar uang
memiliki risiko rendah dan dengan return yang rendah, sedangkan untuk pasar modal berlaku untuk
sebaliknya yaitu risiko tinggi dengan return yang tinggi juga.
Pengertian, Konsep Dasar dan Fungsi Manajemen
15 Sep 2013

Tak Berkategori nuwrileardkhiyari 0 Comments

Pengertian Manajemen (Definition of Management)

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang artinya seni melaksanakan dan
mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :


1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:


1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen
adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
3. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata.

Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai
suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu
dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Konsep Dasar Manajemen

Manajemen Sebagai ILMU (1)

Suatu bidang Ilmu Pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini
bermanfaat bagi kemanusiaan.

Manajemen Sebagai SENI (2)

Management adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian
pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja serta
memberikan pelayanan yang sebagaik mungkin kepada masyarakat.

Manajemen sebagai PROFESI (3)

Manajemen sebagai Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai kader, pemimpin atau manajer pada suatu organisasi atau
perusahaan tertentu.

Manajemen sebagai PROSES (4)

Management adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian dimana dalam masing2 bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan &
keahlian yang diikuti secara berurutan dalam usaha mencapai sasaran & tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai
sasaran tadi.

Organizing

Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :


1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
4. Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.

Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela
sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan
semula.
Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih tinggi.

Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi
sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi
daya guna maksimal kepada organisasi.

Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai


kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.

Pengertian, Konsep Dasar dan Fungsi Manajemen


15 Sep 2013

Tak Berkategori nuwrileardkhiyari 0 Comments

Pengertian Manajemen (Definition of Management)

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang artinya seni melaksanakan dan
mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :


1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:


1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen
adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
3. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata.

Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai
suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu
dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Konsep Dasar Manajemen

Manajemen Sebagai ILMU (1)

Suatu bidang Ilmu Pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini
bermanfaat bagi kemanusiaan.

Manajemen Sebagai SENI (2)

Management adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian
pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja serta
memberikan pelayanan yang sebagaik mungkin kepada masyarakat.

Manajemen sebagai PROFESI (3)

Manajemen sebagai Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai kader, pemimpin atau manajer pada suatu organisasi atau
perusahaan tertentu.

Manajemen sebagai PROSES (4)

Management adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian dimana dalam masing2 bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan &
keahlian yang diikuti secara berurutan dalam usaha mencapai sasaran & tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai
sasaran tadi.

Organizing

Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :


1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
4. Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.

Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela
sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan
semula.

Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih tinggi.

Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi
sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi
daya guna maksimal kepada organisasi.

Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai


kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.

Pengertian, Konsep Dasar dan Fungsi Manajemen


15 Sep 2013

Tak Berkategori nuwrileardkhiyari 0 Comments

Pengertian Manajemen (Definition of Management)

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang artinya seni melaksanakan dan
mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :


1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:


1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen
adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
3. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai
suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu
dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Konsep Dasar Manajemen

Manajemen Sebagai ILMU (1)

Suatu bidang Ilmu Pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini
bermanfaat bagi kemanusiaan.

Manajemen Sebagai SENI (2)

Management adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian
pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja serta
memberikan pelayanan yang sebagaik mungkin kepada masyarakat.

Manajemen sebagai PROFESI (3)

Manajemen sebagai Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai kader, pemimpin atau manajer pada suatu organisasi atau
perusahaan tertentu.

Manajemen sebagai PROSES (4)

Management adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian dimana dalam masing2 bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan &
keahlian yang diikuti secara berurutan dalam usaha mencapai sasaran & tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai
sasaran tadi.

Organizing

Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.

Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :


1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
4. Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.

Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela
sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan
semula.

Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih tinggi.

Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi
sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi
daya guna maksimal kepada organisasi.

Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai


kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.

Pengertian, Konsep Dasar dan Fungsi Manajemen


15 Sep 2013

Tak Berkategori nuwrileardkhiyari 0 Comments

Pengertian Manajemen (Definition of Management)

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang artinya seni melaksanakan dan
mengatur. Menurut Mary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Menurut Ricky W. Griffin : sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :


1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)

Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:


1. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
2. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Manajemen
adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
3. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai
inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen
adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.

Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan
atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata.

Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai
suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu
dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

Konsep Dasar Manajemen


Manajemen Sebagai ILMU (1)

Suatu bidang Ilmu Pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini
bermanfaat bagi kemanusiaan.

