Anda di halaman 1dari 22

Hai Squad, setelah kemarin kita belajar mengenai Tindakan, Motif, dan Prinsip

Ekonomi masih ingat kan? Kalo belum coba baca lagi tindakan, motif, dan prinsip
ekonomi. Nah, sekarang kita akan belajar tentang Ilmu Ekonomi dan
pembagiannya, yuk!

Sebelumnya, Squad harus tau  dulu apa itu ilmu ekonomi. Jadi, ilmu ekonomi adalah
suatu ilmu yang memelajari tentang segala tingkah laku manusia yang bertujuan
untuk mendapatkan dan mengelola sumber daya yang terbatas. Ilmu ekonomi
juga dapat dipahami sebagai usaha dalam membuat suatu alternatif barang atau
jasa untuk memuaskan kebutuhan hidup manusia yang tak terbatas.

Squad, ilmu ekonomi itu sangat berperan penting lho dalam masyarakat dan


memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
terdapat pembagian-pembagian dalam ilmu ekonomi. Menurut Alfred W. Stonier
dan Douglas C. Hague membagi ilmu ekonomi menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Ilmu Ekonomi Deskripstif (Descriptive Economic)

Merupakan analisis ekonomi yang menggambarkan kondisi sebenarnya


berdasarkan kondisi fakta dalam perekonomian.

Misalnya, gambaran kondisi krisis moneter di Indonesia yang terjadi pada tahun 1998
Krisis moneter tahun 1998 (Sumber: sundayobserver.lk)

2. Ilmu Ekonomi Teori (Economics Theory)

Adalah analisis ekonomi yang berusaha menjelaskan, mencari pengertian, hubungan


sebab akibat, dan cara kerja sistem ekonomi. Nah, dalam Ilmu ekonomi teori dibagi
lagi nih menjadi dua macam yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
3. Ilmu Ekonomi Terapan (Applied Economics)

Yaitu analisis ekonomi teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dan


pedoman yang tepat untuk menangani masalah ekonomi tertentu. Jadi, ilmu
ekonomi terapan lebih bersifat praktis dengan menerapkan pengertian ekonomi
pada bidang-bidang atau masalah-masalah tertentu. Misalnya, ekonomi di
perusahaan, ekonomi moneter, ekonomi perbankan dan sebagainya.

Secara umum, ada 5 penyebab terjadinya kelangkaan:

1. Perbedaan Letak Geografis

Kenapa letak geografis memengaruhi kelangkaan? Hal ini dikarenakan sumber daya


alam yang ada di bumi tidak tersebar secara merata. Ada tempat yang
mempunyai tanah-tanah subur, ada juga yang tidak. Ada tempat yang memiliki
sumber mata air berlimpah, ada juga yang tidak.

2. Pertumbuhan Penduduk

Thomas Robert Malthus, seorang ekonom asal Inggris, menyatakan


bahwa pertumbuhan penduduk yang lebih cepat dibandingkan dengan
pertumbuhan produksi akan menyebabkan kelangkaan. Banyaknya penduduk
berarti lebih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Jadi, kalau pertumbuhan
produksinya hanya sedikit tidak akan mencukupi kebutuhan tadi.

3. Kemampuan Produksi

Faktor-faktor produksi (tenaga kerja, sumber daya alam, modal, kewirausahaan) yang
kita punya tidak akan sama kemampuannya. Alhasil, tidak semua kebutuhan akan
terpenuhi.

4. Perkembangan Teknologi

Di negara maju, perkembangan teknologi terbilang lebih cepat dibandingkan negara


berkembang. Ini berpengaruh terhadap terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
Teknologi yang rendah pastinya hanya mampu memenuhi kebutuhan yang lebih
sedikit dibandingkan teknologi yang tinggi.

 
5. Bencana Alam

Bencana alam akan memengaruhi jumlah sumber daya yang ada, sehingga
mengganggu pemenuhan kebutuhan manusianya.

