Keterampilan Membaca
K E gi A t A n B ELA J A R 1
Kelas I, Semester 1
Standar Kompetensi: Kompetensi Dasar:
Memahami teks pendek Membaca nyaring suku kata dan kata
dengan membaca nyaring dengan lafal yang tepat
Membaca nyaring kalimat sederhana
dengan lafal dan intonasi yang tepat
Kelas I, Semester 2
Standar Kompetensi: Kompetensi Dasar:
Memahami teks pendek Membaca lancar beberapa kalimat
dengan membaca lancar sederhana yang terdiri atas 3-5 kata
dan membaca puisi anak dengan intonasi yang tepat
Membaca puisi anak yang terdiri atas 2-
4 baris dengan lafal dan intonasi yang
tepat
Kelas 2 Semester 1
Standar Kompetensi: Kompetensi Dasar:
Memahami teks pendek Menyimpulkan isi teks pendek (10- 15
dengan membaca lancar dan kalimat) yang dibaca dengan membaca
membaca puisi anak lancar
Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca
Kelas 2 Semester 2
Standar Kompetensi: 7.1 Membaca nyaring teks
Memahami ragam wacana (15-20 kalimat) dengan
tulis dengan membaca memperhatikan lafal dan
nyaring dan membaca dalam intonasi yangisi
7.2 Menyebutkan tepat
teks agak panjang
hati (20-25 kalimat) yang dibaca dalam
Hati
a be ce de e ef ge ha i je
ka el em en o pe qi er es
te u ve we ex y zet
2. Membaca Teknis
Selain membaca bersuara, jenis membaca permulaan yang diajarkan di kelas
rendah adalah membaca teknis. Pada membaca jenis ini, anak sudah mulai
dibimbing ke arah pembacaan teks secara tepat menurut pelafalan dan
intonasinya. Tanda-tanda baca yang menandai intonasi mulai diperkenalkan.
Seiring dengan itu, harus disadarkan pula kepada anak bahwa kegiatan
membaca yang tidak memperhatikan teknis membaca dapat menimbulkan
salah pengertian. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kekeliruan dalam
menafsirkan makna bacaan. Coba saja Anda bandingkan ketiga cara
pembacaan berikut.
a. Menurut cerita ibu Ani/adalah orang pintar di desa ini.
b. Menurut cerita ibu/Ani adalah orang pintar di desa ini.
c. Menurut cerita/ibu Ani adalah orang pintar di desa ini.
K E gi A t A n B EL A J A R 2
Keterampilan Membaca Lanjut
A. PENGERTIAN MEMBACA LANJUT
Sesuai dengan sasaran dari jenis membaca ini, yakni melek wacana, maka
fungsi utama dari kegiatan membaca lanjut adalah kunci bagi pembuka berbagai
ilmu, pengetahuan, dan teknologi dalam membuka dan meluaskan cakrawala
wawasan pembacanya. Dengan fungsi seperti itu, kegiatan membaca lanjut harus
diorientasikan kepada dua keterampilan utama dalam membaca, yakni ketepatan
memahami isi bacaan dan kecepatan membaca. Karena kegiatan membaca lanjut
itu berjenjang, yang dimulai sejak kelas 3 SD hingga akhir batas studi tertinggi,
maka tuntutan tingkat pemahaman dan kecepatannya pun berjenjang pula.
Kegiatan membaca lanjut, dilihat dari sasaran pembacanya, terbagi ke dalam tiga
kategori, yakni (a) membaca lanjut tingkat dasar, untuk kelas 3-6 SD; (b) membaca
lanjut tingkat menengah, untuk siswa SMP; dan (c) membaca lanjut tingkat mahir,
untuk siswa SMA ke atas. Sekadar untuk memberikan gambaran penjenjangan
tuntutan keterampilan dari masing- masing tingkatan membaca itu, berikut ini
disajikan pendapat Tarigan (1979)
yang diramunya dari beberapa sumber (Barbe & Abbot, 1975 dan
Dawson, et.al., 1963) yang berkaitan dengan tuntutan keterampilan
membaca nyaring di sekolah dasar.
Sudah dijelaskan di muka bahwa sasaran dari membaca lanjut adalah melek
wacana. Oleh karena itu, aspek yang harus dikembangkan dalam membaca lanjut
adalah pemahaman isi bacaan dan kecepatan membaca. Untuk mencapai dua hal
di atas, jenis membaca yang harus dikembangkan pada membaca lanjut adalah
jenis membaca dalam hati.