Manajemen Sebagai SENI (2)

Management adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal, demikian
pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal bagi pimpinan maupun pekerja serta
memberikan pelayanan yang sebagaik mungkin kepada masyarakat.

Manajemen sebagai PROFESI (3)

Manajemen sebagai Profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian dan ketrampilan sebagai kader, pemimpin atau manajer pada suatu organisasi atau
perusahaan tertentu.

Manajemen sebagai PROSES (4)

Management adalah proses yang khas terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian dimana dalam masing2 bidang tersebut digunakan ilmu pengetahuan &
keahlian yang diikuti secara berurutan dalam usaha mencapai sasaran & tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

Planning

Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai
sasaran tadi.

Organizing

Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading

Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :


1. Mengambil keputusan
2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
3. Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
4. Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya
5. Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Directing/Commanding

Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.

Motivating

Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela
sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.

Coordinating

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Controlling

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan
semula.

Reporting

Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih tinggi.

Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi
sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi
daya guna maksimal kepada organisasi.

Forecasting

Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai


kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki negara melalui
pernyataan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Jenis-jenis
BUMN sebagai berikut

 Perusahaan umum(perum) yaitu BUMN yang modalnya dimiliki negara tidak terbagi atas
saham yang bertujuan memberi kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa. Contoh Peruri, Bulog, dan perumnas
 Perusahaan perseroan (persero) yaitu BUMN berbentuk perseroan terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki negara
dengan tujuan utama mengejar keuntungan. Contoh persero adalah PT Bio Farma, PT
Asuransi Jasa Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, dan PT Pertamina
BUMD memiliki peran penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat daerah, salah satunya
untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian daerah.Modal BUMD berasal dari
kekayaaan daerah yang dipisahkan. BUMD dipimpin direksi yang diangkat dan diberhentikan
oleh kepala daerah atas pertimbangan DPRD, Contoh BUMD adalah Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM), PD Bank Pasar, PD Jasa Transportasi, dan PD Angkutan Kota.

b. Peran BUMN dalam perekonomian Indonesia


 Menjadi pelopor dan/atau perintis dalam sektor usaha yang belum diminati oleh pihak
swasta
 Menjadi pelaksanan pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan
membantu pengembangan usaha mikro kecil dan menengah(UMKM)/koperasi
 Melakukan kegiatan produksi dan distribusi sumber daya yang menguasai hajat hidup orang
banyak(vital)
 Salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan
Peran BUMD sebagai berikut
 Meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah
 Meningkatkan penghasilan daerah
 Meningkatlan kapasitas produksi daerah
 Mengurangi jumlah pengangguran di daerah
2. Badan Usaha Milik Swasta(BUMS)

a. Jenis BUMS

BUMS adalah badan usaha yang seluruh modal dan pengelolaaanya dilakukan oleh
masyarakat(swasta). Bentuk-bentuk BUMS sebagai berikut.
 Perusahaan perorangan yaitu perusahaan yang dimiliki oleh individu tertentu. Proses
pendirian perusahaan perorangan lebih mudah dan sederhana. pemilik usaha berhak
mengambil seluruh keuntungan, biaya produksi sedikit, dan modal perusahaan jumlahnya
kecil
 Firma(Fa), yaitu badan usaha yang dibentuk persekutuan dua orang atau lebih dengan nama
dan modal bersama. Ciri-ciri firma antara lain anggota firma sudah saling mengenal dan
memercayai; memakai nama bersama dalam usaha; setiap anggota firma memiliki hak
menjadi pemimpin dan membubarkan firma; serta adanya tanggung jawab dan risiko
kerugian tidak terbatas
 Persekutuan komanditer(CV) yaitu badan usaha yang didirikan atas persekutuan dua orang
atau lebih.Ciri-ciri CV antara lain terdapat dua sekutu yaitu sekutu aktif(komplementer) dan
sekutu pasif(komanditer); pendirian CV dibuatkan akta auntentik yang didaftarkan ke
pengadilan negeri; serta keuntungan usaha dibagi berdasarkan perjanjian pada awal
pendirian CV
 Perseroan terbatas(PT) yaitu badan hukum usaha yang modalnya berasal dari penjualan
saham.Ciri-ciri terdiri atas modal dalam perseroan terbatas saham; pembagian keuntungan
diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS); dan perseroan terbatas dikelola
dengan manajmen profesional
b. Peran BUMS dalam perekonomian Indonesia
Peran BUMS sebagai berikut.
 Membantu pemerintah melalukan kegiatan produksi barang dan/atau jasa, serta distribusi
yang tidak dapat dilakukan pemerintah
 Membantu pemerintah dan meningkatkan pendapatan nasional
 Membantu pemerintah dalam meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
 Sebagai mitra BUMN dalam mengelola dan menjaga sumber daya untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi
 Sebagai agen pembangunan nasional
 sebagai penyedia lapangan pekerjaan
3. Koperasi