Untuk menanggulangi adanya kelangkaan, kita harus membuat skala prioritas.


Menentukan mana kebutuhan yang lebih penting dan harus dipenuhi terlebih
dahulu. Tapi, bagaimana cara menentukan skala prioritas itu? Berdasarkan tingkat
kepentingannya, kebutuhan dapat dikategorikan sebagai berikut:

Kebutuhan dan Alat Pemuas Kebutuhan

Manusia dihadapkan pada masalah kebutuhan dan keinginan atau pemuas


kebutuhan. kebutuhan   merupakan sesuatu yang harus dipenuhi agar orang dapat
bertahan hidup. kebutuhan manusia tidak ada yang persis sama. 

a.      Macam-macam kebutuhan

      1. Kebutuhan menurut intensitas kegunaan

  a. Kebutuhan Primer adalah kebutuhan yang wajib dipenuhi. contohnya sandang, pangan
dan papan.

      b. Kebutuhan Sekunder

        c. Kebutuhan Tersier

      2. Kebutuhan menurut bentuk dan sifatnya

a.      Kebutuhan Jasmani

b.      Kebutuhan Rohani
3)      Kebutuhan menurut subjek yang membutuhkan

a.      Kebutuhan Individu (perorangan)

b.      Kebutuhan Kelompok ( kolektif)

4)      Kebutuhan menurut waktu

a.      Kebutuhan Sekarang

b.      Kebutuhan masa datang (masa depan)

b.      Alat Pemuas kebutuhan

Dalam ilmu ekonomi  alat pemuas kebutuhan dibagi menjadi dua jenis yakni barang


dan jasa.
1)      Barang

Barang dapat diartikan berupa segala sesuatu yang berwujud, dapat dilihat dan
diraba, misalnya perabotan rumah tangga, perlengkapan sekolah, perlengkapan elektronik
dan lain-lain.

a)      Alat pemenuhan kebutuhan berdasarkan ketersediaannya

1)      Barang ekonomi

Barang ekonomi adalah barang yang diperoleh apabila manusia mengeluarkan


pengorbanan tertentu berupa uang dan waktu, karena jumlahnya terbatas. Misalnya siswa
mengeluarkan uang untuk mendapatkan tas atau sepatu.

2)      Barang bebas

Barang bebas adalah barang yang tersedia dalam jumlah yang melimpah dan dapat diambil
begitu saja tanpa pengorbanan. Misalnya air laut, udara, sinar matahari, dll.

3)      Barang illith

Barang illith adalah barang yang jumlahnya berlebihan sehingga dapat menimbulkan
kerugian dan bahaya bagi kehidupan manusia. Misalnya luapan air sungai, kebakaran, dll.

b)      Barang berdasarkan tujuan penggunaan

1)            Barang konsumsi

Adalah barang yang dapat dikonsumsi langsung  untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2)            Barang produksi

Adalah barang yang digunakan untuk mendukung proses produksi agar menghasilkan
barang  dan jasa. Misalnya bahan baku, bahan setengah jadi, modal, dll.

c)      Barang berdasarkan proses produksi


1) Bahan Mentah

Bahan mentah adalah bahan yang belum pernah mengalami proses pengolahan.
Bahan mentah disebut juga bahan baku. Contohnya: a) dari hasil tambang; minyak bumi,
tembaga, timah, perak, batu bara, dan lain-lain. b) dari hasil hutan; kayu, damar, rotan, dan
sebagainya. c) dari perkebunan; teh, tembakau, kopi, dan sebagainya. d) dari hasil
pertanian; padi, palawija, sayuran, dan sebagainya

2) Bahan Setengah Jadi

Bahan setengah jadi adalah bahan yang sudah diolah tetapi belum menjadi produk
akhir. Agar menjadi bahan siap pakai perlu pengolahan lebih lanjut. Contohnya, benang; bila
diolah lebih lanjut akan menjadi kain. Kain bila diolah lebih lanjut akan menjadi baju yang
siap pakai.