Pengklasifikasian jenis membaca berkaitan dengan sudut pandang
pengelompokannya. Ditinjau dari sudut cara membacanya dikenal dua jenis
membaca, yakni membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring
lazim dikembangkan pada pembelajaran membaca permulaan; sementara untuk
pembelajaran membaca lanjut digunakan jenis membaca dalam hati. Meskipun
begitu, bukan berarti membaca nyaring tidak diperbolehkan pada pembelajaran
membaca lanjut. Membaca nyaring pada pembaca lanjut lebih diorientasikan pada
kegiatan membaca untuk orang lain atau “membacakan”. Dengan demikian,
prosesnya harus didahului oleh kegiatan membaca dalam hati terlebih dahulu
untuk menangkap isi/maksud bacaan sebelum membacakannya untuk orang lain.
Coba Anda perhatikan para penyiar televisi ketika membacakan siaran berita!
Pahamkah Anda dengan isi pantun di atas? Kalau tidak, itu karena Anda
tidak menguasai bahasa Melayu Natuna, kode bahasa yang dipakai dalam pantun
tersebut. Pantun tersebut bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira
sebagai berikut.
kelapa muda jatuh “berdepung” hanyut
sampai ke tepi pulau Serasan anak dara
janganlah sombong
cium pipinya bau belacan
Mo D u L 5
Keterampilan Menulis
K E gi A t A n B E LA J A R 1
K E gi A t A n B E LA J A R 2
Keterampilan Menulis Lanjut
A. PENGERTIAN MENULIS LANJUTAN
Fungsi utama menulis adalah alat komunikasi secara tidak langsung. Dalam
kegiatan berkomunikasi tulis, si penyampai pesan (penulis) menyampaikan pesan
(ide, gagasan, pikiran, kehendak, perasaan) melalui sistem lambang (bahasa tulis)
kepada si penerima pesan (pembaca). Kegiatan menulis itu melibatkan komponen-
komponen berikut: (1) penulis, (2) pesan, (3) sistem lambang bunyi (bahasa), dan
(pembaca). Penulis menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, ide, dan
perasaannya kepada pihak lain melalui media bahasa tulis. Melalui tulisannya itu,
si penulis berusaha untuk memproyeksikan dirinya ke dalam bahasa tertulis. Dia
akan mengambil peran tertentu. Dengan demikian, tulisannya akan mencerminkan
nada yang sesuai dengan maksud dan tujuan penulisannya.
C. KETERAMPILAN MENULIS LANJUT DI SD KELAS TINGGI
Jika kita cermati SKKD menulis untuk SD di atas, kita bisa menyimpulkan
bahwa aspek kebahasaan dalam menulis selalu diimersikan dalam kegiatan
menulis, terutama untuk kelas tinggi. Aspek-aspek kebahasaan itu meliputi; ejaan
dan tanda baca, diksi, kalimat efektif, kalimat santun. Dalam menulis sebuah
karangan, tentu saja kita harus memilih kata dan menyusunnya menjadi kalimat.
Kemudian, kalimat-kalimat itu kita rangkai menjadi paragraf, dan selanjutnya
terwujudlah sebuah karangan utuh dengan menggunakan organisasi karangan
tertentu. Dalam menuliskan kata serta kalimat, kita perlu pula memperhatikan dan
menaati konvensi dalam penggunaan huruf, tanda baca, serta konvensi tata tulis
lainnya. Ini berarti dalam menulis, kita dituntut untuk dapat memilih kata yang
tepat, menggunakan bentuk kata yang benar, menyusun kalimat yang efektif, dan
memperhatikan aspek ejaan serta organisasi karangan.
MODUL 6
KEGIATAN BELAJAR 1
1. Kelas I Semester 1
Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.
a. Membedakan berbagai bunyi bahasa.
b. Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk
sederhana.
c. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita.
2. Kelas I Semester 2
Memahami wacana lisan tentang deskripsi benda-benda di sekitar
dan dongeng.
a. Mengulang deskripsi tentang benda-benda di sekitar.
b. Menyebutkan isi dongeng.
3. Kelas II Semester 1
Memahami teks pendek dan puisi anak yang dilisankan.
a. Menyebutkan kembali dengan kata-kata atau kalimat sendiri isi
teks pendek.
b. Mendeskripsikan isi puisi.
1. Kelas II Semester 2
Memahami pesan pendek dan dongeng yang dilisankan.
c. Menyampaikan pesan pendek yang didengarnya kepada orang
lain.
d. Menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya.
( .......................................) (……………………….)
DI SUSUN :