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,


koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan

a. Pengembangan Koperasi
Cara pengembangan koperasi sebagai berikut

 Menerapkan prinsip good corporate governance(GCG)


 Memperbaiki kondisi internal koperasi
 Memperkenalkan kegiatan usaha koperasi di lingkungan masyarakat dan sekolah
 Melibatkan peran pemerintah dalam pengembangan koperasi
 Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengawas, pengurus,
dan karyawan
 Memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan
koperasi
b. Pengelola Koperasi
Pengelola koperasi dilakukan oleh perangkat koperasi. Perangkat organisasi koperasi sebagai
berikut.
 Rapat anggota sebagai pemegang kekuasan tertinggi dalam koperasi.Selain rapat anggota,
diselenggarakan rapat anggota luar biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan
segera yang wewenang pengembaliannya ada pada rapat anggota. Rapat anggota berwenang
menetapkan kebijakan umum koperasi; mengubah anggaran dasar; serta memilih,
mengangkat, dan memberhentikan pengawas dan pengurus
 Pengawas dipilih dari dan oleh anggota pada saat rapat anggota. Tugas pengawas antara lain
mengusulkan calon pengurus; memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus;
melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaaan koperasi yang
dilakukan oleh pengurus; serta melaporkan hasil pengawaasan dalam forum rapat anggota
 Pengurus dipilih dari orang perorang, baik anggota maupun nonanggota. Pengurus bertugas
mengelola kopersi berdasarkan anggaran dasar; mendorong dan memajukan usaha anggota;
menyusun rancangan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
untuk diajukan kepada rapat anggota; serta menyusun laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk diajukan dalam forum rapat anggota
c. Peran Koperasi dalam Perekonomian Indonesia
Peran koperasi sebagai berikut
 Membangung serta mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya
serta masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial
 Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat
 Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai saka gurunya
 Berusaha mewujudkan dan mengembangka perekonomian nasional yang merupakan usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
4. Permasalahan yang Terjadi pada Badan Usaha dan Koperasi

Sebagai unit usaha, BUMN, BUMS, BUMD, dan koperasi memiliki berbagai permasalah terkait
pengelola usaha. Suatu unit usaha tentu memiliki pengelola modal, kegiatan operasional, investasi,
organisasi, dan sejenisnya. Berbagai permasalahan tersebut membutuhkan penyelsaian sesuai
karakteristik dan bentuk manajmen yang diterapkan di tiap badan usaha tersebut.

Pengertian Valuta Asing dan Fungsinya


Pengertian Valuta Asing – Dalam dunia ekonomi, kita sering kali mendengar ataupun membaca istilah
valuta asing baik di dalam berita ekonomi ataupun dalam informasi pasar saham. Bagi para pelaku yang
berkecimpung di dunia ekonomi tentunya istilah valuta asing sudah tidak asing lagi di telinga mereka,
akan tetapi untuk kebanyakan orang awam istilah ini tergolong cukup asing dan juga absurd.
Lantas apa sih sebenarnya valuta asing itu? Apa sih pengertian valuta asing? Apa saja kah fungsi dari
valuta asing bagi sektor ekonomi global? Seperti apakah bentuk valuta asing? Apa saja jenis-jenis valuta
asing yang ada di dunia ekonomi?
Defenisi dan Pengertian Valuta Asing

Valuta asing merupakan mata uang yang diakui, digunakan, dipakai, dan juga diterima sebagai alat
pembayaran dalam perdagangan internasional. Valuta asing yang banyak dipakai biasanya merupakan
mata uang suatu negara yang memiliki peranan ataupun kendali yang cukup besar dalam sistem
perekonomian di seluruh dunia. Di seluruh dunia sendiri, valuta asing yang paling banyak digunakan
adalah Dollar.