3) Bahan Siap Pakai (Bahan Jadi)

Bahan jadi adalah bahan yang siap dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan.
Contohnya, tas, sepatu, baju, dan sebagainya.

d)      Barang menurut hubungan dengan barang lain

a)   Barang Substitusi ( pengganti)

merupakan barang yang digunakan untuk menggantikan fungsi barang lain.


Mislanya   gas menggantikan minyak tanah sebagai bahan bakar, sagu menggantikan beras
sebagai makanan pokok, dll.

b)   Barang komplementer (pelengkap)

            merupakan barang yang jika digunakan secara bersama-sama akan memiliki nilai
guna. Misalnya mobil dapat dijalankan jika diisi bensin.dll.

2)      Jasa

Sedangkan jasa dapat diartikan segala sesuatu yang tidak berwujud tetapi dapat dirasakan
manfaatnya, misalnya layanan kesehatan (medis), Bimbingan Konseling (BK), konsultan
hukum dan keuangan, dll.

Konsep biaya peluang


Biaya peluang muncul karena sumber-sumber daya ekonomi bersifat terbatas sehingga
memaksa manusia untuk melakukan pilihan dalam memenuhi kebutuhannya yang
tentunya didasarkan pada skala prioritas kebutuhan. Pilihan yang dibuat akan
mengakibatkan pengorbanan pada pilihan yang lain dan timbulnya biaya peluang

Dalam perhitungannya, biaya peluang tidak selalu berhubungan dengan uang.


Bisa juga berupa waktu, kesenangan, keuntungan di masa depan, dan faktor-faktor
lainnya. Dalam pengambilan keputusannya biaya peluang ini tergantung pada tujuan
dan situasi yang dialami individu.
Untuk mencari biaya peluang adalah dengan cara mencari pilihan yang
ditinggalkan dengan nilai tertinggi. Simak contoh soal berikut ini ya.

Contoh Soal dan Pembahasan

Jawaban: E

Pembahasan:

Menghitung biaya peluang caranya adalah dengan mencari pilihan yang ditinggalkan
dengan opsi yang terbesar. Karena Rendi lebih memilih bekerja di perusahaan
elektronik, maka ia meninggalkan pilihan bekerja di perusahaan motor. Dengan
demikian ia meninggalkan kesempatan untuk mendapatkan gaji Rp3.000.000,00

Ekonomi kelas 10 | Prinsip dan Motif Ekonomi Serta Pengaruhnya


Terhadap Tindakan Ekonomi
Nurul Hidayah Jun 29, 2020 • 5 min read
Kon

sep Pelajaran SMA Kelas 10 Ekonomi X

Artikel ini menjelaskan tentang  konsep prinsip dan motif ekonomi  serta
pengaruhnya terhadap tindakan ekonomi.
--

Berbelanja di supermarket atau pasar modern pastinya berbeda ya dengan


berbelanja di pasar tradisional. Salah satunya adalah adanya tindakan tawar menawar
di pasar tradisional. Kalau kamu pernah diajak orang tuamu berbelanja di pasar
tradisional, kamu pasti pernah melihat orang yang sedang melakukan tawar
menawar. Nah, tawar menawar merupakan suatu tindakan ekonomi yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli untuk menentukan harga suatu barang.

Kenapa sih tawar menawar merupakan tindakan ekonomi? Ya karena baik penjual


maupun pembeli, sama-sama melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan tawar menawar, kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan dan bisa
mencapai kesejahteraan.

Masih bingung? Oke, penjelasannya gini, kalau kamu mau membeli suatu barang,
pasti ingin harga barang tersebut sesuai dengan budget  yang kamu miliki atau lebih
murah dari harga aslinya, kan? Beda lagi ceritanya kalo  kamu anak sultan. Hehehe.

