Anda di halaman 1dari 4

Kompetensi kebahasaan yang ditampilkan sekedar pendukung berjalannya secara wajar kegiatan

pembelajaran.

Mengingat pembelajaran berfokus pada pembelajaran keterampilan berbicara maka aktivitas


pembelajaran didominasi oleh pembelajaran berbicara. Meskipun pembelajaran berfokus pada
pembelajaran berbicara, aktivitas belajar siswa hendaknya dilakukan secara alami sehingga tidak terkesan
dibuat-buat, aneh, dan lucu. Pembelajaran yang dibuat-buat akan menjadikan keterampilan yang dilatih
akan menjadi aneh dan bersifat artifisial. Hal ini harus dilakukan agar siswa

1. Konsep pembelajaran berbicara terpadu

Pembelajaran berbicara terpadu adalah bentuk pembelajaran berbicara yang dilakukan dengan cara
memadukan pembelajaran berbicara tersebut dengan pembelajaran yang lain. pembelajaran lain yang
dimaksud adalah pembelajaran keterampilan yakni keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan
pembelajaran kompetensi kebahasaan serta kesastraan.

2. Isi atau aktivitas pembelajaran berbicara

Aktivitas pembelajaran berbicara dapat dilakukan dengan 3 (tiga) teknik, yaitu:

a. Teknik terpimpin

Teknik terpimpin adalah suatu teknik pembelajaran berbicara yang dilakukan dengan cara meminta siswa
mengajarkan atau memaparkan sesuatu sama seperti dengan contoh yang telah ada.

b. Teknik semi terampil

Teknik pembelajaran semi terampil dilakukan dengan cara meminta siswa melemparkan sesuatu yang
secara material sudah ada. Dengan teknik ini siswa diberi kebebasan mengembangkan paparan sesuai
tingkat kemampuan mereka.

c. Teknik berbicara bebas

Teknik berbicara bebas dilakukan dengan cara meminta siswa memaparkan sesuatu secara bebas, tanpa
bahan yang telah ditentukan atau tanpa ada bimbingan atau pancingan tertentu.

Ketiga teknik pembelajaran tersebut dapat diarahkan kepada peningkatan keterampilan melakukan
aktivitas Berbicara baik secara individu maupun kelompok.

Dilihat dari segi paparannya aktivitas pembelajaran berbicara baik individu maupun kelompok dapat
dipilih menjadi dua, yaitu:

a. Aktivitas berbicara individual yang bersifat nonilmiah

Aktivitas berbicara individual nonilmiah, pembelajarannya dilaksanakan dengan cara menirukan,


menjawab pertanyaan, melengkapi kalimat, mengubah kalimat, membuat kalimat, menyanyi, membaca
puisi, menyampaikan cerita reproduktif, memperkenalkan diri, mengemukakan fakta, menanggapi suatu
pendapat, menilai suatu pendapat, memetik pelajaran dari suatu peristiwa penting, melaporkan
pengalaman, menceritakan riwayat hidup seseorang yang dikagumi, menjelaskan cara membuat sesuatu,
menyampaikan sambutan, menyampaikan komentar atau narasi, menyampaikan pesan yang diperoleh
dari orang lain, menyanggah pendapat atau menolak permintaan, menyiarkan berita, Memandu wisata,
melaporkan isi bacaan, dan lain-lain.

b. Aktivitas berbicara individual yang bersifat ilmiah

Aktivitas individual yang bersifat ilmiah masih sangat terbatas, yaitu menyampaikan pidato ilmiah (Agus,
2004:42).

c. Aktivitas berbicara kelompok nonilmiah, pembelajarannya dapat dilakukan dengan cara dialog santai,
dan wawancara ilmiah.

d. Aktivitas berbicara yang bersifat ilmiah, pembelajaran yang dapat dilakukan dengan melakukan
wawancara ilmiah, melakukan dialog ilmiah, melakukan diskusi kelompok, melakukan diskusi panel,
melakukan panel forum, seminar, simposium, ramu pendapat (brainstorming), melakukan studi kecil, dan
bermain peran.

E. Tujuan pembelajaran berbicara di sekolah dasar

Pada umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi,
meyakinkan, atau menggerakan pendengar (Tarigan, 1990:177). Tujuan pembelajaran berbicara di SD
dikelompokkan atas tujuan pembelajaran berbicara di kelas rendah dan tujuan pembelajaran berbicara
di kelas tinggi. Pada hakekatnya, kegiatan pembelajaran di kelas rendah merupakan dasar-dasar
pembentukan kemampuan berkomunikasi tahap awal. Pada kelas rendah, siswa memerlukan bimbingan
dan pengarahan yang cukup bagi guru. Dasar-dasar yang telah dimiliki siswa dapat lebih berkembang
pada kelas tinggi apabila pembelajaran memberikan lebih banyak kepada siswa untuk berlatih
menggunakan bahasa.