Valuta asing merupakan bagian dari devisa suatu negara. Devisa sendiri merupakan setiap kekayaan
yang dimiliki oleh suatu negara yang berada di luar negeri yang wujudnya dapat berupa barang, jasa,
atau bahkan mata uang yang digunakan sebagai alat transaksi perdagangan lintas negara. Devisa suatu
negara yang berbentuk mata uang ini lah yang sering kita sebut dengan istilah valuta asing.
Fungsi Valuta Asing
Jika dikaji dari pengertian valuta asing di atas, maka fungsi valuta asing adalah sebagai alat
pembayaran dalam perdagangan internasional. Jika kita rinci secara lebih mendalam maka valuta asing
setidaknya memili 4 fungsi berikut ini :
1. Alat Tukar Internasional

Fungsi valuta asing yang pertama adalah sebagai alat tukar internasional. Seperti yang kita ketahui
bersama, uang merupakan alat tukar yang digunakan untuk melakukan pertukaran barang.
2. Alat Pengendali Kurs

Fungsi valuta asing yang kedua adalah sebagai alat pengendali kurs. Kurs mata uang suatu negara
sering kali mengalami pergolakan. Nah, dengan pengelolaan tingkat penggunaan sesuatu valuta asing
asing tertentu, sebuah negara dapat mengendalikan nilai tukar mata uang mereka dengan lebih mudah.
3. Alat Pembayaran Internasional

Seperti yang telah dijelaskan di atas, valuta asing memiliki peranan yang besar dalam perdagangan
internasional yaitu sebagai alat pembayaran yang sah dan diakui oleh kedua belah pihak.
4. Alat untuk Memperlancar Perdagangan Internasional

Dengan menggunakan valuta asing, setiap negara yang ada di seluruh penjuru dunia dapat dengan
mudah melakukan aktivitas jual beli tanpa harus terkendala masalah penggunaan mata uang.

Demikianlah sedikit tulisan mengenai pengertian Valuta Asing beserta dengan jenis – jenisnya yang
bisa kami tulis untuk Anda. Semoga bermanfaat ya!

NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL & DEVISA


Pengertian Neraca

Pembayaran Neraca pembayaran adalah catatan dari semua transaksi ekonomi internasional
yangmeliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk
luar negeri selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakansebagai laporan arus
pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu Negara.Tujuan utamannya adalah untuk
memberikaninformasi kepada pemerintah tentang posisikeuangan dalam hubungan ekonomi dengan
negaralain serta membantu di dalam pengambilankebijaksanaan moneter,fiskal,p erdagangan dan
pembayaran internasional

.1. Current account (neraca berjalan), terdiri dari transaksi impor dan ekspor barang dan jasa. Pada
current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena menghasilkan devisa baginegara. Sedangkan
impor dicatat sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkandevisa dari negara. Selain ekspor
dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam currentaccount adalah pembayaran faktor (factor
payment) dan unilateral transfers.

2. Financial account (dulunya disebut capital account), yang mencatat transaksi asetfinansial, transfer
pembayaran, piutang maupun utang internasional. Ini mencakup pencatatan akan FDI (foreign direct
investment atau Penanaman Modal Asing/PMA), pembayaran dividen, cicilan hutang, bunga atau utang,
pembelian surat berharga, saham,dan lain sebagainya. Financial account mengukur devisa masuk dan
keluar seperti padacurrent account, dimana transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai
kredit(capital inflow). Sebaliknya, transaksi yang mengakibatkan devisa keluar dari suatunegara dicatat
sebagai debit (capital outflow).Contoh transaksi yang menghasilkan devisa (kredit) pada financial
account adalah :hutang luar negeri, FDI, pembelian saham maupun obligasi dalam negeri oleh
investor asing, dls. Semua transaksi ini mendatangkan devisa bagi negara. Misalnya
transaksi berlangsung antara Indonesia-Amerika, maka cadangan dolar (devisa) Indonesia
akan bertambah akibatnya adanya transaksi-transaksi diatas.Sedangkan contoh transaksi yang
mengurangi devisa (debit) pada financial accountadalah : pembayaran cicilan hutang luar negeri,
pembayaran bunga dari hutang luar negeri, pembayaran dividen atas saham dalam negeri yang dimiliki
investor asing, pembayaran bunga dan hutang obligasi yang jatuh tempo, pengiriman laba dari FDI
atauinvestasi asing yang ditanamkan di dalam negeri, dls. Semua transaksi ini mengurangidevisa suatu
negara

Anda mungkin juga menyukai