Nah, ketika harga barang tersebut tidak sesuai dengan keinginan kamu, kamu akan
cenderung melakukan tawar menawar agar barang tersebut bisa lebih murah. Kalau
penjualnya deal  atau setuju dengan harga yang kamu inginkan, sisa uang untuk
membeli barang tadi bisa digunakan untuk membeli kebutuhan yang lain dan kamu
akan lebih hemat.
Pembeli jadi bisa mendapatkan harga yang lebih murah dengan kualitas yang sama
sebagai keuntungan dari menawar harga barang.

Begitu pun dengan penjual. Dalam menjual sesuatu, pasti penjual ingin mendapatkan
keuntungan. Nah, sebelum menentukan harga terbaik, penjual harus melakukan riset
harga di pasaran terlebih dahulu. Lalu, memperhitungkan harga modal
biar nggak rugi.

Ketika adanya tindakan tawar-menawar, penjual menarik perhatian pembeli dengan


memberikan harga yang murah, tapi penjual masih memperoleh keuntungan. Hal itu
dilakukan agar pembeli tidak membeli barang dari pesaing, sehingga penjual bisa
mendapatkan keuntungan lebih dengan banyaknya pelanggan yang ia miliki.

Gimana, paham ya maksudnya? Tapi, jangan mentang-mentang kamu mau untung


banyak, nawarnya nggak kira-kira, ya. Harganya 15.000, eh ditawar 5.000. Apa tidak
kebangetan namanya?

Penjual be lyke, “suka-suka lu, dah!” (sumber: giphy.com)

Nah, tindakan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa motif (dorongan), yaitu motif
ekonomi dan motif non-ekonomi. Kita akan bahas satu per satu mulai dari motif
ekonomi dulu, ya.
Contohnya begini, saat kamu memutuskan untuk makan dan sedang nggak ada
makanan di rumah, pasti kamu akan dihadapkan oleh dua pilihan. Pertama, kamu
memilih untuk masak makanan sendiri di rumah, atau kedua, kamu membeli
makanan siap saji.

Kalau tindakan yang kamu lakukan didasari dengan motif ekonomi, kamu pasti akan
mempertimbangkan mana yang lebih hemat. Ternyata, membeli bahan baku mentah
dan memasaknya di rumah akan lebih hemat karena bahan-bahannya dapat
digunakan untuk beberapa hari kedepan, dibandingkan dengan membeli makanan
siap saji.

Nah, motif ekonomi bisa berasal dari diri sendiri (motif intrinsik) maupun dari luar
(motif ekstrinsik). Contoh motif intrinsik adalah ketika kamu lapar/haus, maka kamu
akan membeli makanan/minuman. Sementara itu, contoh motif ekstrinsik adalah
ketika kamu membeli minuman bersoda karena kemakan iklan di televisi atau
YouTube.

Selain itu, motif seseorang untuk melakukan tindakan ekonomi juga ada tiga macam,
di antaranya sebagai berikut:
Suatu tindakan ekonomi apabila dilakukan berdasarkan motif ekonomi pasti akan
mendapat hasil yang lebih banyak daripada pengeluaran yang dilakukan. Beda
halnya dengan tindakan yang didasari dengan motif non-ekonomi.
Orang yang melakukan tindakan ekonomi berdasarkan motif non-ekonomi
biasanya nggak disertai dengan pertimbangan, cenderung tergesa-gesa, dan hanya
mengikuti hawa nafsunya saja. Tujuannya bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
melainkan hanya ingin dipuji atau dianggap kaya.

Contohnya, seseorang yang membeli mobil baru, padahal mobil lamanya masih bisa
digunakan. Nah, ia membeli mobil tersebut bukan karena kebutuhan, melainkan
karena ingin dianggap kaya oleh tetangga-tetangganya.

Sampai di sini paham ya bedanya tindakan ekonomi yang dipengaruhi oleh motif
ekonomi dan motif non-ekonomi? Lalu, gimana sih caranya supaya kita bisa
mengontrol diri kita saat melakukan tindakan ekonomi?