1. Tujuan pembelajaran berbicara di kelas rendah

Tujuan pembelajaran berbicara di kelas rendah antara lain:

a. Melatih keberanian siswa

Mengingat masing-masing siswa memiliki latar belakang yang berbeda, kegiatan pembelajaran
pertemuan awal, guru hendaknya menganalisis kebutuhan siswa. Kegiatan ini untuk mengetahui
bagaimana kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Hal ini harus dilakukan guru karena
merupakan tuntutan kurikulum. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa (termasuk BI), menghendaki
bahwa yang belajar berbicara adalah siswa. Oleh karena itu, mengetahui kemampuan dan keberanian
siswa itu bukanlah hal yang mudah, perlu tahapan-tahapan dalam pembelajaran. Pada kelas rendah guru
hendaknya berusaha merancang pembelajaran yang membuat siswa-siswanya untuk berani karena
keterampilan berbicara memerlukan keberanian. Keberanian itu untuk menghilangkan kecemasan bagi
anak yang biasanya berwujud demam panggung (stage fright) dan juga kecemasan berbicara (speech
anxiety).

b. Melatih siswa menceritakan pengetahuan dan pengalamannya

Banyak orang pandai, akan tetapi tidak dapat mengungkapkan pengalamannya dan pengetahuannya
dengan mudah. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya kurangnya kesempatan yang diberikan
untuk berbicara baik dirumah maupun disekolah, faktor budaya, dan faktor pembawaan (innate). Oleh
sebab itu, guru berusaha merangsang siswa untuk selalu mengungkapkan pengetahuan dan
pengalamannya ketika pembelajaran berlangsung. Tentu saja yang diceritakan sesuai dengan materi yang
ada di dalam kurikulum. Misalnya, mengungkapkan pengetahuan dan pengalamannya tentang musim
hujan. Mengapa harus pengalamannya? Karena untuk menggali pengetahuan siswa yang bersifat
produksi, yakni kegiatan berbicara dan menulis, pengalaman adalah hal yang paling mudah untuk
diungkapkan. Setelah para siswa dapat menceritakan pengalamannya, pembelajaran dapat diteruskan
dengan menceritakan pengetahuan baik yang dibaca maupun yang pernah didengar, dan pada tahap-
tahap berikutnya siswa dapat dilatih menganalisis dan mensistensiskan kembali.

c. Melatih menyampaikan pendapat

Menyampaikan pendapat bukanlah hal yang mudah, menyampaikan pendapat perlu berlatih sejak dini.
Pelatihan itu meliputi pilihan kata, gaya, suara, gerak-gerik, dan sebagainya. Latihan itu dimaksudkan
untuk membentuk kebiasaan pada diri siswa agar terampil dalam menyampaikan pendapat sehingga
yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti orang lain (pendengarnya).

d. Membiasakan siswa untuk bertanya

Anda sebagai guru dan calon guru bahasa tentunya sering mengetahui dan menghadapi siswa siswa.
Anda yang belum biasa bertanya ketika pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat tidak menyenangkan
tentunya dan coba ingat-ingat bagaimana anda ketika belajar dulu. Apakah hal itu sama dengan
pengalaman anda? Jika jawabannya "YA", coba anda pelajari apa yang menyebabkan itu terjadi. Kalau
disebabkan kurangnya kesempatan pertanyaan yang diberikan guru maka anda usahakan selalu
menyuruh dan merangsang siswa untuk selalu ingin tahu sehingga mereka mau bertanya.

2. Tujuan pembelajaran berbicara di kelas tinggi

Pembelajaran berbicara di kelas tinggi bertujuan untuk

a. Memupuk keberanian siswa

Jika pada kelas rendah siswa sudah memiliki keberanian (keberanian mengungkapkan isi hati) maka pada
kelas tinggi sebagai guru anda berkewajiban selalu memupuk keberanian yang telah dimiliki oleh siswa
Melalui pembelajaran. Dengan meningkatnya keberanian, pengetahuan, dan keterampilan, siswa akan
lebih mudah dalam mengungkapkan pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya. Pada akhirnya siswa
akan terbiasa berbicara dan mampu menganalisis serta menyimpulkan hal-hal yang ditemui dalam
kehidupannya sehari-hari.

b. Menceritakan pengetahuan dan wawasan siswa

Setelah siswa memiliki kemampuan menceritakan pengalamannya, dia akan mampu menceritakan
pengetahuan dan wawasan yang dimiliki secara bertahap. Jika kemampuan tersebut terus diasah dan
ditambah kemauan untuk membaca dan mendengarkan maka siswa terlatih Untuk mengungkapkan
pengetahuan dan wawasannya setiap saat.

c. Melatih siswa menyanggah atau menolak pendapat orang lain

Tidak menerima atau menolak pendapat orang lain pernah dirasakan semua oran, tetapi untuk menolak
atau menyanggahnya kita sering dibuat tak berdaya. Bagaimana cara mengatasinya? Caranya sering-
sering

Anda mungkin juga menyukai