Nah, setiap orang harus memiliki pedoman atau arahan dalam melakukan


tindakan ekonomi yang disebut dengan prinsip ekonomi.
Jadi, dengan adanya prinsip ekonomi ini, kita bisa memperhitungkan keuntungan
dan kerugian saat melakukan tindakan ekonomi. Contohnya seperti kasus tawar
menawar yang sudah dijelaskan di atas tadi.

Oh iya, pernah nggak sih, ketika kamu pergi berbelanja bersama orang tuamu, kamu
suka minta dibelikan sesuatu? Misalnya, mainan, baju, atau barang-barang yang
sebenarnya nggak kamu butuhin banget. Hayoo ngaku? Hihihi.

Kalau jawabanmu iya, kamu harus mulai stop melakukannya, ya! Biasanya, itu hanya
keinginan yang muncul sesaat, alias lapar mata saja. Selain itu, kalau kamu suka
membeli barang yang nggak  terlalu kamu butuhin, hal itu berlawanan dengan ciri
dari prinsip ekonomi, loh.
Nah, kalau kita ingat bahasan tentang motif non-ekonomi tadi, berarti tindakan yang
dipengaruhi oleh motif non-ekonomi pasti berlawanan dengan ciri-ciri prinsip
ekonomi, ya.

Oke, paham sampai di sini? Kesimpulannya, setiap orang pasti melakukan tindakan
ekonomi. Tindakan ekonomi ini dipengaruhi oleh berbagai motif (dorongan), bisa
motif ekonomi, bisa juga motif non-ekonomi. Nah, prinsip ekonomi bertujuan untuk
memberikan arahan agar tindakan ekonomi yang kita lakukan bisa mendapat hasil
yang maksimal.

Yaap, itu dia penjelasan mengenai konsep prinsip dan motif ekonomi serta
hubungannya dengan tindakan ekonomi seseorang. Bagaimana? Seru kan belajar
ekonomi! Setelah membaca artikel ini, kamu bisa uji kemampuanmu dengan mengisi

 
Pengertian, Tujuan, Prinsip
dan Manfaat Ekonomi
Syariah

indotesis.com

Feb 13, 2017·4 min read


Ekonomi Syariah adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berupaya untuk memandang, menganalisis, dan akhirnya
menyelesaikan permasalahan-permasalahan ekonomi dengan
cara-cara Islam, yaitu berdasarkan atas ajaran agama Islam,
yaitu Al Qur’an dan Sunnah Nabi (P3EI, 2012:17).

Ekonomi syariah memiliki dua hal pokok yang menjadi


landasan hukum sistem ekonomi syariah yaitu Al Qur’an dan
Sunnah Rasulullah, hukum-hukum yang diambil dari kedua
landasan pokok tersebut secara konsep dan prinsip adalah tetap
(tidak dapat berubah kapanpun dan dimana saja).

Berikut ini beberapa pengertian Ekonomi Syariah dari beberapa


sumber buku:

Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy


menjelaskan bahwa ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu
ekonomi yang bersifat interdisipliner dalam arti kajian ekonomi
syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi perlu penguasaan
yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-
ilmu pendukungnya juga terhadap ilmu-ilmu yang berfungsi
sebagai tool of analysis seperti matematika, statistik, logika dan
ushul fiqih (Rianto dan Amalia, 2010:7).

M.A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi syariah sebagai


suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai islam
(Mannan, 1992:15).
Definisi ekonomi syariah berdasarkan pendapat Muhammad
Abdullah Al-Arabi (1980:11), Ekonomi Syariah merupakan
sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang kita simpulkan
dari Al Qur’an dan As-sunnah, dan merupakan bangunan
perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar
tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.

Tujuan Ekonomi Syariah.

Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan tujuan dari syariat


Islam itu sendiri (maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata
kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Tujuan
falah yang ingin dicapai oleh Ekonomi Syariah meliputi aspek
mikro ataupun makro, mencakup horizon waktu dunia atau pun
akhirat (P3EI, 2012:54).

Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof. Muhammad Abu


Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang
menunjukkan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi
seluruh umat manusia, yaitu (Rahman, 1995:84):

 Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber


kebaikan bagi masyarakat dan lingkungannya.

 Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang


dimaksud mencakup aspek kehidupan di bidang hukum dan
muamalah.
 Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para
ulama menyepakati bahwa maslahah yang menjad puncak
sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar, yaitu:
keselamatan keyakinan agama (al din), kesalamatan jiwa (al
nafs), keselamatan akal (al aql), keselamatan keluarga dan
keturunan (al nasl) dan keselamatan harta benda (al mal).

Prinsip-prinsip Ekonomi Syariah

Pelaksanaan ekonomi syariah harus menjalankan prinsip-


prinsip sebagai berikut (Sudarsono, 2002:105):

 Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau


titipan dari Allah swt kepada manusia.

 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas


tertentu.

 Kekuatan penggerak utama Ekonomi Syariah adalah kerja


sama.

 Ekonomi Syariah menolak terjadinya akumulasi kekayaan


yang dikuasai oleh segelintir orang saja.

 Ekonomi Syariah menjamin pemilikan masyarakat dan


penggunaannya direncanakan untuk kepentingan banyak
orang.

 Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari


penentuan di akhirat nanti.
 Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah
memenuhi batas (nisab).

 Islam melarang riba dalam segala bentuk.

Layaknya sebuah bangunan, sistem ekonomi syariah harus


memiliki fondasi yang berguna sebagai landasan dan mampu
menopang segala bentuk kegiatan ekonomi guna mencapai
tujuan mulia. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip dasar
dalam ekonomi syariah, diantaranya adalah (Zainuddin Ali,
2008):

Tidak melakukan penimbunan (Ihtikar). Penimbunan, dalam


bahasa Arab disebut dengan al-ihtikar. Secara umum, ihtikar
dapat diartikan sebagai tindakan pembelian barang dagangan
dengan tujuan untuk menahan atau menyimpan barang
tersebut dalam jangka waktu yang lama, sehingga barang
tersebut dinyatakan barang langka dan berharga mahal.

Tidak melakukan monopoli. Monopoli adalah kegiatan


menahan keberadaan barang untuk tidak dijual atau tidak
diedarkan di pasar, agar harganya menjadi mahal. Kegiatan
monopoli merupakan salah satu hal yang dilarang dalam Islam,
apabila monopoli diciptakan secara sengaja dengan cara
menimbun barang dan menaikkan harga barang.

Menghindari jual-beli yang diharamkan. Kegiatan jual-beli yang


sesuai dengan prinsip Islam, adil, halal, dan tidak merugikan
salah satu pihak adalah jual-beli yang sangat diridhai oleh Allah
swt. Karena sesungguhnya bahwa segala hal yang mengandung
unsur kemungkaran dan kemaksiatan adalah haram hukumnya.

Manfaat Ekonomi Syariah

Apabila mengamalkan ekonomi syariah akan mendatangkan


manfaat yang besar bagi umat muslim dengan sendirinya, yaitu:

 Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah,


sehingga islam-nya tidak lagi setengah-setengah. Apabila
ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan
mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa
keislamannya belum kaffah

 Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui


lembaga keuangan islam, baik berupa bank, asuransi,
pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan
mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di
dunia diperoleh melalui bagi hasil yang diperoleh,
sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur
riba yang diharamkan oleh Allah.

 Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung


nilai ibadah, karena telah mengamalkan syariat Allah.

 Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan


syariah, berarti mendukung kemajuan lembaga ekonomi
umat Islam.
 Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka
tabungan, deposito atau menjadi nasabah asuransi syariah
berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat.
Sebab dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan
melalui sektor perdagangan riil.

 Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung


gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Sebab dana yang
terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh
disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal.

Anda mungkin juga menyukai